Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

MANAJEMEN SYARIAH
Perencanaan, Pengorganisasian, dan Pengawasan

Dosen Pengampu
Bpk M. Fauzan S.E M.E

Oleh kelompok 1
MOH NURKHOLIS (215120173) KARLINDA (215120161)

SRINUR ANWAR HADI (215120170) KHUSNUL KHATIMAH (215120175)

ANISA PRICILLIA ( 215120199) DELLA PUSPITASARI (215120186)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU
2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Puji syukur kehadirat Allah SWT., karena dengan Rahmat,


Karunia, Taufiq, serta Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perencanaan, Pengorganisasian, dan Pengawasan”. Sholawat dan Salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW., dan juga kami ucapkan terima kasih
kepada Bpk M Fauzan, S.E.,M.E. selaku dosen mata kuliah Manajemen Syariah yang telah
memberikan tugas ini.

Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan kita terhadap
Perencanaan, Pengorganisasian, dan Pengawasan. Oleh sebab itu, penting bagi kami adanya
kritik, saran, dan usulan untuk memperbaiki makalah yang kami buat diwaktu yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat dipahami dengan mudah bagi siapapun yang membacanya dan
juga dapat berguna bagi kami pribadi. Demikian yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata. Dengan mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin
cukup sekian dan Terimakasih.

Palu, 06 November 2022

Kelompok

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
Latar belakang................................................................................................................4
Rumusan Masalah..........................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
PEMBAHASAN................................................................................................................7
A. Perencanaan...........................................................................................................7
1. Pengertian Perencanaan..............................................................................................7
2. Asas-asas Perencanaan...............................................................................................8
3. Jenis-Jenis Perencanaan...........................................................................................10
Pengawasan..................................................................................................................15
1.Pengertian pengawasan.............................................................................................15
2.Bentuk bentuk Pengawasan.......................................................................................18
Pengorganisasian..........................................................................................................21
1. Pengertian pengorganisasian....................................................................................21
2. Prinsip Pengorganisasian..........................................................................................23
3.Proses Pengorganisasian............................................................................................24
4 .Struktur Organisasi...................................................................................................25
5. Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:.............................................................26
BAB III............................................................................................................................27
PENUTUP.......................................................................................................................27
Kesimpulan..................................................................................................................27

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap


kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen
karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan
anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi
organisasiuntuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara
mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan prosesproses perencanaan.

Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi,


sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam
mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam
jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di
masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen,
karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-
keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi


manajemen, terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah
dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan
prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan
firasat (dugaan).

Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen


tertentu dari proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan
konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk
mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan


organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan
rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

4
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi,
benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus dilakukan dengan baik.
Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip
utama dalam ajaran islam.
Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap, dan cara-cara
mendapatkannya yang transparan merupakan amal perbuatan yang dicintai
Allah swt. Sebenarnya, manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar
dilakukan dengan baik, tepat, dan tuntas merupakan hal disyariatkan dalam
ajaran Islam.

Demikian pula ketika kita melakukan sesuatu itu dengan benar, baik,
terencana, dan terorganisasi dengan rapi, maka kita akan terhindar dari
keragu-raguan dalam memutuskan sesuatu atau dalam mengerjakan sesuatu.
Kita tidak boleh melakukan sesuatu yang didasarkan pada keragu-raguan.
Sesuatu yang didasarkan pada keragu-raguan biasanya akan melahirkan hasil
yang tidak optimal dan mungkin akhirnya tidak bermanfaat.

Proses-proses manajemen pada dasarnya adalah perencanaan segala


sesuatu secara mantap untuk melahirkan keyakinan yang berdampak pada
melakukan sesuatu sesuai dengan aturan serta memilki manfaat. Perbuatan
yang tidak ada manfaatnya adalah sama dengan perbuatan yang tidak pernah
direncanakan. Jika perbuatan itu tidak pernah direncanakan, maka tidak
termasuk dalam kategori manajemen yang baik. Maka dari itulah, dalam
suatu manajemen harus terdapat pengawasan.

Organisasi itu abstrak ( kasat mata), walaupun banyak orang yang bekerja
dan hidup dari organisasi namun tidak seorangpun yang pernah melihat atau
menyentuh organisasi. Kita bisa melihat barang atau merasakan manfaat jasa
yang diberikan oleh suatu organisasi, bahkan mengenal siapa saja yang
bekerja di dalamnya, tetapi jarang sekali kita mengetahui apa alasan dan
motivasi organisasi tersebut menyediakan barang/jasa itu, atau bagaimana
cara mengontrol dan mempengaruhi para anggotanya. Semua itu tidaklah
terlihat oleh mata banyak orang yang berada di luar organisasi tersebut.

Sepintas pengorganisasian adalah biasa dan lumrah dibicarakan. Yang


tidak biasa adalah kenyataan sukarnya kualitas sempurna pengorganisasian
dicapai. Hal tersebut, karena salah satu unsur yang termasuk sumber daya
tidak lain manusia bahkan manusia dalam keberadaannya sangat vital. Unsur
manusia jugalah penyebab kalang kabutnya kondisi negara kita dimana
sebagian orang berteriak keras " Ubah sistem ..ubah sistem ". Apa yakin

5
dengan merubah sistem itu efisien? dan kalau pun sistemnya dirubah,
manusia jualah yang menjalankan. Sayangnya yang berjuluk manusia itu
rakus sebagaimana ilmu ekonomi menyebuthomo economicus.

