Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MATERI ORGANISASI DAN MANAJEMEN


Makalah disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Organisasi dan Manajemen
Dosen Pengampu: Ibu Elfi, SST, MPH

Disusun oleh :
Dimas Hafiz Wiryawan (P20637123011)
Tingkat 1 A

PRODI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA WIL. CIREBON
JALAN PEMUDA NO. 38 KOTA CIREBON
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang maha pengasih dan penyayang karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang "Materi
Organisasi dan Manajemen".

Shalawat dan salam semoga tetap tecurah limpahkan kepada nabi kita Nabi Muhammad SAW.
Dan tidak lupa juga kepada keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita sebagai umatnya.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas Organisasi dan Manajemen dengan tujuan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang Materi Organisasi dan Manajemen.

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati, penulis siap menerima kritik dan saran yang membangun
guna penulisan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Penulis berharap, semoga makalah
ini memberikan manfaat bagi banyak pihak si luar sana.

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka dengan segala
kerendahan hati penulis menghaturkan terimakasih kepada :

Ibu Elfi, SST, MPH

Dengan selesainya makalah ini, penulis mengharapkan jika makalah yang telah disusun ini
dapat memberikan manfaat dan pengetahuan yang berguna bagi para pembaca. Penulis sadar
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu Penulis harapkan adanya
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya selanjutnya agar menjadi lebih
baik lagi kedepannya.

Akhir kata Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi siapa saja yang
memperlukannya dimasa yang akan datang.

Cirebon, 19 Oktober 2023

Dimas Hafiz Wiryawan


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….ii
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….1
A.Latar Belakang…………………………………………………………………………..1
B.Rumusan Masalah………………………………………………………………………..2
C.Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………2
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………3
2.1 Konsep Dasar Organisasi Dan Manajemen……………………………………………...3
2.2 Prinsip Prinsip dan Fungsi Manajemen………………………………………………….3
2.3 Struktur Organisasi dan Jenisnya………………………………………………………..6
2.4 Konsep Kepemimpinan………………………………………………………………...11
2.5 Tipe dan Karakter Kepemimpinan……………………………………………………..12
2.6 Metode SWOT…………………………………………………………………………14
2.7 Metode Penyelesaian Masalah…………………………………………………………16
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………………….17
A.Kesimpulan……………………………………………………………………………..17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………18
BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Organisasi berasal dari kata Organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Definisi organisasi
telah banyak dikemukakan oleh para ahli baik dari dalam maupun luar negeri. Secara garis
besar pengertian dan definisi organisasi adalah suatu kelompok terdiri atas dua atau lebih orang
yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu secara bersama.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), organisasi adalah suatu kesatuan atau susunan
yang terdiri atas orang-orang dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan bersama. Contohnya
seperti sekelompok orang yang bekerja sama, layaknya asosiasi lingkungan, amal, serikat
pekerja, atau perusahaan.
Menurut Hersey dan Blanchard, manajemen adalah proses bekerja sama antara individu dan
kelompok beserta sumber daya lainnya, dalam mencapai tujuan organisasi. Proses ini dimaknai
sebagai fungsi dan aktivitas yang dilaksanakan oleh pemimpin dan para anggotanya dalam
bekerja sama agar tujuan organisasi dapat tercapai.
Organisasi manajemen adalah proses perencanaan,pengelompokan, pemantauan dalam sebuah
organisasi Dimana setiap individu di dalamnya memiliki peran masing-masing untuk bisa lebih
cepat mewujudkan tujuan dari organisasi atau perusahaan.
Unsur organisasi dan manajemen yang harus diketahui bahwa organisasi manajemen memiliki
unsur unsur manajemen, Unsur dari kegiatan manajemen yang penting untuk diterapkan dalam
perusahaan terdiri dari 6 aspek atau yang lebih dikenal dengan 6 m,yaitu:Man, Method,
Machine, Material, Money, Market
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengambil judul “Materi Organisasi Dan
Manajemen”
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas, terdapat beberapa rumusan masalah yaitu:

1. Apa Konsep Dasar Organisasi dan Manajemen?


2. Apa Prinsip-Prinsip dan fungsi Manajemen?
3. Bagaimana Struktur Organisasi dan Jenisnya?
4. Apa Konsep Kepemimpinan?
5. Bagaimana Tipe dan Karakter Kepemimpinan?
6. Bagaimana Metode SWOT?
7. Bagaimana Metode Penyelesaian Masalah?

C.Tujuan Penulisan

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, terdapat beberapa tujuan pembuatan makalah


ini yaitu:

1.Untuk mengetahui Konsep Dasar Organisasi dan Manajemen?


2.Untuk mengetahui Prinsip-Prinsip dan fungsi Manajemen?
3.Untuk mengetahui Struktur Organisasi dan Jenisnya?
4.Untuk mengetahui Konsep Kepemimpinan?
5.Untuk mengetahui Tipe dan Karakter Kepemimpinan?
6.Untuk mengetahui Metode SWOT
7.Untuk mengetahui Metode Penyelesaian Masalah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep dasar Organisasi dan Manajemen

