Anda di halaman 1dari 6

Minggu, 14 Desember 2014

Kelompok 4 (Faktor- Faktor yang


Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan semua manusia. Dalam era
globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem pada masa ini menuntut semua
manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu masalah yang kini banyak
merebak di kalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang
sesungguhnya tidak terlepasdarifaktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat
dimana mereka berada. dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu nifas dan
menyusui Pola makan, misalnya, pacta dasarnya adalah merupakan salah satu selera manusia
dimana peran kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola
makan tertentu, termasuk pola makan ibu nifasyang disertai dengan kepercayaan akan
pantangan, tabu, dan anjuran terhadap beberapa makanan
tertentu.Kebudayaan tersebut tidak dapat dihilangkan, salah satu alasan yang
kuat dikarenakan pembuktian terhadap beberapa mitoshingga kepercayaan Ibu Nifas benar adany
a. Namun di sisilain, terdapat beberapa kepercayaan/mitos yang
sama sekali tidakmembawa dampak positif bagi Ibu Nifas hingga bayi baru lahir.

B. Rumusan Masalah
Didalam penulisan makalah ini memiliki beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan nifas dan menyusui..?
2. Bagaimana faktor fisik, psikologis, lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi yang mempengarahi
masa nifas dan menyusui..?

C. Tujuan Penulisan
Didalam penulisan masalah ini, memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan nifas dan menyusui, serta untuk mengetahui apa saja faktor fisik, psikologis, lingkungan,
sosial, budaya, dan ekonomi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MASA NIFAS


Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.masa nifas berlangsung 6 minggu
(prawirohardjo, 2002: N-23).
Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai 6 minggu. Selama masa ini, saluran
reproduksi anatominya kembali ke keadaan tidak hamil yang normal .(obserti william).
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mualai dari persalinan selsai sampai alat-
alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas 6 sampai 8 minngu.(sinopsis
obstetril).
B. TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS
Selama bidan memberikan asuhan sebaiknya bidan mengetahui apa tujuan dari pemberian
asuhan pada ibu masa nifas, tujuan diberikan asuhan pada ibu selama nifas antara lain untuk:
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik mau pun psikologis dimana dalam asuahan pada
masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan pemberian nutrisi, dukungan psikologis maka
kesehatan ibu dan bayi selalu tergaja
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh) dimana bidan harus melakukan
manajemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas secara sistematis yaitu mulai pengajian data
subjektif, objektif mau pun penunjang.
c. Setelah bidan melaksanakan penkajian data maka bidan harus menganalisa data tersebut
sehingga tujuan asuhan masa nifas ini dapat mendeteksi masa yang terjadi pada ibu dan bayi.
d. Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu mau pun bayinya, yakni setelah
masalah ditemukan maka bidan dapat langsung masuk ke langkah berikutnya sehingga tujuan di
atas dapat di laksanakan.
e. Memberikan pendidikan kesehatan tentang keperawatan kesehatan diri, nutrisi, keluaraga
berencana,menyusui,imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat; memberikan pelayanan
keluarga berencana (saipudin,2006)
Asuahan masa nifas diperlukan dalam priode ini karena merupakan masa kritis baik ibu mau
pun bayinya. Di perkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan,
dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama(saipudin,2)
Menurut Suherni (2009) peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas adalah:
1. mengidentifikasi dan merespon terhadap kebutuhan dan komplikasi yang terjadi pada saat-saat
penting yaitu 6 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu.
2. mengadakan kolaborasi antara orangtua dan keluarga.
3. membuat kebijakan, perencanaan kesehatan dan administrator. Asuhan masa nifas ini sangat
penting karena periode ini merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya.

Menyusui adalah proses memberikan Air Susu Ibu (ASI) melalui payudara ibu secara langsung
kepada bayi yang merupakan reflek insting dari ibu dengan melibatkan hormon-hormon
menyusui (Lang, 2008). Menyusui adalah hak setiap ibu dan tidak terkecuali ibu yang bekerja,
maka agar dapat terlaksananya pemberian ASI dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai
manfaat dari ASI (Kemalasari, 2009). Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai
kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyusui sebenarnya tidak saja memberikan
kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih
cerdas, mempunyai emosional yang lebih stabil, perkembangan spiritual yang positif, serta
perkembangan sosial yang lebih baik (Roesli, 2005). Menyusui merupakan cara yang optimal
dalam memberikan nutrisi dan mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap
pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi
hingga tahun kedua dan tahun–tahun berikutnya (Varney, 2004). Bagi masyarakat kita menyusui
merupakan hal yang alami. Menyusui merupakan suatu cara yang tidak ada duanya dalam
memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat, serta
kesehatan ibu dan bayi dapat mempererat ikatan batin antara ibu dan bayi sehingga dasar si kecil
percaya pada orang lain dan diri sendiri yang akhirnya bayi berpotensi untuk mengasihi orang
lain.

C. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASA NIFAS DAN MENYUSUI

a. Fisik
Kelelahan fisik karena aktifitas mengasuh bayi, menyusui, memandikan, mengganti popok,
dan menimang sepanjang hari bahkan tidak jarang di malam buta sangatlah menguras tenaga.
Apalagi jika tidak ada bantuan dari suami atau anggota keluarga yang lain. setelah proses
kelahiran dan memuncaknya gangguan mental selama 2 minggu pertama menunjukkan bahwa
faktor fisik dihubungkan dengan kelahiran pertama merupakan faktor penting. Perubahan
hormon secara drastis setelah melahirkan dan periode laten selama dua hari diantara kelahiran
Perubahan ini sangat berpengaruh pada keseimbangan.progesteron naik dan estrogen yang
menurun secara cepat setelah melahirkan merupakan faktor penyebab.

b. Psikologis
Berkurangnya perhatian keluarga, terutama suami karena semua perhatian tertuju pada anak yang
baru lahir. Padahal usai persalinan si ibu yang merasa lelah dan sakit pasca persalinan membuat
ibu membutuhkan perhatian. Kecewa terhadap penampilan fisik bayi karena tidaksesuai dengan
harapannya juga bisa memicu baby blues. Pada masa ini, ibu nifas menjadi sangat sensitive,
sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan sangat berpengaruh
dalam hal memberi pengarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis
yang dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis.

c. Lingkungan
Faktor yang paling mempengaruhi status kesehatan masyarakat terutama ibu hamil, bersalin dan
nifas adalah faktor lingkungan yaitu pendidikan di samping faktor-faktor lainnya. Jika
masyarakat mengetahui dan memahami hal-hal yang mempengaruhi status kesehatan tersebut
maka diharapkan masyarakat tidak melakukan kebiasaan/adat-istiadat yang merugikan kesehatan
khususnya bagi ibu hamil, bersalin dan nifas. lingkungan akan terus berubah selama kita hidup
Jika memasuki suatu fase kehidupan yang baru, akan selalu terjadi proses penyusuain dengan
lingkungan.stuasi ini dapat mempengaruhi ibu dalam melakukan perawatan diri pada masa nifas
( stevens,2000).
Sarana prasarana tersedia di dalam lingkungan guna mendukung dan mempromosikan prilaku
kesehatan. Jasa konsultan dan spesialis dari petugas kesehatan lain seperti ahli nutrisi, dokter
ahli, dan perkerja sosial harus ada sebagai usaha dalam membantu pasien mendapatkan
keterampilan yang di perlukan untuk mencapai atau menjaga kesehatan dan kesejahteraan agar
tetap optimal.
Organisasi berbasis masyarakat sering kali merupakan sarana yang sagat baik untuk
menyebarkan informasi (Gomez dan Gomez, 1984 dalam Bastable,2002).
Selain itu, keluarga juga berperan sebagai sistem pendukung yang kuat bagi anggota-aggotanya,
khususnya dalam penaganan masalah kesehatan keluarga.seperti ibu nifas, maka anggota
keluarga yang lain akan berusaha untuk membantu memulihkan kondisi kesehatannya ke kondisi
semula. Fungsi keluarga dalam masalah kesehatan meliputi reproduksi, upaya membesarkan
anak, nutrisi, memelihara kesehatan dan rekreasi(Bobak,2004).

d. Sosial
Ibu merasa sulit menyesuaikan dengan peran baru sebagai ibu. Apalagi kini gaya hidupnya akan
berubah drastis. Ibu merasa dijauhi oleh lingkungan dan merasa akan terasa terikat terus pada si
kecil.
Dibutuhkan pendekatan menyeluruh/holistik dalam penanganan ibu post partum blues. Secara
garis besar dapat dikatakan bahwa dibutuhkan penanganan di tingkat perilaku, emosional,
intelektual, sosial dan psikologis secara bersama-sama dengan melibatkan lingkungannya, yaitu
suami, keluarga dan teman dekatnya.
Faktor sosial di pengaruhi oleh:
1. Faktor usia
Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi seseorang perempuan untuk
melahirkan pada usia antara 20–30 tahun, dan hal ini mendukung masalah periode yang optimal
bagi perawatan bayi oleh seorang ibu. Faktor usia perempuan yang bersangkutan saat kehamilan
dan persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut untuk menjadi
seorang ibu.
2. Faktor pengalaman
Berdasarkan beberapa penelitian Paykel dan Inwood (Regina dkk, 2001) mengatakan bahwa
depresi pascasalin ini lebih banyak ditemukan pada perempuan primipara, mengingat bahwa
peran seorang ibu dan semua yang berkaitan dengan bayinya merupakan situasi baru bagi
dirinya yang dapat menimbulkan stres. Berdasarkan pendapat Le Masters yang melibatkan
suami istri muda dari kelas sosial menengah mengajukan hipotesis bahwa 83% dari mereka
mengalami krisis setelah kelahiran bayi pertama.
3. Faktor pendidikan
Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial dan konflik peran, antara
tuntutan sebagai perempuan yang memiliki dorongan untuk bekerja atau melakukan aktivitasnya
diluar rumah, dengan peran mereka sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari anak–anak
mereka (Kartono, 2011).
4. Faktor selama proses persalinan
Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta intervensi medis yang digunakan selama proses
persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang ditimbulkan pada saat persalinan, maka akan
semakin besar pula trauma psikis yang muncul dan kemungkinan perempuan yang bersangkutan
akan menghadapi depresi pascasalin.
5. Faktor dukungan sosial
Banyaknya kerabat yang membantu pada saat kehamilan, persalinan dan pascasalin, beban
seorang ibu karena kehamilannya sedikit banyak berkurang.
e. Budaya
Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang mempengaruhi status kesehatan. Di antara
kebudayaan maupun adat-istiadat dalam masyarakat ada yang menguntungkan, ada pula yang
merugikan. Banyak sekali pengaruh atau yang menyebabkan berbagai aspek kesehatan di negara
kita, bukan hanya karena pelayanan medik yang tidak memadai atau kurangnya perhatian dari
instansi kesehatan, antara lain masih adanya pengaruh adat budaya yang turun temurun masih
dianut sampai saat ini.
Contoh budaya pada saat masa nifas:
1. Masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele, keong,daun
lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan yang berminyak.
Dampak positif: tidak ada
Dampak negative :merugikan karena masa nifas memerlukan makanan yang bergizi
seimbang agar ibu dan bayi sehat.
2. Setelah melahirkan atau setelah operasi hanya boleh makan tahu dan tempe tanpa
garam ,ngayep´dilarang banyak makan dan minum, makanan harus disangan/dibakar.
Dampak positif:tida ada
dampak negative :merugikan karena makanan yang sehat akan
mempercepat penyembuhan luka.

f. Ekonomi

Status ekonomi merupakan simbol status sosial di masyarakat. Pendapatan yang tinggi
menunjukan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang memenuhi faedah
zat gizi untuk ibu hamil. Sedangkan kondisi ekonomi keluarga yang rendah mendorong ibu nifas
untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan kesehatan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkanpenjelasanakanbudayaibunifas yang telahdijelaskandalamMakalahini,
makadapatkitaambilkesimpulan, sebagaiberikut :
Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.masa nifas berlangsung 6 minggu.
Menyusui adalah proses memberikan Air Susu Ibu (ASI) melalui payudara ibu secara langsung
kepada bayi yang merupakan reflek insting dari ibu dengan melibatkan hormonhormon
menyusui.ada pun faktor-faktor yang mempengaruhi masa nifas dan menyusui ada 6 yaitu: fisik,
psikologis, lingkungan, sosial, budaya, ekonomi.

B. SARAN
Tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang asuhan
pada ibu nifas sehingga dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin pada setiap ibu post
partum agar keadaan ibu dan janin tetap baik. Selain itu juga diharapkan khususnya para
pembaca agar Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi masa nifas dan menyusui.
DAFTAR PUSTAKA

Janah , Nurul. 2011. Biologi Reproduksi. Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA.


Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jogjakarta : ANDY
Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Sarwono, 2008. Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP.
VARNEY’S MID WIFERY 2004
Obsetri Williams 2002
Ambarwati, 2008. Asuhan KebidananNifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia
Wulanda,Ayu Febri. 2011 .Biologi reproduksi. Jakarta : Salemba Medika
Saleha,Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/19/perubahan-dalam-masa-nifas/
Ai Yeyeh Rukiyah DKK. Asuhan Kebidanan. Jakarta
Diposkan oleh MIDWIFERY class B di 07.44
Kirimkan Ini lewat Emai

Anda mungkin juga menyukai