Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERTOLONGAN PERTAMA SERANGAN JANTUNG

Oleh :
Fahmi Wanadi H 220112180100
Rini Rosmawati 220112180031
Dewi Lusiana 220112180013
Widhi Rita J. 220112180123
Visi Aurora 220112180047
Tia Imtihana 220112180089
Melinda Dwi 220112180068
Yulian Mutiara 220112180079

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXVI


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
( SAP )

Pokok Bahasan : Penyakit Jantung


Sub Pokok Bahasan : Pertolongan Pertama Pada Serangan Jantung
Sasaran : Keluarga Penderita Penyakit Jantung
Waktu : 30 menit (08.00-08.30 WIB)
Tanggal : 25 Maret 2019
Tempat : Ruang Tunggu Keluarga Pasien Lt. 5 Cardiac Center
Narasumber : Kelompok 4

1. Karateristik/ Prasyarat peserta Didik


Karateristik peserta didik adalah seluruh penunggu pasien di ruang rawat inap
lantai 5 dan lantai 6 gedung Cardiac Center Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin
Bandung.
2. Tujuan Pembelajaran
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan keluarga mampu melakukan
pertolongan pertama pada anggota keluarga yang mengalami serangan
jantung
3. Capaian Pembelajar
Setelah diberi penyuluhan selama 30 menit, keluarga diharapkan dapat :
a. Menyebutkan pengertian serangan jantung
b. Menyebutkan tanda dan gejala serangan jantung
c. Menyebutkan pertolongan pertama saat terjadi serangan jantung
d. Menyebutkan pencegahan serangan jantung
e. Menyebutkan Hal-hal yang harus dihindari ketika anggota keluarga
mengalami serangan jantung
4. Materi Pengajaran
a. Pengertian Serangan Jantung
Serangan jantung adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah menuju
ke jantung terhambat. Ini adalah kondisi medis darurat yang biasanya
disebabkan oleh penggumpalan darah atau penumpukan lemak, kolesterol,
dan unsur lainnya. Serangan jantung biasanya disebabkan karena penyakit
jantung koroner, yaitu gangguan dimana pembuluh darah jantung yang
tersumbat oleh plak. Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi
jantung akibat otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan
pembuluh darah koroner. Pada waktu jantung harus bekerja lebih keras terjadi
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan oksigen, hal inilah yang
menyebabkan nyeri pada dada. Jika pembuluh darah tersumbat sama sekali,
pasokan darah ke jantung akan terhenti dan kejadian inilah yang disebut
dengan serangan jantung. Adanya ketidakseimbangan antara ketersedian
oksigen dan kebutuhan jantung memicu timbulnya PJK (Huon, 2002).
Meskipun sampai saat ini belum ada cara untuk mengetahui pasti kapan
serangan jantung dapat terjadi, akan tetapi faktor-faktor risiko terkait dengan
gangguan ini telah diketahui. Faktor risiko utama yang diketahui dan dapat
dikontrol adalah, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol dalam darah yang
tinggi, obesitas, merokok, dan gaya hidup tidak aktif. Gejala awal muncul
pada penderita penyakit jantung antara lain:
1. Berdebar pada jantung penderita seperti tertekan sesuatu.
2. Sesak nafas yang disertai dengan keluarnya keringat dingin dan merasakan
kesemutan yang dirasakan hingga punggung, lengan, dan bagian yang
lainnya.
3. Penderita akan merasakan nyeri pada bagian dada yang terasa seperti
tertusuk.
4. Penderita penyakit jantung akan merasa mudah lelah dan mengalami
kesulitan saat akan tidur
b. Pencegahan Penyakit Jantung
Pencegahan dibagi atas tiga kategori, yaitu :
 Prevensi primer, yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit
pada orang normal

 Prevensi sekunder, yang bertujuan untuk menghambat perkembangan


suatu penyakit

 Prevensi tersier, yang bertujuan untuk rehabilitasi dan meminimalkan


dampak komplikasi

1) Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah upaya pencegahan yang dilakukan sebelum
seseorang menderita penyakit jantung. Tujuan dari pencegahan primer
adalah untuk menghambat berkembangnya dan meluasnya faktor-faktor
risiko penyakit jantung. Upaya pencegahan ini berupa:

a. Peningkatan kesadaran pola hidup sehat.


