Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ILMU PENGANTAR MANAJEMEN

“Organisasi dan Manajemen”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Ilmu Pengantar Manajemen

Dosen Pembimbing :

Romat Efendi Sipahutar, M.Pd

Disusun Oleh :

Dea Annisa Seswoyo [71220214007]

Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Fakultas Agama Islam

Universitas Islam Sumatera Utara

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji milik Allah Yang Maha Esa berkat limpahan karuniaNya saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Organisasi dan Manajemen”. Dan tak lupa shalawat
beriring salam saya panjatkan kepada Baginda Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi Wassalam yang
kita harapkan syafaat nya di yaumul hisab nanti.

Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pengentar
Manajemen yang diampu oleh Bapak Romat Efendi Sipahutar,M.Pd yang bertujuan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan kepada penulis dan pembaca.

Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi
tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga saya menerima segala kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk kita semua.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Medan, 08 Oktober 2023

Dea Annisa Seswoyo

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii
BAB I............................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang...................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................. 4
C. Tujuan Masalah..................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN............................................................................................................................5
1. Pengertian Organisasi.............................................................................................................5
a. Komponen-komponen Pengorganisasian............................................................................5
b. Sturuktur Organisasi...........................................................................................................6
2. Pengertian Manajemen...........................................................................................................8
a. Fungsi-fungsi Manajemen.................................................................................................. 9
b. Merencanakan Sasaran dan Tujuan Manajemen.................................................................9
c. Ciri-Ciri Khas Tujuan Manajemen yang Efektif...............................................................10
3. Hubungan Organisasi dengan Manajemen...........................................................................11
BAB III........................................................................................................................................ 13
KESIMPULAN........................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan......................................................................................................................... 13
B. Saran dan Kritik...................................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adanya manajemen bisa membantu perusahaan dalam mencapai tujuan yang diinginkannya.
Manajemen berperan untuk melaksanakan tahapan atau fungsi manajemen dalam sebuah
organisasi. Jika manajemen organisasinya baik, maka tujuan organisasi atau perusahaan bisa
tercapai. Manajemen juga turut berperan dalam menentukan kegiatan atau langkah apa saja yang
dianggap efisien dan efektif untuk perusahaan. Efisiensi serta efektifitas kerja hanya bisa
diwujudkan ketika setiap bagian dalam organisasi dapat saling berkoordinasi dengan baik.
Sedangkan koordinasi yang baik dapat tercipta dengan adanya manajemen di dalam organisasi.

Sebab itulah tujuan adanya manajemen dalam organisasi selanjutnya yaitu mengkoordinir
setiap individu dan juga divisi. Dengan begitu operasional dapat berjalan lebih lancar serta
tertata.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan organisasi?

2. Apa yang dimaksud dengan manajemen?

3. Apa hubungan antara organisasi dan manajemen?

C. Tujuan Masalah

1. Agar mengetahui makna dari organisasi

2. Agar mengetahui makna dari manajemen

3. Agar mengetahui hubungan antara organisasi dan manajemen

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Organisasi

Organizing (mengorganisir) adalah proses pengelompokkan kegiatan-kegiatan untuk


mencapai berbagai tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer yang
mempunyai kekuasaan, yang perlu untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
Pengorganisiran dilakukan untuk menghimpun dan mengatur semua sumber-sumber yang
diperlukan, termasuk manusia sehingga pekerjaan yang dikehendaki dapat dilaksanakan dengan
berhasil. Sebenarnya, manusia adalah yang paling terdepan dalam pentingnya dan perhatian.
Dengan cara mengorganisir, orang-orang dipersatukan dalam pelaksanaan tugas-tugas yang
saling berkaitan.