Manajemen merupakan suatu proses pengelompokan, perencanaan, pelaksanaan dan juga


pemantauan terhadap seluruh sumber daya dari sebuah organisasi atau perusahaan agar bisa
mencapai tujuan.
Sementara organisasi ialah sekelompok orang yang saling bekerjasama dan juga berinteraksi
untuk menjalankan fungsi, peran juga tanggung jawabnya terhadap organisasi tersebut.
Jadi, manajemen organisasi bisa diartikan sebagai proses perencanaan, pengelompokan,
pemantauan dalam sebuah organisasi. Dimana setiap individu di dalamnya memiliki peran
masing-masing untuk bisa lebih cepat mewujudkan tujuan dari organisasi atau perusahaan.
2.2 Prinsip Prinsip Dan Fungsi Manajemen

A.Prinsip Prinsip Manajemen

Henry Fayol mengemukakan prinsip-prinsip manajemen yang dibagi menjadi 14 bagian,


yaitu :
1. Divisionofwork
Merupakan sifat alamiah, yang terlihat pada setiap masyarakat.Bila masyarakat berkembang
maka bertambah pula organisasi-organisasi baru menggantikan organisasi-organisasi lama.
Tujuan daripada pembagian kerja adalah menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih
baik dengan usaha yang sama.
2. Authority and Responsibility
Authority (wewenang) adalah hak memberi instruksi-instruksi dan kekuasaan meminta
kepatuhan.Responsibility atau tanggung jawab adalah tugas dan fungsi-fungsi yang harus dilakukan
oleh seseorang pejabat dan agar dapat dilaksanakan, authority (wewenang) harus diberikan kepadanya.
3. Discipline
Hakekat daripada kepatuhan adalah disiplin yakni melakukan apa yang sudah disetujui bersama
antara pemimpin dengan para pekerja, baik persetujuan tertulis, lisan ataupun berupa peraturan-
peraturan atau kebiasaan-kebiasaan.
4. Unityofcommand
Untuk setiap tindakan, seorang pegawai harus menerima instruksi-instruksi dari seorang atasan
saja. Bila hal ini dilanggar, wewenang (authority) berarti dikurangi, disiplin terancam, keteraturan
terganggu dan stabilitas mengalami cobaan, seseorang tidak akan melaksanakan instruksi yang sifatnya
dualistis.
5. Unityofdirection
Prinsip ini dapat dijabarkan sebagai : “one head and one plan for a group of activities having
the same objective”, yang merupakan persyaratan penting untuk kesatuan tindakan, koordinasi dan
kekuatan dan memfokuskan usaha.
6. Subordinationof individual interest to general interest
Dalam sebuah perusahaan kepentingan seorang pegawai tidak boleh di atas kepentingan
perusahaan, bahwa kepentingan rumah tangga harus lebih dahulu daripada kepentingan anggota-
anggotanya dan bahwa kepentingan negara harus didahulukan dari kepentingan warga negara dan
kepentingan kelompok masyarakat.
7. Remuneration of Personnel
Gaji daripada pegawai adalah harga daripada layanan yang diberikan dan harus adil.Tingkat
gaji dipengaruhi oleh biaya hidup, permintaan dan penawaran tenaga kerja.Di samping itu agar
pemimpin memperhatikan kesejahteraan pegawai baik dalam pekerjaan maupun luar pekerjaan.
8. Centralization
Masalah sentralisasi atau disentralisasi adalah masalah pembagian kekuasaan, pada suatu
organisasi kecil sentralisasi dapat diterapkan, akan tetapi pada organisasi besar harus diterapkan
disentralisasi.
9. Scalarchain
Scalar chain (rantai skalar) adalah rantai daripada atasan bermula dari authority terakhir
hingga pada tingkat terendah.
10. Order
Untuk ketertiban manusia ada formula yang harus dipegang yaitu, suatu tempat untuk setiap
orang dan setiap orang pada tempatnya masing-masing.
11. Equity
Untuk merangsang pegawai melaksanakan tugasnya dengan kesungguhan dan kesetiaan,
mereka harus diperlakukan dengan ramah dan keadilan.Kombinasi dan keramahtamahan dan keadilan
menghasilkan equity.
12. StabilityOf Tonure Of Personnel
Seorang pegawai membutuhkan waktu agar biasa pada suatu pekerjaan baru dan agar berhasil
dalam mengerjakannya dengan baik.
13. Initiative
Memikirkan sebuah rencana dan meyakinkan keberhasilannya merupakan pengalaman yang
memuaskan bagi seseorang. Kesanggupan bagi berfikir ini dan kemampuan melaksanakan adalah apa
yang disebut inisiatif.
14. Ecsprit de Corps
Persatuan adalah kekuatan”.Para pemimpin perusahaan harus berbuat banyak untuk merealisir
pembahasan itu
B.Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen menurut para ahli:
1. James AF Stoner dan George R. Terry menyebutkan fungsi-fungsi manajemen adalah: Planning,
Organization, Actuiting, dan Controlling.
2. Henry Fayol, fungsi-fungsi manajemen meliputi: Planning, Organizing, Commanding, Coordinating,
dan Controlling.
3. Ernest Dale, fungsi-fungsi manajemen meliputi: Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Innovation, Reporting, dan Controlling
4. Lutter M Gulick, fungsi manajemen meliputi: Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Coordinating, Reporting, Budgeting dan Controlling.akan dijelaskan 4 fungsi manajemen, yaitu:
Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organization), Pengarahan (Actuating) dan Pengawasan
(Controlling) sebagai berikut :
1.Perencanaan
Semua tokoh manajemen, menetapkan perencanaan sebagai salah satu fungsi manajemen.
Perencanaan menjadi langkah awal bagi organisasi, karena dibutuhkan untuk menetapkan tujuan-tujuan
organisasi. melalui penetapan tujuan organisasi, selanjutnya dapat menetapkan langkah-langkah
berikutnya.
2.Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian secara garis besar merupakan kegiatankegiatan: Penentuan orang-
orang yang terlibat dalam organisasi. menetapkan pembagian kerja, penetapan wewenang dan tanggung
jawab, penetapan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan. Ruang lingkup aktivitas fungsi
pengorganisasian, berpedoman pada tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

