Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


STIMULUS PERSEPSI SENSORI : MENGGAMBAR
DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWABARAT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :

1. Kirton Miwanda
2. Nadya Desfiarti
3. Riska Aidatul Fikriah
4. Syahrul Ariffin
5. Wulan Anugrah Pauji Salam

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS
Jl. K.H. Ahmad Dahlan No.20, Ciamis, Kec. Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa
Barat 46216
2023
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULUS PERSEPSI SENSORI : MENGGAMBAR

A. Latar Belakang
Terap aktivitas kelompok TAK merupakan salah satu terapi modalitas
sebagai bentuk psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok klien dengan
jalan berdiskusi satu sama lain yag di pimpin dan diarahkan seorang terapis
atau petugas kesehatan jiwa yang terlatih.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi
semua pancaindra ( sensori) agar memberikan respon yang adekuat.
individu yang mempunyai mekanisme koping adaptif, maka peningkatan
sosialisasi lebih mudah dilakukan. Sedangkan individu yang mempunyai
mekanisme kping maladatif (skizofrenia), bila tidak segera mendapatkan
terapi atau penanganan yang baik akan menimbulkan masalah-masalah
yang lebih banyak dan lebih buruk. (keliat dan Akemat, 2005). Teknik
yang dgunakan meliputi fasilitas penggunaan pancaindra dan kemampuan
mengekspresikan stimulasi yang baik dari internal maupun eksternal.
Salah satu terapi aktivitas kelompok yang memempunyai tujuan agar
klien mampu memberikan respon dan dapat mengekspresikan perasaaan
adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori dengan terapi aktivitas
kelompok stimulasi sensori klien dapat menggunakan semua panca indra
untuk merespon stimulasi yang diberikan, sehingga klien dapat
memberikan respon yang ade kuat, dengan kemampuan memberi respon
terutama terhadap lingkungan di harapkan klien mampu memnngkatkan
hubungan sosial dengan orang lain.(Risniati, Afrilia, Lestari, Nurhayati, &
Siswoyo, 2020)(Rahayuningsih & Muharyari, 2016)
Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 di Indonesia terdapat
skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000
penduduk (Depkes RI., 2019). Kota Cimahi menempati urutan ke-6
tertinggi di Jawa Barat dengan jumlah penderita gangguan jiwa sebanyak
14.4 %. Penderita gangguan jiwa berat skizofrenia di Indonesia sebagian
besar berada di masyarakat dibandingkan di Rumah Sakit (Riskesdas,
2018).(Hadiansyah T., 2020)
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh menarik diri pada klien
skizofrenia adalah ; 1) Kerusakan komunikasi verbal dan non verbal, 2)
Gangguan hubungan interpersonal, 3) Gangguan interaksi sosial, 4) resiko
perubahan persepsi sensori (halusinasi). Bila klien menarik diri tidak cepat
teratasi maka akan dapat membahayakan keselamatan diri sendiri maupun
orang lain (Budi Anna Kelliat, 2014).
Berdasarkan uraian di atas penggunaan terapi aktivitas kelompok
dapat memberikan dampak positif dan dapat membatu klien meningkatkan
perilaku adaptif serta mengurangi perilaku maladaptif terutama pada klien
dengan kerusakan interaksi sosial yang salah satunya disebabakan oleh
ketidakmampuan berespon dengan lingkungan sosial.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum

Meningkatnya kemampuan pasien dalam mengungkapkam perasaan


melalui gambar
b. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar
b. Klien mampu memberikan makna pada gambar
C. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Senin, 7 Mei 2023
Jam : 09.00 s.d selesai
Tempat : Ruang Kenari
D. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Bermain
E. Media dan Alat
a. Kertas HVS
b. Pensil 2B dan penghapus
F. Seting Tempat

L CL

P P

F
F
P

Keterangan Gambar :
L : Leader
CL : Co-Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien

G. Pembagian Tugas
a. Leader
Tugas
a. Menyiapkan proposal kegiatan TAKS
b. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai.
c. Menjelaskan permainan.
d. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam
kclompok dan memperkenalkan dirinya.
e. Mampu memimpin tcrapi aktilitas kelompok dengan baik dan
tertib
f. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
b. CO Leader
Tugas
a. Mendampingi leader
b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang altiviatas
pasien
c. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari
perencanaan yang telah dibuat
d. Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking
dalam proses terapi
c. Fasilitator
Tugas
a. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
b. Memotivasi klien yang kurang aktif.
c. Memfalitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada
anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalanya terapi.
d. Observer
Tugas
a. Mengobservasi jalanya proses kegiatan
b. Mengamati serta mencatat prilaku verbal dan non-verbal pasien
selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)
c. Mengawasi jalanya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan .(Eko prabowo, 2014: 241-243)
H. Pasien
a. Kriteria pasien
a. Pasien dengan kondisi mulai menunjukkan kamauan untuk
melakukan interaksi interpersonal
b. Pasien dengan masalah keperawatan waham, halusinasi, Resiko
Perilaku kekerasan, isolasi sosial.
b. Proses seleksi
a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
b. Mengumpilkan pasien yang masuk kriteria
c. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi :
menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok
dan aturan main dalam kelompok (Budi Anna Kelliat, 2014).
I. Susunan Pelaksaan
Susunan perawat pelaksana TAK sebagai berikut :
1. Leader : Wulan Anugrah Pauji Salam
2. Co. Leader : Nadya Desfiarti
3. Fasilitator : Kirton Miwanda
Syahrul Ariffin
4. Observasi : Riska Aidatul Fikriah
Pasien peserta TAK sebagai berikut :

No Nama Masalah Keperawatan


1. An. R Waham Curiga, RPK
2. An. S Waham Agama, PK
3. An.W Halusinasi
4. Tn.U Isolasi sosial
5.

J. Tata tertib Dan Antisipasi Masalah


1. Tata Tertib pelaksanaan TAK
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai.
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAK dimulai.
c. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
d. Peseta Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama
kegiatan TAK berlangsung.
e. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari
permainan .
g. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara selesai
Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAK telah
habis, sedangkan permainan belum selesai, maka pemimpin
(Leader) akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang
waktu TAK
2. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada
proses TAKS
a. Penanganan klien yang tidak aktif saat
aktifitas kelompok
1) Memanggil klien
2) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk
menjawab sapaan perawat atau klien yang lain
b. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:
1) Panggil nama klien
2) Tanya alasan klien meninggalkan permainan
3) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan
penjelasan pada klien bahwa klien dapat melaksanakan
keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi
c. Bila ada klien lain ingin ikut
1) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada
klien yang telah dipilih
2) Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang
mungkin dapat diikuti oleh klien tersebut
3) Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan
tidak memberi peran pada permainan tersebut. (Budi Anna
Kelliat, 2014).
K. Proses Kegiatan TAK

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI :


MENGGAMBAR
1. Tujuan
a. Pasien mampu mengespresikan perasaan melalui gambar
b. Klien dapat memberikan makna pada gambar
2. Setting
a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Kertas HVS
b. Pensil 2B dan Penghapus
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi
5. Langkah-langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengigatkan kontrak dengan anggota kelompok
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis
b) Membuka acara dengan doa
c) Peserta dan terapis memakai name tag
d) Memperkenalkan diri kembali jika pasien lupa
2) Evalusi / validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan apakah pernah melakukan TAK sebelumnya
c) Menanyakan materi yang kemarin dibahas
3) Kontrak
a) Terapis Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu menggambar dan
menceritakan kepada orang lan
b) Terapis Menjelaskan aturan main lain:
(1) Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok,
harus minta izin pada pemimpin TAK.
(2) Lama kegiatan 15 menit.
(3) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
(Eko prabowo, 2014:246-247)
c. Tahap kerja
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
menggambar dan menceritakan hasil gambar kepada klien
lain
2) Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan
yang diinginkan saat ini
3) Terapis meminta klien mulai menggambar, terapis
berkeliling, dan memberikan penguatan kepada klien untuk
terus menggambar, jangan mencela klien
4) Setelah semua klien selesai menggambar, akan di adakan
games, dengan menggunakan lagu sambalado, bola akan di
putarkan bagi klien yang memegang bola saat musik
berhenti , terapis akan meminta klien masing-masing untuk
memperlihatkan dan menceritakan gambar yang telah
dibuatnya kepada klien lain. Yang harus ddi ceritakan adalah
gambar apa dan apa makna gambar tersebut menurut klien
5) Ulangi point 4 sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran
6) Setiap klien selesai menceritakan gambarnya, terapi
memberikan pujian dan mengajak klien lain untuk bertepuk
tangan. (Budi Anna Kelliat, 2014).
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
b) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
2) Rencana tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan
melalui gambar
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu mendengarkan
musik
b) Menyepakati waktu dan tempat.
6. Evalusai dan Dokumentasi Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada


tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulus sensorik menggambar,
kemampuan klien yang di harapkan adalah mampu mengikuti kegiatan,
menggambar, menyebutkan apa yang di gambar, dan menceritakan
makna gambar (Anna, budi 2014)
TAK
STIMULASI SENSORI MENGGAMBAR

Kemampuan Memberi respons terhadap menggambar


No ASPEK YANG DINILAI Nama pasien

1. Mengikuti kegiatan dari awal


sampai akhir
2. Menggambar samapai selesai
3. Menyebutkan apa yang di gambar
4. Menceritakan makna gambar
JUMLAH

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,
menggambar, menyebutkan gambar, dan menceritakan makna gambar.
Beri tanda (√) jika klien mampu, beri tanda (x)jika tidak mampu .
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien
mampu, dan jika nilai 0, 1, atau 2 klien belum mampu.
B. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika tak pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti TAK
stimulus sensori mwnggambar, kliem mengikuti sampai selesai. Klien
mampu menggambar, menyebutkan nama gambar, dan menceritakan
makna gambar. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan melalui
gambar. (Budi Anna Kelliat, 2014).
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2019). Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia.

Hadiansyah T., P. . . (2020). Keluarga, Kecemasan Merawat, Dalam Skizofrenia, Klien.


Jurnlal Keperawatan ’Aisyiyah, 7(1), 25–29.

Keliat, Budi Anna, Dkk. 2014. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa terapi aktivitas
kelompok. Edisi 2. Jakarta: EGC

Rahayuningsih, A., & Muharyari, W. (2016). Pengaruh Pemberian Terapi Aktivitas


Kelompok Sosialisasi Terhadap Perubahan Perilaku Klien Isolasi Sosial. NERS
Jurnal Keperawatan, 8(2), 105. https://doi.org/10.25077/njk.8.2.105-114.2012

Risniati, Y., Afrilia, A. R., Lestari, T. W., Nurhayati, N., & Siswoyo, H. (2020).
Pelayanan Kesehatan Tradisional Bekam: Kajian Mekanisme, Keamanan dan
Manfaat. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 3(3), 212–
225. https://doi.org/10.22435/jpppk.v3i3.2658

Anda mungkin juga menyukai