Anda di halaman 1dari 25

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sacket mendefinisikan kepatuhan pasien sebagai “sejauhmana perilaku

pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan.”

Pasien mungkin tidak mematuhi tujuan atau mungkin melupakan begitu saja atau

salah mengerti instruksi yang diberikan. Leg dan Spelman (1967) dan ley (1988)

sebagaimana dikutip oleh Niven (2000) menyatakan bahwa 48,7% pasien gagal

meminum antibiotik mereka. 37,5% gagal meminum obat-obat antituborkolosis

dan bahkan diantara pasien-pasien yang berusaha untuk mematuhi instruksi yang

diberikan pada mereka, 25% samapai 75% mungkin meminum dosis yang salah

dan lebih dari 30% membuat kesalahan yang potensial berakibat fatal (Niven,

2000).

Kepatuhan merupakan perilaku seseorang sehubungan dengan pemulihan

kesehatan (Health Rehabilitation Behavior) yaitu perilaku seseorang yang

berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan misalnya mematuhi aturan

diet, mematuhi anjuran dokter, dalam rangka pemulihan kesehatan (Notoatmodjo,

2003).

Diet adalah pengaturan makan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

kepatuhan diet adalah keterlibatan aktif pasien untuk mengikuti aturan diet

sehingga penderita lebih terkontrol (Kariadi, 2009)

Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu pada orang

Amerika dewasa. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 478.000 orang meninggal

karena penyakit jantung koroner, 1,5 juta orang mengalami serangan jantung,
2

407.000 menjalani operasi pengalihan, 300.000 menjalani angioplasty (Mary,

2007).

Prevalensi Jantung Koroner berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter di

Indonesia sebesar 0,5%, dan berdasarkan terdiagnosis dokter atau gejala sebesar

1,5%. Prevalensi jantung koroner berdasarkan terdiagnosis dokter tertinggi

Sulawesi Tengah (0,8%) diikuti Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Aceh masing-

masing 0,7 persen. Sementara prevalensi jantung koroner (PJK) menurut

diagnosis atau gejala tertinggi di Nusa Tenggara Timur (4,4%), diikuti Sulawesi

Tengah (3,8%), Sulawesi Selatan (2,9%), dan Sulawesi Barat (2,6%) (Riskesdas,

2013).

Prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan wawancara yang

didiagnosis dokter serta yang didiagnosis dokter atau gejala meningkat seiring

dengan bertambahnya umur di daerah Gorontalo berdasarkan diagnosis dokter

atau gelaja yaitu 0,4% dan 1,8% sedangkan di daerah Papua Barat berdasarkan

diagnosis dokter atau gejala yang terendah yaitu 0,3% dan 1,2 (Riskesdas, 2013).

Angka kejadian Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang didapatkan dari

Rumah Sakit Dr.MM. Dunda Limboto pada Tahun 2014 pada bulan Januari

sampai bulan Mei, tidak ada pasien yang masuk, kemudian pada bulan Juni 16

orang, Oktober 17 orang, November 14 orang, Desember 15 orang ,dan jumlah

penderita penyakit jantung koroner pada bulan Januari sampai dengan Desember

pada tahun 2014 adalah 62 orang (RSUD Dunda, 2015).


3

Pasien yang menderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang didapatkan

dari Rumah Sakit Dr.MM. Dunda Limboto pada tahun 2015 dari bulan Januari

sampai bulan Oktober yaitu sejumlah 75 orang (RSUD Dunda, 2015).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran kepatuhan diet pada pasien

penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) Rawat Inap di RSUD DR. M.M Dunda

Limboto Kabupaten Gorontalo?“

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran tentang kepatuhan diet pada pasien penderita

Penyakit Jantung Koroner (PJK) Rawat Inap Di RSUD DR. M.M Dunda

Limboto Kabupaten Gorontalo.

2. Tujuan Khusus

Mengidentifikasi kepatuhan diet pada pasien penderita Penyakit Jantung

Koroner (PJK) Rawat Inap Di RSUD DR.M.M Dunda Limboto Kabupaten

Gorontalo.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pihak Rumah Sakit

Dapat memberikan informasi kepada pihak pengelola rumah sakit tentang

kepatuhan pasien penyakit jantung koroner (PJK) dalam menjalan terapi diet.
4

2. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman lapangan bagi peneliti tentang

kepatuhan pasien penyakit jantung koroner (PJK) dalam menjalankan terapi

diet di rumah sakit.