3.Pengarahan
Setelah ditetapkan orang-orang yang terlibat dalam organisasi dengan tugas dan tanggung
jawabnya, selanjutnya peran manajer adalah menggerakkan orang-orang dalam organisasi untuk
bersedia bekerja sesuai yang telah ditetapkan. Fungsi pengarahan berbeda dengan fungsi lainnya, karena
fungsi pengarahan lebih fokus pada pengelolaan sumber daya manusia. Tugas utama dalam
menjalankan fungsi ini, adalah menumbuhkan motivasa anggota karyawan, sehingga bersedia bekerja
dengan samangat dan kesenangan dalam bekerja tanpa merasa di paksa oleh pimpinan.
4.Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan proses evaluasi yang dilakukan pimpinan terhadap hasil kerja
organisasi. Pengawasan dimaksudkan untuk meminimalkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan
terhadap apa yang telah ditetapkan fungsi-fungsi sebelumnya. Fungsi-fungsi manajemen melekat pada
pelaksanaan kegiatan manajer, olah karena itu dengan memahami fungsi-fungsi manajemen, diharapkan
memahami juga konsep manajemen. Fungsi-fungsi manajemen dilaksanakan di setiap organisasi dan
disetiap tingkatan manajemen. Ruang lingkup pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen di setiap tingkatan
manajemen akan berbeda-beda, disesuaikan dengan konsentrasi pekerjaan masing-masing tingkatan.
2.3 Struktur Organisasi Dan Jenisnya
A. Organisasi Lini
Struktur organisasi garis atau struktur organisasi lini adalah bentuk hierarki yang saling
terhubung langsung menggunakan garis wewenang atau komando secara vertikal.
Bentuk struktur organisasi ini juga terkenal dengan nama lain, yaitu struktur organisasi
militer. Alasannya karena bentuk struktur organisasi garis lebih cocok untuk cakupan kecil,
seperti pada tingkat rukun tetangga hingga desa.
Dari namanya, struktur organisasi garis atau lini melimpahkan wewenang secara langsung
dari pemimpin terhadap bawahan. Melalui garis komando, setiap komponen, seperti
pimpinan tertinggi hingga posisi paling rendah saling terhubung. Berikut ini merupakan ciri-
ciri struktur organisasi garis atau lini.

Ciri Ciri Organisasi Lini

 Merupakan struktur organisasi yang kecil.


 Atasan dan bawahan memiliki hubungan formal yang langsung, mengikuti satu garis
wewenang.
 Jumlah komponen, bagian, jabatan atau posisi dalam hierarki sedikit.
 Pemimpin tertinggi adalah pemilik modal.
 Bentuk struktur organisasi cenderung sederhana dan stabil.
 Belum ada spesialisasi di dalam hierarki.
 Proses pengawasan lebih efektif.
 Aspek kedisiplinan terjaga dan terpelihara dengan mudah.
 Kepala unit memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh terhadap bidang
pekerjaannya masing-masing.

Kelebihan Organisasi Lini

 Atasan dan bawahan hanya terhubung satu garis komando.


 Garis kepemimpinan tegas dan tidak ada informasi atau instruksi yang simpang siur
karena pimpinan memberikannya secara langsung kepada bawahannya.
 Cenderung lebih hemat biaya.
 Proses koordinasi lebih mudah untuk dilakukan.
 Pembuatan keputusan di dalam organisasi cenderung lebih cepat.
 Kedisiplinan dan loyalitas komponen, bagian, jabatan atau posisi dalam hierarki,
cenderung lebih tinggi.
 Aspek solidaritas dan spontanitas seluruh bagian hierarki lebih besar.
 Terpupuk rasa pengertian dan memahami antar individu di dalam hierarki.
 Terdapat kesempatan untuk pelatihan dan pengembangan bakat pimpinan.
Kekurangan Organisasi Lini

 Terdapat tendensi munculnya gaya kepemimpinan otoriter dan bersikap kaku atau
tidak fleksibel.
 Pemimpin cenderung memiliki beban yang lebih berat karena posisi atau jabatan
hanya diemban seorang diri.
 Perkembangan kreativitas yang berada di hierarki level terendah cenderung terhambat
karena kesulitan mengambil tindakan inisiatif.
 Tujuan pemimpin dan organisasi lebih sulit dibedakan.
 Keberhasilan tergantung pada pemimpin organisasi.
 Absennya tenaga ahli yang menguasai suatu bidang.

B. Organisasi Lini dan Staff


Struktur organisasi lini dan staf adalah bentuk gabungan dari struktur organisasi fungsional
dan asas komando dari struktur organisasi lini atau garis namun tugas pemimpinnya akan
terbantu berkat kehadiran beberapa staf.
Pimpinan akan melimpahkan wewenang dalam organisasi secara vertikal kepada pimpinan
bawahannya. Peran staf pada struktur organisasi tersebut sebagai penasihat dan pemberi
masukan, bantuan hingga ide dan data atau informasi yang pimpinan butuhkan.
Ciri Ciri Organisasi Lini dan Staff

 Hanya ada satu pimpinan organisasi atau perusahaan yang dibantu staf.
 Memiliki dua kelompok wewenang, yakni lini dan staf.
 Tidak terjadi hubungan langsung antara pimpinan dan bawahan.
 Organisasi cenderung besar dan memiliki sifat kompleks.
 Jumlah anggota organisasi atau pegawai perusahaan yang cenderung banyak.
 Terdapat spesialisasi di dalam organisasi atau perusahaan.

