Anda di halaman 1dari 17

Nama : Vira Maisarah

Kelas : 3A

Nim : 13404317138

RESUME MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Manajemen keperawatan
1. Pengertian
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan
integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses
manajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan
dan pelayanan keperawatan (Huber, 2000). Kelly dan Heidental (2004)
menyatakan bahwa manajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai
suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi
lima tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan,
pengarahan dan pengendalian (Marquis dan Huston, 2010). Swanburg
(2000) menyatakan bahwa manajemen keperawatan adalah kelompok
dari perawat manajer yang mengatur organisasi dan usaha keperawatan
yang pada akhirnya manajemen keperawatan menjadi proses dimana
perawat manajer menjalankan profesi mereka.
2. Fungsi - fungsi manajemen
Kholid (2013), menyatakan fungsi manajemen keperawatan,
memudahkan perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan yang
holistik sehingga seluruh kebutuhan klien dirumah sakit terpenuhi.
Terdapat beberapa elemen dalam manajemen keperawatan
berdasarkan fungsinya yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), kepegawaian (staffing), pengarahan (directing) dan
pengendalian/evaluasi (controlling).
a. Perencanaan (planning)
(Swanburg R., 2000 dalam Kholid, 2013), planning
memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana
melakukannya dan siapa yang melakukannya. Fungsi perencanaan
merupakan suatu penjabaran dari tujuan yang ingin dicapai,
perencanaan sangat penting untuk melakukan tindakan. Didalam
proses keperawatan perencanaan membantu perawat dalam
menentukan tindakan yang tepat bagi klien dan menjamin bahwa
klien akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka
butuhkan dan sesuai dengan konsep dasar keperawatan.
1) Fungsi perencanaan
a) Mempersatukan kegiatan dari seluruh sistem dalam
organisasi kearah pencapaian tujuan bersama
b) Diperlukan visi, misi, nilai-nilai yang dianut, filosofi dan
tujuan serta strategi
c) Perencanaan diarahkan untuk merumuskan misi,visi
dan tujuan pelayanan keperawatan yang melibatkan
semua unsur dalam organisasi tersebut.
2) Tahapan dalam perencanaan
a) Menetapkan tujuan.
b) Merumuskan keadaan sekarang.
c) Mengidentifikasi kemudahan dan hambatan.
d) Mengembangkan serangkaian kegiatan.
e) Jenis perencanaan :
(1) Perencanaan strategi Perencanaan yang sifat
jangka panjang yang ditetapkan oleh pemimpin
dan merupakan arahan umum suatu organisasi.
Digunakan untuk mendapatkan dan
mengembangkan pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, juga digunakan untuk
merevisi pelayanan yang sudah tidak sesuai lagi
dengan keadaan masa kini.
(2) Perencanaan operasional Menguraikan aktivitas
dan prosedur yang akan digunakan serta
menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan,
menentukan siapa perawat yang bertanggung
jawab untuk seiap aktivitas dan prosedur serta
menggambarkan cara menyiapkan perawat dalam
bekerja dan prosedur untuk mengevaluasi
perawatan pasien.

