A. Ide Kewirausahaan
Menurut Zimmerer, ide-ide ytang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk
memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus
menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial
(peluang usaha), wirausaha perlu mengidentiifikasikan dan mengevaluasi semua resiko yang
mungkin terjadi dengan cara:
1. Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif
2. Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin
3. Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat
Ada tiga resiko yang dapat dievaluasi, yaitu:
a. Resiko pasar atau persaingan
b. Resiko finansial
c. Resiko teknik
Kreativitas seringkali muncul dalam bentuk ide untukk menghasilkan barang dan jasa baru. Ide
bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan
pengamatan secara terus menerus. Ide bias menjadi sebuah peluang dengan cara berikut ini:
1. Dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode yang lebih baik
untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau cara
melakukan suatu pekerjaan.
B. Sumber Peluang
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia
melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan ide atau
disebut screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi
produk dan jasa riil.
C. Gagasan Potensial
Adapun dalam berwirausaha terdapat gagasan-gagasan yang perlu diperhatikan untuk memulai
usaha, yaitu diantaranya:
1. Sumber gagasan bagi produk dan jasa baru.
Sumber gagasan bias berasala dari:
a. Kebutuhan dari sumber penemuan yang diketemukan
b. Hobi atau kesenangan pribadi yang dapat dikembangkan
c. Mengamati kecendrungan-kecendrungan yang ada di lingkungan sekitar
d. Mengamati dan menemukan kekurangan-kekurangan dari produk yang telah ada
e. Menemukan fungsi lain dari sebuah benda atau alat biasa
f. Pemanfaatan produk dari perusahaan lain
g. Menemukan benda atau jasa yang tidak terdapat di lingkungan
2. Proses perencanaan dan pengembangan produk
Terdiri atas:
a. Tahap Gagasan
b. Tahap Konsep
c. Tahap Pengembangan Produk
d. Tahap Uji Pemasaran
e. Tahap Komersialisasi
Seorang enterpreuneur tidak cukup mengandalkan gagasan kreatif dalam pembuatan produk
saja, dia memerlukan strategi yang jitu dan eksekusi yang tepat. Keberhasilan ditentukan
banyak hal, tetapi yang paling penting apakah Anda benar-benar mengenali karakter Anda dan
berada pada bidang yang Anda sukai dan minati? Bukan tidak mustahil keberhasilan hanya
soal waktu saja bagi orang-orang yang benar-benar menyukai pekerjaannya. Kata para
pengusaha, produk itu betapapun sederhananya harus dikeloni-diajak bicara, diberi perintah,
dan diberikan sentuhan pribadi Anda.
Ide bisnis tidak akan muncul secara tiba-tiba. Salah besar apabila memiliki anggapan bahwa ide
bisnis itu hanya ditunggu saja dan akan datang secara tiba-tiba tanpa kita pusing-pusing untuk
mencarinya. Ide bisnis itu datang apabila kita berusaha mencarinya dengan menggali informasi
dan pandai membaca peluang yang memungkinkan untuk membuat suatu usaha baru.
Terkadang suatu ide itu muncul pada saat kita sedang berfikir keras menentukan bidang bisnis
yang akan kita buat. Sebagai contohnya adalah seseorang sedang berjalan jalan di suatu
taman dan kebetulan ditaman tersebut ada pohon buah, orang tersebut melihat beberapa buah
berjatuhan dan memungut salah satunya. Orang tersebut mencium baunya dan berfikir ternyata
buah itu memiliki sari buah yang mungkin bisa dijadikan sirup sari buah atau agar buah itu tidak
busuk maka bisa dibuat manisan denagn cara buah itu diawetkan. Dari kejadian sederhana
inilah terkadang suatu gagasan/ide itu dapat muncul.