Kelebihan Organisasi Lini dan Staff

 Hanya terdapat satu pimpinan sehingga memperkuat asas kesatuan komando.


 Tugas pimpinan, staf dan pelaksana sangat jelas.
 Cenderung fleksibel karena bisa diterapkan pada organisasi skala besar dan kecil.
 Bantuan yang diberikan staf mempermudah pemimpin untuk mengambil keputusan
dengan tepat dan cepat.
 Proses koordinasi terlaksana dengan mudah berkat pembagian tugas yang jelas.
 Kedisiplinan dan model anggota struktur organisasi biasanya tinggi karena tugasnya
sesuai dengan bidang dan spesialisasinya.
 Pengembangan bakat anggota hierarki dapat terjadi karena tugasnya sesuai dengan
bidang dan spesialisasinya.
 Para ahli berperan sebagai pemberi manfaat dan kontribusi yang besar bagi suatu
organisasi.
Kekurangan Organisasi Lini dan Staff

 Terdapat kemungkinan pimpinan staf yang menggunakan wewenangnya secara


berlebihan sehingga timbul perasaan tidak senang dari anggota hierarki lini.
 Anggota hierarki tidak saling mengenal sehingga aspek solidaritas cenderung rendah.
 Persaingan tak sehat mungkin terjadi karena perspektif akan suatu tugas yang dimiliki
dianggap paling penting.
 Adanya kemungkinan pimpinan lini mengabaikan nasihat dari staf.
 Ketidakjelasan dan sikap pejabat lini dan staf yang kurang tegas dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab akan berimbas pada kekacauan dalam menjalankan
wewenang.
 Rekrutmen staf ahli dapat membebani organisasi atau perusahaan karena biayanya
mahal.
 Bagian pelaksana bisa jadi mengalami kebingungan dalam membedakan perintah,
bantuan dan nasihat.

C. Organisasi Lini dan Fungsional


Sebagai bentuk struktur organisasi, hierarki lini dan fungsional menjadi pilihan umum bagi
perusahaan atau suatu organisasi.
Bentuk struktur organisasi lini dan fungsional ternyata menerapkan pembagian kerja
berdasarkan fungsi dari masing-masing manajemen yang ada di dalamnya.
Adapun manajemen yang ada di dalamnya, seperti manajemen keuangan, pemasaran dan
sumber daya manusia, produksi, dan lain-lain.
Di dalam struktur organisasi lini dan fungsional, terdapat suatu komite. Pembentukan komite
tersebut dapat terbentuk sebagai bagian dari struktur organisasi formal, mengingat komite
itu dapat bersifat informal atau formal.
Apabila komite termasuk ke dalam bagian struktur organisasi lini dan fungsional maka akan
terjadi pembagian tugas dan wewenang secara khusus.
Ciri Ciri Organisasi Lini dan Fungsional

 Struktur organisasi cenderung sederhana dan tidak kompleks.


 Struktur organisasi terpakai sesuai kebutuhan atau kegiatan sehingga relatif tidak
permanen.
 Tugas pokok dan bantuan terlihat sama.
 Tugas pimpinan terlaksana secara kolektif.
 Hak, wewenang dan tanggung jawab semua anggota pimpinan porsinya sama.
 Pejabat fungsional memiliki spesialisasi secara praktis.
 Pengelompokkan anggota pelaksana dalam bentuk satuan tugas (satgas) dengan
tugas-tugas tertentu.
Kelebihan Organisasi Lini dan Fungsional

 Aspek solidaritas dan disiplin anggota hierarki cukup tinggi.


 Tugas dan pekerjaan tidak selalu ada.
 Tingkat produktivitas yang tinggi, mengingat spesialisasi terlaksana secara maksimal.
 Pengambilan keputusan terlaksana dengan baik dan tepat.
 Penggunaan kekuasaan yang berlebihan oleh seorang pemimpin sangat minim.
 Kerja sama antar anggota hierarki terbawah bisa terlaksana dengan baik.

Kekurangan Organisasi Lini dan Fungsional

 Kerap muncul kebingungan pada bagian pelaksana sebagai akibat dari perintah yang
datang dari beberapa orang.
 Cenderung kurang fleksibel dan tour of duty.
 Rasa jenuh yang muncul dari spesialisasi.
 Proses pengambilan keputusan dari keputusan semua anggota organisasi cenderung
lambat dan banyak memakan waktu.
 Perintah pelaksanaan yang berdasarkan pada kolektivitas akan menghambat
kreativitas anggota organisasi.
 Porsi tanggung jawab yang sama dapat menimbulkan masalah saat kemacetan kerja
terjadi karena tak ada seseorang yang ingin mengambil inisiatif lebih dari anggota
lainnya.

D. Organisasi Komite
Struktur Organisasi Komite adalah bentuk struktur organisasi yang terpakai oleh perusahaan
dengan menerapkan struktur komite.Sebagaimana, tugas kepemimpinan dan tugas khusus
lainnya wajib terlaksana serta bertanggungjawab secara keseluruhan oleh sekelompok
pejabat. Yang berupa dewan atau pimpinan komite tersebut.Hak dan Kekuasaan oleh komite
berbeda-beda. Ada komite yang mempunyai Hak dan Kekuasaan untuk mengambil fungsi-
fungsi manajemen.Dan ada pula komite yang tidak mempunyai Hak dan Kekuasaan untuk
membuat keputusan.Ada komite yang berhak membuat keputusan, tetapi ada pula yang
terikat pada suatu masalah. Yang dihadapi tanpa mempunyai Hak dan Kekuasaan.Untuk
membuat keputusan. Ada komite yang bertugas memberikan rekomendasi kepada pimpinan-
pimpinan manajer. Dapat kita katakan bahwa Hak dan Kekuasaan yang ada pada komite
terdiri dari berbagai macam,Jenis struktur organisasi komite terdiri dari 2 macam yaitu
bedasarkan wewengannya, yaitu ;
A..Executive Committe (Pimpinan Komite) adalah posisi pucuk pimpinan organisasi.
Memiliki anggota yang di berikan hak dan kekuasaan secara langsung (lini) yang kuat.
B.Staff Committee (Bawahan), yaitu karyawan yang mempunyai batasan terbatas dengan hak
dan kekuasaan staf.
Sedangkan dalam bentuknya struktur organisasi komite seperti tugas pimpinan.
Dilaksanakan secara kolektif.Dan tanggung jawabnya pun secara keseluruhan. Lalu semua
anggota memiliki wewenang yang sama besarnya.Dan ketika mengambil keputusan,
keputusan itu merupakan keputusan semua anggotanya.
Ciri Ciri Organisasi Komite
-Komite Formal

 Didirikan atas dasar hak dan kekuasaan yang membentuk.


 Adanya tempat dalam struktur organisasi.
 Tujuannya jelas.
 Menerima delegasi hak dan kekuasaan dan tugas tertentu.

-Komite Informal

 Pembentukan dari eksekutif yang berwenang tidak ada / tidak di buat.


 Tidak mendapatkan tugas yang bersifat khusus.
 Semua personilnya berkumpul secara spontan berdasarkan kebutuhan yang sama, dan
kegiatan bersama itu akan membantu untuk tercapainya tujuan bersama.
 Personilnya kita sebut dengan istilah task group, task orientes, atau task force (gugus
tuga).

Kelebihan Organisasi Komite


 Pengambilan keputusan (Decision Making) dalam pengambilannya berlangsung
dengan baik karena terjadi musyawarah antara pemegang saham maupun dewan.

 Kepemimpinan yang bersifat cenderung tidak meminta masukan dari anggotanya


(otokratis) kemungkinan yang sangat kecil.

 Adanya Mutasi atau pindah jenis pekerjaan (tour of duty) maka dapat pengembangan
karier terjamin.

Kekurangan Organisasi Komite


 proses pengambilan keputusan (decision making) sangat lambat. biaya operasional
rutin sangat tinggi.

 Kalau ada masalah sering kali terjadi penghindaran siapa yang bertanggung jawab,
sebab keputusan merupakan keputusan bersama.

 Lalu ketika ada voting suara, Adanya tirani mayoritas yang dapat memaksakan
keinginannya.
2.4 Konsep Kepemimpinan

