Oleh :
Departemen Manajemen
Oktober 2022
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah Pengantar Manajemen dengan judul "Pengelolaan Sumber Daya (Manusia,
Keuangan, Operasi)” dengan baik dan selesai tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Yuli soesetio, S.E ,M.M selaku
dosen pengantar manajemen yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal
mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.
Penulis.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Mengelola Sumber Daya Manusia
A. Proses Manajemen Sumber Daya Manusia
B. Mengidentifikasi dan Menyeleksi Karyawan yang Kompeten
C. Jenis Orientasi dan Pelatihan
D. Strategi Mempertahankan Karyawan yang Kompeten dab Berkinerja Baik
E. Isu-isu Kontemporer dalam Mengelola Sumber Daya Manusia
2.2 Pengelolaan Keuangan
A. Definisi Manajemen Keuangan
B. Tujuan Manajemen Keuangan
C. Sumber dana
D. Manajemen Modal Kerja
E. Manajemen Kas
F. Investasi Jangka Panjang
G. Rasio Keuangan
H. Time Value of Money
I. Kelayakan Usaha Sisi Keuangan
J. Perakunan
2.3 Operasi Manajemen
A. Keputusan Operasi
B. Tranformasi operasi
C. Perencanaan Operasi
D. Operasi Jasa
E. Total Quality Management
F. Pengontrolan Kualitas
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Oritentasi
Orientasi merupakan upaya pelatihan dan pengembangan awal bagi para
karyawan baru yang memberi mereka informasi mengenai perusahaan, jabatan dan
kelompok kerja. Ada dua jenis orientasi.
Orientasi unit kerja, yaitu memperkenalkan karyawan pada tujuan unit kerja,
menjelaskan bagaimana pekerjaannya berkontribusi terhadap pencapaian tujuan kerja,
dan memperkenalkan karyawan baru kepada rekan kerja.
Orientasi organisasi,yaitu memberi tahu karyawan baru tentang tujuan, sejarah,
filosofi, metode operasi, dan aturan perusahaan. Pengenalan ini juga harus mencakup
kebijakan karyawan yang relevan dan jika memungkinkan kunjungan ke perusahaan.
2. Pelatihan karyawan
Pelatihan karyawan merupakan aktivitas MSDM yang penting. Ketika permintaan
pekerjaan berubah, keterampilan karyawan juga harus berubah. Tentu saja, manajerlah
yang bertanggung jawab dalam memutuskan jenis pelatihan apa yang dibutuhkan
karyawan, kapan mereka membutuhkannya, dan jenis pelatihan apa yang harus diambil.
Jenis-jenis pelatihan :
Pelatihan khusus meliputi keterampilan pekerjaan-hidup dasar, kreativitas,
pendidikan konsumen, kesadaran budaya/keanekaragaman, perbaikan penulisan,
perubahan tata kelola, kepemimpinan, wawasan produk, keterampilan presentasi/
berbicara di depan publik, keamanan, etika, pelecehan seksual, kemampuan
membangun tim, kesehatan, dan sebagainya.
Pelatihan Umum meliputi keterampilan komunikasi, pemrograman dan aplikasi
sistem komputer, layanan pelanggan, pengembangan eksekutif, pengembangan
dan keterampilan manajerial, pengembangan diri, penjualan, keterampilan
supervisi, serta pengetahuan dan keterampilan teknologi.
Metode pelatihan :
a) Metode Pelatihan Tradisional
On the job : karyawan belajar cara melakukan tugas-tugas dengan
mempraktikkannya, biasanya setelah pengenalan terlebih dahulu terhadap
tugas yang bersangkutan.
Rotasi kerja : karyawan bekerja di berbagai bidang pekerjaan, sehingga
mengenali beragam tugas.
Mentoring dan coaching : karyawan bekerja dengan karyawan berpengalaman
yang memberikan informasi, dukungan, dan dorongan; disebut juga
apprenticeship di berbagai industri tertentu.
Latihan pengalaman : karyawan berpartisipasi dalam permainan peran,
simulasi, atau jenis pelatihan yang melibatkan tatap muka langsung.
Manual/buku kerja : karyawan merujuk pada buku pelatihan dan manual
untuk mendapatkan informasi.