Kerakusan yang menjadi penyebab inti bekerjasama di dominasi


kepentingan pribadi. Berbeda dengan ilmu ekonomi, manusia dijuluki ilmu
manajemen sebagai homo oeconomicus yang senang bekerjasama. Kiranya
dieklektikan, optimalisasi kualitas pengorganisasian dapat kita tempuh
dengan cara mengelola manusia rakus sedemikian rupa hingga bekerjasama
mencapai tujuan yang ditetapkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan perencanaan?


2. Apa saja asas-asas perencanaan?
3. Apa saja jenis-jenis perencanaan?
4. Apa yang di maksud dengan pengawasan?
5. Bagaimana bentuk-bentuk pengawasan?
6. Apa yang dimaksud dengan pengorganisasian?
7. Apa saja prinsip dalam pengorganisasian?
8. Bagaimana proses pengorganisasian?
9. Apa saja sturktur pengorganisasain?
10. Ap saja unsur dalam pengorganisasain?

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perencanaan.

1. Pengertian Perencanaan.

Perencanaan berasal dari kata rencana yang diberi imbuhan pe- dan
an-. Rencana adalah produk perencannaan, sedangkan perencanaan adalah
proses penentuan rencana. Perencanaan berasal dari bahasa latin yaitu
Planus yang berarti flat. Menurut Malayu S.P. Hasibuan perencanaan
(2006: 91) adalah fungsi dasar (fundamental) karena organizing, directing,
controlling, evaluating, dan reporting harus terlebih dahulu direncanakan.
Perencanaan merupakan hal yang penting dibuat untuk mencapai
tujuan organisasi. Malayu S.P. Hasibuan (2006: 91) mengemukakan
betapa pentingnya perencanaan yaitu:
1. Tanpa perencanaaan berarti tidak ada tujuan yang ingin dicapai.
2. Tanpa perencanaaan tidak ada pedoman pelaksanaan sehingga
banyak pemborosan.
3. Perencanaan adalah dasar pengendalian, karena tanpa ada rencana
pengendalian tidak dapat dilakukan.
4. Tanpa perencanaan, tidak ada keputusan dan proses manajemen.1

Beberapa ahli mengemukakan pengertian perencanaan dari sudut


pandang berebeda tetapi menmpunyai makna yang sama, yaitu:
1. .Harold Koontz dan Cyril O’Donnel(Planning is the function of a
manager which involves the selection from alternatives of
objectivies, policies, procedures and program). Perencanaan adalah
fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-

1
Badrudin, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung: Alfabeta),  2015, Cet. 3, hlm. 53

7
tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, program-
program dari alternative-alternatif yang ada.2
2. Louis A.Allen(Planning is the determination of the course of action
to achieve a desired result.) Perencanaan adalah menentukan
serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
3. Menurut Mondy, Sharfin dan Premeuk disebut perencanaan
(planning is the determining in advance what should be
accomplished and how it should be realized (1991). Sependapat
dengan Bartal dan Martin (1999) mengatakan perencanaan adalah
proses penentuan tujuan-tujuan dan menetapkan cara-cara terbaik
untuk mencapainya (planning is the process of the setting goals and
deciding how best to achieve them).
4. .Menurut G.R. Terry, perencanaan adalah tindakan memilih dan
menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan
asumsi-asumsi mengenai masa yang akan dating dalam hal
memvisualisasikan dan merumuskan aktivitas-aktivitas yang
dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Perencanaan (planning) pada dasarnya merupakan suatu proses untuk


menetapkan diawal berbagai hasil akhir yang ingin dicapai perusahan
dimasa mendatang. Antara kegiatan perencanaan dengan hasil akhir yang
ingin dicapai diasumsikan terdapat jeda waktu, dimana semakin panjang
rencana yang dibuat maka jeda waktu antara perencanaan dengan hasil akhir
yang ingin dicapai hasil tersebut juga semakin meningkat. Sebaliknya,
semakin pendek jeda waktu antara perencanaan yang dibuat dengan target
hasil yangingin dicapai maka derajat ketidakpastian pencapaian hasil akan
menurun.3

2. Asas-asas Perencanaan.

2
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta:PT Bumi Aksara),
2011, cet. 9, hlm.92-93.
3
Ismail Solihin, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Erlangga), 2009, hlm. 63

