Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Perempuan dan Anak
Pada Kondisi Rentan
Disusun Oleh :
EMMA HERMAWATI
6221333
1A
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, guna menyelesaikan tugas
mata kuliah Asuhan Kebidanan Perempuan dan Anak Pada Kondisi Rentan dengan judul
“Kebutuhan Khusus pada Permasalahan Budaya” .
Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurakan makalah ini. Tapi kami
menyadari di dalam makalah ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan guna perbaikan di
masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi semua pihak
terutama bagi penulis dan pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Persalinan merupakan persiapan penting yang sangat ditunggu oleh setiap pasangan
suami-istri, menyambut kelahiran sang buah hati merupakan saat yang membahagiakan
setiap keluarga bahkan seluruh anggota masyarakat, demi kesejahteraan ibu dan janin
(Samosir, 2012).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002). Beberapa wanita akan
menyambut persalinan dengan gembira. Di lain pihak, ada yang menyambutnya dengan
kecemasan, ketakutan dan kesedihan (Huliana, 2007). Cemas, gelisah, takut, stress, marah-
marah, mulas, keluhan sakit perut, sampai kontraksi yang frekuensinya makin sering, jamak
dialami oleh ibu menjelang persalinannya. Di saat-saat seperti ini suami bisa berperan untuk
meringankan beban istrinya (Ariani, 2008).
Ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan seorang suami saat menghadapi
kehamilan dan proses persalinan istri, yaitu dari faktor kesiapan fisik, kesiapan mental
psikologis, dan dari faktor kesiapan sosial ekonomi (Sumapraja,1993).
Diperkirakan jumlah mereka yang menderita ganggguan kecemasan ini baik akut
maupun kronik mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan perbandingan 2:1 (Hawari,
2001). Di USA 30 juta penduduk mengalami kecemasan dengan perbandingan laki-laki dan
wanita, 1:2 (Sadock Benjamin James dan Sadock Virginia Alcott, 2007). Sensasi kecemasan
sering dialami oleh hampir semua manusia. Perasaan tersebut ditandai oleh rasa ketakutan
yang difus, tidak menyenangkan, seringkali disertai oleh gejala otonomik, seperti nyeri
kepala, berkeringat, palpitasi, gelisah, dan sebagainya. Kumpulan gejala tertentu yang
ditemui selama kecemasan cenderung bervariasi, pada setiap orang tidak sama (Hutagalung,
2007).
PEMBAHASAN
2.1 Persiapan Persalinan dan Kelahiran pada Kebutuhan Khusus secara Fisik
maupun Psikologis
A. Persiapan Persalinan
Persiapan persalinan Menurut Harumawati (2012), menyatakan bahwa dalam
persalinan ada empat hal yang perlu dipersiapkan, yaitu:
1) Persiapan Fisik
Persiapan fisik persiapan persalinan meliputi kesiapan kondisi kesehatan ibu,
meliputi kesiapan hal-hal yang berkaitan dengan perubahan fisiologis selama hamil
sampai menjelang persalinan. pengaturan kebutuhan nutrisi saat kehamilan, serta
upaya perencanaan persiapan persalinan dan pencegahan komplikasi yang
mencakup tanda-tanda bahaya dan tanda-tanda persalinan (Depkes, 2010).
Dalam menyiapkan kondisi fisik, ibu perlu menyiapkan makan makanan
bergizi dan minum yang cukup banyak. Tetap melakukan aktivitas seperti berjalan
pagi, atau kegiatan rumah lainnya, dan tetap istirahat yang cukup juga merupakan
persiapan fisiologis yang dibutuhkan oleh ibu.
Dengan mengetahui teknik mengedan dan bernafas yang baik juga dapat
memperlancar dan memberikan ketenangan dalam proses persalinan (Isnandi dan
Harumawati, 2012). Penting untuk ibu menjaga kebersihan badan dan kesesuaian
pakaian.
