Anda di halaman 1dari 20

RUANG LINGKUP ORGANISASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada

Mata Kuliah Managemen Organisasi Pendidikan

Dosen Pengampu: Fauzan Azmi, M. Pd.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

JURUSAN/SEMESTER : PAI-5/VI

Ahmad Fauzi Hasibuan (NIM 0301181072)

Nadia Sapinah Harahap (NIM 0301182138)

Rizka Agustia Lubis (NIM 0301182096)

Suci Al-Zubaidah (NIM 0301182159)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

TA. 2020-2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kepada Allah Subhanahu


Wa Ta’ala Tuhan seluruh alam yang maha rahman dan rahim yang mana telah
melimpahkan berkah dan nikmat kepada kita semua terutama nikmat yang paling besar
yaitu nikmat Iman, dan Islam. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan
kita, Nabi Muhammad Shallalahu ‘alaihi Wassalam,

Dan terimakasih penulis sampaikan kepada dosen pengampuh mata kuliah


Manajemen Organisasi Pendidikan, Bapak Fauzan Azmi, M. Pd. yang telah
membimbing pembuatan makalah ini sehingga dapat selesai dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
sekali kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
dapat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penulisan selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Medan, 17 April 2021

Penulis,

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................1

BAB II RUANG LINGKUP ORGANISASI........................................................3

A. Unsur-Unsur Pembentuk Organisasi ...........................................................3


B. Asas/Prinsip-Prinsip Organisasi ..................................................................4
C. Pembagian Organisasi .................................................................................6
D. Bentuk-Bentuk Organisasi ..........................................................................7
E. Struktur Organisasi.....................................................................................12

BAB III PENUTUP..............................................................................................15

A. Kesimpulan................................................................................................15
B. Saran...........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Organisasi


sangatlah penting untuk mewujudkan suatu tujuan dengan efektif dan efisien.
Tujuan organisasi itu dapat berupa perbaikan pelayanan pelanggan, pemenuhan
permintaan pasar, peningkatan kualitas produk atau jasa, peningkatan daya saing
dan peningkatan kinerja organisasi.

Dewasa ini organisasi semakin, mengingat pada suatu unit organisasi, dan
juga tata kerja dalam pembagian tugas baik secara individual maupun sosial. Maka
dari itu penting bagi kita mempunyai pengetahuan mengenai organisasi, manajemen,
maupun tata kerja. Agar dapat mengembangkan potensi diri sebaik mungkin
terutama dalam pengorganisasian.

Berdasarkan hal di atas, melalui tulisan ini akan dipaparkan beberapa hal
yang berkaitan dengan ruang lingkup organisasi. Dengan memahami ruang lingkup
organisasi maka dapat melakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas kinerja,
serta dapat berinovasi dengan optimal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dirumuskan di atas, maka dapat


penulis rumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa saja unsur-unsur pembentuk organisasi?


2. Apa saja asas/prinsip-prinsip organisasi?
3. Bagaimana pembagian organisasi?
4. Apa saja bentuk-bentuk organisasi?
5. Apa itu struktur organisasi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk organisasi

1
2. Untuk mengetahui asas/prinsip-prinsip organisasi
3. Untuk mengetahui pembagian organisasi
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk organisasi
5. Untuk mengetahui stuktur organisasi

2
BAB II

RUANG LINGKUP ORGANISASI

A. Unsur-Unsur Pembentuk Organisasi

Organisasi merupakan perpaduan kerjasama sumberdaya fisik dan manusia.


Selain itu di dalamnya juga ada tujuan, pembagian kerja, dan hirarki kewenangan.
Adapun unsur-unsur organisasi tersebut diuraikan sebagai berikut:1

1. Tujuan

Tujuan suatu organisasi adalah untuk menghasilkan barang dan pelayanan.


Organisasi non profit, sebagai contoh: menghasilkan pelayanan dengan
keuntungan masyarakat, seperti pemeliharaan kesehatan, pendidikan, proses
keadilan, dan pemeliharaan jalan. Bisnis menghasilkan barang konsumsi dan
pelayanan seperti mobil, perumahan, peluang rekreasi, perhotelan, lembaga
keuangan, dll.

