Anda di halaman 1dari 6

Laporan Kunjungan Lapangan

Blok X Kardiovaskuler

Dosen Pembimbing : dr.Yusra Pintaningrum, Sp.JP

Anggota Kelompok 5:

Baiq Faddila Aisyah / H1A017015


Jessica Paramitha Aritonang / H1A017039
Nashir Hamzah / H1A017057
Ngakan Putu Proudy Laksmana / H1A017058
Ni Luh Made Mirah Rahayu / H1A017060
Putu Sri Sundari / H1A017072
Rana Amalia Sulastri / H1A017074
Rifqie Fathiarsya Courie / H1A017078
Ferium Trah Ismaya / H1A016039
Uliana Listianingrum Pertiwi / H1A016083

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

2019
BAB I

LATAR BELAKANG

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu gangguan fungsi jantung dimana
jantung mengalami kekurangan suplai darah yang disebabkan karena adanya penyempitan
pembuluh darah koroner. Penyakit jantung koroner secara klinis ditandai dengan adanya nyeri
dada atau dada terasa tertekan pada saat melakukan aktivitas fisik yang berat. (Riskesdas, 2013).
PJK merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan baik pada negara
maju maupun berkembang. Menurut RISKESDAS pada tahun 2013 Berdasarkan diagnosis
dokter, prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,5% atau
diperkirakan sekitar 883.447 orang, sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 1,5%
atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang. Berdasarkan diagnosis dokter.
Penyakit jantung koroner dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor yang tidak dapat
diubah meliputi umur, jenis kelamin, genetik, sedangkan untuk faktor yang dapat diubah yaitu
kolesterol, diabetes melitus, hipertensi, pola makan, merokok, obesitas, kurang aktivitas, stress
dan gaya hidup (CDC, 2015). Peningkatan prevalensi CAD di dunia khususnya di Indonesia
disebabkan oleh perubahan sosial dan ekonomi dan konsekuensinya termasuk perubahan
kebiasaan diet, konsumsi alkohol, aktivitas fisik yang tidak aktif dan peningkatan insiden
diabetes dan hipertensi.
Pola hidup sedentary life style merupakan gaya hidup dengan aktivitas fisik yang rendah
yang dapat menyebabkan efek negatif terhadap kesehatan, Perubahan dalam kebiasaan pola
makan masyarakat yang cenderung menyukai makanan cepat saji dengan tinggi kalori dan lemak
yang lebih banyak digemari oleh masyarakat umum sehingga cenderung untuk meninggalkan
pola makan yang sehat.
Menilik fenomena tersebut perlu dilakukannya suatu sosialisasi terhadap masyarakat
mengenai penyakit jantung koroner guna mengurangi prevalensi, angka mortalitas serta
komorbiditas dari penyakit kardiovascular lainnya akibat penyakit jantung koroner serta
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tujuan Penyuluhan
Untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyakit jantung koroner serta
cara pencegahan dan deteksi dininya guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Manfaat Penyuluhan
Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit jantung koroner yang
diharapkan mampu menekan bahkan menurunkan prevalensi, angka mortalitas serta
komorbiditas dari penyakit kardiovaskular lainnya akibat penyakit jantung koroner.

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN

a. Jumlah Peserta : ± 26 orang


b. Waktu : Rabu, 27 Maret 2019
c. Tempat : Poli Jantung RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat
d. Materi : Penyakit Jantung Koroner (PJK) beserta cara deteksi dini
dan pencegahannya
e. Respon peserta : Peserta mendengarkan materi dengan antusias serta memberikan
feedback berupa pertanyaan yang diantaranya adalah ;
1. Pada saat SMP pernah menderita demam yang cukup lama, dan saat ini
didiagnosis mengalami kebocoran klep (katup). Kenapa penyakitnya baru
terdiagnosis ?
2. Adakah cara lain selain katerisasi untuk mengetahui penyempitan pembuluh darah
jantung?

f. Pembahasan :
1. Penyakit yang diderita pasien pada saat SMP diduga adalah demam rematik.
Demam rematik tersebut disebabkan oleh bakteri streptococcus β-hemoliticus
grup A. Bakteri tersebut mempunyai struktur yang sangat mirip dengan katup
yang ada di jantung, terutama katup mitral dan aorta. Pada saat terkena demam,
maka tubuh akan membentuk antibodi yang spesifik terhadap bakteri tersebut.
Ketika bakteri tersebut sudah tidak ada di dalam tubuh, maka antibodi yang
spesifik tersebut akan menyerang bagian tubuh yang mempunyai struktur serupa,
yaitu katup mitral atau aorta. Dan dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan kebocoran dari katup tersebut.
2. Gold standard untuk mengetahui penyempitan dari pembuluh darah koroner
adalah dengan melakukan katerisasi atau angiografi koroner.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Kegiatan kunjungan lapangan berupa penyuluhan di Poliklinik Jantung RSUD Provinsi NTB
mengenai Penyakit Jantung Koroner (PJK) beserta deteksi dini dan pencegahannya berlangsung
secara terstruktur dan tanpa hambatan yang berarti. Umpan balik yang diterima dari audiens juga
dapat dijawab dengan baik oleh penyuluh.
Saran
Kegiatan kunjungan lapangan berupa penyuluhan sebaiknya dilakukan oleh tidak lebih
dari satu kelompok di satu poliklinik dalam satu hari agar audiens dapat fokus memahami satu
materi. Selain itu kegiatan penyuluhan sebaiknya disajikan dengan cara presentasi yang lebih
menarik agar audiens tidak mudah bosan namun materi tetap bisa tersampaikan.

LAMPIRAN
Bersama salah satu petugas PKRS Bersama dr. Yusra Pintaningrum, Sp.JP di Klinik
Jantung RSUD Provinsi NTB.

Sesi penyampaian materi penyuluhan oleh presentator.


Sesi tanya jawab oleh audiens kepada penyuluh.

Anda mungkin juga menyukai