Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Fahrul Nizam

NIM : 2307210035
MK : Filsafat Ilmu Kesehatan Masyarakat

TOPIK : GAYA HIDUP DENGAN NCDs


Penyakit Masalah kesehatan nasional dan internasional adalah penyakit dak menular (PTM).
Penyakit dak menular (NCD), yang terutama diwakili oleh penyakit pernapasan kronis,
kanker, diabetes, dan penyakit (CVD), semakin membebani masyarakat di seluruh dunia. PTM
adalah faktor utama morbiditas dan mortalitas dan lebih lazim di LMICs, atau negara
berpenghasilan bawah dan menengah di mana PTM menyumbang hampir ga perempat dari
semua kema an secara global pada tahun 2015. Selain itu, hampir setengah dari kema an
ini—atau kema an dini— terjadi di LMICs dan berlangsung sebelum usia 70 tahun. Penyakit
yang dak dapat ditularkan dari orang ke orang dikenal sebagai penyakit dak menular (PTM)
(Cahya ; 2021).

Salah satu tantangan global terbesar yang harus dihadapi pada abad ke-21 ini adalah
masalah kesehatan. Dari 56 juta kema an di seluruh dunia pada tahun 2015, 40 juta
diantaranya disebabkan oleh Noncommunicable Diseases (NCDs) atau penyakit dak menular
. NCDs merupakan kelompok penyakit yang dak disebabkan oleh agen infeksius dan biasanya
berkembang dalam waktu yang lama. NCDs sering juga disebut sebagai the invisible epidemic
karena merupakan penyebab utama yang sering dak diperha kan dari terhambatnya
perkembangan ekonomi suatu negara. Hal ini disebabkan karena beban penyakit yang
di mbulkan akibat NCDs cukup besar sehingga bisa mengganggu perkembangan suatu
negara.Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015 – 2019, NCDs juga
menjadi salah satu hal yang menjadi fokus pemerintah. Hal yang menjadi fokus diantaranya
adalah prevalensi balita berat badan rendah, baduta stun ng, hipertensi, obesitas pada
penduduk usia < 18 tahun, dan prevalensi merokok penduduk usia < 18 tahun . Untuk
mencapai indikator-indikator yang berhubungan dengan fokus tersebut dibutuhkan kolaborasi
dan dukungan dari semua pihak.( Ins tute for Health Metrics and Evalua on. 2016) .Menurut
profil kesehatan yang dikeluarkan oleh World Health Organiza on (WHO), sekitar 71% dari
total kema an yang terjadi di Indonesia adalah akibat penyakit dak menular. Dari 10 besar
penyebab kema an ter nggi di Indonesia, 6 diantaranya adalah penyakit dak menular
dengan penyakit jantung koroner (PJK) berada di peringkat 1 .
Dari perspek f kesehatan masyarakat, penyakit dak menular dengan faktor risiko yang
sama antara lain penyakit kardiovaskular, stroke, diabetes, penyakit paru obstruk f, dan
beberapa jenis kanker. Kondisi ini dikategorikan sebagai salah satu subkelompok penyakit
dak menular yang paling signifikan. Penggunaan tembakau, pola makan yang dak
seimbang, mengonsumsi makanan yang mengandung zat adik f nggi, dak berolahraga, dan
nggal di lingkungan yang dak menguntungkan adalah beberapa faktor risiko tersebut. PTM
dan faktor risikonya, terutama ngkat pendidikan dan pengangguran, sangat berkorelasi
dengan status sosial ekonomi dan kesejahteraan secara keseluruhan. Saat menentukan
preferensi gaya hidup, status sosial ekonomi dapat menjadi prediktor yang lebih baik daripada
preferensi pribadi. Mengingat hal ini, kebutuhan mendesak untuk pendekatan yang
terintegrasi, mul disiplin, dan seumur hidup. seper penyakit kardiovaskular (penyakit
jantung koroner, stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis (asma dan penyakit paru
obstruk f kronik), dan diabetes, merupakan pembunuh utama dan penyumbang beban
penyakit yang signifikan di kalangan remaja di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI telah
menghimpun data yang menunjukkan bahwa kema an akibat PTM masih meningkat di negara
tersebut. Pada tahun 2000, kema an PTM menyumbang 49% dari semua kema an. Kemudian
meningkat lagi menjadi 58 persen pada tahun 2010. Terakhir diketahui bahwa pada
pertengahan tahun 2015, angka kema an akibat PTM telah mencapai 57%.Menurut hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, penyakit paru obstruk f kronik (PPOK) dan asma
merupakan dua penyakit dak menular (PTM) dengan angka prevalensi ter nggi pada
penduduk Indonesia berusia 15 hingga 34 tahun. (PPOK),1 % untuk kanker, 1% untuk diabetes
melitus, 1% untuk penyakit jantung koroner, dan 6% untuk stroke6. Hal ini disebabkan oleh
faktor-faktor seper urbanisasi yang dak terduga, gaya hidup dak sehat seper pola makan
yang buruk, dak ak f, merokok, dan paparan asap tembakau, serta penggunaan alkohol,
yang meningkatkan tekanan darah dan kadar glukosa. Obesitas/kegemukan, gula darah nggi,
dan lemak darah (kolesterol). (Pendukung dan rekan kerja. 2017).

Penyakit Tidak menular (PTM) atau dapat juga disebut sebagai Non- Communicable
Diseases (NCDs). menjadi permasalahan global yang membutuhkan perha an serius (World
Health Organiza on, 2023). PTM ini telah menjadi penyebab terbanyak kasus kema an di
dunia yakni sebanya 74%. Prevalensi angka kema an yang diakibatkan oleh PTM serta factor
resiko yang ada di negara berkembang mengalami peningkatan ap tahunnya. Se ap
tahunnya, sebanyak 17 juta orang meninggal akibat PTM sebelum usia 70 tahun; 86% dari
kema an dini ini terjadi di negara dengan ngkat ekonomi menengah ke bawah. Terdapat
empat jenis PTM utama penyebab kema an yakni yang paling banyak penyakit jantung (17,9
juta) seper serangan jantung dan stroke, di iku dengan penyakit kanker (9,3 juta), penyakit
pernafasan kronis (4,1 juta) seper penyakit paru obstruk f kronis (PPOK) dan asma, dan
terakhir diabetes (2 juta) termasuk kema an akibat penyakit ginjal. Ke empat kelompok
penyakit ini telah menyimbang lebih dari 80% semua kema an dini dengan kasus PTM
(Direktorat P2PTM, 2019).
REFERENSI
World Health Organiza on. 2014. Noncommunicable Diseases Country Profiles.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2015 – 2019.
Kementerian Kesehatan, R. I. (2017). Pencegahan Dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular Di Indonesia.Pdf.
arris;, Pabanne;, F. U., & Syamsiah. (2022). Pela han Kader Kesehatan
Dan Aplikasi Edukasi Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Media Karya Kesehatan : Volume 5
No 2 November 2022 Pendahuluan Saat Ini Indonesia Sedang Mengalami Transisi Demografi
Dan Transisi Epidemiologi . Transisi Demografi Diman. Media Karya Kesehatan, 5(2), 137–150.

Anda mungkin juga menyukai