Kebersihan badan menjelang persalinan bermanfaat karena dapat
mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk selama persalinan dan dapat
mengurangi terjadinya infeksi sesudah melahirkan. Ibu akan merasa nyaman
selama menjalani proses persalinan (Iskandar dalam Harumawati, 2012)
2) Persiapan Psikologis
Salah satu yang harus dipersiapkan ibu menjelang persalinan yaitu hindari
kepanikan dan ketakutan dan bersikap tenang, dimana ibu hamil dapat melalui
saat-saat persalinan dengan baik dan lebih siap serta meminta dukungan dari
orang-orang terdekat. Perhatian dan kasih sayang tentu akan membantu
memberikan semangat untuk ibu yang akan melahirkan dan merupakan motivasi
tersendiri sehingga lebih tabah dan lebih siap dalam menghadapi persalinan
(Sjafriani dalam Harumawati, 2012).
Perasaan takut dalam persalinan dapat diatasi dengan meminta keluarga atau
suami untuk memberikan sentuhan kasih sayang, meyakinkan ibu bahwa
persalinan dapat berjalan lancar, mengikutsertakan keluarga untuk memberikan
dorongan moril, cepat tanggap terhadap keluhan ibu atau keluarga (Sjafriani
dalam Harumawati, 2012).
3) Persiapan Finansial
Persiapan finansial bagi ibu yang akan melahirkan merupakan suatu
kebutuhan yang mutlak harus disiapkan, dimana berkaitan dengan penghasilan
atau keuangan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan
berlangsung sampai persalinan seperti menyiapkan biaya persalinan, menyiapkan
popok bayi dan perlengkapan lainnya (Sjafriani dalam Harumawati, 2012).
Menyiapkan pendonor darah ketika dibutuhkan transfusi darah setelah persalinan
merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dan disiapkan (Gitanurani, 2017).
4) Persiapan Kultural
Ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, dan tradisi yang kurang baik
terhadap kehamilan agar persiapan yang berhubungan dengan kebiasaan tidak
baik selama kehamilan dapat dihindari. Kepercayaan dan budaya akan perilaku
yang pantas selama masa kehamilan akan mempengaruhi respon suami maupun
petugas kesehatan terhadap kebutuhan ibu (Bobak, 2004). Menurut Kemenkes RI
dalam Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu (2013) menyebutkan bahwa yang
termasuk persiapan persalinan, yaitu pertanyaan-pertanyaan mengenai siapa yang
akan menolong persalinan, dimana akan melahirkan, siapa yang akan membantu
dan menemani dalam persalinan, kemungkinan kesiapan donor darah bila timbul
permasalahan, metode transportasi bila diperlukan rujukan, dan dukungan biaya.
Salah satu contoh ibu berkebutuhan khusus adalah “Single Mother” dalam hal ini ibu
bertindak sebagai kepala keluarga yang dituntut untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan
rumah tangga. Single mother harus bisa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari, mengatur keuangan dan mengambil keputusan keluarga. Sebagai seorang ibu, single
mother tak lepas dari kodrat perempuan yang mengasuh, mendidik serta memberikan bekal
berupa pengetahuan, pengalaman dan membangun mental anak-anak agar kelak dapat
tumbuh menjadi anak-anak yang pandai dan bermoral.
A. Hal – hal yang perlu diperhatikan pada Single Mother antara lain :
1) Penyesuaian diri dalam hal ini meliputi dukungan dan tekanan yang berasal dari
keluarga dan lingkungan. Single mother dituntut mampu menanggulangi tekanan dalam
memecahkan atau meminimalisir suatu tekanan yang dihadapi agar mampu merawat dan
mengasuh anaknya dengan baik.
2) Pola pengasuhan dari single mother sangat berpengaruh, bagaimana ibu merawat
dan mendidik anak mereka sehingga mempengaruhi perubahan tingkah laku dan kognitif
pada anak.
