Anda di halaman 1dari 3

Hjjvxtjmvxf

Waspada Penyakit Tidak Menular

Penyakit tidak menular dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit
tidak menular pada manusia mempunyai durasi panjang dan umumnya perkembangan lambat. 4 jenis
penyakit tidak menular menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular (seperti serangan jantug dan
stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis (seperti penyakit obstruksi paru kronis dan asma) dan
diabetes.

Penyakit tidak menular menjadi penyebab utama kematian secara global. Menurut Badan Kesehatan
Dunia WHO, kematian akibat Penyakit Tidak Menular diperkirakan akan terus meningkat di seluruh
dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negera-negara menengah dan miskin. Dari data tersebut,
kemungkinan besar penyakit tidak menular akan meningkat pula di Indonesia. Data WHO menunjukkan
bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua
pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. Penyakit Tidak Menular juga membunuh penduduk
dengan usia yang lebih muda. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari
seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh
Penyakit Tidak Menular, sedangkan di negara-negara maju, Penyakit Tidak Menular menyebabkan 13%
kematian. Proporsi penyebab kematian PTM pada orang-orang berusia kurang dari 70 tahun, penyakit
kardiovaskular merupakan penyebab terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit
pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM yang lain bersama-sama menyebabkan sekitar 30%
kematian, serta 4% kematian disebabkan diabetes.

Secara global penyakit tidak menular meningkat, lalu bagaimana situasi di Indonesia? Situasi Indonesia
malah mungkin bisa dibilang lebih kompleks. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, Indonesia menghadapi
masalah triple burden diseases. Triple buden disease adalah dimana penyakit menular masih menjadi
masalah ditandai dengan masih sering terjadi KLB beberapa penyakit menular tertentu, munculnya
kembali beberapa penyakit menular lama (re-emerging diseases), serta munculnya penyakit-penyakit
menular baru (new-emergyng diseases) seperti HIV/AIDS, Avian Influenza, Flu Babi dan Penyakit Nipah.
Di sisi lain, Penyakit Tidak Menular menunjukkan adanya kecenderungan yang semakin meningkat dari
waktu ke waktu. Walaupun penyakit menular masih menjadi masalah, tetapi telah terjadi transisi
epidemiologi dimana kematian akibat Penyakit Tidak Menular semakin meningkat, sementara kematian
akibat Penyakit Menular semakin menurun.
Salah satu contoh penyakit tidak menular yang sering terjadi di masyarakat modern di Indonesia adalah
stroke. Stroke adalah salah satu masalah kesehatan yang utama. Dewasa ini, stroke semakin menjadi
masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan serangan stroke yang
mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental baik pada usia produktif maupun
usia lanjut. Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2012, kematian akibat stroke sebesar 51%
di seluruh dunia disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Selain itu, diperkirakan sebesar 16% kematian
stroke disebabkan tingginya kadar glukosa darah dalam tubuh. Tingginya kadar gula darah dalam tubuh
secara patologis berperan dalam peningkatan konsentrasi glikoprotein, yang merupakan pencetus
beberapa penyakit vaskuler. Kadar glukosa darah yang tinggi pada saat stroke akan memperbesar
kemungkinan meluasnya area infark karena terbentuknya asam laktat akibat metabolisme glukosa secara
anaerobik yang merusak jaringan otak. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi penyakit
stroke di Indonesia meningkat seiring bertambahnya umur. Kasus stroke tertinggi yang terdiagnosis
tenaga kesehatan adalah usia 75 tahun keatas (43,1%) dan terendah pada kelompok usia 15-24 tahun
yaitu sebesar 0,2%. Prevalensi stroke berdasarkan jenis kelamin lebih banyak laki-laki (7,1%)
dibandingkan dengan perempuan (6,8%). Berdasarkan tempat tinggal, prevalensi stroke di perkotaan
lebih tinggi (8,2%) dibandingkan dengan daerah pedesaan (5,7%).

Seseorang menderita stroke karena memiliki perilaku yang dapat meningkatkan faktor risiko stroke. Gaya
hidup yang tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi kolesterol, kurang
aktivitas fisik, dan kurang olahraga, meningkatkan risiko terkena penyakit stroke. Gaya hidup sering
menjadi penyebab berbagai penyakit yang menyerang usia produktif, karena generasi muda sering
menerapkan pola makan yang tidak sehat dengan seringnya mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan
kolesterol tapi rendah serat. Selain banyak mengkonsumsi kolesterol, mereka mengkonsumsi gula yang
berlebihan sehingga akan menimbulkan kegemukan yang berakibat terjadinya penumpukan energi
dalam tubuh.

Penyakit stroke sering dianggap sebagai penyakit monopoli orang tua. Itu karena dulu stroke hanya
terjadi pada usia tua mulai 60 tahun, namun sekarang mulai usia 40 tahun seseorang sudah memiliki
risiko stroke, meningkatnya penderita stroke usia muda lebih disebabkan pola hidup, terutama pola
makan tinggi kolesterol. Berdasarkan pengamatan di berbagai rumah sakit, justru stroke di usia produktif
sering terjadi akibat kesibukan kerja yang menyebabkan seseorang jarang olahraga, kurang tidur, dan
stres berat yang juga jadi faktor penyebab.

Dengan semakin tingginya tingkat stroke yang terjadi di Indonesia, perlu digiatkan kegiatan pencegahan
penyakit stroke serta penyuluhan bagaimana mencegah stroke. Stroke dapat dicegah melalui penerapan
pola hidup sehat. Risiko mengalami stroke akan berkurang jika memakan makanan yang sehat,
berolahraga secara terarur, tidak merokok, serta tidak minum alkohol.
Apabila seseorang telah terkena stroke, pengobatan stroke harus dilakukan. Pengobatan stroke
tergantung jenis strokenya. Pengobatannya pun juga disesuaikan pada area otak mana stroke terjadi.
Stroke dapat diobati dengan obat-obatan ataupun mungkin perlu operasi untuk menghilangkan
kerusakan akibat stroke.

Daftar Pustaka

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2012, Semester 2). Buletin Jendela Data &
Informasi Kesehatan. Penyakit Tidak Menular .

UMS. (2014). BAB I Pendahuluan Latar Belakang Stroke. Dalam UMS. Surakarta: UMS.

Yahya, R. C. (2012, December 10). Jevuska. Penyakit Tidak Menular: Pengertian, Epidemi & Penanganan
Menurut WHO .

Hjjjhhjj

Anda mungkin juga menyukai