8
Asas merupakan suatu pernyataan fundamental ataukebenara umum
yang dapata dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas biasanya
muncul dari penelitian dan pengalaman. 4 Dibawah ini merupakan asas
perencanaan yang umum dilaksanakan pada perusahaan atau organisasi
(Malayu S.P. Hasibuan, 2006: 93-94).
1. Priciple of contribution to objective(asas pencapaian tujuan). Setiap
perencanaan dan segala perubahannya harus ditujukan kepada
percapaian tujuan.
2. Principle of efficiency of planing (asas efesiensi perencanaan). Suatu
perencanaan efisien jika perencanaan itu dalam pelaksanaanya dapat
mencapai tujuan dengan biaya yang sekecil-kecilnya.
3. Principle of primary of planning (asas pengutamaan perencanaan).
Perencanaan adalah keperluan utama para pemimpin dan fungsi-fungsi
lainnya, organizng, staffing, directing,controlling, evaluating, dan
reporting.Seorang pemimpin tidak akan dapat melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen lainnya tanpa mengetahui tujuan dan dan pedoman
dalam melaksanakan kebijaksanaan.
4. Principle of pervasiveness of planning (asas pemerataan perencanaan).
Asas pemerataan perencanaan memegang peranan penting, mengingat
pemimpin pada tingkat tinggi banyak mengerjakan perencanaan dan
bertanggung jawab atas berhasilnya rencana itu. Tidak seorang
manager pun yang tidak mengerjakan perencanaan.
5. Principle of planning premise (asas patokan perencanaan ). Patokan-
patokan perencanaan sangat berguna bagi ramalan, sebab premis-
premis perencanaan dapat menunjukan kejadian-kejadian yang akan
datang.
6. Principle of policy frame work ( asas kebijaksanaan pola kerja ).
Kebijaksanaan ini mewujudkan pola kerja, prosedur-prosedur kerja dan
program tersusun.

4
Badrudin, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung: Alfabeta),  2015, Cet. 3, hlm. 55-56

9
7. Principle of timing (asas waktu ) perencanaan waktu yangrelatif singkat
dan tepat.
8. Principle of planning commnication (asas tata hubungan perencanaan).
Perencanaan dapat di susun dan di kordinasi dengan baik, jika setiap
orang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan memperoleh
penjelasan yang memadai mengenai bidang yang akan di laksanakan.
9. Principle of alternatives(asas alternatif). Alternatif ada pada setiap
rangkaian kerja dan perencanaan meliputi pemilihan rangkaian
alternatif dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga sehingga tercapai
tujuan yang telah ditetapkan.
10. Principle of limiting faktor (asas pembatasan factor). Dalam pemilihan
alternatif-alternatif, pertama-tama harus ditujukan pada factor-faktor
yang strategis dan dapat membantu pemecahan masalah. Asas alternatif
dan asas pembatasan faktor merupakan syarat mutlak dalam penetapan
keputusan.
11. The commitment principle (asas ketrikatan). Perencanaan harus
memperhitungkan jangka waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
12. The principle of flexibility(asas fleksibilitas). Perencanaan yang efektif
memerlukan fleksibilitas, tetapi tidak berarti mengubah tujuan.
13. The principle of navigation change (asas ketetapan arah). Perencanaan
yang efektif memerlukan pengamatan yang terus menerus terhadap
kejadian-kejadian yang timbul dalam pelaksanaannya untuk
mempertahankan tujuan.
14. Principle of strategis planning (asas perencanaan strategis ). Dalam
kondisi tertentu manager harus memilh tindakan yang diperlukan untuk
menjamin pelaksanaan perencanaan agar tujuan tercapai dengan efektif.

3. Jenis-Jenis Perencanaan

1. Visi (vision)

10
Visi menggambarkan kondisi masa depan yang diwujudkan melalui
pelaksanaan sejumlah misi. Visi organisasi sangat nergantung kepada pemimpin,
bila pemimpin komitmen yang tinggi terhadap organisasi, maka segala bentuk
kegiatan yang direncanakan sebelumya dapat direalisasikan dengan menentukan
siapa pelaksana, mengapa harus melaksanakan, mengapa hal itu penting,
bagaimana merealisasikan janji kepada pelanggan dan pedoman perilaku yang
mengatur, serta bagaimana berbuat.

Menurut F. Gaffar (1995:5) menyebut visi sebagai daya pandang jauh ke


depan, mendalam, dan luas yang merupakan daya pikir abstrak serta memiliki
kekuatan yang amat dahsyat, dapat menerobos segala batas-batas fisik, ruang, dan
waktu. Oleh karena itu visi digunakansebagai kunci energi manusia, serta atribut
pemimpin dan pembuat kebijakan. Contoh visi: RCTI (Media Utama Hiburan dan
Informasi), SCTV (Satu untuk Semua), Yamaha (Selalu Terdepan), TVOne
(Terdepan Mengabarkan).

2. Misi (Mission)

Menurut Drucker (2000:84), pada dasarnya misi merupakan alasan


mendasar eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama
ditingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnisperusahaan.
Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi
mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan,
keinginan dan harapan pelanggannya (Prasetyo dan Benedicta, 2004:8).

Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006:46-47) misi


merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi
organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat,
baik berupa produk ataupun jasa.

Jadi dapat disimpulan bahwa Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus
dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Dalam operasinalnya
orang berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi

11
interprestasi Visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat
pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian Visi.

