MANAJEMEN SYARIAH
Perencanaan, Pengorganisasian, dan Pengawasan
Dosen Pengampu
Bpk M. Fauzan S.E M.E
Oleh kelompok 1
MOH NURKHOLIS (215120173) KARLINDA (215120161)
Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan kita terhadap
Perencanaan, Pengorganisasian, dan Pengawasan. Oleh sebab itu, penting bagi kami adanya
kritik, saran, dan usulan untuk memperbaiki makalah yang kami buat diwaktu yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat dipahami dengan mudah bagi siapapun yang membacanya dan
juga dapat berguna bagi kami pribadi. Demikian yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata. Dengan mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin
cukup sekian dan Terimakasih.
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
Latar belakang................................................................................................................4
Rumusan Masalah..........................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
PEMBAHASAN................................................................................................................7
A. Perencanaan...........................................................................................................7
1. Pengertian Perencanaan..............................................................................................7
2. Asas-asas Perencanaan...............................................................................................8
3. Jenis-Jenis Perencanaan...........................................................................................10
Pengawasan..................................................................................................................15
1.Pengertian pengawasan.............................................................................................15
2.Bentuk bentuk Pengawasan.......................................................................................18
Pengorganisasian..........................................................................................................21
1. Pengertian pengorganisasian....................................................................................21
2. Prinsip Pengorganisasian..........................................................................................23
3.Proses Pengorganisasian............................................................................................24
4 .Struktur Organisasi...................................................................................................25
5. Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:.............................................................26
BAB III............................................................................................................................27
PENUTUP.......................................................................................................................27
Kesimpulan..................................................................................................................27
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
4
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi,
benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus dilakukan dengan baik.
Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip
utama dalam ajaran islam.
Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap, dan cara-cara
mendapatkannya yang transparan merupakan amal perbuatan yang dicintai
Allah swt. Sebenarnya, manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar
dilakukan dengan baik, tepat, dan tuntas merupakan hal disyariatkan dalam
ajaran Islam.
Demikian pula ketika kita melakukan sesuatu itu dengan benar, baik,
terencana, dan terorganisasi dengan rapi, maka kita akan terhindar dari
keragu-raguan dalam memutuskan sesuatu atau dalam mengerjakan sesuatu.
Kita tidak boleh melakukan sesuatu yang didasarkan pada keragu-raguan.
Sesuatu yang didasarkan pada keragu-raguan biasanya akan melahirkan hasil
yang tidak optimal dan mungkin akhirnya tidak bermanfaat.
Organisasi itu abstrak ( kasat mata), walaupun banyak orang yang bekerja
dan hidup dari organisasi namun tidak seorangpun yang pernah melihat atau
menyentuh organisasi. Kita bisa melihat barang atau merasakan manfaat jasa
yang diberikan oleh suatu organisasi, bahkan mengenal siapa saja yang
bekerja di dalamnya, tetapi jarang sekali kita mengetahui apa alasan dan
motivasi organisasi tersebut menyediakan barang/jasa itu, atau bagaimana
cara mengontrol dan mempengaruhi para anggotanya. Semua itu tidaklah
terlihat oleh mata banyak orang yang berada di luar organisasi tersebut.
5
dengan merubah sistem itu efisien? dan kalau pun sistemnya dirubah,
manusia jualah yang menjalankan. Sayangnya yang berjuluk manusia itu
rakus sebagaimana ilmu ekonomi menyebuthomo economicus.
B. Rumusan Masalah
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan.
1. Pengertian Perencanaan.
Perencanaan berasal dari kata rencana yang diberi imbuhan pe- dan
an-. Rencana adalah produk perencannaan, sedangkan perencanaan adalah
proses penentuan rencana. Perencanaan berasal dari bahasa latin yaitu
Planus yang berarti flat. Menurut Malayu S.P. Hasibuan perencanaan
(2006: 91) adalah fungsi dasar (fundamental) karena organizing, directing,
controlling, evaluating, dan reporting harus terlebih dahulu direncanakan.