[31/8 09.38] Andri K: Dalam berwirausaha kita tentunya selalu merasa tidak puas dengan
kondisi yang dialami saat ini. Seorang entrepreneur biasanya merasa kondisi saat ini belum
cukup dan belum sesuai dengan impiannya. Biasanya mereka selalu berusaha
mengembangkan bisnisnya dengan membuat bisnis yang telah ada menjadi bisnis yang lebih
bervariasi dan lebih banyak diminati oleh konsumen. Ketika suatu bisnis sekiranya tidak
menguntungkan, mereka biasanya akan langsung mencari penyebab mengapa bisnis tersebut
menjadi tidak menguntungkan. Kemudian akan membuat suatu keputusan bisnis tersebut akan
diberhentikan atau akan tetap dijalankan tetapi membuat variasi terhadap bisnis tersebut. Hal
inilah yang mendorong seorang entrepreneur untuk selalu berusaha memanfaatkan kerja otak
dengan selalu melatih kemampuan berfikir cepatnya dalam menghadapi segala kondisi dan
resiko yang akan timbul pada bisnis yang sedang dijalankan. Sama halnya dalam menentukan
ide atau gagasan pertama kali. Tentunya sangat memerlukan adanya kerja otak.
[31/8 09.39] Andri K: Menangkap peluang dan cara memasuki usaha baru
budigundul budigundul
10 tahun yang lalu
Menangkap peluang dan cara memasuki usaha baru?
Jika kita mendapatkan Peluang Usaha tersebut kita akan langsung memanfaatkan nya dengan
sungguh – sungguh, namun bagaimana bagi orang yang tidak mendapatkan peluang usaha?,
jadi bagaimana Strategi Mengangkap Peluang Usaha Tersebut. Strategi adalah sebuah kiat
atau siasat. jadi pelang usaha yang ada harus dimanfaatkan dengan strategi yang sangat tepat.
berikut Strategi yang perlu kita lakukan supaya dapat memanfaatkan Peluang Usaha yang ada.
Integrasi Vertikal, yaitu sebuah penggabungan usaha yang mempunyai sebuah keterkaitan dan
saling membutuhkan secara kontinu.
Menambahkan kapasitas, adalah menaikkan kuota atau jumlah produksi untuk memenuhi
kebutuhan peluang pasar baru atau wilayah pasar baru. ini dimungkinkan apabila tempat usaha
kita atau perusahaan masih memiliki kapasitas yang lebih.
Memasuki bisnis baru, yaitu membuka usaha baru yang tidak ada kaitan dengan usaha yang
kita jalankan sebelumnya. dengan ini kita dapat menambahkan jenis produk dari usaha yang
sudah pernah kita jalankan sebelumnya.
Bagaimanakah Cara Memasuki Dunia Usaha baru.
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai atau memasuki dunia usaha yaitu :
Merintis usaha baru : yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru yaitu membentuk dan
mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide,organisasi dan manajemen yang
dirancang sendiri.
Membeli perusahaan orang lain (buying) yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan
atau dirintis atau diorganisir oleh orang lain dengan nama (goodwill) dan organisasi usaha yang
sudah ada.
Kerjasama Manajemen (Frachising) : kerjasama antara franchisee dengan franchisor /parent
company. Kerjasama ini biasanya: pemilihan tempat, rencana bangunan, peralatan,
pengendalian kualitas, riset.
[31/8 09.40] Andri K: Menangkap peluang dan cara memasuki usaha baru
budigundul budigundul
10 tahun yang lalu
Menangkap peluang dan cara memasuki usaha baru?
Jika kita mendapatkan Peluang Usaha tersebut kita akan langsung memanfaatkan nya dengan
sungguh – sungguh, namun bagaimana bagi orang yang tidak mendapatkan peluang usaha?,
jadi bagaimana Strategi Mengangkap Peluang Usaha Tersebut. Strategi adalah sebuah kiat
atau siasat. jadi pelang usaha yang ada harus dimanfaatkan dengan strategi yang sangat tepat.
berikut Strategi yang perlu kita lakukan supaya dapat memanfaatkan Peluang Usaha yang ada.
Integrasi Vertikal, yaitu sebuah penggabungan usaha yang mempunyai sebuah keterkaitan dan
saling membutuhkan secara kontinu.
Menambahkan kapasitas, adalah menaikkan kuota atau jumlah produksi untuk memenuhi
kebutuhan peluang pasar baru atau wilayah pasar baru. ini dimungkinkan apabila tempat usaha
kita atau perusahaan masih memiliki kapasitas yang lebih.
