Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
BEKASI
Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut .Banyak faktor
berperan di dalamnya ,kelemahan otot ekstremitas bawah kekakuan
sendi ,sinkope dan dizzines ,serta faktor ekstrinsik sertai lantai yang licin dan
tidak rata tersandung benda-benda ,pengelihatan kurang terang dan
sebagainya.
1) Faktor Intrinsik
2) Ekstrinsik
C. PENCEGAHAN
1) Latihan fisik
2) Managemen obat-obatan
5) Alas kaki
a) Perhatikan pada saat orang tua memakai alas kaki:
b) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar
c) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga
keseimbangan
d) Pakai sepatu yang antislip
2. PENGKAJIAN
Pengkajian klien dengan resiko injuri meliputi: pengkajian resiko (Risk
assessment tools) dan adanya bahaya dilingkungan klien (home hazards
appraisal). Pengkajian Resiko
a) Jatuh
b) Riwayat kecelakaan
c) Keracunan
Beberapa anak dan orang tua sangat beresiko tinggi terhadap keracunan.
Pengkajian meliputi seluruh aspek pengetahuan keluarga tentang resiko bahaya
keracunan dan upaya pencegahannya.
d) Kebakaran
e) Pengkajian Bahaya
Meliputi mengkaji keadaan: lantai, peralatan rumah tangga, kamar mandi, dapur,
kamar tidur, pelindung kebakaran, zat-zat berbahaya, listrik, dll apakah dalam
keadaan aman atau dapat mengakibatkan kecelakaan.
Gangguan keamanan berupa jatuh di rumah pada lansia memiliki insidensi yang
cukup tinggi, banyak diantara lansia tersebut yang akhirnya cedera berat bahkan
meninggal. Bahaya yang menyebabkan jatuh cenderung mudah dilihat tetapi sulit
untuk diperbaiki, oleh karena itu diperlukan pengkajian yang spesifik tentang
keadaan rumah yang terstuktur. Contoh pengkajian checklist pencegahan jatuh
pada lansia yang dikeluarkan oleh Departemen kesehatan dan pelayanan
masyarakat Amerika.
3. DIAGNOSA
Diagnosa umum sering muncul pada kasus keamanan fisik menurut NANDA
adalah
1) Resiko tinggi terjadinya cedera (High risk for injury). Seorang klien
dikatakan mengalami masalah keperawatan resiko tinggi terjadinya cidera
bila kondisi lingkungan dan adaptasi atau pertahanan seseorang beresiko
menimbulkan cedera.
2) Resiko terjadinya keracunan: adanya resiko terjadinya kecelakaan akivat
terpapar, atau tertelannya obat atau zat berbahaya dalam dosis yang dapat
menyebabkan keracunan.
3) Resiko terjadinya sufokasi: adanya resiko kecelakaan yang menyebabkan
tidak adekuatnya udara untuk proses bernafas.
4) Resiko terjadinya trauma: adanya resiko yang menyebabkan cedera pada
jaringan (ms. Luka, luka bakar, atau fraktur).
5) Respon alergi lateks: respon alergi terhadap produk yang terbuat dari lateks.
6) Resiko respon alergi lateks: kondisi beresiko terhadap respon alergi terhadap
produk yang terbuat dari lateks.
7) Resiko terjadinya aspirasi: klien beresiko akan masuknya sekresi
gastrointestinal, sekresi orofaringeal, benda padat atau cairan kedalam
saluran pernafasan.
8) Resiko terjadinya sindrom disuse (gejala yang tidak diinginkan): klien
beresiko terhadap kerusakan sistem tubuh akibat inaktifitas sistem
muskuloskeletal yang direncanakan atau tidak dapat dihindari.
4. PERENCANAAN
Secara umum rencana asuhan keperawatan harus mencakup dua aspek yaitu:
Pendidikan kesehatan tentang tindakan pencegahan dan memodifikasi lingkungan
agar lebih aman.
5. INTERVENSI
a) Kaji ulang adanya faktor-faktor resiko jatuh pada klien.
b) Tulis dan laporkan adanya faktor-faktor resiko
c) Lakukan modifikasi lingkungan agar lebih aman (memasang pinggiran
tempat tidur, dll) sesuai hasil pengkajian bahaya jatuh pada poin 1
d) Monitor klien secara berkala terutama 3 hari pertama kunjungan rumah
e) Ajarkan klien tentang upaya pencegahan cidera (menggunakan
pencahayaanyang baik, memasang penghalang tempat tidur, menempatkan
benda berbahayaditempat yang aman)
f) Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan glaukoma dan gangguan
Secara umum kriteria hasil paling penting pada kasus resiko tinggi cidera
adalah membantu klien untuk mengidentifikasi bahaya, dan mampu
melakukan tindakan menjaga keamanan. Kriteria hasil yang lebih spesifik
diantaranya Klien mampu: mengidentifikasi bahaya lingkungan yang
dapat meningkatkan kemungkinan cidera, mengidentifikasi tindakan
preventif atas bahaya tertentu, melaporkan penggunaan cara yang tepat
dalam melindungi diri dari cidera.
6. IMPLEMENTASI
Memastikan keamanan klien pada semua usia berfokus pada: obsevasi atau
prediksi situasi yang mungkin membahayakan sehingga dapat dihindari
dan memberikan pendidikan kesehatan yang memberikan kekuatan bagi
klien untuk menjaga dirinya dan keluarganya dari cedera secara mandiri.
Aspek pendidikan kesehatan yang lebih spesifik sesuai rentang usia klien
dapat anda lihat pada Kozier, 2004: 674-675.
Memilih restrain
Dalam memilih restrain perlu memenuhi lima kriteria berikut:
(a) Membatasi gerak klien sesedikit mungkin
(b) Paling masuk akal/bisa diterima oleh klien dan keluarga
(c) Tidak mempengaruhi proses perawatan klien
(d) Mudah dilepas/diganti
(e) Aman untuk klien
Macam-macam restrain
(a) limb restraints (restrain pergelangan tangan), elbow restraints (khusus
untuk daerah sikut)
(b) mummy restraints (pada bayi), crib nets (box bayi dengan penghalang)
(c) Jacket restraints (jaket),
(d) belt restraints (sabuk),
(e) mitt or hand restraints (restrain tangan),
7. EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA