Anda di halaman 1dari 8

Nama :Indah Anggraini

NPM :19230044P
Kelas : Kepahiang

SOAL MANAJEMEN KEPERAWATAN


1. Tuliskan empat fungsi manajemen secara umum!
2. Jelaskan yang dimaksud dengan planning dalam manajemen!
3. Apakah yang dimaksud dengan organizing dalam fungsi manajemen?
4. Terangkan kegiatan directing manajemen!
5. Apakah yang dimaksud dengan manajemen produksi?
6. Apa sajakah tugas manajemen keperawatan?
7. Apakah perbedaan antara manajemen dengan kepemimpinan?
8. Unsur manajemen Keperawatan apa yang paling pokok? Jelaskan!
9. Berilah gambaran mengenai bidang manajemen pengelolaan pasien!
10. Jelaskan perbedaan pengeloaan fungsional dengan pengelolaan secara tim!
11. Tuliskan alasan utama diperlukan manajemen dalam suatu organisasi!
12. Jelaskan Sistem KlasifikasiPasien menurut Swanburg (1999)
13. Hitung Jumlah Tenaga Perawat Yang Dibutuhkan Berdasarkan Tingkat
Ketergantungan Pasien (Menurut Rumus Douglas), jika diruang Kenangan terdapat 5
Pasien dengan minimal care, 10 pasien dengan partial care dan 3 pasien dengan total
care.
14. Jelaskan Type type kepemimpinan dalam manajemen.
15. Jelaskan tahapan proses konflik
16. Jelaskan Pola Atau Strategi Penyelesaian Konflik
17. Apakah perbedaan peran dan tanggung jawab kepala ruangan dan kerua Tim
18. Apakah yang dinamakan Ronde keperawatan
19. Apa dimaksud dengan bed side teaching
20. Apa yang dimaksud dengan supervisi
Jawab

1. Tuliskan empat fungsi manajemen secara umum!


1) Planning (fungsi perencanaan)
2) Organizing (fungsi pengorganisasian)
3) Actuating / Directing (pengarahan)
4) Controlling (pengendalian)
1. Planning adalah bagaimana perusahaan menetapkan tujuan yang diinginkan dan
kemudian menyusun rencana strategi bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Organizing (fungsi perencanaan) adalah pengaturan sumber daya manusia dan sumber
daya fisik yang dimiliki agar bisa menjalankan rencana-rencana yang sudah
diputuskan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Directing alias fungsi pengarahan adalah upaya untuk menciptakan suasana kerja
dinamis, sehat agar kinerjanya lebih efektif dan efisien.
4. Fungsi terakhir dari 4 fungsi manajemen adalah fungsi pengendalian, fungsi
pengendalian adalah upaya untuk menilai suatu kinerja yang berpatokan kepada
standar yang telah dibuat, juga melakukan perbaikan apabila memang dibutuhkan.

2. Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk mencapai
tujuan tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan
meliputi segala sesuatu yang manajer kerjakan. Di dalam planning, manajer
memperhatikan masa depan, mengatakan “Ini adalah apa yang ingin kita capai dan
bagaimana kita akan melakukannya”.

Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan
dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap rencana. Planning penting karena
banyak berperan dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain. Contohnya, setiap
manajer harus membuat rencana pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian
organisasi.

3. Pengorganisasian (organizing) adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan


pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi
sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian
hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
4. Manajemen produksi adalah proses manajemen yang bertanggung jawab terhadapperencanaan
(aktivitas) produksi, distribusi, atau manajemen proyek yang diajukan oleh sebuah Organisasi
5. Manajer keperawatan bertugas untuk merencanakan, mengorganisir, mengarahkan dan
mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien
6. tugas manajemen keperawatan

1. mengarahkan pada sistem mekanisme


2. merupakan fungsi status kewenangan
3. diarahkan untuk mencapai tujuan
4. bersifat hubungan inpersonal
5. menggantungkan diri pada daya dan dana yang ada

7. kepemimpinan:

1. mengarahkan pada kemampuan individu


2. merupakan kualitas hubungan
3. diarahkan unruk mencapai keinginan
4. bersifat hubungan personal
5. menggantungkan diri pada sumber yang ada pada dirinya