Perencanaan merupakan hal yang penting dibuat untuk mencapai
tujuan organisasi. Malayu S.P. Hasibuan (2006: 91) mengemukakan
betapa pentingnya perencanaan yaitu:
1. Tanpa perencanaaan berarti tidak ada tujuan yang ingin dicapai.
2. Tanpa perencanaaan tidak ada pedoman pelaksanaan sehingga
banyak pemborosan.
3. Perencanaan adalah dasar pengendalian, karena tanpa ada rencana
pengendalian tidak dapat dilakukan.
4. Tanpa perencanaan, tidak ada keputusan dan proses manajemen.1
1
Badrudin, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung: Alfabeta), 2015, Cet. 3, hlm. 53
7
tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, program-
program dari alternative-alternatif yang ada.2
2. Louis A.Allen(Planning is the determination of the course of action
to achieve a desired result.) Perencanaan adalah menentukan
serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
3. Menurut Mondy, Sharfin dan Premeuk disebut perencanaan
(planning is the determining in advance what should be
accomplished and how it should be realized (1991). Sependapat
dengan Bartal dan Martin (1999) mengatakan perencanaan adalah
proses penentuan tujuan-tujuan dan menetapkan cara-cara terbaik
untuk mencapainya (planning is the process of the setting goals and
deciding how best to achieve them).
4. .Menurut G.R. Terry, perencanaan adalah tindakan memilih dan
menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan
asumsi-asumsi mengenai masa yang akan dating dalam hal
memvisualisasikan dan merumuskan aktivitas-aktivitas yang
dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.
2. Asas-asas Perencanaan.
2
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta:PT Bumi Aksara),
2011, cet. 9, hlm.92-93.
3
Ismail Solihin, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Erlangga), 2009, hlm. 63
8
Asas merupakan suatu pernyataan fundamental ataukebenara umum
yang dapata dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas biasanya
muncul dari penelitian dan pengalaman. 4 Dibawah ini merupakan asas
perencanaan yang umum dilaksanakan pada perusahaan atau organisasi
(Malayu S.P. Hasibuan, 2006: 93-94).
1. Priciple of contribution to objective(asas pencapaian tujuan). Setiap
perencanaan dan segala perubahannya harus ditujukan kepada
percapaian tujuan.
2. Principle of efficiency of planing (asas efesiensi perencanaan). Suatu
perencanaan efisien jika perencanaan itu dalam pelaksanaanya dapat
mencapai tujuan dengan biaya yang sekecil-kecilnya.
3. Principle of primary of planning (asas pengutamaan perencanaan).
Perencanaan adalah keperluan utama para pemimpin dan fungsi-fungsi
lainnya, organizng, staffing, directing,controlling, evaluating, dan
reporting.Seorang pemimpin tidak akan dapat melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen lainnya tanpa mengetahui tujuan dan dan pedoman
dalam melaksanakan kebijaksanaan.
4. Principle of pervasiveness of planning (asas pemerataan perencanaan).
Asas pemerataan perencanaan memegang peranan penting, mengingat
pemimpin pada tingkat tinggi banyak mengerjakan perencanaan dan
bertanggung jawab atas berhasilnya rencana itu. Tidak seorang
manager pun yang tidak mengerjakan perencanaan.
5. Principle of planning premise (asas patokan perencanaan ). Patokan-
patokan perencanaan sangat berguna bagi ramalan, sebab premis-
premis perencanaan dapat menunjukan kejadian-kejadian yang akan
datang.
6. Principle of policy frame work ( asas kebijaksanaan pola kerja ).
Kebijaksanaan ini mewujudkan pola kerja, prosedur-prosedur kerja dan
program tersusun.
4
Badrudin, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung: Alfabeta), 2015, Cet. 3, hlm. 55-56
9
7. Principle of timing (asas waktu ) perencanaan waktu yangrelatif singkat
dan tepat.