Tinjauan teratas dari organizing adalah untuk membantu orang-orang dalam bekerja
bersama-sama secara efektif. Seorang manajer harus mengetahui kegiatan-kegiatan apa yang
harus diurus, siapa yang membantu dan siapa yang dibantu, saluran-saluran komunikasi,
pengelompokkan pekerjaan yang diikuti. Hubungan-hubungan antar kelompok kerja yang
berbeda-beda, susunan umum dari kelompok kerja itu. Jawaban-jawaban untuk persoalan ini
diberikan dengan cara pengorganisasian yang efektif. Seharusnya semua pegawai harus (1)
mempunyai pengertian yang tepat dan ringkas mengetahui keperluan-keperluan pekerjaan
mereka, dan (2) mengetahui hubungan mereka dengan manajer langsungnya dan juga manajer
yang lain dalam kelompok kerja itu. Lagi-lagi organizing memberikan informasi ini.
Mengorganisasi perlu karena kerja yang dilakukan adalah terlampau banyak untuk ditangani oleh
seorang perorangan saja. Oleh karena itu diperoleh pembantu-pembantu, dan ciptakan masalah
memperoleh kegiatan kelompok yang efektif. Banyak otak, tangan dan kecakapan yang mungkin
dihimpun dan semuanya ini harus dikoordinasikan tidak saja untuk menyelesaikan pekerjaan
yang ditentukan, tetapi juga dengan cara yang paling efektif.

a. Komponen-komponen Pengorganisasian

Ada empat komponnen nyata dari pengorganisasian, dan komponen itu dapat diingat
dengan perkataan “ W E R E “ , yang berarti Work, Employes, Relationships, and Environment
(Pekerjaan, pegawai-pegawai, hubungan-hubungan, dan lingkungan). Mari kita tinjau empat
komponen ini lebih dekat.

5
1). Pekerjaan. Fungsi-fungsi yang akan dijalankan berasal dari tujuan-tujuan yang
dinyatakan itu. Mereka merupakan landasan bagi organisasi. Fungsi-fungsi itu dipisah-pisahkan
dalam subfungsi-subfungsi dan seterusnya dalam sub-sub fungsi. Hal ini dilakukan karena: (a)
pembagian pekerjaan itu dikalangan sebuah kelompok menghendaki bahwa pekerjaan itu harus
dibagi-bagi; (b) spesialis pekerjaan mengharuskan satuan-satuan tugas yang kecil-kecil. Dari
berbagai fungsi-fungsi ini, kelompok-kelompok kegiatan kerja sekarang dibentuk atas dasar
persamaan pekerjaan maupun efesiensi, yaitu fungsi-fungsi tertentu, jika ditempatkan dalam
kelompok-kelompok akan terlaksanakan dengan cara yang paling baik. Kelompok-kelompok ini
dinamakan dengan istilah organization work units (satuan-satuan kerja organisasi).

2). Pegawai-Pegawai. Kepada setiap orang ditugaskan suatu bagian khusus dari pekerjaan
keseluruhannya. Lebih disukai, kalau penugasan itu akan diberikan pengakuan sepenuhnya
kepada perhatian pegawai itu, perilakunya, pengalamannya, dan kecakapannya. Pengakuan ini
adalah vital dalam mengorganisir. Penugasan kepada seseorang perorangan biasanya terdiri atas
suatu bagian dari pekerjaan suatu unit kerja organisasi atau dalam beberapa hal, ia meliputi
semua pekerjaan dari kesatuan itu. Selain itu, dalam kasus-kasus tertentu, pekerjaan dari
beberapa satuan-satuan dimasukkan kedalamnya. Dari tindakan inilah dihasilkan suatu
“organization work employment unit” –satuan tugas kerja organisasi.

3). Hubungan-hubungan. Ini merupakan kepentingan utama dalam pengorganisasian. Hubungan


seorang pegawai dengan pekerjaan, interaksi seorang pegawai dengan yang lain, merupakan isu-
isu yang menentukan pengorganisasian. Keselarasan dan kesatuan usaha mungkin hanya kalau
hubungan-hubungan ini baik. Kebanyakan persoalan dalam pengorganisasian, sampai beberapa
jauh menyangkut kesulitan-kesulitan hubungan.

4). Lingkungan. Komponen nyata terakhir ini dari pengorganisasian mencakup alat-alat fisik dan
iklim umum, di mana para pegawai akan melaksanakan pekerjaan. Lokasi, peralatan, meja-meja,
formulir-formulir, penerangan,semangat umum, dan sikap-sikap adalah contoh-contoh dari
faktor-faktor yang membentuk lingkungan. Lingkungan mempunyai dampak yang berarti kepada
hasil-hasil yang diperoleh dari pengorganisasian.

b. Sturuktur Organisasi

Dari pengorganisasian muncullah suatu struktur organisasi, yang memperlihatkan arus


interaksi dalam organisasi itu siapa yang memerintah, yang menjawab, dan siapa yang
melaksanakan suatu pekerjaan. Digambarlah suatu “organization chart” –peta organisasi-
memperlihatkan kegiatan-kegiatan apa yang dilaksanakan dan oleh siapa, pengelompokkan kerja
dari kegiatan-kegiatan , serta kaitan-kaitannya. Garis itu, menunjukkan arus formal komunikasi
dan pembuatan keputusan. Pengaturan yang paling populer menempatkan mereka yang

6
mempunyai kekuasan paling besar untuk membuat keputusan di puncak atas peta itu, dan mereka
yang paling sedikit kekuasaannya di bagian bawah.