3.Tujuan (Objective)

Tujuan diinginkan harus dirumuskan dengan sejelas-jelasnya agar dapat


dipahami dan ditafsirkan dengan mudah oleh orang lain. Tujuan yang diinginkan
itu harus wajar, rasional, ideal, dan cukup menentang untuk diperjuangkan dan
dapat dicapai oleh orang banyak. Tegasnya, tujuan uang diinginkan itu harus
ditetapkan supaya perencanaan itu tidak mengambang.

G.R. Terry mengemukakan bahwa tujuan adalah sasaran manajerial yaitu


tujuan yang melukiskan skop yang jelas serta memberikakan arah pada usaha-
usaha seorang manajer. Sedangkan Wilson mengatakan tujuan adalah pusat
perhatian (area of concern), sampai sejauh mana atau bidang-bidang atau pusat
perhatian itu dapat direalisasikan pada waktu tertentu, ditentukan oleh perkiraan
kemampuan yang dimiliki dan hasil yang hendak dicapai.

Organisasi secara keseluruhan pasti mempunyai tujuan, kemudian departemen


atau bagian dari organisasi juga mempunyai tujuan tersendiri. Tujuan bagian
organisasi harus menunjang tujuan organisasi secara keseluruhan, meskipun
tujuan masing-masing bagian berbeda satu sama lain.

4. Prosedur (Prosedure)

Prosedur merupakan jenis rencana,karena prosedur menunjukan pemilihan


cara bertindak dan berhubungan dengan aktivitas masa depan. Prosedur benar-
benar merupakan petunjuk untuk tindakan dan bukan cara berfikir. Prosedur
memberikan detail tindakan, sehinggan suatu aktifitas tertentu harus dilaksanakan.
Biasanya prosedur dijelaskan secara kronologis.5

5.Kebijaksanaan

5
Badrudin, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung: Alfabeta),  2015, Cet. 3, hlm.57-60.

12
Kebijaksanaan adalah suatu jenis rencana yang memberikan bimbingan
berpikir dan arah dalam pengambilan keputusan. Karena dengan kebijaksanaan ini
maka rencana akan semakin baik dan menjuruskan daya pikir dari pengambil
keputusan ke arah tujuan yang diinginkan.

Kebijaksanaan menurut Harold KoontzKebijaksanaan adalah pernyataan-


pernyataan atau pengertian-pengertian umum yang memberikan bimbingan
berpikir dalam menentukan keputusan. Fungsinya adalah menandai lingkungan
disekitar yang dibuat sehingga memberikan jaminan bahwa keputusan-keputusan
itu akan sesuai dengan dan menyokong tercapainya aarah/tujuan.

Kebijaksanaan menurut R. TerryKebijaksaan adalah suatu pedoman yang


menyeluruh, baik, lisan, maupun tulisan yang memberikan suatu batas umum dan
arah tempat managerial action akan dilakukan.

6. Rule

Rule adalah rencana tentang peraturan-perturan yang telah ditetapkan dan


harus ditaati. Perbedaan antara rule dan policies terletak dalam hal bahwa policies
bertujuan memberikan bimbingan atau menentukan batas-batas lapangan tindakan
sedangkan ruletidak dimaksudkan untuk membimbing pemikiran, melainkan
memberikan bimbinga agar setiap tindakan jarang menyimpang dari peraturan.

7.Program

Program adalah satu rencana yang pada dasarnya telah menggambarkan


rencana yang konkret. Program juga merupakan usaha-usaha untuk
mengefektifkan rangkaian tindakan yang harus dilaksanakan menurut bidangnya
masing-masing. Suatu rencana umumnya meliputi bidang-bidang “prduksi,
finansial, personalia, dan pemasaran”. Yang masing-masing disusun didalam
berbagai program,dan setiap program ini harus saling menunjang pelaksanaan
berbagai macam program itu. Programming adalah proses penyusunan suatu
program, jdi programming sifatny adinamis sedangkan program sifatnya statis.

8.Budget

13
Budget ( anggaran ) adalah suatu rencana yang menggambarkan penerimaan
dan pengeluaran yang akan dilakukan pada setiap bidang. Budget adalah suatu
ikhtiar dari hasil yang diharapkan daan pengeluaran yang disediakan untuk
mencapai hasil tersebut yang dinyatakan dalam kesatuan uang.

Traditional budget adalah cara-cara menyusun data kebutuhan akan anggaran


yang tidak didasarkan atas pemikiran dan analisis tentang rangkaian kegiatan yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang gtelah ditentukan. Dalam
penganggaran harus ditetapkan sumber-sumber dana dan penggunaan dana secara
jelas, terinci agar semua pengeluaran dan hasil yang diharapkan tercapai dengan
baik. Anggaran sangat perlu untuk pengendalian dana yang tersedia, apakah
penggunaan dana itu sesuai dengan yang direncankan khususnya dibidang
keuangan.

9. Metode

Metode merupakan hal yang fundamental bagi setiap tindakan dan


berhubungan dengan prosedur.

Metode menurut George R. Terry adalah Suatu metode dapat didefinisikan


sebagai hasil penentuan cara pelaksanaan suatu tugas dengan suatu pertimbangan
yang memadai menyangkut tujuan, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan jumlah
penggunaan waktu, uang, dan usaha.

