Anda di halaman 1dari 13

Nama kelompok :

Lois Pernando Simanjuntak


00000008671
ASUHAN KEPERAWATAN Stefani jein wagiu
00000008428
Septiniar laoli
HIPERBILIRUBINEMIA 00000003849
Insafni halawa
00000003830
Emelia
00000009368
DEFINISI
Hiperbilirubinemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin
dalam darah >5mg/dL, yang secara klinis ditandai oleh adanya ikterus, dengan
faktor penyebab fisiologik dan non-fisiologik. (Wong RJ, Stevenson DK, Ahlfors CE,
Vreman HJ,2007)
Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah melebihi
batas atas nilai normal bilirubin serum. Untuk bayi yang baru lahir cukup bulan batas
aman kadar bilirubinnya adalah 12,5 mg/dl, sedangkan bayi yang lahir kurang
bulan, batas aman kadar bilirubinnya adalah 10 mg/dl. Jika kemudian kadar
bilirubin diketahui melebihi angka-angka tersebut maka ia dikategorikan
hiperbilirubin. (Sukadi A. Hiperbilirubinemia. In: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa
GI, Usman A, 2010)
EPIDEMIOLOGI

a. Biasa ditemukan pada bayi baru lahir sampai minggu I


b. Kejadian ikterus : 60 % bayi cukup bulan & 80 % pada bayi kurang bulan.
c. Perhatian utama : ikterus pada 24 jam pertama & bila kadar bilirubin > 5mg/dl
dalam 24 jam
d. Keadaan yang menunjukkan ikterus patologik : Proses hemolisis darah dan Infeksi
berat
ETIOLOGI

Hemolisis yang timbul akibat inkompatibilitas golongan darah ABO atau defisiensi
enzim G6PD.
Hemolisis ini dapat timbul karena adanya pendarahan tertutup (sefal hematoma,
pendarahan suba poneoratik) atau inkompatilibitas golongan darah Rh.
KLASIFIKASI
Ikterus fisiologis timbul pada hari kedua dan hari ketiga dan hilang pada minggu
pertama, selambat-lambatnya 10 hari setelah lahir. Kadar bilirubin indirek tidak
melebihi 10 mg% pada neonatus yang cukup bulan dan 12,5 mg% untuk neonatus
yang kurang bulan, peningkatan kadar bilirubin tidak melebihin 5 mg% setiap hari,
kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg%.
Ikterus patologis, ikterus terjadi pada 24 jam pertama, kadar bilirubin serum
melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan dan melebihi 12,5 mg% pada
neonatus yang kurang bulan terjadi peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg% perhari,
ikterusnya menetap sesudah dua minggu pertama dan kadar bilirubin direk melebihi
1mg%.
MENIFESTASI

1. Tampak ikterus pada sklera mata kuku,kulit dan membran mukosa


2. Jaundice yang tampak dalam 24 jam pertama yang di sebabkan hemolitik pada
bayi baru lahir, sepsis atau ibu denga diabeti atau infeksi.
3. Jaundice tampak selama tujuh atau sepuluh hari biasanya merupakan jaundice
fisiologis
4. Muntah, anoreksia, fatigue, warna urin gelap dan warna tinja seperti dempul.
5. Perut membuncit dan pembesaran dihati
6. Lemas, kejang dan tidak mau menghisap.
ANOTOMI FISIOLOGI

Hati adalah organ terbesar dalam tubuh, berat rata-rata sekitar


1.500 gr atau 2% berat badan orang dewasa normal, dan ukuran
hati bayi adala 10 % dari ukuran hati orang dewasa.
FUNGSI HATI
1. Metabolisme karbohidrat
2. Metabolisme lemak
3. Metabolisme protein
4. Pemecahan eritrosit dan pertahanan tubuh terhadap mikroba.
5. Detoksifikasi obat dan zat berbahaya.
6. Inaktivasi hormon
7. Produksi panas
8. Sekresi empedu
9. Cadangan
10. Proses pembentukan bilirubin
PATOFISIOLOGI
KOMPLIKASI

a.Retardasi mental : kerusakan neurologist

b. Gangguan pendengaran dan penglihatan

c. Kematian.

d. Kernikterus
PENATALAKSANAAN

Tindakan umum :
1. Pemeriksaan golongan darak ibu, (Rh, ABO) pada waktu hamil
2. Mencegah trauma lahir, pemberi obat pada ibu hamil atau bayi baru lahir yang dapat menimbulkan
ikterus, infeksi, dan dehidrasi.
3. Pemberi makanan dini dengan jumlah cairan dan kalori yang sesuai dengan keburtuhan tubuh bayi baru
lahir
4. Pengobatan terhadap faktor penyebab bila diketahui
Tindakan khusus :
1. Pemberian fenobarbital
2. Anti biotik bila terjadi infeksi
3. Foto terapi
4. Transfusi tukar.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Laboratorium (pemeriksaan darah)
Pemeriksaan bilirubin serum. Pada bayi prematur kadar bilirubin lebih dari
14gm%/dl dan bayi cukup bulan kadar bilirubin 10mg%/dl merupakan keadaan
yang tidak fisilogis.
Hb, HCT, hitung darah lengkap.
Protein serum total
USG untuk mengevaluasi anatomi cabang kantong empedu
Radioisotop scan dapat digunakan untuk membantu membedakan hepatitis dan
atresia bilinari
LAPORAN KASUS HIPERBILIRUBINMENIA

Anda mungkin juga menyukai