Secara umum, istilah perencanaan SDM mengacu pada usaha perusahaan yang
mengidentifikasi implikasi SDM pada perubahan organisasional dan pada isu bisnis
utama supaya menggabungkan SDM dengan kebutuhan yang dihasilkan dari
perubahan dan isu tersebut.
Perencanaan adalah proses yang mendefinisikan tujuan dari organisasi,
membuat strategi digunakan untuk mencapai tujuan dari organisasi, serta
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Perencanaan SDM masih melibatkan jumlah, namun sebagaimana
diperlihatkan oleh AT&T dan Eaton, perencanaan SDM juga
melibatkan:
Seluruh aktivitas manusia baik secara individu maupun alam kelompok tentu
dilakukan berdasarkan suatu rencana yang komprehensif. Artinya, ketika
mengelola sumber daya manusia dalam suatu organisasi fungsi perencanaannya
menjadi salah satu faktor yang harus dipersiapkan dengan baik.
Pertama, rencana berkaitan langsung dengan tujuan yang hendak dicapai karena
ekstensi suatu organisasi justru adalah untuk pencapaian tujuannya.
Kedua, rencana selalu mengandung keputusan tentang kegiatan - kegiatan yang akan
dilakukan dan tindakan yang akan diambil apapun tentangnya keputusan tersebut.
Ketiga, segala sesuatu yang termuat dalam rencana merupakan perhitungan yang
matang dengan pengertian bahwa penghitungan yang dibuat tidak bersifat absolut yang
berarti tetap terbuka kemungkinan untuk ditinjau kembali secara berkala dan
disesuaikan dengan perkembangan keadaan yang mempunyai dampak langsung
terhadap jalannya roda organisasi.
menurut Siagian (2004) perencanaan dapat diiartikan sebagai suatu usaha untuk
menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan:
apa yang akan dilakukan pada kurun waktu tertentu di masa depan ?
Siapa yang akan bertanggung jawab untuk melakukan apa,dan kepada siapa
ia bertanggung jawab dalam melakukan berbagai kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya?
Bagaimana prosedur atau mekanisme dan tata kerja yang akan diberlakukan
dalam pelaksanaan berbagai kegiatan secara terintegrasi?
Apakah ada penjadwalan kegiatan secara jelas?
Apa alasan yang benar-benar dapat dipertangungjawabkan tentang mengapa
berbagai kegiatan mutlak dilaksanakan.
Ciri Rencana yang baik
Rencana haruslah mempermudah seluruh usaha untuk pencapaian tujuan.
Penyusunan rencana haruslah dilakukan oleh tenaga yang profesional,tidak
dilakukan oleh seluruh anggota organisasi yang sudah pasti
persepsi,kemampuan dan pengetahuan akan apa yang direncanakan pasti
berbeda.
Suatu rencana yang baik memiliki petunjuk yang jelas tentang substansi dan
teknik penjabaran sebelum rencana tersebut diimplementasikan.
Keluwesan adalah ciri suatu rencana yang baik. Artinya, suatu rencana yang
baik adalah rencana yang pasti dan tertuang secara kuantitatif adalah
keharusan.
Pragmatisme sebagai ciri rencana yang baik. rencana yang dihasilkan tidaklah
sesuatu yang “tidak mungkin” untuk dicapai karena haruslah rasional dan
layak untuk dicapai.
Macam-Macam Perencanaan
Organisasi dapat memaníaatkan SDM yang ada dalam organisasi dengan lebih baik.
Melalui perencanaan SDM yang matang, efektivitas kerja juga dapat lebih
ditingkatkan jika SDM yang ada telah sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Produktivitas dapat lebih ditingkatkan jika memiliki data tentang pengetahuan,
pekerjaan, pelatihan yang telah diikuti oleh SDM.
Perencanaan SDM berkaitan dengan penentuan kebutuhan tenaga kerja di masa
depan baik kuantitatif maupun kualitatif dalam mengisi berbagai jabatan dan
berbagai fungsi organisasi di masa mendatang.
Penanganan sistem informasi manajemen SDM dirasakan semakin penting, sebab
dengan tersedianya sistem informasi SDM yang valid dan reliable akan lebih mudah
organisasi (khususnya yang memiliki banyak cabang) untuk mengisi berbagai
kekosongan di berbagai cabang.
Perencanaan SDM akan menjadi acuan dalam penyusunan program pengembangan
SDM.
Perencanaan SDM akan bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai kesenjangan
situasi sekarang dengan visi masa mendatang (Simamora,2001).
Tantangan dan Hambatan Implmentasi
Perencanaan SDM
1. Tujuan yang Kurang Fokus
Tujuan yang dikemukakan secara kualitatif seperti mencapai laba
sebesar-sebesarnya akan membuat “kebingungan” diantara semua
anggota organisasi sebab laba sebesar-besarnya tidak jelas berapa
jumlahnya.
Sebaliknya, penetapan tujuan yang jelas secara kuantitatif, tentu saja
harus diikuti penetapan tujuan secara kualitatif,yakni kualitas seperti
apa yang diharapkan.
Dengan tujuan yang jelas tersebut, manajemen dapat merencanakan
SDM yang tepat untuk dapat mencapai tujuan yang dimaksud, ketika
SDM yang diharapkan bukan saja hanya memperhatikan
keterampilan,melainkan juga harus responsive terhadap kebutuhan
dan keinginan konsumen.
2. Faktor Lingkungan
Simamora (2001) berpendapat bahwa tidak ada dua perusahaan yang bergiat di
dalam lingkungan yang identik untuk menggambarkan hambatan lingkungan
dalam perencanaan SDM-nya. Oleh karena itu, berbagai organisasi harus
mengantisipasi perubahan yang cepat seperti yang terjadi dalam industry mobile
phone atau gadget.
Masalah ketimpangan penawaran dan permintaan tenaga kerja yang sangat
senjang membuat dunia industry sangat leluasa “menekan” kepentingan tenaga
kerja dan meposisikan tenaga kerja pada kondisi yang sangat rendak daya
tawarnya. Umumnya, tenaga kerja di Negara berkembang seperti di Indonesia
sering “dilecehkan” , tetapi dengan kondisi seperti itu tetap diterima sangat
membutuhkan pekerjaan.
3.Dukungan terhadap Strategi Organisasi
I Direktur Utama
II Direktur
IV Kepala Biro
V Kepala Bagian
VI Kepala seksi
Model Persiapan Perencanaan SDM dengan Model Mason
Berikut diberikan contoh penerapan penggunaan model mason.
Diketahui informasi kepegawaian PT Jeremy mangalaptua yang
bergerak di sektor konveksi diperoleh informasi pada tahun 2015
sebagai berikut: