Anda di halaman 1dari 15

Bab I

Pendahuluan
1.1. Latar belakang
Perencanaan manajemen keperawatan merupakan fungsi organic manajemen
sebagai titik tolak mencapai tujuan sutu organisasi. Proses perencanaan manajemen yang
baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang baik. Perencanaan yang baik akan
mengawal era globalisasi dan keterbukaan informasi diatambah lagi kemampuan
preofesionalisme yang tinggi dan mengarah ke spesialistik yang lebih berpihak kepada
pasien. Pihak manajer keperawatan harus mengembangkan system pelayanan
keperawatan one step quality service seperti mudah dijangkau, murah biayanya, cepat,
akurat dan bermutu tinggi. Perencanaan juga harus memperhatikan kekuatan anggaran
yang ada sehingga pembuatan prioritas sesuai urgensi dan kebutuhan organisasi.
Perencanaan merupakan fungsi dasar manajemen. Perencanaan adalah pandangan
ke depan dan merupakan fungsi yang paling penting tentang suatu rencana kegiatan yang
berisi tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, tempat kegiatan
tersebut dilaksanakan, bagaimana indicator/tolak ukur untuk mencapai tujuan, serta
kegiatan apa yang harus dilakukan selanjutnya atau berkelanjutan.
Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan
profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat
dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan melihat pentingnya fungsi perencanaan,
dibutuhkan perencanaan yang baik dan professional. Perencanaan yang baik harus
berdasarkan sasaran, bersifat sederhana, mempunyai standar, fleksibel, seimbang, dan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia terlebih dahulu secara efektif dan efisien.
Perencanaan adalah menetapkan hal-hal yang akan dan tidak akan dilakukan pada
menit, jam atau waktu yang akan datang (Sitorus & Panajaitan, 2011). Perencanaan
merupakan jembatan antara saat ini dan masa yang akan datang. Perencanaan merupakan
fungsi dasar dari manajemen dan merupakan tuggas utama setiap manajer. Perencanaan
harus sistematik, dapat diukur, dapat dicapai, realistic dan berorientasi pada waktu.

2|
1.2. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang Manajemen Keperawatan Fungsi perencanaan
1.3. Tujuan Khusus
Makalah ini dibuat dengan tujuan :
1) Mengetahui pengertian perencanaan keperawatan
2) Mengetahui sifat perencanaan
3) Mengetahui ciri-ciri perencanaan yang baik
4) Mengetahui ruang lingkup perencanaan
5) Mengetahui tujuan perencanaan
6) Mengetahui analisis SWOT

3|
Bab II

Tinjauan Pustaka
2.1. Pengertian perencanaan
Perencanaan adalah suatu konsep yang menjelaskan tentang kegiatan yang
dilakukan agar berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang telah ditentukan, yaitu berupa
kegiatan yang akan dilakukan menurut aturan yang berlaku (Sudarta, Rosyidi, & Susilo,
2019). Perencanaan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk memulai
kegiatan sebuah organisasi. Menurut beberapa ahli perencanaan merupakan keputusan
yang telah diambil dalam organisasi untuk tetapi juga bermanfaat bagi individu.
Perencanaan adalah menetapkan hal-hal yang akan dan tidak akan dilakukan pada
menit, jam atau waktu yang akan datang (Sitorus & Panajaitan, 2011). Perencanaan
merupakan jembatan antara saat ini dan masa yang akan datang. Perencanaan merupakan
fungsi dasar dari manajemen dan merupakan tuggas utama setiap manajer. Perencanaan
hatus sistematik, dapat diukur, dapat dicapai, realistic dan berorientasi pada waktu.
Dengan demikian makna dari sebuah perencanaan adalah menyangkut hal-hal
sebagai berikut :
1) Proses. Merupakan suatu konsep menjelaskan tentang kegiatan yang dilakukan
agar berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang telah ditentukan, yaitu berupa
kegiatan yang akan dilakukan menurut aturan yang berlaku.
2) Penetapan tujuan dan sasaran. Menertapkan tujuan dalam kegiatan baik tujuan
jangka panjang, menengah, maupun tujuan jangka pendek dan menetapkan
sasaran yang akan dituju terhadap suatu kegiatan ke arah yang tepat
3) Mengkaji cara terbaik. Merupakan sutu proses mengindentifikasi cara atau
strategi yang tepat terhadap perencanaan suatu kegiatan, sehingga bisa
menghindarkan dari kegiatan yang tidak produktif
4) Memiliih tindakan. Merupakan strategi untuk memiliki suatu tindakan dalam
melaksanakan kegiatan yang tepat sehingga semua kegiatan dilakukan sesuai
dengan tujuan, sasaran yang sudah ditentukan, sehingga kegiatan yang dilakukan
efektif dan efesien

