2020
RESUME PERTEMUAN KE 01 MATERI TEORI, KONSEP DAN PRINSIP
DASAR KEPEMIMPINAN MANAGEMEN KEPERAWATAN
1. Input
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain sebuah informasi, personel,
peralatan dan fasilitas.
2. Proses
Proses adalah jumlah kelompok manajer atau dari tingkat pengelola keperawatan
tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang
untuk dapat melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
3. Output
Dari proses manajemen keperawatan adalah suatu asuhan keperawatan,
pengembangan staf dan riset.
4. Kontrol
Dalam proses manajemen keperawatan termasuk suatu budget keperawatan,
evaluasi penampilan kerja perawat, standar prosedur, dan akreditasi.
5. Umpan Balik
Proses manajemen keperawatan berupa laporan finansial dan suatu hasil audit
keperawatan.
A. Definisi
Perencaan merupakan fungsi organik manajemen yang merupakan dasar atau
titik tolak dan kegiatan pelaksaan kegiatan tertentu dalam usaha mencapai tujuan
organisasi.
Perencanaan tenaga keperawatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
lingkungan (external change), keputusan , organisasi yang dapat berbentuk
pensiun, pemutusan hubungan kerja (PHK), dan kematian. Perencaan ketenagaan
merupakan suatu proses yang kompleks, yang memerlukan ketelitian dalam
menerapkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan dalam
mencapai tujuan organisasi
B. Tujuan perencanaan
1. Standar pengawasan
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat mendapatkan kegiatan yang sistematis
termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
4. Meminimalkan kehgiatan yang tidak produktif
5. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
6. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
7. Mengarahkan pada pencapaian tujuan
A. Pengertian
Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan untuk mencapai tujuan.
Akibat terjadinya interaksi dengan karakteristik masing-masing serta banyak
kepentingan yang membentuk gaya hidup, pola perilaku, dan etika kerja, yang
semuanya akan mencirikan kondisi suatu organisasi. (Marquis & Huston, 2010).
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan
mengalokasi dan mengatur sumber daya untuk menyelesaikan tujuan yang dicapai.
Peran manajer dalam fungsi pengorganisasian adalah menentukan, tugas yang
akan dikerjakan, individu yang akan mengerjakan, pengelompokkan tugas,
struktur pertanggungjawaban, dan proses pengambilan keputusan. Manajer
bertanggung jawab juga dalam merancang pekerjaan staf yang digunakan untuk
mencapai sasaran organisasi (Robins & Coulter, 2007).
B. Tujuan Pengorganisasian
1. Tujuan dari pengorganisasian adalah sebagai berikut:
2. Mempermudah pelaksanaan tugas.
3. Mempermudah pimpinan melakukan pengendalian.
4. Agar kegiatan-kegiatan para bawahan terarah ke satu tujuan yang telah
ditentukan.
5. Agar dapat menentukan orang-orang yang tepat untuk tugas-tugas yang
ada.
C. Prinsip Pengorganisasian
1. Membagi habis pekerjaan kedalam kegiatan pokok untuk mencapai tujuan
2. Mengolompokkan kegiatan pokok ke dalam satuan kegiatan yang lebih
operasional (elemen kegiatan)
3. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan fasilitas
pendukungnya.
4. Penugasan personel yang cakap.
5. Mendelegasikan wewenang
6. Dalam pembagian tugas harus diperhatikan keseimbangan antara
wewenang dan tanggung jawab. Wewenang yang terlalu besar pada staf
mendorong terjadinya kasus korupsi akibat peluang yang besar tetapi pengawasan
yang kurang.
C. Jam Dinas
7 jam/shift : 6 hari kerja :42 jam/minggu.
8 jam/shift : 5 hari kerja : 40 jam/minggu
E. Perencanaan Ketenagaan
Proses estimasi terhadap jumlah sumber daya keperawatan berdasarkan
tempat, ketrampilan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan
keperawatan dan Meramalkan atau memperkirakan siapa mengerjakan apa,
dengan keahlian apa, kapan dibutuhkan dan berapa jumlahnya serta Dilakukan
dengan Analisis Kebutuhan Nakep.