8. 1. Perencanaan (Planning). Perencanaan adalah fungsi dasar dan pertama dalam manajemen
(the first function of management). Semua fungsi manajemen tergantung dari perencanaan.
Perencanaan adalah suatu proses berpikir atau proses mental untuk membuat keputusan dan
peramalan (forecasting). Perencanaan harus berorientasi ke masa depan dan memastikan
kemungkinan hasil yang diharapkan (Swansburg & Swansburg, 1999). Dalam perencanaan,
salah satu hal penting yang menjadi pusat perhatian adalah rencana pengaturan sumber daya
manusia (SDM) dan sumber daya yang lain yang relevan. Perencanaan yang baikakan
meningkatkan capaian tujuan dan pembiayaan yang efektif.
2. Penggunaan Waktu Efektif (Effective utilization of time). Penggunaan waktu efektif
berhubungan dengan pola pengaturan dan pemanfaatan waktu yang tepat dan memungkinkan
berjalannya roda organisasi dan tercapaianya tujuan organisasi. Waktu pelayanan dihitung, dan
kegiatan perawat dikendalikan.
3. Pengambilan keputusan (Decision making). Pengambilan keputusan adalah suatu hasil atau
keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan di antara beberapa
alternatif yang tersedia yang dilakukan oleh seorang pembuat keputusan. Keputusan dibuat
untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan/ implementasi dari pilihan keputusan yang
diambil.
4. Pengelola/Pemimpin (Manager/leader). Manajer yang bertugas mengatur manajemen
memerlukan keahlian dan tindakan nyata agar para anggota menjalankan tugas dan wewenang
dengan baik. Adanya manajer yang mampu memberikan semangat, mengontrol dan mengajak
mencapai tujuan merupakan sumber daya yang sangat menentukan
5. Tujuan sosial (Social goal). Manajemen yang baik harus memiliki tujuan yang jelas dan
ditetapkan dalam bentuk visi, misi dan tujuan organisasi.
6. Pengorganisasian (Organizing). Pengorganisasian adalah pengelompokan sejumlah aktivitas
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Penugasan pada masing-masing kelompok dilakukan
berdasarkan supervisi, ada koordinasi dengan unit lain baik secara horizontal maupun secara
vertikal (Swansburg & Swansburg, 1999).
7. Perubahan (Change) adalah proses penggantian dari suatu hal dengan yang lainnya yang
berbeda dari sebelumnya (Douglas, 1988). Perubahan, di dalam manajemen keperawatan
perubahan dijadikan prinsip karena sifat layanan yang dinamis mengikuti karakteristik pasien
yang akan Anda layani

9. 1) Fungsional Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan


asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya
melakukan 1-2 jenis intervensi ( misalnya, merawat luka ) keperawatan kepada semua
pasien di bangsal.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu
dalam satu grup kecil yang saling membantu.
10. Secara umum, masing-masing kepala ruangan dan ketua tim memiliki tanggung
jawab
yang berbeda-beda, antara lain :
1) Tanggung Jawab Karu :
a. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
b. Membantu staf menetapkan sasaran dari ruangan
c. Memberi kesempatan katim untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinandan
managemen
d. Mengorientasikan tenaga baru
e. Menjadi narasumber bagi tim
f. Mendorong kemampuan staf untuk menggunakan riset keperawatan
g. Menciptakan iklim komunikasi terbuka
2) Tanggung Jawab Katim :
a. Melakukan orientasi kepada pasien baru & keluarga
b. Mengkaji setiap klien, menganalisa, menetapkan rencana keperawatan (renpra),
menerapkan tindakan keperawatan dan mengevaluasi renpra
c. Mengkoordinasikan renpra dengan tindakan medis melalui komunikasi yang
konsisten
d. Membagi tugas anggota tim dan merencanakan kontinuitas asuhan keperawatan
melalui konfrens
e. Membimbing dan mengawasi pelaksanan asuhan keperawatan oleh anggota tim
f. Bertanggung jawab terhadap kepala ruangan

11. Alasan utama diperlukan manajemen dalam suatu organisasi


1. Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang akan dipilih secara efektif dan
efisien agar mencapai pada suatu tujuan.
2. Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan mengkaji situasi kemudian melakukan
penyesuaian dan koreksi jika ada sesuatu penyimpangan pada suatu pelaksanaan
strategi.
3. Dapat memperbaharui strategi yang dirumuskan untuk sesuai pada perkembangan
lingkungan eksternal.
4. Dapat meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada
peluang yang ada.
5. Dapat melakukan inovasi atas kegiatan sehingga dapat lebih teratur.

 
12. Cara Swansburg (1999)Jumlah rata-rata pasien/ hari x jumlah perawat/ pasien/ hariJam
kerja/ hariContoh: Pada rumah sakit A, jumlah tempat tidur pada unit Bedah 20 buah,
rata-rata pasien perhari15 orang, jumlah jam perawatan 5 jam/ pasien/ hari, dan jam
kerja 7 jam/hariCara menghitungJumlah perawat yang dibutuhkan adalah:Jumlah shift
dalam seminggu: 11 x 7 = 77 shiftBila jumlah perawat sama setiap hari dengan 6 hari
kerja/ minggu dan 7 jam/ hari maka jumlahperawaty yang dibuthkan = 77 : 6 = 12,83
atau 13 orang

13. Hitung jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien (menurut rumus Douglas) jika diruang kenanga terdapat 5 pasien dengan
minimal care, 10 pasien dengan partier care dan 3 pasien dengan total care.
Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah :
10 0rang perawat
Dinas pagi 5 orang
Dinas Sore 3 orang
Dinas malam 2 orang

14. ada beberapa tipe atau tipe pemimpin, termasuk yang berikut:
1. Pemimpin otokratis adalah manajer yang merasa diri mereka pintar dan serba bisa.
Bawahan biasanya dianggap sebagai boneka saja yang harus melaksanakan otoritas
mereka kepada bawahan mereka. Semuanya dilakukan sendiri.
2. Pemimpin yang demokratis adalah pemimpin yang tidak suka bertindak sewenang
wenang terhadap bawahannya. Dia mendelegasikan setiap pekerjaan yang dapat dia
berikan kepada orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya. Semua
keputusan biasanya ditentukan berdasarkan hasil musyawarah. Pemimpin ini
mengharapkan partisipasi dari bawahannya di setiap langkah dan aktivitas
perusahaan.
3. Pemimpin yang bebas (laissez faire) adalah pemimpin yang memberi terlalu banyak
kebebasan kepada bawahan mereka. Hanya bertindak sebagai simbol. Semua
keputusan
dan penentuan tujuan dan persiapan rencana, pedoman kerja, prosedur, prosedur yang
teratur diserahkan kepada kebijakan bawahannya.

Sementara itu, menurut Blake dan Mouten, gaya kepemimpinan seseorang dapat
diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Tipe pemimpin Deserter adalah gaya kepemimpinan terburuk dengan


karakteristik kurangnya perhatian, baik terhadap produksi dan manusia.
2. Tipe pemimpin Misionaris adalah gaya kepemimpinan yang berorientasi pada
manusia, begitu banyak perhatian pada manusia dan kurangnya pemahaman
tentang produksi.
3. Tipe pemimpin Kompromi adalah gaya kepemimpinan yang memperhatikan
gaya yang seimbang, di mana perhatian diberikan secara merata antara produksi
dan manusia.
4. Jenis pemimpin Autokrat adalah gaya kepemimpinan yang berorientasi
produksi. Sebagai akibat terlalu banyak memperhatikan produksi, mereka kurang
memperhatikan manusia.
5. Tipe pemimpin Eksekutif adalah puncak gaya kepemimpinan, di mana
perhatiannya pada produksi dan manusia sangat besar (lebih besar dari gaya
kompromi).

15. TAHAP-TAHAP TERJADINYA KONFLIK


Louis R. Pondy (dalam George & Jones, 1999:660) merumuskan lima episode konflik
yang disebut "Pondys Model of Organizational Conflict". Menurutnya, konflik
berkembang melalui lima fase secara beruntun, yaitu : latent conflict, perceived
conflict, felt conflict, manifest conflict and conflict aftermath.
1. Tahap I, Konflik terpendam. Konflik ini merupakan bibit konflik yang bisa terjadi
dalam interaksi individu ataupun kelompok dalam organisasi, oleh karena set up
organisasi dan perbedaan konsepsi, namun masih dibawah permukaan. Konflik ini
berpotensi untuk sewaktu-waktu muncul ke permukaan.
2. Tahap II, Konflik yang terpersepsi. Fase ini dimulai ketika para actor yg terlibat
mulai mengkonsepsi situasi-situasi konflik termasuk cara mereka memandang,
menentukan pentingnya isu-isu, membuat asumsi-asumsi terhadap motif-motif dan
posisi kelompok lawan.
3. Tahap III, Konflik yang terasa. Fase ini dimulai ketika para individu atau kelompok
yang terlibat menyadari konflik dan merasakan penglaman-pengalaman yang bersifat
emosi, seperti kemarahan, frustasi, ketakutan, dan kegelisahan yang melukai perasaan.
4. Tahap IV, Konflik yang termanifestasi. Pada fase ini salah satu pihak memutuskan
bereaksi menghadapi kelompok dan sama-sama mencoba saling menyakiti dan
menggagalkan tujuan lawan. Misalnya agresi terbuka, demonstrasi, sabotase,
pemecatan, pemogokan dan sebagainya.
5. Tahap V, Konflik sesudah penyelesaian. Fase ini adalah fase sesudah konflik diolah.
Bila konflik dapat diselesaikan dengan baik hasilnya berpengaruh baik pada organisasi
(fungsional) atau sebaliknya (disfungsional).

16. Pickering (2006:22,23) membagi tahap-tahap perkembangan konflik, yaitu : tahap


pertama, dimana terjadi perselisihan-perselisihan kecil sehari-hari. Biasanya dalam
kelompok terdapat perbedaan nilai kehidupan, budaya, kebutuhan, dan tujuan hidup.
Perbedaan-perbedaan ini, mulai bersinggungan dan menimbulkan rasa jengkel, dan
sebagainya. Kemudian, tahap kedua, dimana tantangan menjadi lebih besar. Unsur
persaingan mulai menonjol. Bahkan sudah menyangkut urusan pribadi, dan mulai
mencari kesalahan orang lain. Terakhir, adalah tahap ketiga, dimana terjadi
pertarungan terbuka, mengakibatkan tujuan bergeser dari ingin menang menjadi ingin
menyakiti.

17. Bedside teaching adalah salah satu metode pembelajaran klinik yang sering dipakai di
Indonesia.. Komponen bedside teaching terdiri dari pasien, mahasiswa, dan instruktur,
yang dikenal dengan istilah leaning triad dalam pendidikan klinik.
Pelaksanaan bedside teaching dimulai dari fase persiapan, brifing, interaksi dengan
pasien, debrifing, dan persiapan untuk pasien berikutnya, yang disebut siklus
pengalaman. Instruktur harus menguasai keterampilan microskills atau peran instruktur
sebagai one minute perceptor untuk membantu agar lebih efektif dalam menilai,
menginstruksi, dan memberi feedback. Keterampilan klinis dicapai oleh mahasiswa
melalui 4 fase, yaitu fase kognitif, fase pencapaian secara tertutup, fase pencapaian
secara terbuka, lalu fase otomatisasi.

18. ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan untuk perawat, dengan pasien atau keluarga
terlibat aktif dalam diskusi dengan membahas masalah keperawatan serta
mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan.

19. Pola Atau Strategi Penyelesaian Konflik


Penyelesaian Konflik Menurut Stevenin dalam Handoko (2001: 48), terdapat lima
langkah meraih edamaian dalam konflik. Apa pun sumber masalahnya, lima langkah
berikut ini bersifat mendasar dalam mengatasi kesulitan:
a). Pengenalan. Kesenjangan antara keadaan yang ada atau yang teridentifikasi dan
bagaimana keadaan yang seharusnya.Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah
kesalahan dalam mendeteksi (tidak mempedulikan masalah atau menganggap ada
masalah padahal sebenarnya tidak ada).
b). Diagnosis.Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji
mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna.
Pusatkan perhatian pada masalah utama dan bukan pada hal-hal sepele.
c). Menyepakati suatu solusi.Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang
memungkinkan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya.Saringlah penyelesaian
yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan
dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah yang terbaik.
d). Pelaksanaan.Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Namun
hati-hati, jangan biarkan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah
pada kelompok tertentu.
e). Evaluasi.Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru.Jika
penyelesaiannya tampak tidak berhasil, embalilah ke langkah -langkah sebelumnya
dan cobalah lagi.

20. A.Supervisi
Supervisi merupakan salah satu bagian dari fungsi pengarahan dan pengawasan dalam
manajemen.supervise mempunyai peran penting untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengertian yang jelas tentang supervise terus mengalami perkembangan.
PENGERTIAN SUPERVISI Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu
meliputi segala bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju
untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan. Kegiatan supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan, bimbingan
dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat. Prajudi
Atmosudiro (1982), Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau pengawasan secara
langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin. Swansburg (1999),
Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk
penyelesaian tugas-tugasnya. Thora Kron (1987), Supervisi adalah merencanakan,
mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki,
mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar,
adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan
dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan dari perawat.

Anda mungkin juga menyukai