2. Pembagian Kerja

Esensi suatu organisasi adalah usaha manusia, proses melaksanakan


pekerjaan ke dalam suatu komponen kecil yang melayani tujuan organisasi dan
untuk melakukan oleh individu atau kelompok disebut pembagian kerja.
Pembagian kerja ini berlangsung untuk memobilisasi organisasi dalam pekerjaan
banyak orang untuk mencapai tujuan umum.

3. Hirarki Kewenangan
Kewenangan adalah hak untuk bertindak dan memerintah pribadi orang lain.
Para manajer memiliki kewenangan terhadap bawahannya. Bila organisasi
membagi pekerjaan ke dalam bagian kecil, beberapa hal harus dikerjakan untuk
mengkoordinasikan usaha menjamin bahwa hasil pekerjaan mencapai tujuan
organisasi. Hirarki kewenangan adalah bila posisi kerja ditata agar pembagian
kewenangan meningkat, memudahkan koordinasi. Seorang yang memiliki

1
Muhammad Rifa’i dan Muhammad Fadhli, Manajemen Organisasi, (Medan: Citapustaka
Media Perintis, 2013), h. 61.

3
kewenangan tinggi dapat membuat keputusan yang menghasilkan dalam
koordinasi lebih baik dan mengarahkan aktivitas kerja pada level rendah.2
Dengan perpaduan unsur manusia, material, dan perangkat tujuan,
pembagian kerja yang jelas serta kewenangan, maka suatu organisasi bekerja
dalam suatu sistem terbuka untuk mencapai tujuan. Begitupun, hal yang paling
fundamental adalah fungsi sumberdaya personil sangat menentukan, karena
kualitas kemampuan, pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab kerja sesuai kewenangannya akan
menentukan efektivitas dan efisiensi organisasi. Semua komponen organisasi
sebagai sistem tersebut harus bersinergi dalam pencapaian tujuan. Dalam hal ini
sinergi adalah menciptakan suatu perpaduan yang menjadikan lebih kuat
daripada sekedar penjumlahan bagian-bagian dari organisasi.3

B. Asas/Prinsip-Prinsip Organisasi

Menurut Henry Fayol dalam M. Rifa’i dan M. Fadhli, terdapat empat belas
prinsip-prinsip organisasi, yaitu sebagai berikut:4

1. Pembagian kerja, Prinsip ini sama dengan “pembagian kerja” Adam Smith.
Spesialisasi menambah hasil kerja dengan cara membuat para pekerja lebih
efisien.
2. Wewenang, Manajer harus dapat member perintah. Wewenang memberikan
hak ini kepadanya, Tetapi wewenang berjalan seiring dengan tanggung
jawab. Jika wewenang digunakan, timbullah tanggung jawab. Agar efektif,
wewenang seorang manajer harus sama dengan tanggung jawabnya.
3. Disiplin, Para pegawai harus mentaati dan menghormati peraturan yang
mengatur organisasi. Disiplin yang baik merupakan hasil dari kepemimpinan
yang efektif, suatu saling pengertian yang jelas antara manajemen dan para
pekerja tentang peraturan organisasi serta penerapan hukuman yang adil bagi
yang menyimpang dari peraturan tersebut.

2
Ibid, h. 62.
3
Ibid, h. 63.
4
Ibid, h. 75-77.

4
4. Kesatuan komando, Setiap pegawai seharusnya menerima perintah hanya
dari seorang atasan.
5. Kesatuan arah, Setiap kelompok aktivitas organisasi yang mempunyai tujuan
sama harus dipimpin oleh seorang manjer dengan menggunakan sebuah
rencana.
6. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan individu.
Kepentingan seorang pegawai atau kelompok pegawai tidak boleh
mendahulukan kepentingan organisasi secara keseluruhan.
7. Remunarasi, Para pekerja harus digaji sesuai dengan jasa yang mereka
berikan.
8. Sentralisasi, ini merujuk kepada sejauh mana para bawahan terlibat dalam
pengambilan keputusan. Apakah pengambilan keputusan itu disentralisasi
(pada manajemen) atau disentralisasi (pada para bawahan) adalah proporsi
yang tepat. Kuncinya terletak pada bagaimana menemukan tingkat
sentralisasi yang optimal untuk setiap situasi.
9. Rantai scalar, Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke tingkat
yang paling rendah merupakan rantai scalar. Komunikasi harus mengikuti
rantai ini. Tetapi, jika dengan mengikuti rantai tersebut malah tercipta
kelambatan, komunikasi silang dapat diizinkan jika disetujui oleh semua
pihak, sedangkan atasan harus diberitahu.
10. Tata tertib, Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dari waktu yang
tepat.
11. Keadilan, Para manajer harus selalu baik dan jujur terhadap para bawahan.
12. Stabilitas masa kerja para pegawai, Perputaran (turnover) pegawai yang
tinggi adalah tidak efisien. Manajemen harus menyediakan perencanaan
personalia yang teratur dan memastikan bahwa untuk mengisi kekosongan
harus selalu ada pengganti.
13. Inisiatif, Para pegawai yang diizinkan menciptakan dan melaksanakan
rencana-rencana akan berusaha keras.
14. Esprit de corps, Mendorong team spirit akan mmembangun keselarasan dan
persatuan di dalam organisasi.

5
C. Pembagian Organisasi

Organisasi terbagi kepada dua jenis, yaitu Organisasi Formal (Formal


Organizations) dan Organisasi Informal (Informal Organizations). Adapun akan
dijelaskan sebagai berikut.

1. Organisasi Formal (Formal Organizations)

Struktur organisasi formal menurut Hicks dan Gullet dengan jelas


menegaskan atau menetapkan para manajer dan para karyawan secara terperinci.
Misalnya organisasi dinas pendidikan jelas tugas dan tanggung jawab kepala
dinas dan jelas alirannya sampai ke sekolah. Demikian juga sekolah jelas tugas
dan tanggung jawab itu sampai kepada guru dan personel lainnya di sekolah.5

Organisasi formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur organisasi.


Keberadaan struktur organisasi menjadi pembeda utama antara organisasi formal
dan informal. Struktur organisasi formal dimaksudkan untuk menyediakan
penugasan kewajiban dan tanggung jawab kepada personel dan membangun
hubungan tertentu diantara orang-orang pada berbagai kedudukan. Lembaga
pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMU/MA) merupakan contoh organisasi
formal.Struktur dalam organisasi formal memperlihatkan unsur-
unsuradministrasi sebagai berikut.6

a. Kedudukan. Struktur menggambarkan letak atau posisi setiap orangdalam


organisasi.
b. Hierarki kekuasaan. Struktur digambarkan sebagai suatu rangkaianhubungan
antara satu orang dan orang lain dalam suatu organisasi.
c. Kedudukan garis dan staf. Organisasi garis menegaskan struktur
pengambilan keputusan, jalan permohonan, dan saluran komunikasiresmi
untuk melaporkan informasi dan mengeluarkan instruksi,perintah, dan
petunjuk pelaksana.

5
Syaiful Sagala, Memahami Organisasi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2016), h. 48.
6
Tim Dosen Adpen, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 70.

6
2. Organisasi Informal (Informal Organizations)

Organisasi Informal sulit mendefinisikan organisasi informal akan tetapi


keberadaan dan karakteristiknya sangat akrab di tengah-tengah masyarakat kita.
Karakteristik organisa informal ini adalah adanya norma perilaku, tekanan untuk
menyesuaikan diri, dan adanya kepemimpinan informal. Norma perilaku adalah
standar perilaku yang diharapkan menjadi perilaku bersama yang ditetapkan
oleh kelompok dalam sebuah kesepakatan sosial sehingga sanksinya pun berupa
sangsi sosial. Norma perilaku dalam organisasi informal tidak tertulis
sebagaimana organisasi formal, tetapi menjadi kesepakatan bersama diantara
orang-orang atau anggota kelompok/organisasi.

Tekanan untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang akan


bergabung dengan suatu kelompok informal. Tergabungnya seseorang dalam
kelompok informal bukan semata-mata fisik, melainkan melibatkan sosio-
emosionalnya sehingga menjadi satu kesatuan dan saling memiliki di antara
anggota. Kepemimpinan informal dalam organisasi informal menjadi salah satu
komponen yang sangat kuat mempengaruhi orang-orang di dalam organisasi,
bahkan di mungkinkan melebihi kepemimpinan dalam organisasi formal.
Pemimpin informal munculdari kelompok dan membimbing serta mengarahkan
melalui persuasi dan pengaruh. Kepemimpinan semacam ini dapat dilihat dalam
kepemimpinan adat suku tertentu, kelompok, agama, dan lain-lain. 7

D. Bentuk-Bentuk Organisasi

Bentuk organisasi pada umumnya berbeda-beda serta memiliki keunggulan


dan kelemahan masing-masing. Berdasarkan hubungan yang ada pada organisasi
terdapat lima jenis bentuk struktur utama organisasi, bentuk organisasi tersebut
dapat dibedakan sebagai berikut:8

1. Bentuk Organisasi Lini (Line Organization)

7
Fuad Abdillah, Manajemen Organisasi Pendidikan Kejuruan, (Jawa Timur: Cerdas Ulet
Kreatif, 2020), h. 34.
8
Prietsaweny Riris T. Simamora, Komunikasi Organisasi, (Medan: Yayasan Kita Menulis,
2021), h. 29-36.

7
Organisasi lini ini diciptakan oleh Henry Fayol, dalam tipe organisasi lini
terdapat garis wewenang, kekuasaan yang menghubungkan langsung secara
vertikal dari atasan ke bawahan. Pengertian bentuk organisasi sering disamakan
dengan tipe organisasi, padahal keduanya berbeda. Berikut adalah contoh bentuk
struktur organisasi lini.

Adapun ciri-ciri organisasi Lini adalah sebagai berikut:

a) Jumlah karyawan sedikit


b) Selain top manajer, manajer dibawahnya hanya sebagai pelaksana
c) Sarananya terbatas
d) Hubungan antara atasan dan bawahan bersifat langsung
e) Bentuk lini pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan adalah
sebagai top manajer.

Sedangkan kelebihan dari organisasi lini adalah:

a) Atasan dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando


b) Rasa solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi besar
c) Proses pembuatan kepuasan berjalan cepat
d) Disiplin dan loyalitas tinggi
e) Rasa saling pengertian tinggi

Kelemahan dari organisasi lini adalah:

a) Ada tendesi gaya kepemimpinan otokratis

8
b) Pengembangan kreatifitas karyawan terhambat
c) Tujuan top manajer sering tidak dapat dibedakan denggan tujuan organisasi
d) Karyawan bergantung pada satu orang dalam organisasi

2. Bentuk Organisasi Lini dan Staf (Line and Staff Organization)

Bentuk organisasi lini dan staf pada dasarnya merupakan kombinasi dari
organisasi lini dan organisasi fungsional. Asas kesatuan komando tetap
dipertahankan dan pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari
pucuk pimpinan kepada pimpinan dibawahnya. Pucuk pimpinan tetap
sepenuhnya berhak menetapkan keputusan, kebijaksanaan, dan merealisasikan
tujuan perusahaan. Berikut adalah contoh bentuk struktur organisasi lini dan
staf.

Adapun ciri-ciri organisasi lini dan staf adalah:

a) Hubungan atasan dan bawahan tidak seluruhnya secara langsung


b) Karyawan banyak
c) Organisasi besar
d) Ada dua kelompok kerja dalam organisasi sehingga ditekankan adanya
spesialisasi yaitu : personel lini dan personel staf.

Kelebihan dari organisasi lini dan staf adalah:

a) Ada pembgian tugas yang jelas


b) Kerja sama dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan jelas
c) Pengembangan bakat segenap anggota organisasi terjamin

9
d) Staffing dilaksanakan sesuai dengan “The raight man on the right place”
e) Bentuk organisasi ini feksibel untuk diterapkan

Kelemahan dari organisasi lini dan staf adalah:

a) Tugas pokok orang-orang sering dinomor duakan


b) Proses pengambilan berliku-liku
c) Jika pertimbangan tidak terkontrol maka sering menimbulkan nepotis spoil
system patronage
d) Persaingan tidak sehat antara yang satu dengan pejabat yang lain

3. Bentuk Organisasi Fungsional

Diciptakan oleh F. W. Taylor, bentuk organisasi ini disusun berdasarkan


sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Pada tipe organisasi ini,
masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh,
pembagian kerja didasarkan pada "spesialisasi" yang sangat mendalam dan
setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan sesuai
spesialisasinya. Berikut adalah contoh bentuk struktur organisasi fungsional.

Adapun ciri-ciri organisasi fungsional adalah:

a) Organisasi kecil
b) Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staf ahli

10
c) Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
d) Target yang hendak dicapai jelas dan pasti
e) Pengawasan dilakukan secara ketat

Kelebihan dari organisasi fungsional adalah:

a) Program tearah jelas dan cepat


b) Anggaran, personalia, dan sarana tepat dan sesuai
c) Kenaikan pangkat pejabat fungsional cepat

Kelemahan dari organisasi fungsional adalah:

a) Pejabat fungsional bingung dalam mengikuti prosedur administrasi


b) Koordinasi sulit dilaksanakan
c) Pangkat pejabat fungsional lebih tinggi dibandingkan kepala unit sehingga
inspeksi sulit dilaksanakan
4. Bentuk Organisasi Lini, Staf, dan Fungsional

Merupakan kombinasi dari organisasi lini, lini dan staf, dan fungsional,
biasanya diterapkan pada organisasi besar serta kompleks. Pada tingkat dewan
komisaris atau board of director diterapkan tipe organisasi lini dan staf,
sedangkan pada tingkat middle manager diterapkan tipe organisasi fungsional.
Organisasi ini dilakukan dengan cara menggabungkan kebaikan dan
menghilangkan kelemahan dari ketiga tipe organisasi tersebut.

Adapun ciri-ciri organisasi lini, staf dan fungsional adalah:

a) Organisasi besar dan kadang sangat ruwel


b) Jumlah karyawan banyak
c) Mempunyai 3 unsur karyawan pokok
1) Karyawan dengan tugas pokok (line personal)
2) Karyawan dengan tugas bantuan (staf personal)
3) Karyawan dengan tugas operasional fungsional (functional group)

11
5. Bentuk Organisasi Komite

Organisasi komite mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini


terdapat pimpinan "kolektif presidium/plural executive" dan komite ini bersifat
manajerial. Komite dapat juga bersifat formal atau informal, komite-komite itu
dapat dibentuk sebagai suatu bagian dari struktur organisasi formal, dengan
tugas-tugas dan wewenang dibagikan secara khusus. Adapun ciri-ciri organisasi
komite adalah:

a) Adanya dewan dimana anggota bertindak secara kolektif


b) Adanya hak, wewenang dan tanggung jawab sama dari masing-masing
anggota dewan
c) Asas musyawarah sangat ditonjolkan
d) Organisasinya besar dan struktur tidak sederhana
e) Biasanya bergerak dibidang perbankan, suransi dan niaga.

Kelebihan dari organisasi komite adalah:

a) Pelaksanaan decision making berlangsung baik karena terjadi musyawarah


dengan pemegang saham maupun dewan
b) Kepemimpinan yang bersifat otokratis sangat kecil
c) Pengembangan karier terjamin

Kelemahan dari organisasi komite adalah:

a) Proses decision making sangat lamban karena melibatkan banyak orang


b) Biaya operasional rutin sangat tinggi
c) Jika ada masalah sering kali tejadi penghindaran siapa yang bertanggung
jawab
E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan konsep yang abstrak, dalam menyusun


struktur organisasi perlu sekali mengadakan pembagian tugas dalam suatu unit
organisasi dan memberi wewenang yang tepat. Stoner dan Wankell dalam S. Sagala
membatasi bahwa struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antar bagian

12
komponen dan posisi dalam suatu perkumpulan. Struktur organisasi dan spesifikasi
pembagian aktivitas kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang
beraneka macam dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat
spesialisasi aktivitas kerja.

Struktur organisasi berpengaruh pada perilaku individu dan kelompok yang


menjadi bagian dari suatu organisasi. Setelah struktur organisasi dapat disusun
sesuai kebutuhan, hal penting yang perlu dilakukan selanjutnya adalah
menempatkan orang secara tepat di tempat-tempat tugas manajerial. Penempatan
orang-orang diiringi dengan penunjukan tugas-tugas, Walaupun demikian hal ini
masih diperdebatkan, karena bentuk mesti mengikuti fungsi, maka tugas tersebut
sangatlah sulit untuk menunjuk secara tepat mengenai bentuk struktur organisasi. 9

Terdapat enam unsur/elemen utama dalam merancang struktur organisasi,


yakni sebagai berikut:

a. Hirarki kewenangan yang dirumuskan dengan baik


b. Divisi tenaga kerja berdasarkan fungsi spesialisasi
c. Sistem aturan yang meliputi hak dan kewajiban pemegang posisi jabatan
d. Sistem prosedur untuk menghadapi situasi kerja
e. Impersonalitas hubungan yang tidak menyenangkan
f. Seleksi dan promosi karyawan berdasarkan kompetensi teknikal.10

Struktur organisasi merupakan gambaran dari pembagian wewenang dan


tanggung jawab serta hubungan vertical dan horizontal suatu organisasi dalam
melaksanakan aktivitasnya. Struktur organisasi menggambarkan tipe organisasi,
pendepartemenan organisasi kedudukan, dan jenis wewenang pejabat, bidang dan
hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem
pimpinan organisasi. Struktur organisasi juga merupakan faktor yang penting
adanya dalam perkembangan suatu organisasi untuk pertumbuhan kearah kemajuan

9
Syaiful Sagala, Op. Cit., h. 81.
10
N. Nurlia, Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Pengukuran Kualitas Pelayanan, Meraja
Journal, Vol. 2, No.2, h. 58.

13
yang pesat untuk mencapai tujuan sesuai dengan misi, dimana akan menentukan
mekanisme orang-orang yang bekerja.11

11
Melayu S. P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara,
2010), h. 128.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas maka pemakalah


menyimpulkan:

1. Di dalam organisasi terdapat unsur-unsur pembentuk organisasi, unsur-unsur


tersebut ialah tujuan, pembagian kerja, dan hierarki kewenangan.
2. Mengutip pendapat Henry Fanyol, terdapat 14 prinsip-prinsip organisasi
yaitu: prinsip pembagian kerja; prinsip wewenang; prinsip disiplin; prinsip
kesatuan komando; prinsip kesatuan arah; prinsip mendahulukan
kepentingan umum diatas kepentingan individu; prinsip remunerasi; prinsip
sentralisasi; prinsip rantai skalar; prinsip tata tertib; prinsip keadilan; prinsip
stabilitas masa kerja para pegawai; prinsip inisiatif; dan prinsip Esprit De
Corps.
3. Organisasi terbagi kepada dua jenis, yaitu organisasi formal (formal
organizations) dan organisasi informal (informal organizations).
4. Terdapat lima jenis bentuk organisasi, yaitu: Organisasi Lini (Line
Organization), Organisasi Lini dan Staf (Line and Staff Organization),
Organisasi Fungsional, Organisasi Lini, Staf, dan Fungsional, dan Organisasi
Komite. Kelima bentuk organisasi tersebut masing-masing memiliki ciri
khas serta kelemahan maupun kelebihan.
5. Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antar bagian komponen
dan posisi dalam suatu perkumpulan. Struktur organisasi menunjukkan
Bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka macam dihubungkan sampai
batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja. Struktur
organisasi merupakan hal penting yang perlu dilakukan sehingga individu
dan kelompok yang menjadi bagian dapat disusun sesuai kebutuhan, dengan
penempatan orang-orang yang diiringi dengan menunjukkan tugas-tugas
tertentu.

15
B. Saran

Penulis menyarankan kepada para pembaca agar kiranya untuk mempelajari dan
memahami materi-materi yang disajikan di makalah ini. Karena dalam makalah ini
memuat beberapa sub topik materi yang dapat menjadi pengetahuan serta
bermanfaat untuk mengenal lebih jauh terkait ruang lingkup organisasi. Penulis
berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun terhadap tulisan ini, agar semakin baik kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Fuad. 2020. Manajemen Organisasi Pendidikan Kejuruan. Jawa Timur:


Cerdas Ulet Kreatif.

Adpen, Tim Dosen. 2011. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Nurlia, N. Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Pengukuran Kualitas Pelayanan.


Meraja Journal. Vol. 2. No.2.

Rifa’I, Muhammad. dan Muhammad Fadhli. 2013. Manajemen Organisasi. Medan:


Citapustaka Media Perintis.

Riris T. Simamora, Prietsaweny. 2021. Komunikasi Organisasi. Medan: Yayasan Kita


Menulis.

S. P. Hasibuan, Melayu. 2010. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:


Bumi Aksara.

Sagala, Syaiful. 2016. Memahami Organisasi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

17

Anda mungkin juga menyukai