B. Beberapa hambatan yang dihadapi Single Mother :
3) Status sosial
1. Depresi
Depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa yang merasa tidak berdaya, tidak
bersemangat, tidak ada gairah hidup yang disertai dengan melemahnya kepekaan terhadap
stimulasi tertentu, pengurangan aktifitas fisik ataupun mental dan kesukaran dalam berkarir
serta menganalisa. Depresi selama kehamilan merupakan gangguan mood yang sama halnya
dengan depresi yang terjadi pada orang awam pada umumnya.dimana pada kejadian
depresi akan terjadi perubahan kimiawi pada otak.dalam hal ini perubahan hormonal pada
saat kehamilan akan mempengaruhi kimiawi otak itu sendiri ,yang nantinya akan sangat
berhubugan erat dengan kejdian depresi dan kecemasan dalam kehamilan. Gangguan ini
ditandai dengan perasaan muram,murung,kesedihan atau berkurangnya minat pada
aktivitas.pasien kadang kadang dapat sarkastik,nihilistic memikirkan hal yang sedih mereka
juga dapat tegang,kaku,dan menolak intervensi terapeutik.gejala penyertanya adalah
perubahan nafsu makan dan pola tidur,harga diri yang rendah,hilangnya energy dan
penorongan dorongan seksual.
2) Psikosa
3) Psikoneurosa
Psikoneurosa adalah ketegangan pribadi yang terus menerus akibat adanya konflik,
ketegangannya tidak mereda akhirnya neurosis (suatu kelainaan mental dengan kepribadian
terganggu yang ringan seperti cemas yang kronis, hambatan emosi, sukar tidur, kurang
perhatian terhadap lingkungan dan kurang memiliki energi).
Tipe neurotisme:
Penatalaksanaan psikoneurosa
Dalam psikoterapi, psikolog, konselor dan ahli terapis yang berusaha meyusun terapi
psikologis beragam untuk pengobatan yang disesuaikan dengan kepribadian klien.
Penerapan metode dengan secara personal maupun group (perkelompok). Psikiater
berusaha mengkombinasi pengobatan medis dan psikoterapi secara bersamaan. Perlu untuk
diketahui bahwa tidak ada pengobatan jenis gangguan kecemasan ini hanya menggunakan
satu cara saja, dibutuhkan lebih kombinasi untuk menyembuhkan gangguan kompleks ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persalinan atau melahirkan bayi adalah suatu proses normal pada wanita usia subur.
Persalinan merupakan persiapan penting yang sangat ditunggu oleh setiap pasangan suami
istri, menyambut kelahiran sang buah hati merupakan saat yang membahagiakan setiap
keluarga bahkan seluruh anggota masyarakat, demi kesejahteraan ibu dan janin (Samosir,
2012).
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada Single Mother antara lain penyesuaian diri
dalam hal ini meliputi dukungan dan tekanan yang berasal dari keluarga dan lingkungan dan
pola pengasuhan dari single mother sangat berpengaruh, bagaimana ibu merawat dan
mendidik anak mereka sehingga mempengaruhi perubahan tingkah laku dan kognitif pada
anak.
Wuriastuti T, Mubasyiroh R, 2020. Peran dukungan sosial pada ibu dengan gejala depresi
dalam periode pasca persalinan. Buletin penelitian sistem kesehatan. 23(3).2020 Hal. 161-
168
Ramadhani AF, Rahmandani A. 2019. Pengalaman pengasuhan Single Mother yang memiliki
anak disabilitas intelektual. Jurnal Empati, 2019.8(1) Hal 151-160
Iganingrat A, Eva N, 2021. Kesejahteraan Psikologis pada Ibu Tunggal : Sebuah literature
Review. Buku Abstrak Seminar Nasional. amethysa.iganingrat.1708116@students.um.ac.id
2021
Ardiyanti N, 2020. Modul Asuhan Kebidanan pada Perempuan dengan Kondisi Rentan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Poltekkes Medan.