b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian suatu langkah untuk menetapkan,
mengelompokkan dan mengatur berbagai macam kegiatan,
penetapan tugas-tugas dan wewenang-wewenang seseorang,
pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi
pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua
kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan tata cara
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1) Fungsi pengorganisasian (organizing)
a) Mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya,
jenis, unit kerja, alat-alat, keuangan dan fasilitas.
b) Aktifitas yang melibatkan semua sumber daya yg ada
dalam organisasi.
c) Mengatur untuk dapat bekerja sama kearah tujuan
d) Meliputi bentuk organisasi, bentuk struktur orgnanisasi,
uraian tugas jabatan, Struktural dan fungsional,
pembuatan sistem evaluasi serta pemberdayaan sistem
kerja tim dan kelompok
2) Manfaat pengorganisasian, akan dapat diketahui:
a) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
b) Hubungan organisatoris antara orang-orang didalam
organisasi tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya.
c) Pendelegasian wewenang.
d) Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik.
3) Tahapan dalam pengorganisasian
a) Tujuan organisasi harus dipahami staf, tugas ini sudah
tertuang dalam fungsi manajemen.
b) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok
untuk mencapai tujuan.
c) Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam satuansatuan
kegiatan yang praktis.
d) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilakukan
oleh staf dan menyediakan fasilitas yang diperlukan.
e) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan
tugas.
f) Mendelegasikan wewenang.
c. kepegawaian (staffing)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, merupakan
proses yang teratur, sistematis, berdasarkan rasional diterapkan
untuk menentukan jumlah dan jenis personal suatu organisasi yang
dibutuhkan dalam situasi tertentu. Komponen yang termasuk
dalam fungsi staffing prinsip: rekruitmen, seleksi, orientasi pegawai
baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien. Komponen tersebut
merupakan suatu proses yang mana nantinya berhubungan dengan
penjadwalan siklus waktu kerja bagi semua personel yang ada.
d. Pengarahan (Directing)
pengarahan merupakan hubungan manusia dalam
kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar bersedia
mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta
efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam
manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena di
samping menyangkut manusia juga, menyangkut berbagai tingkah
laku manusia yang berbeda-beda Asmuji (2014).
1) Fungsi pengarahan
a) Melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan : mengatur,
mengarahkan dan memaksimalkan SDM untuk mencapai
tujuan orgnanisasi.
b) Tercermin dalam : aktivitas penggunaan kekuasaan,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan,
komunikasi, manajemen konflik, kegiatan memotivasi staf
c) Menggerakkan seseorang agar suka bekerja. Ciptakan
suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi
dengan kesadaran sendiri.
e. Pengendalian/pengawasan (Controlling)
Kholid (2013), menyatakan controlling merupakan proses
pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan
rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta
prinsip-prinsip yang ditetapkan, yang bertujuan untuk menunjukkan
kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi
lagi Tugas seorang manajerial dalam usaha menjalankan dan
mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu
memperhatikan beberapa prinsip berikut:

1) Mengumpulkan umpan balik dari hasil pelaksanaan


2) Secara berkala menindak lanjuti untuk membandingkan hasil
dengan perencanaan
3) Meliputi : Kendali mutu, Penilaian prestasi kerja, penegakan
disiplin, audit, pola hubungan kerja atasan bawahan.
4) Fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai
dengan rencana, apakah sumber daya manusianya, cara
dan waktunya tepat.

B. Penjaminan Mutu Asuhan Keperawatan


1. Pengertian
Penjaminan mutu asuhan keperawatan adalah upaya yang
dilaksanakan oleh sebuah institusi secara berkelanjutan, sistematis,
objektif dan terpadu untuk merumuskan masalah mutu dan penyebabnya,
berdasarkan standar yang telah ditetapkan untuk menetapkan dan
melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan
institusi untuk menilai hasil yang telah dicapai dan untuk menyusun
rencana tindak lanjutnya untuk terus meningkatkan mutu asuhan
keperawatan.
2. Jenis – jenis sistem mutu
a. Perencanaan : perencanaan untuk mengembangkan rencana strategis
untuk memperbaiki mutu pelayanan institusi tersebut
b. Kinerja dan produk pelayanan : digunakan untuk menyusun
rekomendasi perbaikan jasa pelayanan (produk) untuk setiap unit
pelayanan yang spesifik
c. Keluhan pelanggan : digunakan untuk memperbaiki standar pelayanan
kepada pelanggan. Tujuannya adalah meningkatkan mutu proses
pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan.
d. Peluang perbaikan mutu pelayanan : Kesempatan untuk
mensosialisasikan standar pelayanan yang sudah ada kepada seluruh
staf harus diciptakan oleh unsur pimpinan unit pelayanan kesehatan
termasuk para supervisor front line staff
e. Pelayanan kesehatan dan pelayanan penunjang : adalah prosedur
klinik dan prosedur pelayanan, seperti pemeriksaan medis, asuhan
keperawatan, gizi, pemberian obat dan sebagainya. Kajian terhadap
pelayanan dilakukan karena ada peluang untuk memperbaiki system
pelayanan secara menyeluruh dan berkesinambungan.
f. Struktur atau sumber daya (input) yang dimiliki institusi : merupakan
strategi untuk mengkaji berbagai sumber daya yang digunakan untuk
mendorong proses pengembangan mutu pelayanan institusi penyedia
pelayanan kesehatan
g. Sistem monitoring dan evaluasi : Institusi pelayanan kesehatan harus
mengembangkan alat dan sistem monitoring yang spesifik untuk
mengetahui tingkat kepatuhan (compliance) staf, apakah sudah
menerapkan standar pelayanan yang sudah ditetapkan atau tidak.
3. Standar Mutu Pelayanan Kesehatan
Standar dengan persyaratan minimal:
a. Standar masukan : indikator struktur atau input berhubungan dengan
pengaturan pelayanan keperawatan yang diberikan dan sumber daya
yang memadai. Terdapat empat aspek komponen struktur yang dapat
dilihat antara lain:
1) Fasilitas yaitu kenyamanan, kemudahan mencapai pelayanan dan
keamanan
2) Peralatan yaitu suplai yang memadai dan seni menempatkan
peralatan tersebut
3) Staf yaitu kualitas dan kuantitas yang meliputi pendidikan,
pengalaman, tingkat absensi dan rasio pasien-perawat
4) Keuangan yaitu meliputi gaji, kecukupan dan sumber keuangan

b. Standar lingkungan : dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan


minimal unsur lingkungan yang diperlukan untuk dapat
menyelenggarakan pelayanan kesehatan bermutu, yaitu garis-garis
besar kebijakan, pola organisasi serta sistem manajemen yang harus
dipenuhi oleh setiap pelaksana pelayanan (standar organisasi dan
manajemen)
c. Standar proses : berhubungan dengan aktivitas nyata yang ditampilkan
perawat sewaktu memberikan pelayanan keperawatan. Aktivitas
dimulai sejak menerima pasien hingga pasien pulang, melakukan
anamnesis secara lisan maupun saat pemeriksaan fisik, merumuskan
diagnosis keperawatan, membuat perencanaan, melaksanakan
tindakan hingga evaluasi.
d. Standar Hasil/produk : adalah outcome yang berkaitan dengan hasil
aktivitas yang diberikan oleh petugas kesehatan. Pendekatan ini dinilai
dari efektivitas dan aktivitas pelayanan keperawatan, yang ditentukan
oleh tingkat kesembuhan dan kemandirian. Dengan demikian fokus
pendekatan ini berada pada hasil pelayanan keperawatan.
4. Langkah – langkah pelaksanaan manajemen mutu
a. Persiapan
1) Menumbuhkan komitmen pimpinan institusi
2) Membentuk tim dan gugus kendali mutu (GKM)
3) Menyelenggarakan pelatihan bagi staf GKM
4) Menetapkan batas wewenang, tanggung jawab dan mekanisme
kerja GKM
5) Menetapkan jenis dan ruang lingkup program (masalah) prioritas
6) Merumuskan dan mensosialisasikan standar dan indikator PJM
(Program jaminan mutu)
b. Pelaksanaan program
1) Menetapkan masalah mutu pelayanan institusi
2) Menetapkan penyebab masalah mutu
3) Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu
4) Melaksanakan cara-cara untuk menyelesaikan masalah mutu
5) Menilai hasil yang telah dicapai
6) Menyusun rekomendasi untuk tindak lanjut pengembangan mutu

C. Mutu Pelayanan Keperawatan


1. Pemgertian
Proses kegiatan yang dilakukan oleh profesi keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan biologis, psikologis, social dan spiritual pasien
(Suarli dan Bahtiar, 2012) Suatu pelayanan yang menggambarkan produk
dari pelayanan keperawatan itu sendiri meliputi bio, psiko, sosio dan
spiritual pada individu sehat maupun sakit sesuai standar keperawatan
(Asmuji, 2012) Pelayanan kepada pasien yang berdasarkan standar
keahlian untuk kebutuhan dan keinginan pasien, sehingga pasien dapat
memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan
kepada rumah sakit, serta dapat menghasilkan keunggulan kompetitif
melalui pelayanan yang bermutu, efisien, inovatif dan menghasilkan
customer responsiveness ( Depkes, 2010).
2. Tujuan Mutu Pelayanan Kesehatan
a. Memastikan konsumen/pasien/masyarakat memperoleh pelayanan
keperawatan sesuai standar yang ditetapkan (Marquis, 2015: Hariyati,
2014, Triwibowo, 2013 )
b. Mengidentifikasi informasi yang sesuai kriteria
c. Identifikasi sumber informasi
d. Mengumpulkan data dan analisa
e. Evaluasi ulang
3. Ciri Mutu Pelayanan Keperawatan
a. Caring
Sikap peduli yang ditunjukkan perawat kepada pasien
b. Kolaborasi
Tindakan kerjasama antara perawat dengan anggota medis lain,
pasien, keluarga dan sejawat keperawatan dalam menyelesaiakan
prioritas perencanaan keperawatan
c. Kecepatan
d. Empati
e. Courtesy (Sopan santun)
f. Sincerity (Kejujuran)
g. Komunikasi teraupetik

4. Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan


a. Tangible (Bukti Fisik)
b. Reliability (Kehandalan)
c. Responsiveness (ketanggapan)
d. Assurance (Jaminan)
e. Empaty

5. Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan (Kemenkes, 2008)


a. Patient Safety
Pasien aman dari kejadian jatuh, decubitus, kesalahan pemberian obat
dan cedera akibat restrain
b. Self Care
Keterbatasan perawatan diri (makan, mandi, berpaikaian dan eliminasi
c. Kenyamanan
Bebas dari rasa nyeri atau dapat mengontrol nyeri
d. Kecemasan
Perasaan was-was, kuatir, dan tidak nyaman seakan-akan terjadi
sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman
e. Pengetahuan
Discharge Planning
f. Kepuasan
g. Pasien
1) Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan
2) Elemen indicator terdiri dari kelengkapan dan ketepatan informasi,
penurunan kecemasan, perawat terampil dan professional serta
kenyamanan pasien)

D. Manajemen Konflik
1. Pengertian
Konflik merupakan suatu kemutlakan, sehingga pemimpin harus
belajar untuk secara efektif memfasilitasi penyelesaian konflik agar tujuan
dapat tercapai. Konflik hadir di dalam ketidakadaan integrasi total yang
harmonis. Konflik adalah suatu keadaan dimana terjadi adanya
pertentangan antara dua atau beberapa kekuatan yang berlawanan.
Umumnya kekuatan yang dimaksud bersumber dari keinginan manusia.
2. Konflik Sering Terjadi Pada Setiap Tatanan Asuhan Keperawatan
Manajer harus mempunyai dua asumsi dasar tentang konflik meliputi :
1) Konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam suatu
organisasi
2) Jika konflik dapat kelola dengan baik, konflik dapat menghasilkan suatu
kualitas produksi, penyelesaian yang kreatif dan berdampak terhadap
peningkatan dan pengembangan.
3. Tipe dan Jenis Konflik
a. Konflik Intrapersonal
b. Konflik Interpersonal
c. Konflik Inter Group Atau Antar Kelompok
4. Penyebab Konflik
a. Adanya spesialisasi
b. Peran yang bertugas banyak
c. Interdependensi peran
d. Kekaburan tugas
e. Adanya perbedaan
f. Kekurangan sumber daya
g. Ada unsur perubahan
h. Konflik tentang imbalan
i. Masalah komunikasi
5. Langkah-Langkah Penyelesaian Konflik :
a. Pengkajian
1) Analisa situasi
2) Analisa dan mematikan isu yang berkembang
3) Menyusun tujuan
b. Identifikasi
Mengelola perasaan
c. Intervensi
1) Masuk pada konflik yang diyakini dapay diselesaikan dengan baik
2) Menyelesaikan metode dalam penyelesaian konflik
6. Strategi Penyelesaian Konflik :
a. Kompetisi/Persaingan
b. Kompromi Atau Negoisasi
c. Menghindar
d. Akomodasi
e. Smoothing
f. Kolaborasi

