oleh:
Putri Intan Kumalasari
NIM.17037141029
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain tebak gambar pada anak di posyandu,
diharapkan dapat melanjutkan proses tumbuh kembang anak,
mempertahankan dan meningkatkan kreativitas serta imajinasi anak
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti terapi bermain tebak gambar, diharapkan anak di
posyandu mampu::
o Menyalurkan energi anak
o Mengembangkan aktivitas dan krativitas melalui pengalaman
bermain
o Membantu anak beradaptasi dengan efektif terhadap stres karena
penyakit dan dirawat
o Membantu anak terdistraksi terhadap penyakit yang sedang dialami
B. Perencanaan
1. Jenis program bermain:
o Menebak gambar
2. Karakteristik permainan:
o Mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak
3. Karakteristik peserta
o Usia 3-5 tahun
o Keadaan umum baik dan kooperatif
o Posisi duduk
4. Sasaran
o Sasaran terapi kreativitas ini adalah anak-anak usia pra-sekolah (3-
5 tahun).
C. Metode
1. Tanya jawab
D. Media
1. Gambar-gambar hewan dan buah buahan
F. Pengorganisasian
1. Leader
2. Co leader
3. Observer
4. Fasilitator
G. Job Description
1. Leader
o Menyampaikan materi terapi bermain yang dimulai dari
menggambar bentuk benda, hewan, atau tumbuhan diikuti dengan
pertanyaan kepada peserta untuk menebak gambar yang ada di
papan tulis (tanya jawab)
2. Co leader
o Membantu leader dalam menyampaikan materi terapi bermain
o Mengatur waktu kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan
3. Fasilitator
o Membantu kelancaran acara terapi bermain agar dapat berjalan
dengan baik
4. Observer
o Mengobservasi performa penyuluh dan keantusiasan peserta
penyuluhan
o Mengevaluasi serangkaian acara kegiatan mulai dari awal hingga
akhir
o
H. Setting Tempat
Peserta duduk di ruang Bona 1 RSUD Dr. Soetomo
I. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
o Kesiapan materi
o Kesiapan SAK
o Kesiapan media: papan tulis, spidol, dan penghapus
o Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
o Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
o Peserta hadir di tempat penyuluhan
o Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Bona 1 RSUD
Dr. Soetomo Surabaya
o Pengorganisasian penyelenggaraan terapi bermain dilakukan
minimal 2 hari sebelumnya
2. Kriteria Proses
o Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
o Peserta antusias dan aktif terhadap terapi bermain yang disampaikan
oleh penyaji
o Peserta terlibat aktif dalam kegiatan terapi bermain
o Suasana terapi bermain tertib
o Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat kegiatan
3. Kriteria Hasil
o Peserta yang datang sejumlah 7 orang atau lebih
o Pasien anak di Ruang Bona 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya
mengikuti permainan dari awal sampai selesai
Materi Terapi Bermain
Tebak Gambar
A. Pengertian
Tumbuh kembang anak usia pra-sekolah akhir (3-5 tahun) merupakan
pertumbuhan dimana anak berada pada fase inisiatif kontra masa bersalah
(initiative vs guilty). Sedangkan menurut Sigmund Freud anak berada pada
fase phalik, yaitu dimana anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin
perempuan dan laki-laki
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam
dirinya yang tidak disadari.
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan
untuk memperoleh kesenangan
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir
B. Fungsi Bermain
Menurut Wong (1996), fungsi bermain bagi anak meliputi:
1. Perkembangan sensori motorik
o Bermain penting untuk mengembangkan otot dan energi. Komponen
yang paling baik untuk semua umur terutama bayi. Anak
mengeksplorasi alam sekitarnya:
Bayi melalui stimulasi taktil (sentuhan), audio, dan visual
Toddler dan pra-sekolah melalui gerakan tubuh yang lebih
terkoordinasi
Sekolah dan remaja memodifikasi gerakan tubuh lebih
terkoordinasi dan rumit, contohnya berlari dan bersepeda
2. Perkembangan intelektual / kognitif
o Anak belajar berhubungan dengan lingkungannya, belajar mengenal
objek dan bagaimana menggunakannya
o Anak belajar berpikir abstrak dapat meningkatkan kemampuan
bahasa, dapat mengatasi masalah dan menolong anak
membandingkan antara fantasi dan realita
3. Sosialisasi
o Dengan bermain akan mengembangkan dan memperluas sosialiasi
anak, sehingga anak cepat mengatasi persoalan yang akan timbul
dalam hubungan sosial.
o Dengan sosialisasi, akan berkembang nilai-nilai normal dan etik.
Anak belajar yang benar dan salah serta bertanggung jawab atas
kehendaknya
o Bayi
Perhatian dan rasa senangnya akan kehadiran orang lain
dimana kontak sosial pertama anak adalah figur ibu
o Sampai usia 1 tahun
Bayi memeriksa bayi lain, memeriksa objek di lingkungan
o Usia Toddler
Permainan pura-pura dengan ibu dan anak, dokter dan
pasien, penjual dan pembeli. Kemudian meluas teman
sementara dan teman sepermainannya
o Usia Pra-Sekolah
Sadar akan keberadaan teman sebaya, mengidentifikasi ciri
yang ada pada setiap bermainnya
o Usia Sekolah
`Teman 1 atau 2 orang yang disukai, belajar memberi dan
menerima, belajar peran benar atau salah, nilai moral dan
etik, mulai memahami tanggung jawab dari tindakannya
4. Kreativitas
o Melalui bermain, anak menjadi kreatif, anak mencoba ide-ide baru
dalam bermain. Kalau anak merasa puas dari kreatifitas baru, maka
anak akan mencoba pada situasi yang lain
5. Nilai terapeutik
o Untuk melepaskan stres dan ketegangan
6. Kesadaran diri
o Anak akan sadar tentang kemampuan dan kelemahannya serta
tingkah lakunya
7. Nilai moral
o Belajar salah / benar dari kultur, rumah, sekolah, dan interaksi.