Peta organisasi membantu dalam: (1) pengidentifikasian tingkat-tingkat organisasi, seperti


puncak, menengah, dan di bawah; (2) menyebut satuan-satuan dari setiap tingkat, seperti devisi,
departemen, dan seksi-seksi; serta (3) menentukan titel-titel. Buku-buku petunjuk organisasi
semakin lama semakin menjadi biasa. Berbagai ukuran yang digunakan, tetapi setiapnya
memberikan informasi penuh mengenai setiap pekerjaan utama dan menguraikan persyaratan-
persyaratan, pembahasan-pembahasan, dan hubungannya dengan pekerjaan lain dalam organisasi
itu. Keuntungan-keuntungan besar dari peta organisasi dan buku-buku petunjuk terletak dalam
mempersiapkan dan memeliharanya. Peta dan buku memaksa orang yang mempersiapkannya
untuk berpikir mengenai pengorganisasian, dan membuat keputusan-keputusan organisasi yang
sulit. Seterusnya peta dan buku berguna sebagai sumber-sumber yang baik dari informasi untuk
tujuan-tujuan latihan, penyelesaian sengketa-sengketa, dan pengacuan kepada pengaturan-
pengaturan organisasi dari waktu yang lalu. Sebaliknya, mereka sulit untuk dipelihara sesuai
zaman, mungkin salah dianggap sebagai simbol, serta memberi informasi yang terbatas.

Dalam struktur organisasi tersebut, direktur utama bertugas sebagai pemimpin perusahaan.
Direktur haruslah bertanggung jawab kepada direktur utama. Dalam menjalankan tugasnya,
direktur membawahi manager pemasaran, manager dan manager produksi. Tiap manager
membawahi divisi sesuai dengan bidangnya. Misalnya manager pemasaran memimpin divisi
pemasaran untuk melakukan pemasaran produksi. Sedangkan manager membawahi divisi untuk
mengatur pegawai. Manager produksi bertanggung jawab atas divisi produksi barang suatu
perusahaan.

7
2. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau
pengarahan suatu kelompok orang-orang ka arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-
maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksaannya adalah managing
(pengelolaan), sedangkan pelaksanaannya disebut manajer atau pengelola.

Seorang yang menjadi manajer mengambil alih kewajiban-kewajiban baru, yang


seluruhnya bersifat manajerial. Hal yang penting diantaranya adalah meniadakan kecenderungan
untuk melaksanakan sendiri semua urusan. Tugas-tugas operasional dicapai melalui usaha kerja
para bawahan sang manajer. Pada hakikatnya, tugas seorang manajer adalah menggunakan usaha
para bawahan secara berdaya guna. Akan tetapi, para manajer jarang benar-benar menghabiskan
waktunya dengan pengelolaan, biasanya mereka melaksanakan suatu pekerjaan non-manajemen.
Berdasarkan defenisi di atas, maka biasanya manajemen dihubungkan dengan suatu kelompok.
Usaha bersama-sama (cooperative endeavor) adalah ungakapan zaman sekarang. Sumber-sumber
bahan yang luas dan kecakapan teknis kurang berguna, kecuali jika kemampuan manajemen
untuk menggunakan sumber-sumber ini melalui suat kelompok terorganisasi yang didorong dan
dikembangkan. Selanjutnya, karena adanya berbagau keterbatasan orang per orang maka
dipandang perlu untuk mendayagunakan kelompok tersebut, demi mencapai tujuan-tujuan yang
paling pribadi.

Manajemen mempunyai tujuan tertentu dan tidak dapat diraba. Ia berusaha untuk mencapai
hasil-hasil tertentu, yang biasanaya diungkapkan dengan istilah-istilah objectives atau hal-hal
yang nyata. Usaha-usaha kelompok itu memberi sumbangannya kepada pencapaia yang khusus
itu. Mungkin manajemen dapat digambarkan sebagai hal yang tidak nyata karena ia tidak dapat
dilihat, tetapi hanya terbukti oleh hasil-hasil yang ditimbangkannya (output) atau hasil kerja yang
memadai, kepuasam manusiawi, dan hasil-hasil produksi, serta jasa yang lebih baik.