4|
2.2. Tujuan perencanaan
Perencanaan mempunyai peran yang penting dalam mengarahkan usaha sebuah
organisasi untuk mencapai tujuan di masa depan. Tanpa membuat perencanaan, sebuah
organisasi akan kehilangan arah dan sulit untuk mengantisipasi ancaman perubahan
lingkungan.
Terdapat 3 fungsi perencanaan, yaitu sebagai berikut :
1) Perencanaan sebagai pengarah
Perencanaan akan menghasilkan upaya untuk meraih sesuatu dengan cara
yang lebih terkoordinasi. Institusi layanan keperawatan yang menjalankan
perencanaan sangat mungkin untuk mengalami konflik kepentingan, pemborosan
sumber daya dan ketidakberhasilan dalam mencapai tujuan karena again-bagian
dari organisasi bekerja sendiri-sendiri tanpa ada koordinasi yang jelas dan
terarah. Perencanaan mencakup fungsi pengarahan dari apa yang harus dicapai
oleh sebuah organisasi.
2) Perencanaan sebagai minimalisa pemborosan sumber daya
Perencanaan juga berfungsi sebagai minimalisasi pemborosan sumber
daya keperawatan yang digunakan. Jika perencanaan dilakukan dengan baik,
jumlah sumber daya yang diperlukan dengan cara penggunannya apa saja
dengan lebih baik dipersiapkan sebelum kegiatan dijalankan. Dengan demikian
pemborosan terkait dengan penggunaan sumberdaya yang dimiliki layanan
keperawatan dapat diminimalkan sehingga tingkat efesiensi dari layanan
keperawatan menjadi meningkat.
3) Perencanaan sebagai penetapan standar dalam pengawasan kualitas
Perencanaan berfungsi sebagai peentapan standar kualitas yang harus
dicapai oleh institusi layanan keperawatan dan diawasi pelaksanaannya dalam
fungsi pengawasan manajemen. Dalam pengawasan keperawatan
membandingkan antara tujuan yang ingin dicapai dengan realisasi di lapangan,
mengevaluasi penyimpangan yang mungkin terjadi sehingga mengambil
tindakan yang dianggap perlu untuk memperbaiki kinerja keperawatan.

5|
2.3. Sifat perencanaan
Adapun unsur perencanaan menurut Yayat M. Herujito, 2001 dalam (Sudarta, Rosyidi,
& Susilo, 2019) adalah sebagai berikut :
1) Forecasting, yaitu meramalkan. Seorang pimpinan dalam sebuah organisasi atau
seorang manajer keperawatan harus mampu meramalkan kondisi dari organisasi
kedepan sebelum perisitiwa yang tidak diinginkan terjadi, misalnya seorang
manajer sumber daya manusia perawat harus mampu memprediksi kebutuhan
tenaga keperawatan sesuai kualifikasi yang dibutuhkan dalam lima tahun yang
akan datang
2) Estabilishing objection, yaitu setiap perencanaan harus mempunyai arah dan
tujuan yang jelasa kaena dengan tujuan yang jelas akan menjadikan kegiatan
yang lebih efisien dan fokus terhadap apa yang akan dilakukan
3) Scheduling, yaitu penjadwalan kegiatan didalam perencanaan sudah
dicantumkan karena hal tersebut dapat mencegah tumpang tindih kegiatan pada
saat pelaksanaan.
4) Budgeting, yaitu menghitung anggaran atau biaya pelaksanaan kegiatan,
perencanaan anggaran kegiatan menjadi sangat penting untuk menghindari
inefesisensi
5) Estabilishing policy, yaitu suatu rangkaian konsep atau asas yang menjadi
pedoman yang mendasari semua aktivias dalam organisasi, akrena kebijakan
dapat sebagai landasan hokum bagi pelaksana kegiatan dalam organisasi.
Kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh
hasil yang diinginkan.
Sebuah perencanaan harus mengandung beberapa sifat sebagai berikut ini (Sudarta,
Rosyidi, & Susilo, 2019):
1) Visioner
Suatu perencanaan yang baik hendaknya memuat unsur jangka panjang,
karena perencanaan yang baik hendaknya memuat unsur jangka panjang, karena
prencanaan digunakan untuk masa yang akan datang. Perencanaan dapat juga
dianalogikan sebagai sebuah impian yang ingin dicapai, adapun unsur
perencanaan adalah visi dan misi dari organisasi.

6|
2) Fleksible
Felksibel dalam pengertian adlaah luwes dan lentur. Sebuah perencanaan
suatu kegiatan haruslah mampu mengakomodasi unsur-unsur yang dianggap
penting dan dengan segala prioritas sesuai dengan kebutuhan yang ada. Tetapi
bukan mudah berubah sesuai dengan kepentingan jangka pendek, melainkan
suatu perencanaan yang matang dalam jangka panjang.
3) Stabil
Perencanaan yang telah dirumuskan dan disepakati bersama hendaknya
menjadi pedoman dalam melakukan kegiatan dan perencanaan tersebut tetapi
tidak mudah di revisi, kegiatan yang dilakukan berdasarkan rencana yang telah
dibut dalam jangka waktu atau periode tertentu.
4) Balances
Semua kegaiatan yang telah dirumuskan dalam rencana hendaknya
disesuaikan dengan kemampuan sumber daya, sehingga perencanaan kegiatan
tersebut dapat dilaksanakan sesuai kemampuan, hal ini dilakukan untuk
mencegah malefisiensi program.
5) Tersedia sumber daya
Suatu perencanaan harus mempertimbangkan sumber daya, baik tenaga
yang melaksanakan, cara mengerjakan kegiatan, peralatan harus tersedia, dan
tidak kalah pentingnya dana yang cukup tersedia untuk melaksanakan suatu
kegiatan dan sarana prasarana lain yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan
tersebut.
2.4. Ruang lingkup
Setiap manajer keperawatan harus memerhatikan ruang lingkup perencanaan dalam
membuat sebuah perencanaan. Ruang lingkup perencanaan adalah sebagai berikut
(Kurniadi, 2013):
1) Struktur, yang terdiri dari perangkat lunak yaitu filosofi, visi, misi, tujuan,
standar kerja dan kebijakan pimpinan institusi
2) Ketenagaan, yang ddimulai dari proses penentuan jumlah kebutuhan sampai
pemberdayaan serta masa pelepasan kerja atau pension

7|
3) Fasilitas atau logistic, yang disediakan organisasi guna mendukung proses kerja
agar lancar dan bersinergi dengan tujuan organisasi
4) Budget atau anggaran, yang disesuaikan dengan kesediaan keuangan organiasi
dan cara mengelolanya.
2.5. Ciri-ciri perencanaan yang baik
Perencanaan yang baik harus memiliki beberapa komponen berikut ini (Kurniadi, 2013):
1) Mengandung pemikiran kedepan dan mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi mutahir
2) Bisa mengontrol masa depan, yaitu mampu memperkirakan dan memprediksi
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemudian membuat antisipasi yang
tepat apa yang akan terjadi di masa depan
3) Memiliki prosedur peramalan dengan mengikuti kecenderungan indicator
kesehatan dan organisasi awal yang ada
4) Mengembangkan keputusan terpadu, agar segala permasalahan yang ada dapat
dikomunikasikan dengan baik dan tuntas penyelesaiannya.
5) Tersedia juga prosedur kerja yang formal atau tertulis (SOP) dan disahkan oleh
pimpinan tertinggi organisasi
6) Mudah dilaksanakan oleh seuma staf seusai dengan tugas dan wewenangnya
sehingga semua pekerja saling membantu sesuai fungsinya.
2.6. Tipe prencanaan
Perencanaan program kegiatan yang akan dilaukan dalam suatu organisasi,
berdasarkan (Sudarta, Rosyidi, & Susilo, 2019):
1) Berdasarkan jangkauan pencapaiannya
a. Rencana strategis : yaitu sebuah rencana yang ditetapkan pada organisasi
secara menyeluruh dan menetapkan tujuan lengkap. Rencana strategis
dapat dipandang sebagai rencana umum yang menggambarkan
pengalokasian sumber daya, baik tenaaga, metoda, sarana prasarana,
keuangan dan juga cara memasarkan hasil produksi dengan segala
prioritas, langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.