8. Principle of planning commnication (asas tata hubungan perencanaan).
Perencanaan dapat di susun dan di kordinasi dengan baik, jika setiap
orang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan memperoleh
penjelasan yang memadai mengenai bidang yang akan di laksanakan.
9. Principle of alternatives(asas alternatif). Alternatif ada pada setiap
rangkaian kerja dan perencanaan meliputi pemilihan rangkaian
alternatif dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga sehingga tercapai
tujuan yang telah ditetapkan.
10. Principle of limiting faktor (asas pembatasan factor). Dalam pemilihan
alternatif-alternatif, pertama-tama harus ditujukan pada factor-faktor
yang strategis dan dapat membantu pemecahan masalah. Asas alternatif
dan asas pembatasan faktor merupakan syarat mutlak dalam penetapan
keputusan.
11. The commitment principle (asas ketrikatan). Perencanaan harus
memperhitungkan jangka waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
12. The principle of flexibility(asas fleksibilitas). Perencanaan yang efektif
memerlukan fleksibilitas, tetapi tidak berarti mengubah tujuan.
13. The principle of navigation change (asas ketetapan arah). Perencanaan
yang efektif memerlukan pengamatan yang terus menerus terhadap
kejadian-kejadian yang timbul dalam pelaksanaannya untuk
mempertahankan tujuan.
14. Principle of strategis planning (asas perencanaan strategis ). Dalam
kondisi tertentu manager harus memilh tindakan yang diperlukan untuk
menjamin pelaksanaan perencanaan agar tujuan tercapai dengan efektif.
3. Jenis-Jenis Perencanaan
1. Visi (vision)
10
Visi menggambarkan kondisi masa depan yang diwujudkan melalui
pelaksanaan sejumlah misi. Visi organisasi sangat nergantung kepada pemimpin,
bila pemimpin komitmen yang tinggi terhadap organisasi, maka segala bentuk
kegiatan yang direncanakan sebelumya dapat direalisasikan dengan menentukan
siapa pelaksana, mengapa harus melaksanakan, mengapa hal itu penting,
bagaimana merealisasikan janji kepada pelanggan dan pedoman perilaku yang
mengatur, serta bagaimana berbuat.
2. Misi (Mission)
Jadi dapat disimpulan bahwa Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus
dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Dalam operasinalnya
orang berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi
11
interprestasi Visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat
pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian Visi.
3.Tujuan (Objective)
4. Prosedur (Prosedure)
5.Kebijaksanaan
5
Badrudin, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung: Alfabeta), 2015, Cet. 3, hlm.57-60.
12
Kebijaksanaan adalah suatu jenis rencana yang memberikan bimbingan
berpikir dan arah dalam pengambilan keputusan. Karena dengan kebijaksanaan ini
maka rencana akan semakin baik dan menjuruskan daya pikir dari pengambil
keputusan ke arah tujuan yang diinginkan.
6. Rule
7.Program
8.Budget
13
Budget ( anggaran ) adalah suatu rencana yang menggambarkan penerimaan
dan pengeluaran yang akan dilakukan pada setiap bidang. Budget adalah suatu
ikhtiar dari hasil yang diharapkan daan pengeluaran yang disediakan untuk
mencapai hasil tersebut yang dinyatakan dalam kesatuan uang.
9. Metode
10.Srategi
14
Faktor-faktor penting yang menjadi perhatian dan perhitungan dalam
menentukan strategi adalah :
B. Pengawasan
1. Pengertian pengawasan.
6
Malayu S.P. Hasibuan,Manajemen dasar, pengertian,dan masalah(Jakarta:PT Bumi
Aksara,2011), cet.9 hlm.95-103.
15
a) Robbin (dalam Sugandha, 1999: 150) menyatakan Pengawasan
merupakan suatu proses aktivitas yang sangat mendasar sehingga
membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan
organiusasi.7
b) Terry (dalam Sujamto, 1986: 17) , Pengawasan adalah untuk menentukan
apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil
tindakan-tindakan korektif jikan diperlukan untuk menjamin agar
hasilnya sesuai dengan rencana.
c) Dale (dalam Winardi, 2000: 224), Pengawasan tidak hanya melihat
sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi,
tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga
mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
d) Admosudirdjo (dalam Febriani, 2005: 11), mengatakan, pada pokoknya
Pengawasan adalah keseluruhan daripada kegiatan yang membandingkan
atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria,
norma-norma, standar atau rencana-rencana yang telah ditapkan
sebelumnya.
e) G.R. Terry, menyatakan Controling can be defined as the process of
determining what a to be accomplished, that is standart, what is being
accomplished, that is performance, evaluating the performance and if
necessary appliying corrective measure so that performance tekes place
according to plans, that is in conformity with the standar. Artinya,
Pengendaliann dapat didefinisikan sebagai proses penentuan apa yang
harus dicapai, yaitu standar, apa yang sedang dilakukan meliputi
pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan jika perlu melakukan perbaikan-
perbaikan sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras
dengfan standar yang ada.
f) Schermerhorn (2002) said Controling is the process of measuring
performance and taking action to ensure desired result.
7
Sukmadi. Dasar-Dasar Manajemen. (Bandung: Humaniora, 2014), hlm. 96
16
g) Stoner; Freeman, and Gilbert (2000) said Controling is the process of
ensuring that actual activities conform the plan activities.
Pengawasan adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan
organisasi dan manajemen dapat tercapai. Proses ini berkaitan dengan cara-cara
membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang direncanakan. Pengertian ini
menunjukkkan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan
pengawasan.
Dalam kegiatan sebuah organisasi, langkah awal proses pengawasan
adalah sebenarnya langkah perencanaan, yaitu penetapan tujuan standar. Untuk
mengetahui lebih jelas tentang apa itu pengawasan maka perlu terlebih dahulu
dipahami pengertian-pengertian, tujuan, sasaran, prosedur dan sebagainya.
Fungsi-fungsi pengawasan manajemen juga berhubungan erat dengan
fungsi-fungsi manajerial lainnya seperti perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan sumberdaya manusia dan pengarahan yang telah direncanakan
secara efektif. Dan pengawasan itu sendiri harus diawasi. Sebagai contoh apakah
laporan-laporan yang dibuat sudah akurat, apakah laporan-laporan pengawasan
itu sudah memberikan laporan yang tepat, akah kegiatan itu sudah diukur dengan
interval frekwensi yang mencukupi, semuanya ini merupakan aspek pengawasan
pada fungsi pengawasan.
Definisi pengawasan yang telah dikemukakan oleh Robert J. Mockler
berikut ini telah memperjelas tentang pengawasan. Pengawasan manajemen
adalah suatu usaha sistematik unutk menetapkan standard pelaksanaan dengan
tujuan-tujuan perencanaan, merancang sitem informasi, umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta
mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.8
8
Susatyo Herlambang, Pengantar Manajemen Cara Mudah Memahami Ilmu
Manajemen. (Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2013), hlm. 141
17
Jadi, Pengawasan adalah suatu kegiatan manajer yang mengusahakan agar
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan mencapai hasil
yang dikehendaki.9
2. Bentuk bentuk Pengawasan
Ada tiga tipe dasar dalam proses kegiatan fungsi pengawasan sebuah
organisasi, yaitu:
1. Pengawasan pendahuluan.
Pengawasan pendahuluan atau sering disebut steering controls dirancang
untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan
dari standar atau tujuan dan kemungkinan koreksi dibuat sebelum suatu
tujuan kegiatan tertentu diselesaikan, jadi pendekatan pengawasan ini lebih
efektif dengan mendeteksi maslah-masalah dan mengambil tindakan yang
diperlukan sebelum suatu masalah terjadi.
2. Pengawasan concurrent
Pengawasan ini sering disebut pengawasan yang dilakukan selama suatu
kegiatan berlangsung. Tipe pengawasan ini merupakan proses di mana aspek
tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu atau syarat tertentu yang
harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum suatu kegiatan itu dilaksanakan atau
dilanjuti atau menjadi semacam peralatan cross-check yang lebih menjamin
ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.
9
Kadar Nurzaman, Manajemen Perusahaan. (Bandung: CV. PUSTAKA SETIA, 2013), hlm. 137
18
Ketiga pengawasan ini sangat berguna bagi manajemen. Pengawasan
pendahuluan dan berhati terus, cukup memadai untuk kemungkinan
manajemen membuat tindakan koreksi dan tetap dapat mencapai tujuan.
Tetapi ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan di samping
kegunaannya yaitu sistem pengawasan yang dilakukan sesuai dengan pola
suatu perusahaan sehingga dapat menghindari pengeluaran biaya yang
berlebihan.10
10
Ibid, hlm. 143
11
Ibid, hlm. 136
19
a. Pengawasan dari dalam (External Control), yaitu pengawasan seorang
pimpinan kepada bawahannya, meliputi hal-hal yang cukup luas baik
pelaksanaan tugas, prosedur kerja, kedisiplinan karyawan dan lain-lain.
b. Pengawasan dari luar (External control), yaitu pengawasan yang
dilakukan pihak luar. Pengawasaneksternal dapat dilakukan secara
formal seperti pengawasan yang dilakukan pejabat resmi, misalnya oleh
BPK dan dewan komisaris. Adapun pengawasan yang dilakukan secara
informal seperti penilaian yang diberikan oleh konsumen atau
masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung misalnya
melalui media cetak atau elektronik, dan lain-lain.
c. Pengawasan sebelum pelaksanaan pekerjaan (preventif control), yaitu
pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilakukan untuk
menghindari terjadinya penyimpang-penyimpangan serta ketidaksesuaian
dalam pelaksanaannya. Hal ini merupakan pengawasan terbaik karena
dilakukan sebelum terjadinya kesalahan, tetapi sifatnya masih prediktif.
d. Pengawasan setelah pelaksanaan pekerjaan (Represif Control), yaitu
pengawasan yang dilakukan setelah terjadinya kesalahan atau
penyimpangan dalam pelaksanaannya. Dengan maksud agar tidak terjadi
pengulangan kesalahan yang sama sehingga hasilnya sesuai dengan
rencana dan kebijakan yang telah ditentukan.
e. Pengawasan mendadak (Sidak), yaitu pengawasan yang dilakukan secara
mendadak untuk mengetahui pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan
rencana atau tidak.
f. Pengawasan melekat (Waskat), yaitu pengawasan yang dilakukan secara
integratif mulai dari sebelum, selama, dan sesudah kegiatan dilakukan.
g. Pengawasan langsung (Direct Control), yaitu pengawasan yang
dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang pimpinan tersebut
memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah
dikerjakan dengan baik dana hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.
20
h. Pengawasan tidak langsung (Indirect Conrol), yaitu pengawasan jarak
jauh maksudnya melalui laporan secara tertulis, maupun lisan dari
karyawan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hasil-hasil yang dicapai.
C. Pengorganisasian
1. Pengertian pengorganisasian.
12
Ibid,hlm.98
13
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
21
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur
organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumberdaya-sumberdaya
yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.
Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian. Istilah
tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
1. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang
paling efektif sumber daya keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga
kerja organisasi.
2. Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, dimana
setiap pengelompokan didikuti dengan penugasan seorang manajer yang
diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
3. Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para karyawan.
4. Cara dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus
dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan wewenang
yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Pengorganisasian (organizing) adalah pembagian kerja yang direncanakan
untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan
antar pekerjaan yang efektif di antara mereka dan pemberian lingkungan dan
fasilitas pekerjaanyang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien.