10.Srategi

Strategi adalah juga termasuk jenis rencana karena menentukan tindakan-


tindakan pada masa datang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Penyusunanan strategi ini didasarkan atas pemanfaatan keunggulan-keunggulan
kita daripada saingan. Strategi pada dasarnya adalah penentu cara yang harus
dilakukan agar memungkinkan memperoleh hasil yang optimal, efektif, dan dalam
jangka waktu yang relatif singkat serta tepat menuju tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.

14
Faktor-faktor penting yang menjadi perhatian dan perhitungan dalam
menentukan strategi adalah :

1. Memperhitungkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki daripada


pihak-pihak saingan.
2. Memanfaatkan keunggulan dan kelemahan-kelemahan pihak saingan.
3. Memperhitungkan keadaan lingkungan intern maupun ekstern yang
dapat mempengaruhi perusahaan.
4. Memperhitungkan faktor-faktor ekonomis, sosial, dan psikologis.
5. Memperhitungkan faktor-faktor sosio-kultural dan hukum.
6. Memperhitungkan faktor ekologis dan geografis.
7. Menganalisis dengan cermat rencana pihak-pihak saingan.6

B. Pengawasan

1. Pengertian pengawasan.

Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen dalam suatu


organisasi, yang memiliki arti suatu proses mengawasi atau mengevaluasi suatu
kegiatan. Pengawasan dalam suatu organisasi dikatakan penting karena tanpa
adanya pengawasan tentu saja hasil yang dicapai akan kurang memuaskan baik
bagi organisasi tersebut maupun para pekerja.
Pengawasan dapat diartikan sebagi suatu usaha yang dilakukan oleh suatu
manajemen untuk membandingkan kinerja yang telah diberi standar, rencana,
atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sejalan dengan standar tersebut
serta untuk mengambil tindakan apa yang diperlukan untuk sumber daya
manusia digunakan seefektif dan seefisien mungkin untuk mencapai tujuan
manajemen tersebut.
Menurut beberapa ahli manajemen pengertian controling atau pengawasan
adalah sebagai berikut:

6
Malayu S.P. Hasibuan,Manajemen dasar, pengertian,dan masalah(Jakarta:PT Bumi
Aksara,2011), cet.9 hlm.95-103.

15
a) Robbin (dalam Sugandha, 1999: 150) menyatakan Pengawasan
merupakan suatu proses aktivitas yang sangat mendasar sehingga
membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan
organiusasi.7
b) Terry (dalam Sujamto, 1986: 17) , Pengawasan adalah untuk menentukan
apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil
tindakan-tindakan korektif jikan diperlukan untuk menjamin agar
hasilnya sesuai dengan rencana.
c) Dale (dalam Winardi, 2000: 224), Pengawasan tidak hanya melihat
sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi,
tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga
mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
d) Admosudirdjo (dalam Febriani, 2005: 11), mengatakan, pada pokoknya
Pengawasan adalah keseluruhan daripada kegiatan yang membandingkan
atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria,
norma-norma, standar atau rencana-rencana yang telah ditapkan
sebelumnya.
e) G.R. Terry, menyatakan Controling can be defined as the process of
determining what a to be accomplished, that is standart, what is being
accomplished, that is performance, evaluating the performance and if
necessary appliying corrective measure so that performance tekes place
according to plans, that is in conformity with the standar. Artinya,
Pengendaliann dapat didefinisikan sebagai proses penentuan apa yang
harus dicapai, yaitu standar, apa yang sedang dilakukan meliputi
pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan jika perlu melakukan perbaikan-
perbaikan sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras
dengfan standar yang ada.
f) Schermerhorn (2002) said Controling is the process of measuring
performance and taking action to ensure desired result.

7
Sukmadi. Dasar-Dasar Manajemen. (Bandung: Humaniora, 2014),  hlm. 96

16
g) Stoner; Freeman, and Gilbert (2000) said Controling is the process of
ensuring that actual activities conform the plan activities.
Pengawasan adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan
organisasi dan manajemen dapat tercapai. Proses ini berkaitan dengan cara-cara
membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang direncanakan. Pengertian ini
menunjukkkan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan
pengawasan.
Dalam kegiatan sebuah organisasi, langkah awal proses pengawasan
adalah sebenarnya langkah perencanaan, yaitu penetapan tujuan standar. Untuk
mengetahui lebih jelas tentang apa itu pengawasan maka perlu terlebih dahulu
dipahami pengertian-pengertian, tujuan, sasaran, prosedur dan sebagainya.
Fungsi-fungsi pengawasan manajemen juga berhubungan erat dengan
fungsi-fungsi manajerial lainnya seperti perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan sumberdaya manusia dan pengarahan yang telah direncanakan
secara efektif. Dan pengawasan itu sendiri harus diawasi. Sebagai contoh apakah
laporan-laporan yang dibuat sudah akurat, apakah laporan-laporan pengawasan
itu sudah memberikan laporan yang tepat, akah kegiatan itu sudah diukur dengan
interval frekwensi yang mencukupi, semuanya ini merupakan aspek pengawasan
pada fungsi pengawasan.
Definisi pengawasan yang telah dikemukakan oleh Robert J. Mockler
berikut ini telah memperjelas tentang pengawasan. Pengawasan manajemen
adalah suatu usaha sistematik unutk menetapkan standard pelaksanaan dengan
tujuan-tujuan perencanaan, merancang sitem informasi, umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta
mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.8