Tujuan : Analisis situasi tenaga keperawatan yaitu Untuk mengetahui
jumlah tenaga perawat yang sesuai dengan kebutuhan (memadai), perlu dilakualn
analisis kebutuhan jumlah tenaga perawat. Ada dua langkah dalam kegiatan ini
yaitu: Pertama, melakukan analisis situasi tenaga perawat untuk mengetahui
deskripsi jenis kegiatan, deskripsi beban kerja, deskripsi pola beban kerja dan
deskripsi produktivitas kerja tenaga perawat. Secara garis besar metode yang dapat
digunakan dalam kegiatan ini dibagi menjadi dua, yaitu: Work Sampling dan Time
Study, dimana work sampling lebih mudah dan praktis dilakukan, terutama bila
yang ingin diketahui beban kerja dan jenis penggunaan waktu saja, tanpa
memperhatikan kualitas kerjanya.
Kelemahan : .
1. Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim,
yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada
waktu-waktu sibuk (memerlukan waktu )
2. Perawat yang belum terampil & kurang berpengalaman cenderung untuk
bergantung/berlindung kepada perawat yang mampu
3. Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab dalam tim kabur 3.
Metode Primer Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung
jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari
masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat,
ada kejelasan antara pembuat perencana asuhan dan pelaksana. Metode primer
ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien
dengan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
RESUME PERTEMUAN KE 09 MATERI MENYUSUN UPAYA
PENGENDALIAN MUTU
Rencana :
A. Pengertian
Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau pengontrolan.
Fayol (1998) mendefinisikan pengontrolan adalah “Pemeriksaan apakah segala
sesuatu yang terjadi sesuai dengan rencana yang telahdisepakati, instruksi yang
dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditentukan”.
Tujuan pengontrolan adalah untuk mengidentifikasi kekurangan
dankesalahan agar dapat dilakukan perbaikan. Pengontrolan penting
dilakukanuntuk mengetahui fakta yang ada, sehingga jika muncul isue dapat
segeradirespons dengan cepatdengan cara duduk bersama.
Menurut Mockler ( 1984 ), pengendalian dalam manajemen adalahusaha
sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja agar sesuai dengantujuan
perencanaan, untuk mendesain sistem umpan balik informasi,
untukmembandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan standar yang
telahditetapkan, untuk menetapkan apakah ada deviasi dan untuk
mengukursignifikansinya, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk
memastikan bahwa sumber daya digunakan dengan cara yang efektif dan efisien
mungkinuntuk mencapai tujuan.
Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas
yangdilakukan adalah sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan
berfungsiuntuk menjamin mutu serta evaluasi kinerja.
B. Tujuan Pengendalian
1. Dapat mengetahui kegiatan program yang sudah dilaksanakan oleh
stafdalam kurun waktu tertentu,
2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf
yangmelaksanakan tugas
3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya organisasi
sudahdigunakan dengan tepat dan efisien
4. Dapat mengetahui faktor penyebab terjadinya penyimpangan
5. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan (reward)
C. Prinsip Pengendalian
Proses pengendalian yang dilakukan seorang manajer dikatakan berhasil
bila mengandung beberapa karakteristik seperti di bawah ini:
1 Menggambarkan kegiatan sebenarnya
2 Melaporkan kesalahan dengan tepat
3 Berpandangan ke depan
4 Menunjukkan kesalahan pada hal-hal yang kritis dan penting
5 Bersifat obyektif
6 Bersifat fleksibel
7 Menggambarkan pola kegiatan organisasi
8 Bersifat ekonomis
9 Bersifat mudah dimengerti
10 Menunjukkan kegiatan perbaikan
A. Pengertian
B. Tipe Konflik
Konflik timbul didalam diantara dan antara orang- orang adanya perbedaan
adanya pada kenyataan definisi, pandangan, otoritas, tujuan, nilai, dan kendali
konflik dalam organisasi secra strukturan dapat dikategorikan sebagai konflik
vertika atau horizontal. Konflik vertical meliputi perbedaan antara pemimpin dan
anak buah. Hal inin sering diakibatkan oleh komunikasi dan kurang penyebaran
persepsi dan perilaku yang tepat untuk peran diri sendiri atau orang lain. Konflik
horizontal adalh garis konflik antara staff dan ada hubungan dengan praktik
keahlian otoritas, dan sebagainya. Sering berupa perselisihan antar departemen:
C. Penyebab Konflik
A. Pengertian
Perencanaan merupakan usaha sadar dan pembuatan keputusan yang telah
diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan
dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan (Siagian, 2007). Perencanaan adalah sejumlah keputusan yang menjadi
pedoman untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan, 2005).
WEAKNESS:
1. Hasil survey direktur keperawatan adanya ketidakpuasan dari pelanggan
eksternal sebesar 75%.
2. Dalam satu tahun terakhir terdapat 4 kasus malpraktik yang dikeluhkan oleh
keluarga pasien.
3. Pada kotak kritik dan saran terdapat banyak komentar mengenai perawat yang
tidak ramah.
4. Length of Stay (LOS) di ruang rawat bedah laki-laki adalah 10-12 hari,
dengan ALOS adalah 11 hari.Hal ini tidak sesuai dengan standar ideal LOS
yakni 6-9 hari.
5. Rasio perawat masih kurang jika dibandingkan dengan jumlah tempat tidur/
jumlah klien.
6. Terdapat 80% perawat yang belum memiliki sertifikasi bedah.
7. Dokumentasi asuhan keperawatan masih kurang baik.
8. Hasil survey direktur keperawatan adanya ketidakpuasan dari pelanggan
internal sebesar 68%.
9. Hasil survey kepala ruangan menunjukkan bahwa 67% perawat dan staf
lainnya tidak mengetahui dengan jelas visi misi ruang rawat dan RS.
10. Hanya terdapat satu publikasi visi misi ruang rawat yang terpajang di figura
kecil yang tidak menarik untuk dibaca di ruang rawat tersebut.
11. Tidak terdapat visi dan misi RS yang terpajang di ruang rawat tersebut.
12. Perawat banyak mengeluhkan sulit untuk mendapat fasilitas untuk
melanjutkan pendidikannya.
13. Jumlah S1 keperawatan hanya 2 orang, sementara yang lainnya adalah lulusan
D3 dan masih ada yang SPK.
14. Terdapat 80% perawat yang belum mendapat sertifikasi bedah, padahal
mereka bekerja di ruang rawat bedah.
15. Perawat mengaku masih bingung dan belum tahu jelas mengenai SOP asuhan
keperawatan bedah.
16. Beban kerja perawat cukup berat dan melelahkan karena tidak sesuai dengan
proporsi
17. Sebagai RS tipe B, seharusnya rasio perawat: TT yaitu 1:1, sehingga dengan
34 TT seharusnya tersedia 34 perawat.
OPPORTUNITY:
1. Rumah sakit menjalin link atau hubungan kerjasama dengan organisasi PPNI
2. Adanya PPNI komisariat RS yang menaungi profesi keperawatan
3. Satu orang perawat pendidikan D3 keperawatan sedang melanjutkan
pendidikan S1 Keperawatan dan masih tetap bekerja
4. Usia 20-25 tahun : 4 orang (25 %)
5. Usia 26-30 tahun : 6 orang (37,5 %)
6. Hal ini dikarenakan ada peluang untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
THREAT:
1. RS kurang mensosialisasikan SOP keperawatan dengan baik.
2. Realisasi program beasiswa dari RS kurang dirasakan oleh perawat.
3. Buku Pedoman Pasien baru belum sempurna (catatan perkembangan, petugas
yang merawat, persiapan pasien pulang dan orientasi penerimaan pasien baru
belum dilaksanakan sesuai pedoman).