Contoh bila ingin diterima sebagai anggota kelompok, anak harus
mematuhi kode perilaku yang diterima secara kultur, adil, jujur,
kendali diri dan mempertimbangkan kepentingan orang lain
C. Tujuan Bermain
Melalui fungsi yang terurai di atas, pada prinsipnya bermain mempunyai
tujuan sebagai berikut:
1. Melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal, pada
saat sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangannya. Walaupun demikian, selama anak dirawat di
rumah sakit kegiatan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
masih harus tetap dilanjutkan untuk menjaga kesinambungannya
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya
3. Mengembangkan kreatifitas dan kemampuannya memecahkan
masalah
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan
dirawat di rumah sakit
D. Ciri Bermain
1. Dilakukan berdasarkan motivasi intrinsik, maksud muncul atas keinginan
pribadi serta untuk kepentingan sendiri
2. Perasaan dari orang yang terlibat dalam kegiatan bermain diwarnai oleh
emosi-emosi yang positif
3. Fleksibilitas yang ditandai mudahnya kegiatan beralih dari satu aktifitas ke
aktifitas yang lain
4. Lebih menekankan pada proses yang berlangsung dibandingkan hasil akhir
5. Bebas memilih, dan ciri ini merupakan elemen yang sangat penting bagi
konsep bermain anak pada anak-anak kecil
E. Klasifikasi Bermain
1. Menurut Isi Permainan
o Social Affectif Play
Permainan yang membuat anak belajar berhubungan dengan
orang lain.
Contoh: orang tua berbicara, memluk, bersenandung. anak
memberi respon dengan tersenyum, mendengkur, tertawa,
beraktifitas, dll
o Sense Pleasure Play
Bermain untuk bersenang-senang
Contoh: obyek, cahaya, bau, rasa, benda alam, dan gerakan
tubuh
o Skill Play
Bermain yang sifatnya membina keterampilan
Contoh: berulang kali melakukan dan melatih kemampuan
yang baru didapat, seperti naik sepeda
o Dramatic Role Play
Dimulai pada akhir masa bayi 11-13 bulan
Contoh: berpura-pura melakukan kegiatan keluarga seperti
makan, minum, dan tidur
Pada usia Toddler, kegiatan berupa hal-hal yang lebih
dikenalnya
Pada usia Pra-Sekolah, kegiatan sehari-hari tetapi lebih
rumit
o Game
Contoh: Puzzle, komputer games, dan video
2. Menurut Karakteristik Sosial
o On Looker Play
Mengamati, anak melihat apa yang dilakukan anak lain tetapi
tidak ada usaha untuk ikut bermain
Contoh: menonton televisi
o Solitary
Mandiri, anak bermain sendiri
Menyukai kehadiran orang lain tapi tidak ada usaha untuk
mendekat atau berbicara, hanya terpusat pada aktifitas /
permainannya sendiri
o Parallel Play
Bernain sendiri di tengah anak lainnya, tidak ada asosiasi
kelompok (ciri bermain anak Toddler)
o Association Play
Bermain dan beraktifitas serupa bersama, tetapi tidak ada
pembagian kerja, pemimpin / tujuan bersama
Anak berinteraksi dengan saling meminjam alat permainan
(ciri bermain anak Pra-Sekolah)
o Cooperative Play
Bermain dalam kelompok, ada perasaan kebersamaan /
sebaliknya, terbentuk hubungan pemimpin dan pengikut
Ada tujuan yang ditetapkan dan ingin dicapai
3. Menurut Usia Anak Pra-Sekolah
o Usia 4 tahun
Motorik kasar: berjalan berjinjit, melompat dengan satu
kaki, menangkap bola dan melemparkannya dari atas kepala
Motorik halus: Sudah bisa menggunakan gunting dengan
lancar, sudah bisa menggambar kotak, menggambar garis
vertikal maupun horizontal, belajar membuka dan
memasang kancing baju
o Usia 5 tahun
Motorik kasar: berjalan mundur sambil berjinjit, sudah dapat
menangkap dan melempar bola dengan baik, sudah dapat
melompat dengan kaki secara bergantian
Motorik halus: menulis dengan angka-angka, belajar
menulis nama, belajar mengikat tali sepatu
Status emosional: bermain sendiri mulai berkurang, sering
berkumpul dengan teman sebaya, interaksi sosial selama
bermain meningkat, sudah siap untuk menggunakan alat-alat
bermain
Pertumbuhan fisik: berat badan meningkat 2,5 kg / tahun,
tinggi badan meningkat 6,75 - 7,5 cm / tahun
Berhman, et al. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Volume 3. Jakarta: EGC.
Hurlock. 1991. Perkembangan Anak, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, Edisi ke-2. Jakarta: EGC.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi ke-4. Jakarta:
EGC.
Yulianti, Rani. 2008. Permainan yang Meningkatkan Kecerdasan Anak. Jakarta:
Laskar Askara.
Daftar Hadir Peserta Penyuluhan