Memasuki bisnis baru, yaitu membuka usaha baru yang tidak ada kaitan dengan usaha yang
kita jalankan sebelumnya. dengan ini kita dapat menambahkan jenis produk dari usaha yang
sudah pernah kita jalankan sebelumnya.
Bagaimanakah Cara Memasuki Dunia Usaha baru.
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai atau memasuki dunia usaha yaitu :
Merintis usaha baru : yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru yaitu membentuk dan
mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide,organisasi dan manajemen yang
dirancang sendiri.
Membeli perusahaan orang lain (buying) yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan
atau dirintis atau diorganisir oleh orang lain dengan nama (goodwill) dan organisasi usaha yang
sudah ada.
Kerjasama Manajemen (Frachising) : kerjasama antara franchisee dengan franchisor /parent
company. Kerjasama ini biasanya: pemilihan tempat, rencana bangunan, peralatan,
pengendalian kualitas, riset.
[31/8 09.45] Andri K: Dibawah ini adalah berbagai bidang usaha kelompok :
5) Mainan anak-anak
Komoditas ini ternyata cukup menjanjikan, karena jumlah anak-anak amat banyak.
Memproduksi mainan anak tidak perlu yang mewah dan mahal. Di lingkungan sekolah banyak
pedagang-pedagang kecil yang menjual mainan-mainan sederhana buatan sendiri (pekerjaan
tangan), ternyata amat laris. Anak kecil tidak banyak memperhatikan segi kemewahan, yang
penting adalah ide yang sejalan dengan dunia khayal anak-anak.
Ada juga beberapa pengusaha kecil yang memproduksi mainan anak sederhana terbuat dari
tripleks, dan bisa dipasarkan kepada berbagai sekolah taman kanak-kanak.
4) Perbengkelan
Meski pada prinsipnya sama, perbengkelan bisa mencangkup berbagai bidang yang berbeda.
Misalnya ada bengkel otomotif, yang melayani perbaikan kendaraan roda empat atau hanya
menjadi spesialis dalam kendaraan roda dua.
5) Rumah Kost/Kontrakan
Untuk kebutuhan karyawan atau mahasiswa di kota-kota bear, permintaan jasa akomodasi
dalam bentuk rumah kos atau rumah kontrakan cukup tinggi. Namun, semuanya harus
dikembangkan dengan bekal informasi pasar yang cukup. Jumlah orang yang banyak dan
berapa biaya pemondokan yang mampu mereka sisihkan. Peluang ini perlu ditangkap karena
masa depannya cukup cerah. Satu kamar berukuran 15 m2 bisa dikenakan biaya sebesar
Rp.350.000 per bulan.
3) Karya Intelektual
Bidang ini adalah bidang yang sama dengan yang kita dapatkan pada kaum kreatif karena
kedua kelompok ini mempunyai komponen pembawaan yang sama, yaitu “introvent”
4) Laundry
Bidang usaha ini sangat menonjol bagi keperluan orang-orang di kawasan perkotaan. Berbagai
perkembangan teknik dalam hal layanan laundry sudah semakin canggih sehingga perlu
dicermati dan dipelajari.
5) Jasa Penjahitan
Baik di kawasan perkotaan maupun di daerah-daerah pedesaan yang sudah cukup maju,
menjalankan usaha penjahitan cukup menjanjikan masa depan yang baik. Yang perlu dijaga
adalah masalah ketepatan waktu serta mutu pekerjaan yang baik.
Kesimpulan
Seorang entrepreneur tidak cukup mengandalkan gagasan kreatif dalam pembuatan produk
saja. Entrepreneur memerlukan strategi yang jitu dan eksekusi yang tepat. Keberhasilan
ditentukan banyak hal, tetapi yang paling penting adalah apakah wirausaha benar-benar
mengenal karakter diri dan berada pada bidang yang yang disukai. Sesuaikan pilihan bisnis
dengan karakter, bakat, dan keterampilan.
Saran
Sebelum seseorang menerjunkan diri ke lapangan usaha, sebaiknya melakukan penilaian diri
terlebih dahulu. Dengan demikian, akan mengetahui termasuk kelompok manakah kira-kira
dirinya itu. Apakah tergolong kelompok kreatif, konsultatif, servis ataukah analatis. Setelah itu,
ada lagi yang harus diperiksa lebih jauh, yakni apakah dirinya memiliki sebuah keterampilan
khusus, atau menguasai ilmu pengetahuan tertentu dan juga barangkali mempunyai hobi yang
khas. Semua hal tersebut akan dapat menjadi modal yang berharga bagi kelanjutan perwujudan
usaha.
Assalamualaikum . Wr .Wb. Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah S.W.T , berkat limpahan
rahmat , taufik serta hidayah-Nya kita senantiasa diberi kesehatan sampai saat ini . Shalawat
serta salam kita haturkan kepada junjungan Nabi kita Muhammad S.A.W yang mana telah
menjadi guru panutan kita di dunia maupun di akhirat. Dengan izin Allah S.W.T, kami selaku
pemakalah dapat menyelesaikan laporan kegiatan praktikum pengantar manajemen ini dengan
judul “ MENEMUKAN IDE DAN PELUANG DALAM WIRAUSAHA “ . Pembuatan laporan ini
bertujuan untuk meningkatkan wawasan serta kemampuan kita dalam belajar mengenai
menemukan ide dan peluang tentang Kewirausahaan. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih
kepada kedua orang tua , dan Ibu Siti M.M selaku dosen pembimbing mata kuliah
Kewirausahaan, serta semua pihak yang telah membantu kami dalam pengerjaan ini, karena
berkat bantuan serta dukungan mereka makalah ini dapat terselesaikan. Kami selaku
pemakalah menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangn dan
kesalahan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran serta kritik yang bisa menyempurnakan
laporan ini dan bisa memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam mengerjakan segala hal.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamualaikum . Wr .Wb .
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang Wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi.
Keberhasilan dapat dicapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses, clan jasa-jasa
inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan.
Ketangguhan kewirausahaan sebagai penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru untuk
menciptakan nilai secara terus-menenis. Wirausaha dapat inenciptakan nilai dengan cara
mengubah semua tantangan menjadi peluang melalui ide-ide dan akhirnya menjadi pengendali
usaha. Semua tantangan bisa menjadi peluang apabila terdapat inovasi. Rumusan masalah 1.
Bagaimana cara untuk menemukan ide dalam kewirausahaan? 2. Bagaimana cara melihat
peluang dalam berwirausaha? 3. Apa saja bekal yang diperlukan dalam melakukan wirausaha?
Tujuan / Manfaat 1. Untuk mengetahui cara menemukan ide dalam kewirausahaan. 2. Untuk
mengetahui cara melihat peluang dalam berwirausaha. 3. Untuk mengetahui bekal yang
diperlukan dalam berwirausaha.
BAB II PEMBAHASAN
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk atau jasa baru. 3. Ide dapat dihasilkan dalam
bentuk yang sudah dimodifikasi. Banyak wirausaha yang berhasil bukan atas idenya sendiri
tetapi pengamatan dan penerapan ide orang lain bisa dijadikan peluang. B. Sumber-sumber
Potensial Peluang Proses penjaringan ide disebut juga dengan “idea screening” yang merpakan
suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk atau jasa rill. Adapun
langkah-langkah dalam idea screening dilakukan dengan cara menciptakan produk baru dan
berbeda, mangamati pintu peluang, analisis produk dan proses produksi secara mendalam,
menaksir biaya awal, dan memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi. Sumber-sumber
potensial pelung dapat digali dari: 1. Menciptakan produk baru yang berbeda agar kegunaan
barang dan jasa yang dihasilkan menjadi bernilai tinggi bagi pelanggan atau konsumen
potensial lainnya, oleh sebab itu wirausaha harus mengetahui mengenai perilaku konsumen
pasar dapat dilakukan dengan memperhatikan paling sedikit dua unsur berikut: a. Permintaan
terhadap barang dan jasa. b. Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang maupun jasa.