8|
b. Rencana operasional adalah rencana yang meliputi area operasional
tertentu dari sebuah organisasi
2) Berdasarkan jangka waktu
a. Rencana jangka panjang yaitu rencana program kerja yang mempunyai
rentang waktu lebih dari 5 tahun
b. Rencana jangka menengah yaitu suatu rencana program kerja yang
mempunyai rentang waktu 3-5 tahun
c. Rencana jangka pendek yaitu rencana yang berjangka waktu kurang dari
1 tahun
3) Berdasarkan spesifitas
a. Rencana spesifik yaitu sebuah rencana yang sudah dijabarkan jelas
sehingga tidak memberi ruang untuk multitafsir
b. Rencana fleksibel yaitu sebuah rencana yang walaupun sudah
menggunakan panduan umum dan fokus terhadap program yang
ditentukan, masih memberi peluang untuk didiskusikan dengan
pengambil kebijakan secara khusus, jika dipandang perlu.
4) Berdasarkan frekuensi penggunaan
a. Rencana sekali atau habis pakai merupakan suatu rencana secara spesifik
dipakai untuk memenuhi kebutuhan dalam kondisi tertentu
b. Rencana siaga adalah rencana berkelanjutan yang dapat sebagai panduan
untuk aktivitas yang dilakukan
2.7. Proses perencanaan manajer
Adapun proses yang harus dilalui oleh seorang manajer keperawatan dalam
menjalankan roda operasi organisasi adalah sebagai berikut (Kurniadi, 2013):
1) Perisapan
a. Memilih dan membentuk tim perencanaan yang terdiri dari lulusan
sarjana keperawatan
b. Membuat kesepakatan kerangka konseptual dan pemikiran strategic
c. Merumuskan pernyataan visi dan misi sebagai arah dan tujuan organisasi

9|
2) Merencanakan
a. Menelaah rencana yang ada sehingga jelas apa yang akan dicapai
b. Menyusun panduan perencanaan sebagai pengarah
3) Rencana strategis
a. Analisas konstektual (SWOT)
b. Menetapkan visi. Visi merupakan again terpenting dari peran seorang
manajer agar arah dan pedoman bekerja jelas. Visi berdurasi minimal 5
tahun tetapi bila tidak berhasil bisa diubah. Semua tergantung
perkembangan IPTEK dan kondisi organisasi. Karakteristik visi yang
baik adalah sebagai berikut :
 Imagible. Artinya visi adalah impian atau tujuan jangka panjang
yang ingin dicapai dari sebuah organisasi yaitu tergambar jelas
target dan batas waktu dalam menentukan tercapainya tujuan
tersebut.
 Deriable. Artinya bahwa menentukan visi serankaian didalamnya
menarik bagi pembaca dari rangkaian visi tersebut
 Feasible. Dalam menyusun visi hendaknya realistis dapat dicapai,
tidak dengan kata-kata visi bersifat umum, sehingga sult dijankau
dengan target waktu yang telah ditentukan.
 Focused. Dalam kalimat visi memuat serangkaian kompetensi
luaran sehingga dengan arah yang jelas, maka organisasi akan
fokus terhadap produk yang dihasilkan
 Flexible. Makna dari kata-kata dalam visi menggambarkan
mampu menyerap aspirasi masyarakat sesuai dengan kebutuhan
dan tetap bermanfaat, tanpa kehilangan identitas akibat perubahan
situasi dan kondisi lingkungan.
 Communicable. Serangkaian kalimat dalam penyusunan visi
tersebut mudah dipahami oleh masyarakat, terhadap apa yang
tertuang dan maksud atas keluaran dari produk yang dihasilan
oleh organisasi.

10 |
c. Menetapkan misi. Misi adalah uraian berisi pernyataan operasional guna
mencapai visi yang telah ditetapkan.
d. Mengidentifikasi hasil pokok, saran, tujuan dan sub tujuan
e. Mengidentifikasi factor-faktor yang berpengaruh
f. Memantapkan rencana alternatif
4) Implementasi
a. Menetapkan tugas dan jadwal rencana agar memudahkan mengingat dan
staf yang mengetahui
b. Melambangkan rencana strategic sebagai langkah sosialisasi pada sleuruh
staf yang ada dibawahnya
c. Membangun mekanisme kontrol
2.8. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif
(memberikan gamabran). Analisis ini menempatkan situasi dan kodisi sebagai factor
masukan, yang kemudian dikelompokan menurut kontribusinya masing-masing. Analisis
tersebut dibagi atas 4 komponen dasar berikut :
1) Strength adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari keperawatan
atau program layanan asuhan keperawatan saat ini.
2) Weakness adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
keperawatan atau program layanan asuh
3) Opportunity adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar
keperawatan dan memberikan peluang berkembang bagi layanan keperawata di
masa depan
4) Threat, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi keperawatan yang datang
dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi layanan keperawatan di
masa depan.