Manajemen adalah ilmu pengetahuan maupun seni. Ada suatu pertumbuhan yang teratur
mengenai manajemen (suatu ilmu pengetahuan), yang menjelaskan manajemen dengan
pengacuan kepada kebenaran-kebenaran umum. Hubungan-hubungan antara sebab musabab
antara variabel dalam manajemen sudah ditentukan dan diungkapkan, sebagai generalisasi takluk
kepada penelitian selanjutnya dan disesuaikan dengan pengetahuan baru. Semua ilmu
pengetahuan bersifat dinamis, dan akan lebih mempunyai lebih banyak ilmu pengetahuan, yang
terkumpul dari yang pernah dipunyai orang-orang Mesir purbakala atau penduduk kekaisaran
romawi.

8
Seni adalah pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan. Ia adalah kecakapan
yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan, dan pelajaran, serta kemampuan untuk
menggunakan kemampuan manajemen. Seni manajemen menghendaki kretivitas, atas dasar, dan
dengan syarat suatu pengertian mengenai ilmu manajemen. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan
dan seni manajemen marupakan komplemennya masing-masing. Jika yang satu meningkat,
demikian pula seharusnya yang lain sehingga perlu ada suatu keseimbangan diantara keduanya.

a. Fungsi-fungsi Manajemen

Penting untuk diingat bahwa manajemen adalah bentuk kerja. Manajer dalam melakukan
pekerjaannya harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang dinamakan fungsi-fungsi
manajemen, yang terdiri dari berikut ini:

1) Planning – menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan
datang, dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan –tujuan itu.

2) Organizing – mengelompokkan, menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan


kekuasan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.

3) Staffing – menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengerahan, penyaringan,


latihan, dan pengembangan tenaga kerja.

4) Motivating – mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia ke arah tujuan-tujuan.

5) Controlling – mengukur pelaksanaan denga tujuan-tujuan, menentukan berbagai sebab


penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif yang diperlukan.

b. Merencanakan Sasaran dan Tujuan Manajemen

Titik tolak proses manajemen adalah menentukan objectivitas atau tujuan organisasi.
Objectivitas direncanakan untuk memberikan kepada suatu organisasi dan anggota-anggotanya
arah dan maksud. Sangat sulit untuk mempunyai manajemen yang berhasil tanpa tujuan-tujuan
yang didefinisikan dengan baik. Tujuan-tujuan haruslah didefinisikan dan diberitahukan
sedemikan rupa sehingga tujuan-tujuan itu dapat digunakan sebagai suatu ukuran keberhasilan
atau kegagalan. Targets and goals (sasaran dan tujuan-tujuan) kedua-duanya digunakan secara
bergantian untuk kata objectives sebagai sesuatu yang agak lebih khusus dan berkejangkauan
lebih dekat daripada goals.

9
Tidak banyak manajer yang mempertanyakan pentingnya objectives. Tujuan-tujuan yang
dikenal dan didefinisikan dengan baik dapat mempunyai kekuatan motivasi di dalamnya, dan
dengan sendirinya tujuan dapat membawa kepada tindakan membimbing usaha-usaha
manajemen secara efektif, serta menjauhkan dari berbagai usaha yang sia-sia.
Mengidentifikasikan dan memperkenalkan tujuan-tujuan merupakan tantangan-tantangan utama.
Semua yang bersangkutan harus mengetahui apa tujuan-tujuan itu dan semua anggota-anggota
manajemen harus bekerja bersama-sama menujunya. Agaknya, hal ini dapat diterima begitu saja,
namun terlalu sering tujuan-tujuan itu dinyatakan secara kabur, kalaupun ada dilakukan.
Persoalan lainnya adalah kecenderungan para manajer untuk tenggelam dalam persolan-
persoalan mendesak dan kehilangan pandangan-pandangan dari tujuan-tujuan mereka.