8
Susatyo Herlambang, Pengantar Manajemen Cara Mudah Memahami Ilmu
Manajemen. (Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2013),  hlm. 141

17
Jadi, Pengawasan adalah suatu kegiatan manajer yang mengusahakan agar
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan mencapai hasil
yang dikehendaki.9
2. Bentuk bentuk Pengawasan
Ada tiga tipe dasar dalam proses kegiatan fungsi pengawasan sebuah
organisasi, yaitu:
1. Pengawasan pendahuluan.
Pengawasan pendahuluan atau sering disebut steering controls dirancang
untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan
dari standar atau tujuan dan kemungkinan koreksi dibuat sebelum suatu
tujuan kegiatan tertentu diselesaikan, jadi pendekatan pengawasan ini lebih
efektif dengan mendeteksi maslah-masalah dan mengambil tindakan yang
diperlukan sebelum suatu masalah terjadi.

2. Pengawasan concurrent
Pengawasan ini sering disebut pengawasan yang dilakukan selama suatu
kegiatan berlangsung. Tipe pengawasan ini merupakan proses di mana aspek
tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu atau syarat tertentu yang
harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum suatu kegiatan itu dilaksanakan atau
dilanjuti atau menjadi semacam peralatan cross-check yang lebih menjamin
ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.

2. Pengawasan umpan balik

Pengawasan umpan balik juga dikenal sebagai alat pengukur untuk


mengetahui hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-
sebab penyimpangan dari rencana atau standar ditentukan dan penemuan-
penemuan diterapkan untuk kegiatan-kegiatan serupa dari masa yang akan
datang. Pengawasan ini bersifat histories, pengukuran dilakukan setelah
kegiatan terjadi.

9
Kadar Nurzaman, Manajemen Perusahaan. (Bandung: CV. PUSTAKA SETIA, 2013), hlm. 137

18
Ketiga pengawasan ini sangat berguna bagi manajemen. Pengawasan
pendahuluan dan berhati terus, cukup memadai untuk kemungkinan
manajemen membuat tindakan koreksi dan tetap dapat mencapai tujuan.
Tetapi ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan di samping
kegunaannya yaitu sistem pengawasan yang dilakukan sesuai dengan pola
suatu perusahaan sehingga dapat menghindari pengeluaran biaya yang
berlebihan.10

Dalam pendapat lain, pengawasan dapat dibagi tiga, yaitu:


a) Pengawasan yang bersifat top down
Yaitu pengawasan yang dilakukan dari atasan langsung kepada
bawahan;
b) Pengawasan yang bersifat buttom up
Yaitu pengawasan yang dilakukan dari bawahan kepada atasan;
c) Pengawasan melekat
Yaitu pengawasan yang termasuk pada self control, yaitu atasan
maupun bawahan senantiasa mengawasai dirinya sendiri. Pengawasan
ini lebih dititik beratkan pada kesadaran pribadi, introspeksi diri, dan
menjadi suri tauladan bagi orang lain.
Pengawasan yang lebih baik adalah pengawasan dalam arti pembinaan dan
pemberdayaan, sehingga dalam menjalankan fungsi pengawasan, seluruh
personel perusahaan memilki rasa pengabdian, komitmen dan loyalitas yang
tinggi pada pekerjaan dan perusahaan tempat bekerja.11
Pengawasan itu sendiri di lakukan sebelum proses,selama proses,dan
setelah proses,yaitu hingga hasil akhir.dengan adanya pengawasan yang di
lakukan di harap kanagar semua sumber atau saran manajemen (6M),efisien,
dan efektif.
Pengawasan dapat dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu;

10
Ibid, hlm. 143
11
Ibid, hlm. 136

19
a. Pengawasan dari dalam (External Control), yaitu pengawasan seorang
pimpinan kepada bawahannya, meliputi hal-hal yang cukup luas baik
pelaksanaan tugas, prosedur kerja, kedisiplinan karyawan dan lain-lain.
b. Pengawasan dari luar (External control), yaitu pengawasan yang
dilakukan pihak luar. Pengawasaneksternal dapat dilakukan secara
formal seperti pengawasan yang dilakukan pejabat resmi, misalnya oleh
BPK dan dewan komisaris. Adapun pengawasan yang dilakukan secara
informal seperti penilaian yang diberikan oleh konsumen atau
masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung misalnya
melalui media cetak atau elektronik, dan lain-lain.
c. Pengawasan sebelum pelaksanaan pekerjaan (preventif control), yaitu
pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilakukan untuk
menghindari terjadinya penyimpang-penyimpangan serta ketidaksesuaian
dalam pelaksanaannya. Hal ini merupakan pengawasan terbaik karena
dilakukan sebelum terjadinya kesalahan, tetapi sifatnya masih prediktif.
d. Pengawasan setelah pelaksanaan pekerjaan (Represif Control), yaitu
pengawasan yang dilakukan setelah terjadinya kesalahan atau
penyimpangan dalam pelaksanaannya. Dengan maksud agar tidak terjadi
pengulangan kesalahan yang sama sehingga hasilnya sesuai dengan
rencana dan kebijakan yang telah ditentukan.
e. Pengawasan mendadak (Sidak), yaitu pengawasan yang dilakukan secara
mendadak untuk mengetahui pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan
rencana atau tidak.
f. Pengawasan melekat (Waskat), yaitu pengawasan yang dilakukan secara
integratif mulai dari sebelum, selama, dan sesudah kegiatan dilakukan.
g. Pengawasan langsung (Direct Control), yaitu pengawasan yang
dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang pimpinan tersebut
memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah
dikerjakan dengan baik dana hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.