Upaya ini lebih baik dilakukan sejak bayi, dengan tidak
membiarkan bayi jadi gemuk dan merubah kriteria bayi gemuk sebagai
pemenang kontes bayi sehat. Kegemukan pada bayi akan lebih
memudahkan waktu ia dewasa. Demikian pula pendidikan dan
pengamalan pola hidup sehat, harus dimulai sejak balita. Menganjurkan
anak-anak banyak makan sayuran dan buah serta menghindari makanan
yang kurang mengandung serat dan banyak kolesterol seperti Pizza Hut,
Mc Donal's, CFC, KFC dan lain-lain.
Kampanye stop rokok memang terasa sulit, namun perlu
dibudayakan. Bagi orang yang sudah merasakan sakitnya angina
pektoris, mungkin lebih mudah, tetapi bagi yang belum merasakanya
mungkin memerlukan bantuan orang lain seperti anak dan istrinya.
Berhenti merokok merupakan target yang harus dicapai, juga hindari
asap rokok dari lingkungan, kurangi atau stop minum alkohol.
Melakukan olahraga secara teratur. Biasakan setiap hari untuk
melakukan olah raga, setidaknya 3 – 5 kali perminggu dapat melakukan
olah raga selama 30 menit sangat berguna untuk kesehatan jantung kita.
Menghindari faktor-faktor risiko yang lain, khususnya faktor penyakit
jantung yang dapat dimodifikasi. Secara mudah pola hidup SEHAT
dapat dilakukan, yang dapat dijabarkan yaitu Seimbang gizi, Enyahkan
rokok, Hindari Stres, Awasi tekanan darah, dan Teratur berolahraga.
Adapun rekomendasi dari Kementerian Kesehatan RI dalam
periode 2012 – 2021 perlu memberikan prioritas terhadap upaya
mendorong masyarakat untuk mengadopsi pola hidup sehat yaitu:
a) Tidak merokok
b) Mengkonsumsi makanan sehat: menghindari makanan berlemak,
banyak makan makanan berserat, sayur dan buah, serta membatasi
konsumsi garam, gula dan alkohol
c) Beraktifitas fisik sedang ( jalan kaki 3 km ) setiap hari selama 30
menit minimal 5 x/minggu
d) Menjaga Indeks Massa Tubuh (IMT) < 23 kg/m2 dan menghindari
obesitas sentral : lingkar perut (LP) perempuan tidak melebihi 80
cm, laki-laki tidak melebihi 90 cm
e) Menjaga agar tekanan darah < 140/90 mmHg
f) Menjaga agar kadar kolesterol total darah < 190 mg/dl
g) Menjaga agar kadar kolesterol LDL darah < 115 mg/dl
h) Menjaga agar kadar gula darah puasa < 110 mg/dl

b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala


Banyak orang yang sudah menginjak usia senja (usia diatas 40
tahun) tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit tekanan
darah tinggi, kencing manis ataupun dislipidemia (kelebihan
kolesterol), karena mereka enggan memeriksakan diri ke dokter atau
mungkin pula penyakit tersebut tidak memberikan suatu keluhan. Tidak
jarang diantara mereka ini kemudian meninggal mendadak karena
serangan jantung. Karena itu, pemeriksaan kesehatan dalam rangka
pencegahan primer perlu dilakukan terutama pada:
a) Orang sehat (tanpa keluhan) diatas usia 40 tahun.
b) Anak dari orang tua dengan riwayat hipertensi, diabetes melitus,
familier dislipidemia, mati mendadak pada usia kurang dari 50 tahun
c) Obesitas
Adapun jenis pemeriksaan yang dianjurkan adalah:
a) Pemeriksaan fisik mengenai kemungkinan adanya kelainan pada
jantung ataupun hipertensi.
b) Pemeriksaan Elektrokardiografi (EKG) pada waktu istirahat.
c) Pemeriksaan laboratorium seperti : gula darah, total kolesterol, HDL,
Kolesterol, LDL kolesterol, Trigliserida, ureum, dan kreatinin.
d) Pemeriksaan treadmill test, terutama bagi penderita yang hasil EKG
nya meragukan dengan adanya keluhan nyeri dada (Chest pain).
e) Pemeriksaan Ekokardiografi terutama untuk melihat kelainan
struktur / organis jantung.
2) Pencegahan Sekunder
Suatu bentuk upaya yang dilakukan oleh seseorang yang sudah menderita
penyakit jantung. Tujuan Pencegahan Sekunder adalah agar tidak terjadi
komplikasi lebih lanjut, tidak merasa invalid (cacat di masyarakat), dan status
psikologis penderita menjadi cukup baik. Untuk itu kiranya perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikiut:
a) Pemeriksaan fisik yang lebih teliti untuk mengetahui kemampuan jantung
dalam melaksanakan tugasnya.
b) Mengendalikan faktor risiko yang menjadi dasar penyakitnya
c) Pemeriksaan treadmill test untuk menentukan beban/aktivitas fisik sehari-
hari.
d) Pemeriksaan laboratoriumsecara rutin
e) Pemeriksaan Ekokardiografi (EKG) untuk melihat seberapa berat otot
jantung yang telah mati.
f) Dilakukan pemeriksaan Angiografi koroner untuk melihat pembuluh darah
koroner mana yang tersumbat dan seberapa berat sumabatannya.
g) Ikut klub jantung sehat
h) Terapi Penyakit lebih lanjut: PTCA ataupun bedah pintas koroner
(CABG).
3) Pencegahan Tersier
Program rehabilitasi jantung adalah suatu proses pemulihan dan
penyembuhan seseorang yang mengalami kelainan jantung, ketingkat yang
optimal baik secara phisik, mental, sosial dan vokasional. Terdapat 3 fase
rehabilitasi jantung, yaitu:
a) Fase I
Tujuan Fase I yaitu mengembalikan kondisi (Reconditioning) yaitu
mengatasi akibat negatif dari tirah baring (Deconditiong) yang disebabkan
karena sakitnya dan karena tindakan pembedahan. Lamanya antara 7-14 hari.
Penderita dipulangkan setelah uji latih jantung dengan beban (Predischarge
exercise test) atau tread mill test. Target Fase I yaitu mencapai kapasitas
aerobik 3 mets yaitu mampu jalan 1,5 km selama 30 menit, kenyataan tidak
selalu tepat 1,5 km/30 kadang kurang lebih. Yang dikerjakan pada Fase I:

Ruang ICU : ROM-Chest Fisiotherapi/Breathing exercise


Ruang Intermendiate : Latihan ADL, Latihan duduk, Latihan berdiri
Latihan jalan
Ruang Rehab : Latihan jalan di luar kamar
Gymnasium : Latihan jalan dengan dosis yang meningkat, hingga
mencapai 1,5km/30’, latihan sepeda 5’ tanpa beban.
Pengawasan dengan telementri, tensi nadi dan adanya
keluhan.

b) Fase II
Tujuan Fase II, untuk menghindari progresifitas penyakit lebih jauh.
Dilakukan edukasi, evaluasi psikososial, vokasional dan seksual. Penderita
sudah pulang dari Rumah Sakit, masih latihan di UPF Rehabilitasi. Waktu
latihan 4-8 minggu. Target Fase II yaitu mencapai kapasitas aerobik 6 Mets
yaitu mampu jalan 3 km selama 30 menit. Yang dikerjakan pada fase II
(Gymnasium) yaitu latihan jalan dengan dosis yang meningkat, hingga
mencapai 3 km selama 30 menit latihan sepeda 10’ tanpa beban. Pengawasan
dengan telementri, tensi nadi dan adanya keluhan. Fase II diakhiri dengan
Evaluasi Tread Mill Test, bila tidak tercapai makan tidak masuk ke F.III
tetapi mengulang kembali Fase II.
c) Fase III
Tujuan Fase III (pemeliharaan) yaitu untuk memelihara hasil yang dicapai
supaya tidak mundur. Mencegah progresifitas, memberikan latihan dan
pengaturan diet. Dalam waktu 6 bulan diharapkan regresi terjadi. Fase III
dihubungkan dengan upaya Prevensi sekunder yaitu target Fase III: Mencapai
kapasitas aerobik 6-8 Mets, yaitu mampu jalan 3-4 km selama 30 menit tetapi
kenyataannya tidak selalu tepat 3-4 km/30 menit kadang kurang kadang lebih.
Yang dikerjakan pada fase III (Gymnasium ) yaitu latihan jalan dengan dosis
yang meningkat, hingga mencapai 3-4 km selama 30 menit latihan sepeda 15’
tanpa beban.

