Oleh :
Departemen Manajemen
Oktober 2022
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kekimpok
untuk mata kuliah Pengantar Manajemn dengan judul "Desain Struktur Organisasi- Dasar dan
Adaptif" dengan baik dan selesai tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Yuli soesetio, S.E ,M.M selaku
dosen pengantar manajemen yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal
mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.
Penulis.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Desain Dasar
a. Desain Struktur Organisasi
b. Enam Elemen Utama Desain Organisasi
c. Model Desain Organisasi
d. Faktor – Faktor Kontinjensi
e. Desain Organisasi Tradisional
2.2 Desain Adaptif
a. Desain Organisasi Kontemporer
b. Organisasi Berkolaborasi
c. Pengaturan Kerja Fleksibel
d. Tenaga Kerja Kontinjen
2.3 Tantangan-tantangan Desain Organisasi
DAFTAR RUJUKAN
BAB 1 PENDAHULUAN
b. Organisasi Berkolaborasi
Perusahaan mendorong adanya kolaborasi di antara para pekerjanya. Usaha
kolaborasi kerja suatu organisasi dapat bersifat internal yaitu kolaborasi kerja di antara
karyawan yang berada di dalam suatu organisasi yang sama. Namun, usaha kolaborasi
kerja juga dapat bersifat eksternal, dengan masing-masing pemegang saham. Dalam
kedua jenis kolaborasi tersebut, manajer harus dapat memahami bagaimana kolaborasi
tersebut sesuai dengan struktur organisasi dan tantangannya untuk membuat semua
bagian sukses melakukan kolaborasi kerja. Tipe-tipe kolaborasi kerja, yaitu :
1.) Kolaborasi Internal, opsi struktur kolaborasi internal meliputi :
Tim lintas fungsi mencakup berbagai bentuk pembagian kerja. Tim lintas
fungsi terdiri dari orang-orang dengan spesialisasi fungsional yang
berbeda. Setelah tim ini terbentuk, anggota tim berkolaborasi untuk
memecahkan masalah yang mereka hadapi bersama yang mempengaruhi
area fungsional masing-masing.Idealnya, batasan-batasan semu yang
memisahkan fungsi-fungsi kerja dihilangkan dan tim fokus pada kerja
sama untuk mencapai tujuan organisasi.
Kelompok kerja juga disebut sebagai komite ad hoc yaitu sebuah komite
temporer atau tim yang dibentuk untuk menyelesaikan masalah jangka
pendek yang tertentu yang mempengaruhi banyak departemen. Sifat
temporer dari kelompok kerja membedakan mereka dari tim lintas fungsi.
Anggota kelompok kerja biasanya melakukan tugas yang sesuai dengan
pekerjaan mereka sembari tergabung di dalam kelompok kerja. Namun,
anggota kelompok kerja harus berkolaborasi dalam menyelesaikan
masalah. Setelah masalah teratasi, kelompok kerja tidak lagi diperlukan
dan anggota dapat kembali ke tugas normal mereka.
Komunitas praktik adalah kelompok individu yang memiliki
kekhawatiran, masalah, atau minat yang sama mengenai sebuah topik,
yang meningkatkan pengetahuan dan keahlian mereka di bidang tersebut
dengan berinteraksi pada saat peristiwa terjadi.
2.) Opsi kolaborasi eksternal, meliputi inovasi terbuka dan kemitraan strategis.
Inovasi terbuka adalah memperluas pencarian ide-ide baru di luar batasan
organisasi dan memungkinkan inovasi untuk dipindahkan dengan mudah,
baik ke dalam atau ke luar organisasi. Keuntungan dari inovasi terbuka
adalah memberikan apa yang diinginkan konsumen melalui hak suara,
memungkinkan organisasi untuk mengatasi masalah yang kompleks,
memelihara hubungan internal dan eksternal, memfokuskan kembali
pasar, menyediakan cara untuk mengatasi kenaikan biaya dan
ketidakpastian dalam pengembangan produk. Kerugian inovasi terbuka
adalah kebutuhan besar untuk mengelola proses yang sedang berlangsung.
Kemitraan strategis merupakan interaksi kolaboratif di antara dua atau
lebih organisasi, di mana mereka menyatukan sumber daya dan kapabilitas
yang mereka miliki untuk beberapa tujuan usaha. alasan mengapa
kemitraan semacam itu masuk akal untuk dilakukan karena pengaturan
yang fleksibel dan informal menghasilkan efisiensi, menyediakan akses ke
pasar-pasar dan teknologi-teknologi baru, membutuhkan birokrasi yang
lebih sedikit ketika membuat dan membubarkan proyek kemitraan, risiko
dan biaya yang dikeluarkan ditanggung oleh pihak-pihak yang terlibat di
dalam kemitraan ini, identifikasi merek secara independen tetap
dipertahankan dan dapat dieksploitasi, bekerja dengan mitra yang
memiliki beragam kemampuan bisa membentuk sinergi besar, pihak pihak
yang bersaing biasanya dapat bekerja bersama secara harmonis; kemitraan
memiliki bentuk yang bervariasi mulai dari kemitraan sederhana hingga
kemitraan kompleks; belasan partisipan dapat diakomodasikan dalam
pengaturan kemitraan, dan antitrust law dapat melindungi aktivitas-
aktivitas divisi R&D.
3.1 Kesimpulan
Desain organisasi dinyatakan sebagai proses pembuatan keputusan yang dilakukan oleh
manajer untuk memilih struktur organisasi yang sesuai dengan strategi untuk organisasi dan
lingkungan tempat anggota organisasi melaksanakan strategi tersebut. Saat manajer menciptakan
atau mengubah struktur, mereka terlibat dalam Desain (perancangan) Organisasi, proses
melibatkan keputusan-keputusan yang mencakup enam elemen. Manajer harus melihat desain
organisasi sebagai pemecahan masalah dan mengejar tujuan organisasi dalam gaya situasional
atau kontingen. Yaitu Struktur yang dirancang untuk konteks spesifik organisasi atau subunitnya.
3.2 Saran
Organisasi berperan penting dalam berbagai hal. Terutama dalam pembentukan sebuah
kelompok atau organisasi memerlukan struktur organisasi. Dalam berorganisasi bukanlah hal
yang mudah, karena dalam suatu kelompok organisasi pasti akan banyak beberapa kontra
terhadap keputusan pemimpin dan banyak lagi. Akan tetapi hal seperti itu sangatlah bagus untuk
proses perkembangan organisasi. Oleh karena itu, kita dapat melatih cara pengorganisasian mulai
dari sekarang, entah itu mengikuti organisasi dalam kampus ataupun luar kampus, dari organisasi
besar hingga bisa membuat organisasi sendiri, itu semua guna melatih cara beroganisasi yang
baik dan benar.
DAFTAR RUJUKAN
Robbins, S.P, dan Mary C. 2015. Manajemen Jilid 1 Edisi 13. Jakarta : Erlangga