c. Ciri-Ciri Khas Tujuan Manajemen yang Efektif

Tujuan-tujuan haruslah praktis. Tujuan-tujuan harus mempunyai arti yang tepat bagi
manajer, menyatakan tujuan-tujuan dalam istilah-istilah yang kabur seperti membuat
pembangunan warga-warga atau mencari keuntungan, membiarkan banyak peluang untuk
berangan-angan. Menajer perlu mengetahui betapa banyak penduduk dengan ciri-ciri khas apa
dalam kurun waktu mana, atau berapa besarnya keuntungan dalam produksi pada suatu kurun
waktu. Hanyalah tujuan-tujuan khusus yang menunjukkan tujuan-tujuan pasti, kemana harus
mengusahakan apa yang dapat memberikan keapada manajer suatu landasan efektif untuk
bertindak. Sumber-sumber apa yang digunakan. Dalil-dalil dan resiko mana yang diterima, apa
kemungkinan-kemungkinannya untuk berhasil, dan apa yang harus diperbuat, semuanya itu lebih
mudah ditentukan kalau tujuan-tujuan itu ada dengan tegas.

Tujuan-tujuan yang dikuantitatifkan lebih disukai, misalnya tujuan yang paling baik adalah
tujuan yang ditentukan sebagai suatu presentase keuntungan atas penjualan-penjualan dalam
dolar atau penghasilan tertentu atas kekayaan-kekayaan. Banyak tujuan dapat dikuantatifkan dan
tujuan-tujuan yang tidak langsung dapat juga dikuantatifkan. Misalnya, pengembangan
manajemen, suatu tujuan yang tidak biasa dapat diukur secara langsung dapat dikuantatifkan
secara tidak langsung dengan melaporkan banyaknya promosi-promosi yang berwenang.
Biasanya digunakan beberapa indikator, yang menghubung-hubungkan dan memeriksa jawaban
itu, kalau kuantifikasi tidak langsung dipakai. Banyak manajer menganggap banyak tujuan-
tujuan berjangka panjang (lebih dari lima tahun) menolong dalam menerapkan persyaratan-
persyaratan suat organisasi untuk fasilitas-fasilitas produksi, pemasaran, keuangan, dan
personalia terhadap berbagai kemungkinan perubahan-perubahan lingkungan sepanjang yang
mengenai perincian dan timing (perhitungsn waktu), mungkin tujuan-tujuan jangka panjang
berbeda dengan maksud suatu organisasi. Yang pertama (tujuan –tujuan jangka panjang)
biasanya mengacu kepada jangka panjang yang ditentukan. Yang terakhir (maksud) mungkin
berkepanjangan selama suatu kurun waktu yang panjang dan tak ditentukan. Spesifikasi dan

10
timing haruslah bertalian secara logis, tetapi persyaratan ini dapat memberikan kesulitan-
kesulitan. Jikalau maksud organisasi itu adalah melipat-tigakan harga modal bersihnya dalam 10
tahun, mungkin suatu organisasi mencapai hal ini dengan suatu atau semua tujuan-tujuan jangka
panjang yang berikut : membeli firma-firma yang sudah berdiri, bergabung (merging), atau
perluasan dalam.

3. Hubungan Organisasi dengan Manajemen

Dalam manajemen masuk ke dalam organisasi. Dalam kalimat yang sederhana, manajemen
berarti juga proses mengatur segala hal dalam organisasi. Manajemen, menurut Robbins,
memiliki beberapa fungsi yang harus dilakukannya dalam mengelola organisasi:

1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Kepemimpinan
4. Pengendalian

Fungsi perencanaan meliputi menentukan tujuan organisasi, menetapkan suatu strategi


keseluruhan untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan suatu hirarki rencana yang
menyeluruh untuk memadukan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.

Fungsi pengorganisasian merupakan tanggung jawab dalam perancangan struktur


organisasi. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang
harus melakukan, bagaimana tugas-tugas itu dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa, di
mana keputusan harus diambil.Semua organisasi terdiri dari orang-orang, dan adalah tugas
manajemen untuk mengarahkan dan mengkoordinasi mereka. Inilah fungsi kepemimpinan. Saat
mereka memotivasi bawahan, mengarahkan kegiatan orang lain, memilih saluran komuniakasi
yangpaling efektif, atau memecahkan konflik antara anggota, mereka itu sedang melaksanakan
kepemimpinan.

