1. Pada operasi mitral valve repair, bagaimana cara melakukan pemilihan jenis dan
ukuran ring annuloplasty?
2. Pada kasus mitral stenosis, komplikasi yang paling sering terjadi adalah
pulmonary hypertension. Apa yang dapat dilakukan saat preoperatif, intraoperatif
dan post operatif dalam menangani kasus mitral stenosis dengan pulmonary
hypertension?
1. Pada operasi mitral valve replacement (MVR), penempatan katup sesuai dengan
anatomi atau ante anatomi?
2. Apakah ada rentang ukuran yang bagus untuk coaptation length pada kasus
mitral valve repair?
1. Pemilihan ring dalam kasus mitral disease harus dibedakan terlebih dahulu
etiologinya, apakah suatu rheumatic heart disease atau degeneratif. Pada kasus
rheumatic heart disease dianjurkan memilih ring yang bersifat rigid karena bisa
menstabilkan annulus yang sering terjadi distorsi pada kasus rheumatic heart
disease.
2. Pengukuran ring untuk mitral valve repair pada RHD sama dengan kasus
degeneratif, yang harus diperhatikan adalah pada kasus mitral valve repair
dengan etiologi rheumatic heart disease dilakukan augmentasi ring dengan
perikardium atau gore-tex patch, sehingga pemilihan ringnya harus lebih besar
sekitar 1 atau 2 nomor diatas hasil pengukuran ring. Jika tidak melakukan
augmentasi, kita harus melakukan sizing ring dengan ukuran yang pas, jangan
sampai terlalu kecil karena berhubungan dengan mitral valve gradient post
repair.
3. Tatalaksana pulmonary hypertension pada mitral stenosis banyak yang faktor
yang bisa dimodifikasi pre, intra, dan post. Yang lebih penting adalah bagaimana
kita bisa mendeteksi faktor pulmonary hypertension dalam pemberian
obat-obatan seperti protamin yang merupakan vasokonstriktor pulmonal atau
pada pasien dengan pulmonary hypertension dan low output yang diberikan
norepinefrin yang merupakan vasokonstriktor pulmonal. Jadi pemilihan jenis dan
dosis vasokonstriktor adalah hal yang penting. Keadaan lain yang dapat memicu
pulmonary hypertension adalah CPB time yang lama karena faktor inflamasi.
Kardiotomi (darah yang terkena dengan oksigen / perikard) juga dapat
mencetuskan pulmonary hypertension.
4. Coaptation length pada mitral valve repair dengan etiologi rheumatic heart
disease atau degeneratif harus dibedakan. Pada mitral valve repair dengan
etiologi rheumatic heart disease, tidak menggunakan coaptation length bahkan
dalam keadaan mitral regurgitation.
5. Pada mitral valve repair dengan etiologi rheumatic heart disease, biasanya
dilakukan peeling pada leaflets. Pada kasus rheumatic heart disease biasanya
terjadi kalsifikasi pada katup sehingga dilakukan dekalsifikasi, akan tetapi jika
yang terjadi pada katup adalah fibrosis, maka akan sulit sekali dilakukan peeling.
Salah satu prediktor gagal repair adalah katup fibrosis.
2. Presentan : dr. Kevin Dilian Suganda
1. Sebagai seorang BTKV harus bisa memutuskan kasus mana yang emergensi
dan elektif pada kasus pediatrik.
2. Tindakan emergensi misalnya ada giant bulla yang menyebabkan tension
pneumothorax maka hilangkan keadaan tensionnya dulu dengan memasang
WSD. Jangan takut dengan fistula.
Tetapi jika keadaan giant bulla tidak menyebabkan tension maka tidak perlu
buru-buru pasang WSD.
3. Sequestration adalah pembuluh darah extra yang masuk ke paru akibatnya paru
mengalami overload sehingga paru menjadi rusak, sedangkan MAPCAs adalah
pembuluh darah yang masuk ke sistem arteri pulmonal. Jadi perlu dibedakan
secara anatominya.