Kelas pelatihan : karyawan menghadiri suatu kelas yang dirancang untuk
penyampaian informasi spesifik
b) Metode Pelatihan Berbasis Teknologi
CD-ROM/DVD/rekaman video/audio/podcast : karyawan mendengarkan atau
menonton media tertentu yang berisikan informasi atau mempertunjukkan
teknik-teknik tertentu.
Video conference/teleconference/TV satelit : karyawan mendengarkan atau
berpartisipasi ketika informasi tersebut disampaikan atau suatu teknik
diperlihatkan.
E-learning : pembelajaran berbasis Internet di mana karyawan berpartisipasi
dalam simulasi multimedia atau modul interaktif lainnya.
Mobile learning : pembelajaran yang dilakukan melalui perangkat mobile.
Berdasarkan semua metode pelatihan tersebut, bahwa semakin banyak organisasi yang
akan menggunakan aplikasi e-learning dan mobile dalam menyampaikan informasi
penting serta meningkatkan keterampilan karyawan.
Suasana kerja di organisasi sekarang dengan dua gender yang bercampur dalam
satu tim kerja dan jam kerja yang lebih panjang, cenderung memberikan kontribusi dalam
situasi seperti ini. Orang-orang menyadari bahwa mereka akan bekerja dalam jam kerja
yang panjang, sehingga tidak dipungkiri bahwa rasa cinta akan tumbuh. Tetapi percintaan
di tempat kerja bisa berpotensi menimbulkan masalah besar bagi organisasi. Selain
potensi konflik dan balas dendam antara rekan kerja yang ingin menghentikan hubungan
percintaan tersebut, masalah serius juga bisa muncul dari potensi tuduhan pelecehan
seksual, terutama hubungan cinta antara supervisor dan bawahan. Hubungan cinta di
tempat kerja yang terlalu konsensual bisa menciptakan lingkungan kerja yang kurang
ramah bagi orang lain di tempat kerja yang bersangkutan. Yang harus dilakukan manajer
tentang percintaan di tempat kerja adalah penting bagi mereka untuk memiliki kebijakan
yang menyangkut hubungan cinta di tempat kerja, terutama dalam hal mendidik
karyawan mengenai potensi pelecehan seksual.
C. Sumber Dana
Sumber dana internal (internal source) dapat diartikan sebagai suatu bentuk keuangan
yang pemuasan kebutuhan keuangannya berasal dari dalam perusahaan itu sendiri,
dengan kata lain sebagai dana yang mempunyai kekuatan atau kemampuan sendiri. Dana
internal perusahaan dapat disimpan sebagai dana laba sebagai bagian dari sisa laba
operasi dari dana sendiri atau digunakan sebagai sumber dana internal. Dana dalam
perusahaan terdiri dari dana yang berasal dari pemilik perusahaan, laba yang ditanamkan
kembali dalam perusahaa, surplus dana dan akumulasi penyusutan, atau disebut dana
cadangan. Dengan kata lain sumber dana dari internal, berupa laba dan depresiasi.
Sedangkan sumber eksternal yaitu memenuhi kebutuhan keuangan yang diambil atau
diperoleh dari sumber keuangan di luar perusahaan, antara lain berasal dari bank, dan
lembaga keuangan nonbank. Jenis pinjaman kepada pihak eksternal antara lain adalah:
1. Pinjaman jangka pendek (short term debt). Pinjaman jangka pendek biasanya
untuk membiayai modal kerja. Pinjaman jangka pendek merupakan pinjaman
yang berjangka waktu kurang dari setahun Kredit jangka pendek dapat berupa pin
jaman dari bank atau kredit dari penyuplai, misalnya penun daan waktu
pembayaran bahan baku.
2. Pinjaman jangka menengah. Pinjaman jangka menengah biasanya untuk
membiayai investasi jangka menengah. Pin jaman jangka menengah (intermediate
term debt) adalah pin jaman yang berjangka waktu 1 sampai 10 tahun.
3. Pinjaman jangka panjang Pinjaman jangka panjang bia sanya digunakan untuk
membiayai investasi jangka panjang, seperti gedung dan mesin Pinjaman jangka
panjang (long term debt) merupakan pinjaman yang berjangka lebih dari 10 tahun.
Sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah sebagai berikut :
Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga
tingkat pengembalian investasi marginal adalah sama atau lebih besar dari biaya
modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut.
Meminimalkan dalam jangka panjang biaya modal yang digunakan untuk
membiayai aktiva lancar.
Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari
sumber utang sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban
keuangannya ketika jatuh tempo.
Menurut Weston J.F. dan E.F. Brigham (1993), pengendalian investasi harta lancar
dimulai dari manajemen kas. Kas dapat berupa mata uang (currency), maupun rekening
koran atau giro (demand deposits) yang dimiliki perusahaan.
G. Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang dapat digunakan untuk
menilai kinerja perusahaan dari sisi keuangan berdasarkan laporan keuangan seperti
neraca (balance sheet), la poran laba-rugi (income statement), dan laporan aliran kas
(cash flow statement). Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, namun
analisis rasio keuangan adalah dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang di masa
yang akan datang. Artinya, performa keuangan masa lalu merupakan informasi berharga
untuk memperkirakan performa keuangan di masa mendatang. Rasio keuangan banyak
dijadikan acuan oleh internal per usahaan untuk menilai perkembangan kinerja
perusahaan, maupun untuk eksternal, misalnya bank calon pemberi kredit. maupun calon
investor. Secara umum rasio keuangan dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
8. Rasio Likuiditas.
Rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar yang jatuh tempo.
9. Rasio Efisiensi.
Rasio efisiensi merupakan rasio penilaian efektivitas perusahaan dalam
menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Rasio efisiensi atau rasio
aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur ke mampuan perusahaan
dalam mengonversi dari aset non kas menjadi aset yang berupa kas (cash).
10. Profitability Ratio (Rasio Laba)
Suatu metode untuk menganalisa perusahaan, seberapa besar kapasitas perusahaan
tersebut menghasilkan laba dari aktivitas bisnisnya.
11. Solvency Ratio (Rasio Hutang)
Metode untuk menganalisa kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka
panjang, dan jangka pendek. Kemampuan tersebut sangat penting sebagai bahan
pertimbangan para investor untuk menanamkan modalnya
2. Future value
Future value merupakan nilai uang yang akan diterima di masa depan dengan jumlah
uang yang kita miliki saat ini. Nilai dan jumlahnya otomatis akan meningkat, bahkan
berkali lipat, apabila uang ini diinvestasikan dan dengan tingkat suku bunga yang
tinggi.
3. Anuitas
Anuitas dapat diartikan sebagai pembayaran berangsur dalam jangka waktu yang
disepakati. Aktivitas ini lebih dikenal sebagai cicilan dengan besaran jumlah
pembayarannya tetap. Dalam perusahaan asuransi, anuitas merupakan kontrak
pembayaran imbalan premi secara berkala kepada nasabah. Konsep ini berfungsi
untuk menghitung bunga pinjaman atau investasi jangka panjang.
J. Perakunan
Terdapat beberapa jenis laporan keuangan, antara lain neraca, laporan rugi laba, dan
laporan aliran kas. Dalam menyusun laporan keuangan, diperlukan beberapa tahapan
mulai dari pencatatan transaksi, penyusunan jurnal (journal), penyusunan ledger atau
post, sampai pembuatan kesimpulan da lam bentuk laporan keuangan. Penjelasan lebih
detail mengenai proses perakunan dapat dibaca lagi pada buku-buku akutansi.
Akun dapat digolongkan kedalam beberapa kategori, yaitu :
1. Akun Rill (Real Account) adalah akun yang disajikan ke dalam neraca antara lain
harta/aktiva, utang, dan modal. Akun riil disebut akun terbuka (akun permanen)
karena akun riil memiliki saldo yang akan dibuka kembali untuk tahun
berikutnya. Contoh akun real antara lain ; aktiva (aset/harta), utang, modal.
2. Akun Nominal (Nominal Account) adalah akun yang disajikan ke dalam laba
rugi antara lain pendapatan/penjualan dan beban. Akun nominal tidak memiliki
saldo karena sudah dipindahkan ke modal. Akun nominal disebut dengan akun
tertutup (Closed Account) maka dari itu akun ini disebut juga akun sementara.
Contoh akun nominal antara lain; pendapatan, beban/biaya.