E. TimbangTerima (Hand Over)& Pendegasian Tugas


1. Timbang Terima
a. Pengertian Timbang Terima ( Hand Over)
Timbang terima adalah proses pengalihan tanggung jawab
secara professional dan akuntabilitas terhadap semua aspek
perawatan yang terjadi pada pasien atau sekelompok pasien kepada
orang lain atau kelompok professional yang bersifat sementara atau
permanen sehingga pasien aman dan mendapatkan kepuasan atas
ASKEP yang diberikan (ACSQHC, 2007). Pemberian informasi secara
spesifik antar perawat, dari tim medis dan perawat, dari perawat
kepada pasien dan keluarga dan antar unit dengan tujuan agar
perawatan pasien berkelanjutan dan aman (Patient safety solution,
2007).
b. Tujuan Timbang Terima
1) Tujuan Umum
Memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan pada pasien
selama shift berlangsung kepada perawat berikutnya
2) Tujuan Khusus
a) Menyampaikan informasi mengenai data klien.
b) Menyampaikan informasi mengenai intervensi baik yang sudah
maupun yang belum dilaksanakan dalam memberikan Askep.
c) Menyampaikan hasil pengkajian pasien terkini menggunakan
data focus.
d) Menyusun rencana intervensi keperawatan
e) Melakukan evaluasi terhadap perencanaan yang telah dilakukan
yang perlu ditindaklanjuti oleh perawat shift berikutnya
c. Manfaat Timbang Terima
1) Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti
oleh perawat pada shift berikutnya
2) Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang perlu
dilapirkan terkait kondisi klien yang sebenarnya
3) Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung jika ada
masalah yang belum terungkap
d. Prosedur Timbang Terima
1) Tahap Persiapan
a) Alokasi Pasien
b) Catatan laporan terkini
c) Menginformasikan pasien
d) Meminta pengunjung selain keluarga meninggalkan ruangan
2) Tahap Perkenalan
a) Bersalaman dengan pasien
b) Perawat lama memperkenalkan perawat baru kepada pasien
3) Tahap Pertukaran Informasi
a) Identitas pasien, diagnose
b) Kondisi klinis
c) Prosedur tindakan, hasil test
d) Discharge Planning
e) Konfirmasi pada perawat lama

2. Pendegasian Tugas
a. Pengertian
Pendelegasian adalah penyelesaian tugas melalui orang lain atau
mengarahkan tugas kepada satu orang atau lebih untuk mencapai tujuan
(Marquis dan Huston, 2015). Pendelegasian pekerjaan adalah
mempercayakan wewenangan dan tanggung jawab kepada orang lain
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang didefinisikan dengan jelas
dan disetujui dibawah pengawasan pendelegasi sambil tetap memegang
seluruh tanggung jawab atas keberhasilan pekerjaan (Atherton, 2000).
Pendegasian dalam keperawatan merupakan suatu alat untuk
memastikan atau menjamin penyelesaian tugas sesuai standar atau
tujuan keperawatan (Pohan, 2016). Proses transfer kepada individu yang
kompeten untuk melakukan tugas keperawatan pada suatu keadaan
(National Counsil of State Boards of Nursing, 2005).
b. Askpek Penting Dalam Pendegasian
Agar pendelegasian berjalan secara efektif, beberapa hal yang
perlu diperhatikan:
1) Tugas yang diberikan cocok untuk didelegasikan
2) Tentukan individu yang cocok untuk menyelesaikan tugas.
3) Tentukan apakah individu tersebut perlu dilatih atau diajarkan
terlebih dahulu terkait tugas yang dilegasikan
4) Menjelaskan pada individu terkait apa dan mengapa tugas ini
diberikan serta hasil yang diharapkan
5) Kaji sumber daya yang dibutuhkan
6) Sepakati waktu untuk penyelesaian tugas
7) Berikan dukungan dan bimbingan kepada individu yang terlibat
8) Lakukan feedback dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas
c. Wewenang Yang Dilegasikan
Pelimpahan wewenang kepada perawat dalam pelayanan
kesehatan terdiri dari:
1) Tindakan Keperawatan
2) Tindakan Medis

F. Konsep Kolaborasi Dan Negosiasi


1. Konsep Kolaborasi
a. Pengertian
Kolaborasi adalah bentuk kerjasama, interaksi, kompromi
beberapa elemen yang terkait baik individu, lembaga atau pihak-pihak
yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yang menerima akibat
dan manfaat. Nilai-nilai yang mendasari sebuah kolaborasi adalah tujuan
yang sama, kesamaan persepsi, kemauan untuk berproses, saling
memberikan manfaat, kejujuran, kasih sayang serta berbasis
masyarakat.