4. Belum ada rencana dari RS untuk menambah jumlah perawat.
5. Kurangnya pelatihan dan workshop untuk perawat.
6. Di sekitar rumah sakit terdapat rumah sakit swasta lainnya yang memiliki
fasilitas lengkap.
7. Banyak klien yang mengeluhkan kepada kepala ruangan bahwa perawat
kurang memberikan pendidikan kesehatan pada klien sehingga klien tidak
mendapatkan informasi yang jelas.
8. Banyak keluarga klien yang mengatakan kepada kepala ruang rawat bahwa
perawat kurang ramah dan jarang tersenyum.
RESUME PERTEMUAN KE 17 MATERI APLIKASI PENERAPAN
MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN
A. Pengertian
Model praktek keperawatan profesianal (MPKP) adalah salah satumetode
pelayanan keperawatan yang merupakan suatu system, struktur,proses dan nilai-
nilai yang memungkinkan perawat profesional mengaturpemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopangpemberian asuhan tersebut.
MPKP telah dilaksanakan dibeberapa negara,termasuk rumah sakit di Indonesia
sebagai suatu upaya manajemen rumahsakit untuk meningkatkan asuhan
keperawatan melalui beberapa kegiatanyang menunjang kegiatan keperawatan
profesional yang sistematik.Penerapan MPKP menjadi salah satu daya ungkit
pelayanan yangberkualitas. Metode ini sangat menekankan kualitas kinerja
tenagakeperawatan yang berfokus pada profesionalisme keperawatan antara
lainmelalui penerapan standar asuhan keperawatan.
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur,
yakni: standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan,dan sistem MAKP.
Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilaiyang diyakini dan akan
menentukan kualitas produksi/jasa layanankeperawatan. Jika perawat tidak
memiliki nilai-nilai tersebut sebagaisesuatu pengambilan keputusan yang
independen, maka tujuanpelayanan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi
kepuasan pasientidak akan dapat terwujud (Nursalam, 2014).
Beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan sistem MAKP adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yangmerupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatanyang mendefinisikan empat unsur, yakni: standar, proses keperawatan,
pendidikan keperawatan,dan sistem MAKP untuk mengatur pemberian asuhan
keperawatan.
B. Tujuan
Menurut Nursalam (2014), karakteristik ronde keperawatan sebagai berikut :
1.Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.
2.Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
3.Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4.Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
5.Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap anggota tim keperawatan.
KAPAL/LAPANGAN
1. MAN
Man/Women merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh
organisasi. Dalam manajemen factor manusia adalah yang paling menetukan.
Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan prosesuntuk
mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya
manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya
orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
2. METHODE
Adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan
maneje. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan
kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan
kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu serta uang
dan kegiatan usaha. Perlu diingat, meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman, maka
hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam
manajemen tetap manusianya
3. MONEY
Uang merupakan salah satu unsure yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar menukar yang memiliki nilai guna tinggi. Besar kecilnya
hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. oleh
karena itu uang merupakan alat yang penting untuk mencapai tujuan karena segala
sesuatu harus diperhintungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan
berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat
yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi
4. MATERIAL
Material terdiri dari bahan setengah jadi dan bahan jadi. Dalam dunia
usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik selain manusia tang ahli dalam
bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu
sarana. Sebab, materi dan manusia tidak dapat dipisahkan. Tanpa materi tidak
akan tercapai hasil yang dikehendaki
5. MARKETING
Pasar adalah tempat dimana organisasi menyebar luaskan produknya.
Memasarkan produk sudah tentu sangat penting, sebab bila barang uang
diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, Proses
kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti
menyebarkan hasil produksi merupakan factor penentu dalam perusahaan. Agar
pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera
konsumen dan daya beli konsumen.