Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
JURUSAN/SEMESTER : PAI-5/VI
MEDAN
TA. 2020-2021
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
sekali kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
dapat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penulisan selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Penulis,
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................1
A. Kesimpulan................................................................................................15
B. Saran...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini organisasi semakin, mengingat pada suatu unit organisasi, dan
juga tata kerja dalam pembagian tugas baik secara individual maupun sosial. Maka
dari itu penting bagi kita mempunyai pengetahuan mengenai organisasi, manajemen,
maupun tata kerja. Agar dapat mengembangkan potensi diri sebaik mungkin
terutama dalam pengorganisasian.
Berdasarkan hal di atas, melalui tulisan ini akan dipaparkan beberapa hal
yang berkaitan dengan ruang lingkup organisasi. Dengan memahami ruang lingkup
organisasi maka dapat melakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas kinerja,
serta dapat berinovasi dengan optimal.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk organisasi
1
2. Untuk mengetahui asas/prinsip-prinsip organisasi
3. Untuk mengetahui pembagian organisasi
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk organisasi
5. Untuk mengetahui stuktur organisasi
2
BAB II
1. Tujuan
2. Pembagian Kerja
3. Hirarki Kewenangan
Kewenangan adalah hak untuk bertindak dan memerintah pribadi orang lain.
Para manajer memiliki kewenangan terhadap bawahannya. Bila organisasi
membagi pekerjaan ke dalam bagian kecil, beberapa hal harus dikerjakan untuk
mengkoordinasikan usaha menjamin bahwa hasil pekerjaan mencapai tujuan
organisasi. Hirarki kewenangan adalah bila posisi kerja ditata agar pembagian
kewenangan meningkat, memudahkan koordinasi. Seorang yang memiliki
1
Muhammad Rifa’i dan Muhammad Fadhli, Manajemen Organisasi, (Medan: Citapustaka
Media Perintis, 2013), h. 61.
3
kewenangan tinggi dapat membuat keputusan yang menghasilkan dalam
koordinasi lebih baik dan mengarahkan aktivitas kerja pada level rendah.2
Dengan perpaduan unsur manusia, material, dan perangkat tujuan,
pembagian kerja yang jelas serta kewenangan, maka suatu organisasi bekerja
dalam suatu sistem terbuka untuk mencapai tujuan. Begitupun, hal yang paling
fundamental adalah fungsi sumberdaya personil sangat menentukan, karena
kualitas kemampuan, pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab kerja sesuai kewenangannya akan
menentukan efektivitas dan efisiensi organisasi. Semua komponen organisasi
sebagai sistem tersebut harus bersinergi dalam pencapaian tujuan. Dalam hal ini
sinergi adalah menciptakan suatu perpaduan yang menjadikan lebih kuat
daripada sekedar penjumlahan bagian-bagian dari organisasi.3
B. Asas/Prinsip-Prinsip Organisasi
Menurut Henry Fayol dalam M. Rifa’i dan M. Fadhli, terdapat empat belas
prinsip-prinsip organisasi, yaitu sebagai berikut:4
1. Pembagian kerja, Prinsip ini sama dengan “pembagian kerja” Adam Smith.
Spesialisasi menambah hasil kerja dengan cara membuat para pekerja lebih
efisien.
2. Wewenang, Manajer harus dapat member perintah. Wewenang memberikan
hak ini kepadanya, Tetapi wewenang berjalan seiring dengan tanggung
jawab. Jika wewenang digunakan, timbullah tanggung jawab. Agar efektif,
wewenang seorang manajer harus sama dengan tanggung jawabnya.
3. Disiplin, Para pegawai harus mentaati dan menghormati peraturan yang
mengatur organisasi. Disiplin yang baik merupakan hasil dari kepemimpinan
yang efektif, suatu saling pengertian yang jelas antara manajemen dan para
pekerja tentang peraturan organisasi serta penerapan hukuman yang adil bagi
yang menyimpang dari peraturan tersebut.
2
Ibid, h. 62.
3
Ibid, h. 63.
4
Ibid, h. 75-77.
4
4. Kesatuan komando, Setiap pegawai seharusnya menerima perintah hanya
dari seorang atasan.
5. Kesatuan arah, Setiap kelompok aktivitas organisasi yang mempunyai tujuan
sama harus dipimpin oleh seorang manjer dengan menggunakan sebuah
rencana.
6. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan individu.
Kepentingan seorang pegawai atau kelompok pegawai tidak boleh
mendahulukan kepentingan organisasi secara keseluruhan.
7. Remunarasi, Para pekerja harus digaji sesuai dengan jasa yang mereka
berikan.
8. Sentralisasi, ini merujuk kepada sejauh mana para bawahan terlibat dalam
pengambilan keputusan. Apakah pengambilan keputusan itu disentralisasi
(pada manajemen) atau disentralisasi (pada para bawahan) adalah proporsi
yang tepat. Kuncinya terletak pada bagaimana menemukan tingkat
sentralisasi yang optimal untuk setiap situasi.
9. Rantai scalar, Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke tingkat
yang paling rendah merupakan rantai scalar. Komunikasi harus mengikuti
rantai ini. Tetapi, jika dengan mengikuti rantai tersebut malah tercipta
kelambatan, komunikasi silang dapat diizinkan jika disetujui oleh semua
pihak, sedangkan atasan harus diberitahu.
10. Tata tertib, Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dari waktu yang
tepat.
11. Keadilan, Para manajer harus selalu baik dan jujur terhadap para bawahan.
12. Stabilitas masa kerja para pegawai, Perputaran (turnover) pegawai yang
tinggi adalah tidak efisien. Manajemen harus menyediakan perencanaan
personalia yang teratur dan memastikan bahwa untuk mengisi kekosongan
harus selalu ada pengganti.
13. Inisiatif, Para pegawai yang diizinkan menciptakan dan melaksanakan
rencana-rencana akan berusaha keras.
14. Esprit de corps, Mendorong team spirit akan mmembangun keselarasan dan
persatuan di dalam organisasi.
5
C. Pembagian Organisasi
5
Syaiful Sagala, Memahami Organisasi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2016), h. 48.
6
Tim Dosen Adpen, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 70.
6
2. Organisasi Informal (Informal Organizations)
D. Bentuk-Bentuk Organisasi
7
Fuad Abdillah, Manajemen Organisasi Pendidikan Kejuruan, (Jawa Timur: Cerdas Ulet
Kreatif, 2020), h. 34.
8
Prietsaweny Riris T. Simamora, Komunikasi Organisasi, (Medan: Yayasan Kita Menulis,
2021), h. 29-36.
7
Organisasi lini ini diciptakan oleh Henry Fayol, dalam tipe organisasi lini
terdapat garis wewenang, kekuasaan yang menghubungkan langsung secara
vertikal dari atasan ke bawahan. Pengertian bentuk organisasi sering disamakan
dengan tipe organisasi, padahal keduanya berbeda. Berikut adalah contoh bentuk
struktur organisasi lini.
8
b) Pengembangan kreatifitas karyawan terhambat
c) Tujuan top manajer sering tidak dapat dibedakan denggan tujuan organisasi
d) Karyawan bergantung pada satu orang dalam organisasi
Bentuk organisasi lini dan staf pada dasarnya merupakan kombinasi dari
organisasi lini dan organisasi fungsional. Asas kesatuan komando tetap
dipertahankan dan pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari
pucuk pimpinan kepada pimpinan dibawahnya. Pucuk pimpinan tetap
sepenuhnya berhak menetapkan keputusan, kebijaksanaan, dan merealisasikan
tujuan perusahaan. Berikut adalah contoh bentuk struktur organisasi lini dan
staf.
9
d) Staffing dilaksanakan sesuai dengan “The raight man on the right place”
e) Bentuk organisasi ini feksibel untuk diterapkan
a) Organisasi kecil
b) Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staf ahli
10
c) Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
d) Target yang hendak dicapai jelas dan pasti
e) Pengawasan dilakukan secara ketat
Merupakan kombinasi dari organisasi lini, lini dan staf, dan fungsional,
biasanya diterapkan pada organisasi besar serta kompleks. Pada tingkat dewan
komisaris atau board of director diterapkan tipe organisasi lini dan staf,
sedangkan pada tingkat middle manager diterapkan tipe organisasi fungsional.
Organisasi ini dilakukan dengan cara menggabungkan kebaikan dan
menghilangkan kelemahan dari ketiga tipe organisasi tersebut.
11
5. Bentuk Organisasi Komite
12
komponen dan posisi dalam suatu perkumpulan. Struktur organisasi dan spesifikasi
pembagian aktivitas kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang
beraneka macam dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat
spesialisasi aktivitas kerja.
9
Syaiful Sagala, Op. Cit., h. 81.
10
N. Nurlia, Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Pengukuran Kualitas Pelayanan, Meraja
Journal, Vol. 2, No.2, h. 58.
13
yang pesat untuk mencapai tujuan sesuai dengan misi, dimana akan menentukan
mekanisme orang-orang yang bekerja.11
11
Melayu S. P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara,
2010), h. 128.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
B. Saran
Penulis menyarankan kepada para pembaca agar kiranya untuk mempelajari dan
memahami materi-materi yang disajikan di makalah ini. Karena dalam makalah ini
memuat beberapa sub topik materi yang dapat menjadi pengetahuan serta
bermanfaat untuk mengenal lebih jauh terkait ruang lingkup organisasi. Penulis
berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun terhadap tulisan ini, agar semakin baik kedepannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
17