Kekuasaan (power) seringkali diartikan sebagai pengaruh (influence) atau otoritas (authority).
Seseorang memiliki kekuasaan dikatakan sebagai seseorang yang berpengaruh atau seseorang
mempunyai otoritas/wewenang untuk melakukan sesuatu. Pengertian kekuasaan seperti yang
dikemukakan oleh Walter Nord (Thoha, 2010) adalah kemampuan untuk memengaruhi aliran,
energi, dan dana yang tersedia untuk suatu tujuan yang berbeda secara jelas dengan tujuan lainnya.
Definisi kekuasaan juga banyak dikemukakan oleh para ahli lainnya seperti Bierstedt yang
mengemukakan kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan kekuatan, Roger
mengemukakan kekuasaan adalah suatu potensi dari suatu pengaruh.
Secara sederhana, kepemimpinan adalah setiap usaha untuk memengaruhi, sementara itu
kekuasaan dapta diartikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang pemimpin. Jadi kekuasaan
merupakan salah satu sumber seorang pemimpin untuk mendapatkan hak untuk mengajak atau
memengaruhi orang lain. Sedangkan otoritas dapat dirumuskan sebagai suatu bentuk khusus dari
kekuasaan yang biasanya melekat pada jabatan yang ditempati oleh pemimpin. Dengan demikian,
otoritas adalah kekuasaan yang disahkan (legitimatized) oleh suatu peranan formal seseorang dalam
suatu organisasi. Sumber kekuasaan dapat ditelusuri dari pernyataan Machiavelli pada abad ke-16
yang menyatakan bahwa hubungan yang baik itu tercipta dari rasa cinta(kekuasaan pribadi) dan
rasa takut (kekuasaan jabatan). Dari hal tersebut lah Amitai Etziomi membahas sumber kekuasaan,
yaitu kekuasaan jabatan (position power) dan kekuasaan pribadi (personal power). Dari sekian
banyaknya pernyataan yang menyatakan sumber kekuasaan, pandangan French dan Raven (Thoha,
2010) mendapat perhatian yang cukup luas. Mereka membagi sumber kekuasaan menjadi lima,
yaitu:
1. Kekuasaan keahlian (expert power)
Kekuasaan ini ada sebagai akibat dari keahlian atau kepakaran yang dimiliki oleh seorang
pemimpin. Kekuasaan ini didasarkan pada pengetahuan, keahlian, kecakapan dan kemampuan
seseorang dalam suatu bidang tertentu.
2. Kekuasaan legitimasi
(legitimate power) Seseorang akan memiliki kekuasaan legitimasi bila orang tersebut memiliki
jabatan tertentu. Semakin tinggi jabatan yang dimiliki, maka semakin besar kekuasaan atau pengaruh
yang dimilikinya. Seorang pemimpin yang memiliki kekuasaan legitimasi tinggi akan cenderung untuk
memengaruhi orang lain karena dia merasakan memiliki hak atau wewenang yang diperoleh dari
jabatan dalam suatu organisasi.
3. Kekuasaan referensi (referent power)
Kekuasaan referensi adalah kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin karena pemimpin tersebut
memiliki karisma atau kepribadian yang menarik. Dengan demikian pemimpin yang memiliki
kepribadian menarik akan mampu memengaruhi bawahannya.
4. Kekuasaan penghargaan (reward power)
Kekuasaan penghargaan adalah kekuasaan yang dimiliki pemimpin bersumber dari
kemampuan pemimpin untuk memberikan hadiah, penghargaan atau upah kepada bawahannya
sehingga semangat kerja bawahannya bisa meningkat.
5. Kekuasaan paksaan (coercive power)
Kekuasaan paksaan adalah kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin karena pemimpin
tersebut memiliki posisi yang sangat kuat. Kekuasaan ini bertentangan dengan kekuasaan penghargaan
karena kekuasaan penghargaan memberikan hadiah atau penghargaan sedangkan kekuasaan paksaan
memberikan hukuman (punishment) atas kinerja yang buruk dari bawahannya. Setiap pemimpin tentu
harus berhati-hati dalam menggunakan kekuasaan ini karena pada prinsipnya tidak ada orang yang
menginginkan mendapatkan hukuman. Pada perkembangan pemikiran selanjutnya, Raven
menambahkan sumber kekuasaan.
6. kekuasaan informasi (information power)
Kemudian pada tahun 1979, Hersey dan Goldsmith menambahkan sumber kekuasaan yang
ketujuh yaitu kekuasaan koneksi (connection power).

2.5 Tipe dan Karakteristik Kepemimpinan


Tipe dan Karakter kepemimpinan yang dikenal dan diakui keberadaanya dalam manajemen
pendidikan, yaitu:
1. Kepemimpinan Otokratik
Seorang pemimpin yang tergolong otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang biasanya
dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Dengan istilah lain pemimpin tipe otokratik adalah
seorang yang egois. Dengan egoismenya pemimpin otokratik melihat perananya sebagai sumber segala
sesuatu dalam kehidupan organisasional.Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin
yang memiliki sikap sebagai berikut:
a. Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
b. Mengindentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
c. Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata
d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
e. Tergantung pada kekuasaan formilnya
f. Dalam tindakan pengerakannya sering mempergunakan
approach mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum (Fattah, 2004: 169)Pemimpin
bertindak sebagai diktator, pemimpin adalah pengerak dan penguasa kelompok. Kewajiban bawahan
atau anggota-anggotanya hanyalah mengikuti dan menjalankan, tidak boleh membatah ataupun
mengajukan saran (Afifuddin, 2005: 33).Dalam kepemimpinan otokratik ini terlihat bahwa dalam
melaksanakan kepemimpinannya, pemimpin bertindak sebagai penguasa sehingga segala tindakan dan
keputusan atas suatu masalah sesuai dengan kehendak pemimpin. Dalam tipe kepemimpinan yang
seperti ini, setiap bawahan harus taat dan patuh dengan aturan dan kebijakan yang dibuat oleh
pemimpinnya.
2. Kepemimpinan yang Laissez Faire (Masa Bodoh)
Laissez faire (kendali bebas) merupakan kebalikan dari pemimpin otokrtatik. Jika pemimpin
otokkratik selalu mendominasi organisasi maka pemimpin laissez faire ini memberi kekuasaan
sepenuhnya kepada anggota atau bawahan. Bawahan dapat mengembangkan sarannya sendiri,
memecahkan masalahnyasendiri dan pengarahan tidak ada atau hanya sedikit (Afifuddin, 2005: 34).
Adapun sifat kepemimpinan laissez faire seolah-olah tidak tampak, sebab pada tipe ini seorang
pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada para anggotanya dalam melaksanakan tugasnya.
Disini seorang pemimpin mempunyai kenyakinan bahwa dengan memberikan kebebasan yang seluas-
luasnya terhadap bawahan maka semua usahanya akan cepat berhasil. Tingkat keberhasilan organisasi
atau lembaga yang dipimpin dengan gaya laissez faire semata-mata disebabkan karena kesadaran dan
dedikasi beberapa anggota kelompok dan bukan karena pengaruh dari pemimpinnya (Sutikno, 2009:
157).Dari pernyataan di atas terlihat jelas bahwa tipe kepemimpinan jenis ini menggambarkan
pemimpin yang tidak mau berfikir keras.
Hal ini terlihat bahwa pemimpin jenis ini memberikan kuasa penuh kepada bawahannya baik
dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang ada dalam organisasi itu, maupun memberikan kebebasan
kepada bawahannya dalam mengatasi masalah yang ada dalam organisasi, termasuk organisasi
pendidikan. Jika hal ini dibiarkan maka proses pembelajaran yang akan berlangsung tidak akan ada
yang mengarahkannya karena setiap guru akan berbuat dan bertindak sendiri-sendiri dalam
melaksanakan proses pembelajarannya itu. Tipe kepemimpinan yang seperti ini biasanya akan
menimbulkan rasa kurang memiliki terhadap lembaga tempat mereka bekerja karena mereka akan
bekerja sesuai dengan keinginan mereka sendiri bukan berdasarkan kepada petunjuk atau pun keputusan
dari pemimpin. Pemimpin yang seperti ini menafsirkan demokrasi dalam arti keliru, karena demokrasi
seolaholah diartikan sebagai kebebasan bagi setiap anggota untuk mengemukakan dan mempertahankan
pendapat dan kebijakannya masing-masing.
3. Kepemimpinan Demokratis
Dari kata “demokratis” ini tergambar bahwa apa yang akan kita putuskan dan laksanakan itu
disepakati dan dilakukan bersamasama. Tipe demokratis berlandaskan pada pemikiran bahwa aktifitas
dalam organisasi akan dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan apabila
berbagai masalah yang timbul diputuskan bersama antara pejabat yang memimpin maupun para pejabat
yang dipimpin. Seorang pemimpin yang demokratis menyadari bahwa organisasi harus disusun
sedemikian rupa sehingga mengambarkan secara jelas beragam tugas dan kegiatan yang harus
dilaksanakan demi tercapainya tujuan organisasi (Suryosubroto, 2010: 290).
Dalam tipe kepemimpinan yang demokratis ini sangat berbeda dengan kedua tipe
kepemimpinan sebelumnya karena pada tipe kepemimpinan demokratis ini, pemimpin tidak bertindak
otoriter dan tidak pula menyerahkan segala sesuatunya kepada bawahannya. Dalam tipe ini terlihat
bahwa antara atasan yang dalam hal ini pemimpin terhadap bawahannya sama-sama bekerja sama mulai
dari perencanaan sampai pada evaluasi kegiatan yang telah dilakukan. Ini berarti bahwa setiap
pemimpin mengambil keputusan dan kebijakannya akan selalu mendiskusikan dengan bawahannya.
Bawahan akan selalu dimintai pendapat dan saran dalam pengambilan berbagai keputusan
dalam organisasi itu. Kepemimpinan demokrasi selalu menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari
kelompoknya. Berhasil tidaknya suatu pekerjaan bersama terletak pada kelompok dan pimpinan.
4. Kepemimpinan Kharismatik
Tipe kepemimpinan yang kharismatik ini pada dasarnya merupakan tipe kepemimpinan yang
didasarkan pada kharisma seseorang. Biasanya kharisma seseorang itu dapat mempengaruhi orang lain.
Dengan kharisma yang dimiliki seseorang, orang tersebut akan mampu mengarahkan bawahannya.
Seorang pemimpin yang karismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat
memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya.
5. Kepemimpinan Tipe Militeristik
Tipe kepemimpinan yang biasa memakai cara yang lazim digunakan dalam kemiliteran. Pemimpin yang
bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Dalam mengerakan bawahan lebih sering mempergunakan system perintah;
b. Dalam mengerakan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya
c. Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan
d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
e. Sukar menerima kritikan dari bawahannya
f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan
Tipe kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya.
Thoha menjelaskan bahwa tipe kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang
pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Dalam hal
ini usaha menselaraskan persepsi di antara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan yang akan
dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya.

2.6 Metode SWOT


Swot adalah suatu analisis kebijakan yang diambil berdasarkan
kekuatan (strenghtnes)yaitu melihat apa saja hal-hal yang menjadi kekuatan sebagai
modal yang dapat diandalkan, kelemahan (weakness)yaitu melihat hal-hal yang dipandang
menjadi kelemahan sehingga membentuk prioritas untuk mengatasi kelemahan tersebut,
peluang (opportunities) yaitu peluang apa saja yang mungkin dapat diraih untuk
mengatasi kelemahandan mendukung kekuatan dan tantangan atau ancaman (treaths)
yaitu hal-hal yang dapat menjadi tantangan baik dilihat dari hal yang positif maupun
yang negatif sehingga dapat dijadikan sebagai pemicu meningkatkan prestasi suatu
organisasi untuk mencapai tujuan yang efektif dan efesien.
(Sagala: 2013)

Adapun penjelasan analisis SWOT tersebut ialah:


Faktor kekuatan(strenght)
Faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi khusus
atau keunggulan-keunggulan lainya yang berakibat pada nilai plus atau keunggulan koperatif
lembaga tersebut.Hal ini bisa dilihat jika sebauh Lembaga pendidikan harus memiliki skill atau
keterampilan yang bisa disalurkan peserta didik, lulusan terbaik dan lainya yag membuat
bagi pesaing serta dapat memuaskan steakholder maupun pelanggan.Faktor ini termasuk
faktor internal atau dalam yang cenderung memiliki efek positif (atau menjadi mampu untuk)
mencapai tujuan suatu lembaga pendidikan.