20
h. Pengawasan tidak langsung (Indirect Conrol), yaitu pengawasan jarak
jauh maksudnya melalui laporan secara tertulis, maupun lisan dari
karyawan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hasil-hasil yang dicapai.

Pengawasan tersebut harus dilakukan secara bertahap dan sistematis sesuai


berdasarkan langkah-langkah berikut:12
1. Menentukan standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar
pengawasan.
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai.
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standard dan
menentukan penyimpangan jika ada.
4. Melakukan tindakan perbaikan jika terdapat ketidaksesuian agar
pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
5. Menuju dan menganalisi ulang rencana, apakah sudah benar –benar
realistis atau tidak, jika ternyata balum maka perlu diadakan
perbaikan.

C. Pengorganisasian

1. Pengertian pengorganisasian.

Kata organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama


menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi
perusahaan, rumah sakit, perwakilan pemerintah atau suatu perkumpulan
olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian,
sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan
ditugaskan di antara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai
dengan efisien.13

12
Ibid,hlm.98
13
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

21
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur
organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumberdaya-sumberdaya
yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.
Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian. Istilah
tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
1. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang
paling efektif sumber daya keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga
kerja organisasi.
2. Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, dimana
setiap pengelompokan didikuti dengan penugasan seorang manajer yang
diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
3. Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para karyawan.
4. Cara dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus
dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan wewenang
yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Pengorganisasian (organizing) adalah pembagian kerja yang direncanakan
untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan
antar pekerjaan yang efektif di antara mereka dan pemberian lingkungan dan
fasilitas pekerjaanyang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien.
Pengorganisasian juga dapat didefinisikan sebagai suatu pekerjaan membagi
tugas, mendelegasikan otoritas, dan menetapkan aktivitas yang hendak
dilakukan oleh manajer pada seluruh hierarki organisasi. Oleh karena itu,
dalam pengorganisasian diperlukan tahapan sebagai berikut:
1. Menegetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapai.
2. Deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktivitas tertentu.
3. Klasifikasi aktivitas dalam kesatuan yang praktis.
4. Memberikan rumusan yang realistis mengenai kewajiban yang hendak
diselesaikan, sarana dan prasarana fisik serta lingkungan yang diperlukan
untuk setiap aktivitas atau kesatuan aktivitas yang hendak dioperasikan.
5. Penunjukkan sumberdaya manusia yang menguasai bidang keahliannya.

22
6.Mendelegasikan otoritas apabila dianggap perlu kepada bawahan yang
ditunjuk.

2. Prinsip Pengorganisasian

Prinsip adalah suatu pernyataan dan suatu kebenaran yang pokok, yang
memberikan suatu petunjuk kepada pemikiran dan tindakan. Prinsip
merupakan dasar meskipun tidak mutlak. Prinsip tidak sama dengan undang-
undang dan tidak berarti bahwa hasil yang sama akan terjadi dalam tiap situasi
yang tampaknya sama. Dalam aplikasi manajemen, prinsip adalah fleksibel
karena prinsip memperhatikan kondisi spesifik dan kondisi yang berubah.
Prinsip merupakan pedoman, prinsip membantu dalam pengertian dan aplikasi
manajemen, prinsip harus digunakan secar cermat dan bijak.
Prinsip-prinsip organisasi adalah :
1. Organisasi dan tujuan Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan
yang ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi
tanpa adanya tujuan.
2. Esensi organisasi Tanggung jawab pengorganisasian maupun
tanggung jawab pelaksanaan selalu bersifat individual. Tanggung
jawab didelegasikan dari seseorang kepada oranglain. Individu yang
menerima tanggung jawab membentuk suatu kewajiban yang juga
bersifat pribadi. Apabila seorang manajer menerima jabatan, ia harus
menerima dan memegang tanggung jawab.
3. Tanggung jawab dan otoritas, Otoritas harus seimbang dengan
tanggung jawab, artinya seseorang yang diberi tanggung jawab harus
juga diberi otoritas untuk melaksanakan sesuatu yang diperlukan guna
memenuhi tanggung jawab mereka.
4. Spesialisasi untuk efisiensi Organisasi yang efektif membagi
tanggung jawab dalam bagian sehingga mengadakan spesialisasi dan
menambah efisiensi dalam masing-masing bagian tersebut.

23
5. Rentang kendali adalah tingkat pengendalian atau tingkat delegasi
tanggung jawab. Prinsip ini menganggap bahwa terdapat batas
tertentu terhadap jumlah bawahan yang dapat dikelola ileh seorang
manajer.

Selain prinsip yang telah didiskripsikan diatas, terdapat sejumlah prinsip yang
dipandangnya bermanfaat dalam mengelola organisasi. Prinsip tersebut
memberikan pedoman untuk menyusun suatu system tugas dan otoritas yang
saling berkaitan. 5 prinsip structural yang dimaksud sebagai berikut :
1. Prinsip pembagian kerja
2. Prinsip satu arah
3. Prinsip sentralisasi
4. Prinsip otoritas dan tanggung jawab
5. Prinsip rantai komando

3.Proses Pengorganisasian

Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri


dari lima langkah:

 Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan


organisasi
 Membagi beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan
memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
 Mengkombinasi pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis dan
efisien
 Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi
dalam satu kesatuan yang harmonis
 Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah
penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.14

14
Siswanto, H.B. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

24
Menurut T Hani Handoko (1999) proses pengorganisasian dapat ditunjukkan
dengan tiga langkah prosedur sebagai berikut:
 Pemerincian seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi.
 Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang
secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja ini
sebaiknya tidak terlalu berat juga tidak terlalu ringan.
 Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi
kesatuan yang terpadu dan harmonis.

4 .Struktur Organisasi

Stoner dan Wankell (1986:243) membatasi bahwa struktur organisasi adalah


susunan dan hubungan antarbagian komponen dan posisi dalam suatu
perkumpulan (Organizational structure can defined as the arrangement and
interrelationship of the component parts and positions of a company). Struktur
organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dimana
organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian
maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan
tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah:

 Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya.


 Teknologi yang digunakan
 Anggota dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi
 Ukuran organisasi

25
5. Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:

1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual


dalam organisasi.
2. Standarisasi kegiatan yang digunakan organisasi untuk menjamin
terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan
3. Koordinasi kegiatan yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan kerja
organisasi
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu
kelompok kerja.

Bagan organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi,


departemen-departemen, atau posisi-posisi organisasi dan menunjukkan
hubungan di antaranya. Bagan organisasi memperlihatkan lima aspek
utama suatu struktur organisasi:
1. Pembagian kerja.
2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah.
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokkan segmen-segmen pekerjaan
5. Tingkatan manajemen

26
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

  Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa


yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta
bagaimanan sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui
serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.

Perencanaan yang baik adalah ketika apa yang dirumuskan  ternyata dapat


direalisasikan  dan mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan yang buruk
adalah ketika apa yang telah dirumuskan dan ditetapkan ternyata tidak berjalan
dalam implementasi, sehingga tujuan organisasi menjadi tidak terwujud.

            Asas merupakan suatu pernyataan fundamental ataukebenara umum yang


dapata dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas biasanya muncul dari
penelitian dan pengalaman. Terdapat 14 asas didalam perencanaan.

            Jenis-jenis perencanaan mencakup banyak variasi atau jenis. Beberapa


variasi tersebut antara lain: visi, misi, tujuan, strategi, prosedur, kebijakan, rule,
program, budget, dan metode.

Suatu pengawasan sangat penting dilakukan karena hal itu berkaitan


dengan suatu organisasi atau perusahaan. Perubahan suatu lingkungan yang terus
menerus disertai dengan adanya pengawasan yang berulang-ulang dan meningkat
sesuai dengan perkembangan dan lingkungan dari suatu organisasi itu sendiri atau
suatu perusahaan

Semakin besarnya suatu organisasi semakin kompleks masalah yang akan


dihadapi. Sitem pengawasan yang diperlukan akan semakin berkembang dan
semakin kompleks pula, sehingga dapat membantu dalam menjalankan proses
standar. Kesalahan-kesalahan yang timbul dapat diperkecil dengan adanya
pengawasan dari seorang manajer.

27
Pengorganisasian (organizing) adalah pembagian kerja yang direncanakan
untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar
pekerjaan yang efektif di antara mereka dan pemberian lingkungan dan fasilitas
pekerjaanyang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien.

Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme


formal dimana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan
susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi,
bagian-bagian maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

28
DAFTAR PUSTAKA

Badrudin. 2015. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung : Alfabeta.

Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen (Dasar, Pengertian, dan


Masalah). Jakarta: Bumi Aksara.

Setiyo Pambudi Bambang. 2013. Pengantar Manajemen. Madura:


Departemen Pendidikan Nasional.

Ismail Solihin.2009.pengantar manajemen. Jakarta:Erlangga.

Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam


Praktik, (Jakarta: GEMA INSANI PRESS, 2003),

Sukmadi. Dasar-Dasar Manajemen. (Bandung: Humaniora, 2014),  

 Susatyo Herlambang, Pengantar Manajemen Cara Mudah Memahami


Ilmu Manajemen. (Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2013),  

Kadar Nurzaman, Manajemen Perusahaan. (Bandung: CV. PUSTAKA


SETIA, 2013)

Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Siswanto, H.B. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

29

Anda mungkin juga menyukai