Secara spesifik apabila wirausaha baru memfokuskan usahanya pada suatu segmen maka
peluangnya akan sangat bergantung pada perilaku segmen pasar tersebut. Kemampuan untuk
memperoleh peluang bergantung pada kemampuan wirausaha untuk menganalisis pasar yang
meliputi tiga aspek, yaitu: a. Demografis pasar b. Sikap dan tingkah laku pesaing c. Keunggulan
bersaing dan kefakuman pesaing yang dianggap dapat menciptakan peluang. 2. Mengamati
pintu peluang, dilakukang melalui pengamatan dan evaluasi terhadap pesaing kemuadian
wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya:
baru
memiliki
kemampuan
dan
sumber-sumber
untyuk
menghasilkan produknya. 3. Menaksir biaya awal yang diperlukan untuk memulai usaha baru.
Biaya awal yang akan dikeluarkan untuk menjalankan operasional usaha perlu dibuatnya
perkiraannya supaya kebutuhan dana dapat diketahui pada waktu pelaksanaannya.
4. Memperhitungkan resiko, misalnya resiko teknik, resiko finansial dan resiko pesaing.
Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi, antara lain:
b. Resiko teknik, adalah kegagalan dalam proses pengembangan produk. c. Resiko finansial,
adalah kegagalan yang timbul akibat ketidakcukupan dana.
1. Self knowledge, memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan. 2. Imagination,
memiliki imajinasi, ide, dan prespektif serta tidak mengendalikan nada sukses masa lalu. 3.
Practical knowledge, memiliki kemampuan praktis. 4. Search skill, kemampuan untuk
menemukan, berkreasi dan berimajinasi. 5. Foresight, berpandangan jauh kedepan. 6.
Computation skill, berkemampuan menghitung dan mempresiksi kemasa yang akan datang. 7.
Communication skill, berkemampuan berkomunikasi, bergaul dan berhubungan harmonis
dengan orang lain. Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus
dimikili adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut
dipengarusi oleh ketrampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan
oleh pengetahuan dan pengalaman. Wirausahawan adalah seseorang yang memiliki jiwa dan
kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi, ia memiliki kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
1. Kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha 2. Kemampuan untuk mengerjakan sesuatu
yang baru 3. Kamampuan dan kemauan untuk mencari peluang 4. Kemampuan dan keberanian
untuk menanggung resiko 5. Kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber
daya
1. Menghasilkan produk atau jasa baru 2. Menghasilkan nilai tambah baru 3. Merintis usaha
baru 4. Melakukan proses atau teknik baru 5. Mengembangkan organisasi baru Dengan
beberapa ketrampilan dasar di atas, maka seseorang akan memiliki kemampuan dalam
berwirausaha. Menurut Dan dan Bradeseet Business Credit Service (1993), terdapat 10
kompetensi yang harus dimiliki wirausahawan, yaitu: 1. Knowing your business, yaitu harus
mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausaha harus
mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan
dilakukan. Misalnya, sesorang yang akan melakukan bisnia perhotelan. Untuk bisnis
pemasaran computer, ia harus memiliki pengetahuan pemasaran computer.
2. Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis,
misalnya cara merancang usaha, mengorganisasikan dan mengendalikan perusahan, termasuk
dapat memperhitungkan, mempresdiksi, mengadministrasikan dan membukakan kegiatan-
kegiatan usaha. Mengetahu manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses, dan
pengelolaan semua sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien. 3. Having the proper
attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Ia harus
bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sungguh-sungguh, dan
tidak setengah hati dalam menjalani tugasnya. 4. Having adequate capital, yaitu memiliki modal
yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi, tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan
hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu harus memiliki waktu yang cukup,
cukup uang, cukup tenaga, tempat, dan mental. 5. Managing finances effectively, yaitu memiliki
kemampuan mengatur atau mengelola keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber
dana dan menggunakannya secara tepat, serta mengendalikannya secara akurat. 6. Managing
time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung,
dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya. 7. Managing
people,
yaitu
kemampuan
merencanakan,
mengatur,
mengerahkan,
10. Copying with relgulations and paperwork, yaitu membuat aturan atau pedoman yang jelas
tersurat, tidak tersirat. Di samping ketrampilan dan kemampuan, wirausaha juga harus memiliki
pengalaman yang seimbang. Menurut A. Kuriloff, John M. Mmemphil, Jr dan Douglas Cloud
(1993:8) ada empat kemampuan utama yang diperlukan untuk mencapai pengalaman yang
seimbang agar kewirausahaan berhasil, di antaranya: 1. Technical competence, yaitu memiliki
kompetensi dalam bidang rangcang bangun (know-how) sesuai dengan bentuk usaha yang
akan dipilih. Misalnya, kemampuan dalam bidang teknik produksi dan desain produksi, ia harus
betul-betul mengetahui bagaimana barang dan jasa itu dihasilkan dan disajikan. 2. Marketing
competence, yaitu memiliki kompetensi dalam menemukan pasar yang cocok, mengidentifikasi
pelanggan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Ia harus mengetahui bagaimana
menemukan peluang pasar yang spesifik, misalnya pelanggan dan harga khusus yang belum
digarap pesaing. 3. Financial competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang keuangan,
mengatur pembelian, penjualan, pembukuan, dan perhitungan laba/rugi. Ia harus mengetahui
bagaimana mendapatkan dana dan cara mengolahnya dengan baik. 4. Human relation
competence, yaitu kompetensi dalam mengembangkan hubungan personal, seperti
kemampuan berelasi dan menjalin kemitraan antar perusahaan. Ia harus mengetahui hubungn
interpersonal secara sehat. Sedangkan menurut Norman M. Scarborough (1993), kompetensi
kewirausaan yang diperlukan sebagai syarat-syarat bisnis tersebut meliputi: 1. Proaktif, yaitu
selalu ada inisiatif dan tegas dalam melaksanakan tugas 2. Berorientasi pada prestasi atau
kemauan kerja, cirinya: a. Selalu mencari peluang b. Berorientasi pada efisiensi c. Konsen
untuk kerja keras
3. Komitmen terhadap perusahaan atau orang lain, cirinya: a. Selelu penuh komitmen dalam
mengadakan kontak kerja. b. Mengenal tentang betapa pentingnya hbungan bisnis. Pada
umumnya, wirausaha yang memiliki komptensi-kompetensi tersebut, cenderung berhasil dalam
berwirausaha. Oleh karena itu, bekal kewirausahaan yang berupa pengetahuan dan begal
ketrampilan kewirausahaan perlu dimiliki. Beberapa bekal pengetahuan yang perlu dimiliki
misalnya: 1. Bekal pengetahuan bidang usaha yang dimasuki lingkungan usaha disekitanya. 2.
Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab. 3. Pengetahuan tentang kepribadian
dan kemampuan diri. 4. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis. 5.
Pengetahuan tentang siapa konsumennya. Dalam lingkungan usaha yang semakin kompetitif,
pengetahuan keahlian dalam bidang perusahaan yang dilakukan mutlak diperlukan bagi
seorang wirausaha. Pengetahuan keahlian dalam bidang perusahaan itu di antaranya
pengetahuan tentang pasar dan strategi pemasarannya, pengetahuan tentang konsumen
(pelanggan), pengetahuan tentang pesaing, baik yang baru maupun yang sudah ada,
pengetahuan tentang pemasok, pengetahuan tentang cara mendistribusikan barang dan jasa
yang dihasilkan, termasuk kemampuan menganalisis dan mendiagnosis pelanggan,
mengidentifikasi segmentasi, dan motivasinya. Di samping itu, sangat penting pengetahuan
spesifik seperti pengetahuan tentang prinsp-prinsip akuntansi dan pembukuan, jadwal produksi,
manajemen personalia, manajemen keuangan, pemasaran, dan perencanaan.
Daftar Pustaka
•
Suryana Dr, MSi (2003) ; Kewirausahaan : Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Suskses,
Edisi revisi, Salemba Empat, Jakarta.
Meredith Geoffrey G. et al (2000) ; Kewirausahaan : Teori dan Praktek, Cetakan 6, LM PPM &
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Zimmer Thomas W., Scarborough (2005) ; Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis
Kecil, Second edition, Prenhalindo, Jakarta.