Faktor faktor kelemahan(Weakness)


setiap sesuatu pasti memiliki kelemahan adalah hal yang wajar tetapi yang terpenting
adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa
memenimalisir kelemaha-kelemahan tersebut bahkan kelemahan-kelemahan tersebut
atau bahkan kelmahan bisa dijadikan sebagai kelebihan yang tidak dimiliki oleh
lembaga lainya. Faktor ini termasukfaktor internal atau dalam yang mungkin
memiliki efek negatif(atau menjadi penghalang untuk) mencapai tujuan suatau lembaga
pendidikan.Kelemahan ini bisa berbentuk sarana dan prasarana, kualitas guru,
lemahnya kepercayaan masyarakat, lulusan tidak siap untuk menghadapi
dunia persaingan luar
Faktor-faktor peluang (Opportunity);
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang mengntungkan bahkan menjadi
formulasi dalam lembaga pendidikan. Situasi lingkungan tersebut misalnya; (1)
kecendrungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik. (2) indentifikasi suatu
layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian. (3) perubahan dalam keadaan
persaingan (4) hubungan denagn pengguna atau pelanggan dan sebagainya. Peluang
pengembangan pendidikan islam antara lain adalah
1.Diera sekarang sedang krisis moral dengan begitu pendidikan islam
berperan penting dalam pembentukan moral.
2.Dimasyarakat kota cendrung dominan konsumtif dan hedonis,
membutuhkan petunnjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama sufistik
kian menjamur
3.Secara historis dan realitas mayoritas penduduk indonesia adalah
muslim, ini menjadi peluang besar.Faktor ini termasuk faktor eksternal atau luar yang
cenderung memiliki efek positif pada pencapaian atautujuan sekolah, atau tujuan yang
sebelumnya tidak dipertimbangkan

Faktor-faktor ancaman(Threat)
Ancaman merupakan kebaliikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan.Contoh: minat
peserta didik baru yang meurun, kurangya kepercayaan masyarakat terhadapa lembaga
pendidikan.Faktor ini termasukhh faktor eksternal atau kondisi yang cenderung memiliki efek
negatif pada pencapaian tujuan suatu lembaga pendidikan, atau membuat tujuan absurd
atau malah sulit dicapai.
Analisis SWOT: yang dilaksanakan dalam manajemen pemdidikan dalam menghadapi
tantangan maupun peluang yang ada di era globalisasi ini..
Penerapan SWOT pada instansi pendidikan tersebut dapat mendorong
kemajuan manajemen pendidikan, peran analisis swot dalam meningkatkan mutu pendidikan
analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan
kelemahan internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya.
2.7 Metode Penyelesaian Masalah

Metode Penyelesaian Masalah


Menurut Stevenin dalam Handoko(2001: 48), terdapat lima langkah meraih kedamaian
dalam konflik. Apapun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam
mengatasi kesulitan:

a). Pengenalan.
Kesenjangan antara keadaan yang ada atau yang teridentifikasi dan bagaimana keadaan yang
seharusnya. Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak
mempedulikan masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada).

b).Diagnosis.
Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji mengenai siapa, apa,
mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan perhatian pada
masalah
utama dan bukan pada hal-hal sepele.

c).Menyepakati suatu solusi.


Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-orang yang
terlibat di dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis.
Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah yang terbaik

d). Pelaksanaan.
Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Namun hati-hati, jangan biarkan
pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah pada kelompok tertentu.

e).Evaluasi.
Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru. Jika penyelesaiannya
tampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah -langkah sebelumnya dan cobalah lagi.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

manajemen organisasi bisa diartikan sebagai proses perencanaan, pengelompokan,


pemantauan dalam sebuah organisasi. Dimana setiap individu di dalamnya memiliki peran
masing-masing untuk bisa lebih cepat mewujudkan tujuan dari organisasi atau perusahaan.
Dimakalah ini dijelaskan beberapa materi yang penting dalam Organisasi Manajemen
Seperti:Konsep dasar Organisasi, Manajemen,Prinsip prinsip dan fungsi manajemen,struktur
dan jenis organisasi,konsep kepemimpinan,tipe dan karakter kepemimpinan,metode swot,dan
metode penyelesaian masalah.

Dengan dibuatnya makalah ini penulis berharap agar kita lebih mengetahui lagi tentang
Organisasi dan Manajemen.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Mahatmavidya P.A .(2021). Manajemen Organisasi. Jakarta. Mekari

Yudiaatmaja. F. (2013). Kepemimpinan: konsep, teori, dan karakternya. Media komunikasi.


FPIS, 12(2)
Burhannudin. (1994). Analisis manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Malang, Bumi
Aksara
Ayu (2021) Struktur Organisasi lini. Organisasi.co.id
Disposita S.(2020) Organisasi Matriks dan Komite,Struktur dan 4 persamaannya.
Organisasi.co.id
Ayu (2021) Organisasi lini dan staff:ciri dan penerapannya .Organisasi.co.id
Mukhlasin A . Pasaribu M. H (2020) Analisis SWOT dalam membuat keputusan dan mengambil
kebijakan yang tepat. Sumatra Utara, Invention Journal Research and Education Studies
Handoko. Hani T.(2001) Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi
Siagian P.S (1991) Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta. Rineka Cipta
Wahib. N (2018) Prinsip Prinsip manajemen Pendidikan Islam. Risda: Jurnal Pemikiran dan
Pendidikan Islam
Marlina.L (2013) Tipe Tipe Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan. Ta’dib: Jurnal
Pendidikan Islam
Swawikanti. K (2023) Mengenal manajemen: pengertian, tujuan, unsur, Dan fungsinya.
Jakarta, Brain Academy
Aurellia. A.(2022) Apa aitu organisasi,kenali ciri, tujuan, dan contohnya. Jawa Barat,
detikjabar

Anda mungkin juga menyukai