b. Karakteristik Kolaborasi
1) Partisipasi tidak dibatasi dan tidak hirarkis/urutan tingkatan
2) Partisipan bertanggung jawab dalam memastikan pencapaian
kesuksesan.
3) Adanya tujuan yang masuk akal.
4) Ada pendefinisian masalah.
5) Partisipan saling mendidik atau mengajar satu sama lain.
6) Adanya identifikasi dan pengujian terhadap berbagai pilihan.
7) Implementasi solusi dibagi kepada beberapa partisipan yang terlibat.
8) Partisipan selalu mengetahui perkembangan situasi

c. Perawat Sebagai Kolaborator


perawat melakukan kolaborasi dengan klien dan tenaga
kesehatan lain.olaborasi yang dilakukan dalam praktek di lapangan
sangat penting agar perawat dapat berperan secara optimal dalam
hubungan kolaborasi tersebut, perawat perlu menyadari
akuntabilitasnya dalam pemberian asuhan keperawatan dan
meningkatkan otonominya dalam praktik keperawatan.
2. Konsep Negosiasi
a. Pengertian Negosiasi
Pada organisasi, negosiasi diartikan sebagai suatu pendekatan
yang kompetitif dan sering dirancang sebagai suatu strategi
menyelesaikan konflik dengan pendekatan kompromi. Selama
negosiasi berlangsung, berbagai pihak yang terlibat lebih menekankan
untuk mengakomodasi perbedaan-perbedaan antara keduanya
b. Langkah - langkah Sebelum Negoisasi
1) Mengumpulkan informasi tentang masalah sebanyak mungkin.
semakin banyak informasi yang didapat, maka semakin besar
kemungkinan untuk menawarkan negosiasi.
2) kompromi yang dilakukan oleh manajer harus memilih tujuan yang
utama.
3) Memilih alternatif yang terbaik terhadap sarana dan prasarana.
Efisiensi dan efektivitas penggunaan waktu, anggaran, dan pegawai
yang terlibat perlu juga diperhatikan oleh manajer.
4) Mempunyai agenda cadangan. Agenda tersebut adalah agenda
negosiasi alternatif yang akan ditawarkan jika negosiasi tidak dapat
disepakati.
c. Strategi Negosiasi
1) Pilih fakta-fakta yang rasional dan berdasarkan hasil penelitian.
2) Dengarkan dengan saksama, dan perhatikan respons nonverbal
yang nampak.
3) Berpikirlah positif dan selalu terbuka untuk menerima semua
alternatif informasi yang disampaikan.
4) Upayakan untuk memahami pandangan apa yang disampaikan
lawan bicara Anda. Konsentrasi dan perhatikan, tidak hanya
memberikan persetujuan.
5) Selalu diskusikan tentang konflik yang terjadi. Hindarkan masalah-
masalah pribadi pada saat negosiasi.
6) Hindari menyalahkan orang lain atas konflik yang terjadi.
7) Bersikap jujur.
d. Sikap yang harus dihindari
1) Sikap yang tidak baik: sinis, kasar, menyepelekan
2) Trik manipulasi
3) Memaksakan kehendak
4) Distorsi

G. Supervisi dalam keperawatan


1. Pengertian
Suatu aktivitas pembinaan yang dirancang untuk membantu tenaga
keperawatan dalam melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien guna
mendukung pelayanan yang paripurna. Supervisi Keperawatan memberikan
bantuan, bimbingan/pengajaran, dukungan kepada seseorang untuk
menyelesaikan pekerjaannya sesuai kebijakan dan prosedur,
mengembangkan keterampilan baru, pemahaman yang lebih luas tentang
pekerjaannya sehingga dapat melakukannya dengan baik.
2. Tujuan
a. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
b. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
c. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan
mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan
keperawatan
d. Memberikan layanan terhadap kemampuan staf dan pelaksana
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
3. Fungsi
a. Mengatur dan mengorganisir proses pemberian pelayanan
keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan
keperawatan tentang standar asuhan yang telah disepakati
b. Menilai dalam memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pemberian pelayanan asuhan keperawatan
c. Mengkoordinasikan, menstimulasi, dan mendorong ke arah
peningkatan kualitas asuhan keperawatan
d. Membantu, memberi support dan mengajak untuk diikutsertakan
(sharing)
4. Prinsip supervisi
a. Fair
b. Feedback
c. Follow up/tindak lanjut
5. Peran supervisor
a. Pendidik
b. Mentor/penasehat
c. Fasilitator untuk meningkatkan kesadaran diri dan mengeksplorasi
kemampuan individu
d. Evaluator

Anda mungkin juga menyukai