Fungsi pengendalian merupakan fungsi yang terakhir. Setelah tujuan-tujuan ditentukan,


rencana-rencana dirumuskan, pengaturan struktural digambarkan, dan orang-orang dipekerjakan,
dilatih, dan dimotivasi, masih ada kemungkinan bahwa ada sesuatu yang keliru. Untk
memastikan bahwa semua urusan berjalan seperti seharusnya, manajemen harus memantau
kinerja organisasi. Kinerja yang sebenarnya harus dibandingkan dengan tujuan-tujuan yang
ditetapkan sebelumnya. Jika terdapat penyimpangan yang cukup berarti, adalah tugas manajemen

11
utnuk mengembalikan organisasi itu pada jalurnya. Pemantauan, pembandingan, dan
kemungkinan mengoreksi inilah yang diartikan dengan fungsi pengendalian.

Analisis:
Dari pendapat para ahli di atas dapat saya mengambil kesimpulan yang di mana Hubungan
Manajemen dan Organisasi saling terkait antara satu sama lain nan juga memberi peranan
dalamketerbatasan, yaitu sebuah organisasi telah kita ketahui adalah tempat atau wadah beberapa
orang yang memiliki struktur, landasan formal, memiliki visi misi yang sama. Untuk mencapai
suatu keberhasilan dengan menggunakan manajemen yang akan mengatur segala bentuk struktur,
aturan-aturan, dan sistematis setiap pekerjaan yang dilakukan tiap-tiap individu, seperti:

1. Perencanaan
Yaitu merancang segala system kerja apa saja yang harus dilakukan dan tujuan apa yang harus
dijadikan sebagai fungsi dalam organisasi tersebut

2. Pengorganisasian
Yaitu di dalam sebuah organisasi akan membutuhkan beberapa orang memiliki kemampuan
dalam masing-masing bidang yang dikuasainya, misalnya pada bidang pemasaran, keuangan,
secretariat, direktur, dll.

3. Kepemimpinan
Yaitu beberapa orang yang memiliki kemampuan berkemimpinan, biasanya orang-orang ini telah
ditunjuk oleh setiap kelompok yang dipercaya akan kemampuannya dapat mengajak seorang
bekerja sama.

4. Pengendalian
Setiap pekerjaan di dalam suatu organisasi akan tidak efektif dan efisien jika seseorang tidak
diberi batas setiap apa yang dilakukannya maka akan ada pengawasan dari suatu organisasi.

12
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Organizing (mengorganisir) adalah proses pengelompokkan kegiatan-kegiatan untuk


mencapai berbagai tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer yang
mempunyai kekuasaan, yang perlu untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
Pengorganisiran dilakukan untuk menghimpun dan mengatur semua sumber-sumber yang
diperlukan, termasuk manusia sehingga pekerjaan yang dikehendaki dapat dilaksanakan dengan
berhasil. Sebenarnya, manusia adalah yang paling terdepan dalam pentingnya dan perhatian.
Dengan cara mengorganisir, orang-orang dipersatukan dalam pelaksanaan tugas-tugas yang
saling berkaitan. Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ka arah tujuan-tujuan organisasional
atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksaannya adalah
managing (pengelolaan), sedangkan pelaksanaannya disebut manajer atau pengelola.

Hubungan Manajemen dan Organisasi saling terkait antara satu sama lain nan juga
memberi peranan dalamketerbatasan, yaitu sebuah organisasi telah kita ketahui adalah tempat
atau wadah beberapa orang yang memiliki struktur, landasan formal, memiliki visi misi yang
sama. Untuk mencapai suatu keberhasilan dengan menggunakan manajemen yang akan
mengatur segala bentuk struktur, aturan-aturan, dan sistematis setiap pekerjaan yang dilakukan
tiap-tiap individu

B. Saran dan Kritik

Meskipun saya menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi
pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu saya perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan yang saya miliki.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan
sebagai bahan evaluasi untuk saya kedepannya. Sehingga bisa terus menghasilkan karya tulis
yang bermanfaat bagi banyak orang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Khomsahrial, R. Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta. Grasindo. 2011. Rifa’i, M, Fadli, M.


Manajemen Organisasi. Jakarta: Citapustaka Media Perintis: Bandung. 2013.

Rivai, V, Mulyadi, D. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Rajagrafindo


Pustaka. 2012.
Sari, E. Pengambilan Keputusan dalam Organisasi. Jakarta: Jayabaya University Press:
Jakarta. 2007.

Tampubolon, M.P. Perilaku Keorganisasian (Organization Behavior). Bogor: Ghalia


Indonesia. 2015.

14

Anda mungkin juga menyukai