Pengorganisasian juga dapat didefinisikan sebagai suatu pekerjaan membagi
tugas, mendelegasikan otoritas, dan menetapkan aktivitas yang hendak
dilakukan oleh manajer pada seluruh hierarki organisasi. Oleh karena itu,
dalam pengorganisasian diperlukan tahapan sebagai berikut:
1. Menegetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapai.
2. Deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktivitas tertentu.
3. Klasifikasi aktivitas dalam kesatuan yang praktis.
4. Memberikan rumusan yang realistis mengenai kewajiban yang hendak
diselesaikan, sarana dan prasarana fisik serta lingkungan yang diperlukan
untuk setiap aktivitas atau kesatuan aktivitas yang hendak dioperasikan.
5. Penunjukkan sumberdaya manusia yang menguasai bidang keahliannya.
22
6.Mendelegasikan otoritas apabila dianggap perlu kepada bawahan yang
ditunjuk.
2. Prinsip Pengorganisasian
Prinsip adalah suatu pernyataan dan suatu kebenaran yang pokok, yang
memberikan suatu petunjuk kepada pemikiran dan tindakan. Prinsip
merupakan dasar meskipun tidak mutlak. Prinsip tidak sama dengan undang-
undang dan tidak berarti bahwa hasil yang sama akan terjadi dalam tiap situasi
yang tampaknya sama. Dalam aplikasi manajemen, prinsip adalah fleksibel
karena prinsip memperhatikan kondisi spesifik dan kondisi yang berubah.
Prinsip merupakan pedoman, prinsip membantu dalam pengertian dan aplikasi
manajemen, prinsip harus digunakan secar cermat dan bijak.
Prinsip-prinsip organisasi adalah :
1. Organisasi dan tujuan Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan
yang ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi
tanpa adanya tujuan.
2. Esensi organisasi Tanggung jawab pengorganisasian maupun
tanggung jawab pelaksanaan selalu bersifat individual. Tanggung
jawab didelegasikan dari seseorang kepada oranglain. Individu yang
menerima tanggung jawab membentuk suatu kewajiban yang juga
bersifat pribadi. Apabila seorang manajer menerima jabatan, ia harus
menerima dan memegang tanggung jawab.
3. Tanggung jawab dan otoritas, Otoritas harus seimbang dengan
tanggung jawab, artinya seseorang yang diberi tanggung jawab harus
juga diberi otoritas untuk melaksanakan sesuatu yang diperlukan guna
memenuhi tanggung jawab mereka.
4. Spesialisasi untuk efisiensi Organisasi yang efektif membagi
tanggung jawab dalam bagian sehingga mengadakan spesialisasi dan
menambah efisiensi dalam masing-masing bagian tersebut.
23
5. Rentang kendali adalah tingkat pengendalian atau tingkat delegasi
tanggung jawab. Prinsip ini menganggap bahwa terdapat batas
tertentu terhadap jumlah bawahan yang dapat dikelola ileh seorang
manajer.
Selain prinsip yang telah didiskripsikan diatas, terdapat sejumlah prinsip yang
dipandangnya bermanfaat dalam mengelola organisasi. Prinsip tersebut
memberikan pedoman untuk menyusun suatu system tugas dan otoritas yang
saling berkaitan. 5 prinsip structural yang dimaksud sebagai berikut :
1. Prinsip pembagian kerja
2. Prinsip satu arah
3. Prinsip sentralisasi
4. Prinsip otoritas dan tanggung jawab
5. Prinsip rantai komando
3.Proses Pengorganisasian
14
Siswanto, H.B. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
24
Menurut T Hani Handoko (1999) proses pengorganisasian dapat ditunjukkan
dengan tiga langkah prosedur sebagai berikut:
Pemerincian seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi.
Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang
secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja ini
sebaiknya tidak terlalu berat juga tidak terlalu ringan.
Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi
kesatuan yang terpadu dan harmonis.
4 .Struktur Organisasi
25
5. Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:
26
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
27
Pengorganisasian (organizing) adalah pembagian kerja yang direncanakan
untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar
pekerjaan yang efektif di antara mereka dan pemberian lingkungan dan fasilitas
pekerjaanyang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien.
28
DAFTAR PUSTAKA
29