11 |
Berikut ini adalah contoh pasangan kekuatan dan kelemahan dalam analisis situasi :
Komponen Sub komponen komponen Sub komponen
S Perawat di ruangan saa ini W Jumlah anggota
memiliki julah anggota yang yang besar
sangat besar menurunkan tingkat
efektivitas
koordinasi dan
komunikasi antar-
anggota
Berikut ini contoh pasangan kesempatan dan ancaman dalam analisis situasi :
Komponen Sub komponen Komponen Sub komponen
O Tersedianya pendidikan T Lulusan perawat
keperawatan membuat makin yang dihasilkan
banyak perawat yang bersekolah tidak sesuai dengan
hingga perguruan tinggi kompetensi yang
diharapkan dari
seorang perawat
Selain 4 komponen dasar analisis SWOT ini, berkembang pula beberapa sub
komponen hasil proses analisis yang jumlahnya tergantun pada kondisi organisasi.
Terdapat 2 model analisis SWOT yang umum digunakan dalam melakukan analisis
situasi antarai lain sebagai berikut :
1. Model kuantitatif
Suatu asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara
S dan W serta O dan T. kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan
bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan dan dari setiap kesempatan
yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti bahwa
setiap satu rumusan S harus selalu memiliki satu W, dan setiap satu rumusan O
harus memiliki satu pasangan T.

12 |
2. Model kualitatif
Urut-urutan dalam membuat analisis SWOT kualitatif tidak berbeda jauh
dengan urutan model kuanntitatif. Perbedaan antara keduanya adalah pada saat
pembuatan subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila model
kuantitatif, setiap komponen S memiliki pasagan subkomponen W, dan satu
subkomponen O memiliki satu pasangan subkomponen T. akan tetapi model
kualitatif hal tersebut tidak terjadi, subkomponen pada masing-masing SWOT
adalah terdiri dari bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain.

Matriks TWOS Strengths Weakness


Susun daftar kekuatan Susun daftar kelemahan
Opportunities Strategi SO Strategi WO
Susun daftar peluang Gunakan kekuatan untuk Tanggulangi kelemahan
memanfaatkan peluang dengan memanfaatkan
peluang
Threats Strategi ST Strategi WT
Susun daftar ancaman Gunakan kekuatan untuk Perkelcil kelemahan dan
menghindari ancaman hindari ancaman

13 |
Bab III

Kesimpulan dan Saran


3.1. Kesimpulan
Perencanaan adalah suatu konsep yang menjelaskan tentang kegiatan yang
dilakukan agar berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang telah ditentukan, yaitu berupa
kegiatan yang akan dilakukan menurut aturan yang berlaku (Sudarta, Rosyidi, & Susilo,
2019). Perencanaan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk memulai
kegiatan sebuah organisasi. Menurut beberapa ahli perencanaan merupakan keputusan
yang telah diambil dalam organisasi untuk tetapi juga bermanfaat bagi individu.
Perencanaan mempunyai peran yang penting dalam mengarahkan usaha sebuah
organisasi untuk mencapai tujuan di masa depan. Tanpa membuat perencanaan, sebuah
organisasi akan kehilangan arah dan sulit untuk mengantisipasi ancaman perubahan
lingkungan.
3.2. Saran
Saran Pimpinan atau manajer keperawatan sebaiknya membuat suatu perencanaan
dalam melaksanakan suatu kegiatan, hal ini sangat membantu dalam pengambilan
keputusan atau dalam mengadakan perubahan berikutnya. Selain itu, seorang manajer
keperawatan harus membuat perencanaan yang sistematis dan atas keputusan bersama
dengan tim keperawatan lainnya sehingga memperoleh hasil kegiatan yang optimal.

14 |
Daftar Pustaka

Kurniadi, A. (2013). Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya. Jakarta: Badan Penerbit


FKUI.
Sitorus, R., & Panajaitan, R. (2011). Manajemen Keperawatan : Manajemen Keperawatan di
Ruang Rawat. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Sudarta, I. W., Rosyidi, M. I., & Susilo, E. (2019). Manajemen Keperawatan Teori dan Aplikasi
Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

15 |

Anda mungkin juga menyukai