Aktivitas pada Rehabilitasi Jantung, dilakukan latihan : ROM, Breathing


exercise, ADL, Latihan duduk, Senam, latihan berdiri, latihan jalan, sepeda dan
penyuluhan.
a. ROM (Range of Motion)
Menggerakkan sendi sesuai luas gerak sendi. Di ICU penderita berada di
tempat tidur, dilakukan ROM pada tangan, siku dan lengan, pada awal
dilakukan Fisioterapi, hari berikutnya dilakukan sendiri dengan bantuan
Fisioterapi dan selanjutnya dilakukan sendiri oleh penderita.
b. Breathing exercise
Penderita dilatih untuk bernapas dengan cara menarik nafas melewati hidung,
perut dikembangkan dengan tujuan: untuk merubah posisi diafragma dari
melengkung keatas menjadi mendatar, sedemikian hingga rongga dada
menjadi lebih luas. Dilanjutkan mengeluarkan napas melalui mulut, perut
dikecilkan kembali untuk mengembalikan posisi diafragma dari mendatar
menjadi melengkung kembali.
c. ADL (Activity Daily Living)
Penderita dilatih untuk dapat melakukan aktivitas hidup sehari-hari secara
mandiri, yaitu mandi, BAB, BAK, membersihkan diri, memasang pakaian,
makan minum.
d. Latihan duduk
Penderita dilatih untuk duduk diatas tempat tidur, kemudian duduk ditepi
tempat tidur dengan meletakkan kaki diatas kursi, selanjutnya duduk dikursi.
e. Senam
Penderita dilatih untuk melakukan senam ringan sambil duduk yaitu dengan
menggerakkan tangan , lengan dan leher.
f. Latihan berdiri
Penderita dilatih untuk berdiri ketika drain sudah diambil, diawali dengan
berdiri ditepi tempat tidur.
g. Latihan jalan
Setelah berdiri cukup stabil, penderita dilatih untuk berjalan dalam kamar,
dilanjutkan diluar kamar selanjutnya latihan jalan di ruangan Rehabilitasi.
Latihan jalan merupakan latihan endurance (daya tahan) sedemikian sehingga
meningkatkan aerobik.
h. Sepeda
Diawali dengan tampa beban selama 5 menit, pada fase II ditingkatkan
menjadi 10 menit dengan beban 25 Watt dan pada fase III selama 10 menit
dengan beban 50 Watt.
i. Penyuluhan
Mengenai pengendalian/ modifikasi faktor resiko yaitu diet, rokok, hipertensi,
latihan, ADL, sex, psikologi, sosial.

Secara Umum Upaya Pencegahan penyakit jantung yang dapat dilakukan pada
orang yang sehat, orang yang berisiko, maupun oleh orang yang pernah menderita
penyakit jantung adalah :
a. Kepatuhan minum obat
b. Kontrol teratur
c. Berolah raga secara teratur, untuk membantu pembakaran lemak dan menjaga
agar peredaran darah tetap lancar. Untuk pasien yang pernah mengalami
serangan jantung adapun saran olahraga terlampir dalam pencegahan tersier.
d. Mengurangi konsumsi makanan berlemak/ berkolesterol tinggi seperti
makanan cepat saji, jeroan, goring-gorengan dan meningkatkan konsumsi
makanan tinggi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
e. Menjaga berat badan ideal.
f. Cukup istirahat dan kurangi stress, sehingga jumlah radikal bebas yang
terbentuk dalam tubuh tidak terlalu banyak.
g. Hindari rokok, kopi, danminuman beralkohol.
h. Melakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala untuk memantau kadar
kolesterol dalam
a. darah.
i. Menjaga lingkungan tetap bersih.

c. Hal yang perlu dihindari ketika teradi serangan jantung:

1. Jangan panik.
Tenangkan diri anda dahulu, karena apabila anda dalam kondisi panik maka
penderita pun akan ikut panik.
2. Jangan bertindak lambat, semakin cepat semakin baik.
Pada kondisi ini, jantung berada dalam kondisi kritis. Setiap menit bahkan
detik akan sangat berarti. Hindarilah menunggu untuk mengetahui gejala
bertambah parah atau berkurang. Seringkali penderita menunggu gejala
hilang dengan sendirinya hingga akhirnya tindakan menunggu ini justru
membuat jantung semakin terancam. Apabila dalam 5 menit gejala tidak
membaik atau bahkan justru memburuk, segeralah panggil bantuan dengan
menelpon nomor darurat 118 atau 119 untuk bantuan ambulans.
3. Jangan pernah tinggalkan penderita sendirian.
Apabila anda tidak membawa telepon genggam, mintalah tolong kepada
orang lain di dekat anda untuk menelpon nomor darurat. Temani penderita
dan pantau terus perkembangan gejalanya. Bersiaplah untuk situasi dimana
gejalanya bertambah buruk.
4. Jangan biarkan penderita menolak bantuan.
Meskipun pasien mengatakan dirinya tidak apa-apa, akan tetapi apabila anda
menilai gejala yang dialaminya sudah spesifik dengan gejala serangan
jantung maka segeralah bertindak.
5. Jangan beri penderita minum atau makan apapun kecuali obat jantung yang
sebelumnya sudah diresepkan oleh dokter bagi dirinya (aspirin, nitrogliserin).
Jangan pula memberikan obat aspirin atau nitrogliserin orang lain kepada
penderita. Setiap orang memiliki kondisi yang khas dan tidak tertutup
kemungkinan bahwa penderita ini memiliki kondisi yang tidak
memungkinkan bagi dirinya untuk mengkonsumsi obat-obat tersebut.
Pada kondisi dimana anda justru merupakan orang yang mengalami gejala
serangan jantung, maka pastikan anda segera berteriak minta tolong kepada
orang lain di sekitar anda. Jangan berusaha menolong diri anda sendirian dan
pastikan ada yang menemani anda karena pada kondisi kritis ini, kehadiran
orang lain akan sangat berguna. Bahkan meskipun anda mengetahui dengan
persis apa yang harus anda lakukan saat terjadi serangan, selalu pastikan ada
orang yang menemani anda.