3. Akun Campuran (Mixer Account) adalah akun yang selalu menambah akun yang
lain. Misalnya beban angkut pembelian dan agio, akun ini disebut dengan akun
penambah. Disisi lain ada akun yang selalu mengurangi akun lain, misalnya akun
akumulasi penyusutan gedung,akumulasi penyusutan peralatan, cadangan
kerugian piutang, return, potongan pembelian, dan potongan penjualan. Akun ini
biasa disebut dengan akun kontra / akun.
Fungsi Akun :
1. Menunjukan tempat pencatatan unsur aktiva/harta, kewajiban/utang,
ekuitas/modal, pendapatan, beban, dan prive
2. Menunjukan pertambahan / berkurangnya unsur unsur harta, utang, modal
pendapatan, beban.
3. Sebagai sumber informasi mengenai posisi harta, utang, modal, dan perubahannya
sebagai dasar penyusunan laporan keuangan..
Unsur dalam Perakunan
1. letter of interest (surat lamaran kerja bertujuan menawarkan diri ke perusahaan)
2. Employee referral (rekomendasi internal organisasi)
3. Adveristing (iklan)
4. Open house
3.) Persediaan (Inventory) Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada
hakekatnya berkaitan dengan pengaturan material yang diperlukan untuk
keperluan produksi, mulai dari pengaturan bahan baku, barang setengah jadi
maupun produk jadi. Ditinjau dari segi permasalahan yang dihadapi, keputusan ini
dapat dibedakan atas keputusan tentang operating system persediaan dan
keputusan tentang inventory policy.
4.) Tenaga Kerja
Keputusan yang berkaitan dengan mengelola orang yang merupakan pekerjaan
terpenting yang perlu dibuat oleh seorang manajer mengingat tenaga kerja tidak
hanya sebagai salah satu faktor produksi tetapi merupakan faktor penentu dari
keberhasilan semua aktivitas didalam sistem produksi. Keputusan dalam kategori
ini dimulai sejak proses seleksi karyawan sampai dengan pensiun. Adapun
keputusan keputusan rutin diantaranya penugasan karyawan, pengaturan lembur
dan cuti, penggiliran kerja dan sebagainya.
5.) Kualitas Produksi
Keputusan ini berbuhungan dengan keputusan yang dilakukan oleh manajer
produksi yang bertanggungjawab atas kualitas dari barang/jasa yang dihasilkan,
oleh sebab itu manajer produksi wajib untuk melakukan kegiatan-kegiatan agar
produk/ jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
B. Transformasi oprasi
Dalam proses operasi bisnis terjadi suatu transformasi, yaitu transformasi dari input
menjadi output. Input antara lain berupa energi, bahan baku, tenaga kerja, kapital, dan
informasi. Sedang kan output-nya berupa barang maupun jasa. Untuk mengubah input
menjadi output diperlukan teknologi proses, yaitu metode, prosedur dan peralatan yang
digunakan proses transformasi ter sebut.
Secara historis, terminologi produksi lebih banyak dikaitkan dengan proses pabrikasi atau
manufacturing. Oleh karena itu, di kembangkan manajemen produksi. Namun, istilah
manajemen produksi pada saat ini banyak yang mengganti dengan mana jemen operasi.
Hal itu disebabkan bahwa proses yang dilaku kan produsen tidak hanya meliputi
pembuatan barang semata, namun juga penyediaan jasa.
C. Perencanaan oprasipppp
Dalam perencanaan operasi direncanakan berbagai keputusan operasi, mulai dari desain
produk, desain proses, tata letak, ka pasitas produksi, lokasi, kebutuhan bahan baku,
penjadwalan, kualitas, penyimpanan, distribusi, dsb. Dalam suatu bisnis yang kecil,
proses perencanaan operasi biasanya relatif sederhana, se dangkan pada skala usaha
besar, perencanaan operasi merupa kan tahapan yang rumit dan kompleks. Dalam
perencanaan operasi diperlukan estimasi atau pro yeksi dan asumsi. Estimasi dan asumsi
dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, di antaranya mengacu pada pola yang ter
jadi pada periode sebelumnya, expert panels maupun pendekatan kuantitatif. Perencanaan
kapasitas dipengaruhi oleh kebutuhan pasar atau permintaan dan kapasitas produksi dari
fasilitas yang dimiliki. Sedangkan, pemilihan lokasi operasi dipengaruhi oleh lokasi
bahan baku, keberadaan pasar, ketersediaan energi, regu lasi dan pajak, biaya energi dan
transportasi, dan kondisi ling kungan sekitar. Sering kali pengusaha memilih lokasi di
suatu kawasan industri karena pertimbangan ketersediaan fasilitas dan kemudahan akses,
misalnya shipping, instalasi pengolahan limbah (IPAL), keamanan, dsb. Mengenai tata
letak atau layout terdapat beberapa jenis tata letak yang dapat diacu disesuaikan dengan
aliran produksi. Menurut Schroeder (2000), terdapat 31 jenis aliran produk, yaitu:
1. Line flow (aliran lini atau aliran garis)
Dalam aliran lini, operasi mengalir secara linier, di mana bahan baku atau material
bergerak mengikuti alur dan peralatan yang bersifat tetap. Bahan baku maupun
produk setengah jadi berge rak mengalir dari work station (peralatan kerja) atau
jenis peker jaan paling awal sampai paling akhir. Sebutan lain dari line flow
antara lain adalah mass production yang banyak dijumpai da lam perakitan
elektronika dan mesin, serta continues production
D. Operasi Jasa
Jasa atau pelayanan (services) didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang
menghasilkan waktu, tempat, bentuk, dan kegunaan psikologis. Jasa merupakan kegiatan,
perbuatan, atau kinerja yang bersifat tidak nampak. Manajemen operasi jasa membahas
mengenai penerapan manajemen operasi pada perusahaan jasa. Pemahaman mengenai
manajemen operasi jasa perlu ditekankan mengingat jasa memiliki karakteristik yang
berbeda dengan barang. Karakteristik pembagian dimensi perusahaan jasa disesuaikan
dengan kondisi perusahaan jasa yang tentu saja berbeda dari perusahaan manufaktur, ke
dalam enam dimensi, yaitu (1) fokus pada peralatan atau orang; (2) lamanya hubungan
atau kontak dengan pelanggan; (3) kastemisasi atau pengaruh pelanggan dalam
menentukan jasa yang dimintanya; (4) hubungan atau kontak dengan pelanggan dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan; (5) sumber nilai tambah, yaitu baris depan atau baris
belakang; dan (6) fokus produk atau proses.
Beberapa tren dalam manajemen operasi jasa meliputi perbaikan produktivitas,
persaingan global, perubahan teknologi yang cepat, dan isu etika, perbedaan kekuatan
kerja, dan lingkungan. Dalam persaingan global, organisasi atau perusahaan harus
memandang pelanggan, pemasok, lokasi fasilitas, dan pesaing dalam konteks global.
Beberapa hal yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi global, yaitu 1)
memperbaiki teknologi transportasi dan informasi; 2) pengurangan peraturan atau
regulasi dalam institusi keuangan; 3) peningkatan permintaan terhadap pelayanan
pelanggan; 4) pengurangan batasan impor dan hambatan perdagangan internasional
lainnya; dan 5) keunggulan bersaing dalam hal biaya. Selanjutnya, perubahan teknologi
yang demikian cepat telah menjadikan era e-commerce yang cepat berubah. Jasa atau
pelayanan juga dapat dilakukan dalam lingkungan maya (virtual environment) atau yang
sering disebut dengan e-Service
E. Total Quality Management
Total quality management didefinisikan sebagai konsep perbaikan yang dilakukan secara
terus-menerus, yang melibatkan semua karyawan di setiap level organisasi untuk
mencapai kualitas yang exellent dalam semua aspek organisasi melalui proses
manajemen. Pengertian TQM menurut Handoko (1998: 1), menunjukkan tiga pengertian.
Pertama, TQM merupakan strategi organisasional menyeluruh yang melibatkan semua
jenjang dan jajaran manajemen dan karyawan. Setiap orang terlibat dalam proses TQM.
Lebih lanjut, kata “total” berarti bahwa TQM tidak hanya mencakup pengguna akhir dan
pembeli eksternal, tetapi juga pelanggan internal, pemasok, bahkan personalia yang
mendukung. Kedua, kualitas bukan hanya produk bebas cacat, melainkan lebih
menekankan pelayanan kualitas. Kualitas didefinisikan oleh pelanggan, bukan organisasi
atau manajer departemen pengendaliankualitas. Kenyataan bahwa ekspektasi pelanggan
bersifat individual, bergantung pada latar belakang sosial ekonomis dan karakteristik
demografis, mempunyai implikasi penting, yaitu kualitas bagi seorang pelanggan
mungkin tidak sama bagi pelanggan lain. Ketiga, tantangan TQM adalah menyajikan
kualitas bagi pelanggan. TQM merupakan pendekatan manajemen, bukan pendekatan
teknis pengendalian kualitas yang sempit. Pendekatan TQM sangat berorientasi pada
manajemen orang. Implementasi TQM mensyaratkan berbagai perubahan organisasional
dan manajerial total dan fundamental, yang mencakup misi, visi, orientasi strategis, dan
berbagai praktik manajemen vital lainnya.
F. Pengontrolan Kualitas
Merupakan sebuah proses penelitian produk yang dilakukan perusahaan selama
proses produksi yang berlangsung guna menjaga serta memperoleh kualitas produk yang
telah ditentukan kriteria serta standarnya. Berbagai kegiatan dilakukan dalam proses ini
seperti melakukan pengawasan, melakukan pengujian ataupun pengetesan sebuah produk,
serta memeriksa setiap langkah proses produksi yang dilakukan dalam membuat atau
menciptakan sebuah produk. Tujuan adanya pengontrolan kualitas :
Memastikan setiap barang maupun jasa yang dibuat oleh perusahaan tersebut
terjaga kualitasnya.
Mampu merekomendasi pengolahan ulang terhadap produk maupun jasa yang
memiliki kualitas rendah.
Mampu membuat catatan berupa analisis segala hal maupun langkah yang
dilakukan dalam proses produksi
Mencatat atau mendata segala tes maupun hasil inspeksi yang dilakukan terhadap
produk dari perusahaan tersebut.
Mampu menjaga serta mendata segala proses inspeksi serta protokol yang
digunakan dalam proses produksi.
Mampu bertanggung jawab dalam mengidentifikasi segala masalah maupun isu
yang terjadi dalam proses produksi serta menemukan solusi yang tepat.
Jenis Pengontrolan Kualitas
quality control internal yang merupakan bentuk pengendalian mutu yang
memiliki hubungan secara langsung dalam pembuatan protokol internal yang
dibuat sebuah perusahaan serta pengecekan sistem produksi.
quality control external yang merupakan bentuk pengendalian mutu yang
memiliki kaitan dengan berbagai produk serta data sebuah perusahaan yang
nantinya akan dikirim ke perusahaan eksternal yang tidak memiliki afiliasi.
Proses Pengontrolan Kualitas
1. Perencanaan
Terjadinya suatu pertimbangan serta pengembangan dari sebuah rencana serta
menentukan pedoman yang akan digunakan dalam proses produksi, selain itu
dalam tahapan ini juga dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada
semua orang yang bersangkutan dalam proses produksi mengenai pentingnya
pengendalian mutu tersebut.
2. Pelaksanaan, dimana dalam tahapan ini rencana yang sudah disusun mulai
diterapkan secara perlahan dan dimulai dari skala yang kecil. Selain itu, dalam
tahapan ini juga dimulai pembagian tugas pada setiap anggota secara merata
menyesuaikan dengan kapasitas serta kemampuan yang mereka miliki.
3. Pemeriksaan, melalui tahapan ini rencana yang sudah dijalankan sebelumnya akan
diperiksa apakah sudah sesuai dengan perencanaan dan apakah sudah ada
perkembangan dari proses produksi yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan
melalui membandingkan produk yang sedang dalam proses produksi dengan
protokol standar yang berlaku di dalamnya, dan jika terjadi sebuah isu ataupun
masalah harus dapat diselesaikan secepat mungkin dan menemukan solusi yang
sesuai.
4. Action.
Dalam tahapan ini, rencana yang sudah dijalankan harus melalui analisa apakah
sudah sesuai dengan protokol yang ada, dan jika adanya perubahan yang terjadi
segera melakukan penyesuaian jika diperlukan. Hal ini dilakukan sebagai
kaitannya dengan standarisasi prosedur baru agar di kemudian hari tidak timbul
suatu masalah yang sama berulang kali.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR RUJUKAN