5. Strategi Pembelajaran
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
6. Kegiatan Belajar-Mengajar
Tahap Kegiatan Pendidik Kegiatan Peserta Didik Metode Media Alokasi
Waktu
Persiapan  Mempersiapkan - - -
(Pra kegiatan) materi, media dan
tempat

Kegiatan  Memberi salam  Sasaran menjawab Ceramah - 5 menit


pembuka  Perkenalan salam
 Menyampaikan  Sasaran menyimak apa
pokok bahasan yang disampaikan oleh
 Menjelaskan tujuan pemateri
 Apersepsi  Sasaran menyetujui
 Kontrak waktu kontrak waktu
Uraian Materi  Penyuluh  Sasaran menyimak Ceramah Power 20 menit
menyampaikan materi tanya point
materi tentang  Sasaran mengajukan jawab
pengertian serangan pertanyaan
jantung, tanda dan
gejala serangan
jantung, pertolongan
pertama saat terjadi
serangan jantung,
pencegahan
serangan jantung,
Hal-hal yang harus
dihindari ketika
anggota keluarga
mengalami serangan
jantung
 Penyuluh
memberikan
kesempatan untuk
bertanya
Kegiatan  Melakukan post test  Sasaran mampu Tanya Leaflet. 5 menit
Penutup (memberi menjawab petanyaan Jawab
pertanyaan lisan) dengan benar
 Menyimpulkan  Sasaran dapat
materi menyimpulkan materi
 Memberi salam yang telah
disampaikan
 Sasaran mampu
mendemontrasikan
ulang senam kaki
diabetes secara
mandiri.
Total 30 menit
7. Daftar Pustaka
 Hage, S.B. (2013). 5 Hal Yang Harus Dihindari Dalam Pertolongan
Pertama Serangan Jantung. Diperoleh melalui:
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2859880/5-hal-yang-harus-
dihindari-dalam-pertolongan-pertama-serangan-jantung
 Huon, H. 2002. Lecture notes cardiology.Edisi 4, Erlangga Medical Series.
Jakarta
 Kemenkes RI. (2010). Rencana Operasional Promosi Kesehatan dalam
Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan
RI.
 Kemenkes RI (2016) Cegah Diri Dari Penyakit Jantung.
http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/pdf.
 McGowan, MD. M. (2001). Menjaga Kebugaran Jantung. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
 Widodo, Arif. (2012). Upaya Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk
Pencegahan Penyakit Jantung. Disampaikan pada Seminar Nasional
“Oprtimalisasi Peran Perawat dalam Penanganan 3 Masalah Kesehatan
Utama Penyakit Tidak Menular” di Aula RSUD Kabupaten Sukoharjo, 14
juli 2012.
 Yusuf, M. Y. (2007). Rehabilitasi Penyakit Jantung. Wijaya kusuma,
Volume I, Nomor 1, 41-48.

1. Evaluasi (Formatif/Sumatif)
Prosedur : Post test dan Redemonstrasi
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Butir – butir pertanyaan:
a. Sebutkan pengertian serangan jantung
b. Sebutkan tanda dan gejala serangan jantung
c. Sebutkan pertolongan pertama saat terjadi serangan jantung
d. Sebutkan pencegahan serangan jantung
e. Sebutkan Hal-hal yang harus dihindari ketika anggota keluarga mengalami
serangan jantung

Anda mungkin juga menyukai