3. Bagi Pasien dan Keluarga

Sebagai bahan informasi untuk pasien tentang pentingnya kepatuhan

dalam menjalankan terapi diet.

E. Keaslian Penelitian

Menurut sepengetahuan peneliti bahwa telah ada penelitian sebelumnya

yang hampir sama dengan peneliti yang dilakukan saat ini, tetapi ada beberapa

perbedaan yaitu:

Nama peneliti : Yunni Sari

Judul penelitian : Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner

Rawat Inap di RSUD DR.R.M.Djoelham Binjai

Jenis penelitian : Deskriptif

Populasi : Semua penderita PJK Rawat Inap di RSUD

DR.R.M.Djoelham Binjai

Sampel : Sebagian dari penderita PJK Rawat Inap di RSUD

DR.R.M.Djoelham Binjai

Variabel penelitian : Independen

Waktu dan tempat : Penelitian ini dilakukan dengan waktu yang

berbeda dan tempat yang berbeda


5

Perbedaannya : Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain

case series sedangkan penulis melihat

Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner

Rawat Inap di RSUD DR.R.M.Djoelham Binjai


6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner disingkat PJK. Arti kelompok kata ini menurut

Knight sama dengan penyakit jantung iskemia, keduanya sering digunakan.

menurut Markam dkk, (2001) iskemia berarti keadaan kekurangan darah dalam

jaringan. Organisasi kesehatan sedunia (WHO) memberikan defenisi tentang

Penyakit Jantung Koroner (PJK) sebagai berikut, “ketidak sanggupan jantung,

akut atau kronis yang timbul karena kekurangan suplai darah pada miokardium

sehubungan dengan proses penyakit pada system nadi koroner.” Istilah medis

“akut” berarti tiba-tiba, kronis berarti sudah lama. Myocardium adalah nama

seluruh otot yang membentuk jantung. Suplai darah koroner artinya pasokan

darah ke otot jantung oleh pembuluh darah koroner. Disebut Penyakit Jantung

Koroner (PJK) karena penyakit ini menyakut jantung dan arti koroner. Disebut

juga coronary heart disease atau ischemic heart disease yaitu ketidak cakapan

jantung karena persedian darah ke otot jantung tidak mencukupi; dalam banyak

hal / kejadian disebabkan oleh atherosclerosis dalam urat nadi koroner (Albert,

2004).

Penyakit jantung koroner adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh

penyempitan atau penghambatan pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah

ke otot jantung. Jantung diberi oksigen dan darah melalui -arteri koroner utama

yang bercabang menjadi sebuah jaringan pembuluh lebih kecil yang efisien

(Soeharto, 2001).
7

Untuk berfungsi dengan baik dalam memompa darah ke seluruh tubuh,

jantung membutuhkan penyediaan darah yang cukup untuk memenuhi keperluan

hidup sehari-hari seperti berjalan kaki dan gerak badan. Dengan tubuh semakin

tua dan memburuk oleh bermacam-macam faktor resiko seperti tekanan darah

tinggi, merokok, dan konsetrasi kolesterol darah yang abnormal, pembuluh

menjadi usang, dan pembuluh arteri koroner menjadi sempit dan tersumbat, persis

seperti karatan pada korosi pipa air (Soeharto, 2001).

Umumnya seorang yang sudah mengidap Penyakit Jantung Koroner (PJK)

tampak sehat, tidak menunjukan sesuatu yang mencurigakan bahwa yang

bersangkutan sedang sakit. Kondisi ini harus diwaspadai, karena dalam keadaan

demikian jantung berada dalam posisi yang peka atau yang rentan terhadap hal-hal

berikut:

a. Santapan mengandung kolesterol (lemak jenuh) mengundang “serangan

jantung”

b. Stressor berupa konflik batin, konflik dalam keluarga, konflik dalam

lingkungan kerja, menerima berita yang tidak menyenangkan, semuanya

menimbulkan stress yang dapat memicu munculnya serangan jantung.

c. Pekerjaan fisik berupa angkat barang yang menuntut tenaga lebih dari biasa,

atau berolah raga berat seperti bulu tangkis, tenis lapangan, menuntut jantung

untuk bekerja keras yang dapat menyebabkan terjadinya serang jantung

(albert, 2004).

Irawan dkk, (1998) sebagaimana dikutip oleh Albert (2004) menjelaskan

bahwa usia seseorang merupakan faktor resiko yang kuat bagi terjadinya Penyakit
8

Jantung Koroner (PJK). Semakin bertambah usia seseorang semakin rentan

terhadap arteriosklerosis (penempukan lemak pada arteri koroner yang

mengakibatkan penyempitan, penyubatan). Penyakit Jantung Koroner (PJK)

merupakan penyebab kematian utama pada kaum pria yang berusia antara 35-44

tahun, dan 40% nya menyerang pria berusia 55-65 tahun. Bagi kaum wanita

serangan PJK terjadi ketika menginjak usia 45-55 tahun. Pada usia 50 tahun saya

terbukti telah mengidap Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang diketahui melalui

peristiwa serangan jantung pada tanggal 15 maret 1983 (Albert, 2004).

Mengerasnya dan menyempitnya pembuluh darah oleh pengendapan

kalsium dan endapan lemak berwarna kuning dikenal sebagai aterosklerosis

(atherosclerosis). Bila terdapat kekurangan aliran darah ke otot jantung, kondisi

ini dikenal sebagai iskemik (ischaemia). Proses ini mulai waktu usia muda dan

berkembang pada tingkat bervariasi pada masing-masing orang, sesuai dengan

hadirnya “faktor-faktor resiko” (Soeharto, 2001).

Faktor-faktor risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK), faktor utama yaitu

hipertensi. Tekanan darah atau hipertensi merupakan salah satu faktor risiko

Penyakit jantung Koroner (PJK), jikalau di biarkan tanpa perawatan yang tepat,

dapat timbul komplikasi yang berbahaya (Soeharto, 2001).

Faktor lain yang juga cukup besar perannya dalam mencegah terjadinya

Penyakit Jantung Koroner adalah olahraga. Sejak tahun 1970-an makin banyak

terlihat orang yang gemar berolahraga lari. Bahkan banyak Negara yang

menjadikan olahraga marathon atau lari 10 kilometer sebagai acara tahunan.


9

Ini semua karena dorongan yang mengganggap berolahraga penting untuk

kesehatan, selain unsur hiburannya. Ini menunjukan hubungan erat antara

olahraga dan kesehatan. Bukan itu saja, yang lebih utama tujuannya agar terbebas

dari Penyakit Jantung Koroner (PJK). Olahraga menduduki urutan penting dalam

upaya menjauhkan Penyakit Jantung Koroner (PJK) dari diri sendiri

(Takasihaeng, 2001).

Menurut Dean Ornish (2002), ada mekanisme lain di samping

penyumbatan plak yang dapat juga mengurangi aliran darah ke jantung.

Diantaranya yang terpenting adalah kekejangan (coronary artery spasm) dan

pengumpulan (platelete clumpingclotting). Berbagai penilitian menuntukan bahwa

factor-faktor yang di kenal sebagai factor resiko dapat menyebabkan formasi plak,

kekejangan, dan pengumpulan. Semua mekanisme diatas yang menyebabkan

Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau serangan jantung, besifat interdepeden;

artinya, peristiwa yang satu mempengaruhi yang lain dengan cara yang beraneka

ragam (Soeharto, 2004).

B. Kepatuhan Diet

1. Kepatuhan adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter

yang mengobatinya. Kepatuhan berasal dari kata patuh yaitu suka menurut

perintah, taat kepada perintah/ aturan dan disiplin yaitu ketaatan melakukan

sesuatu yang dianjurkan atau yang ditetapkan, kepatuhan adalah secara

sederhana sebagai peluasan perilaku individu yang berhubungan dengan

minum obat, mengikuti diet dan merubah gaya hidup yang sesuai dengan

petunjuk medis (Caplan (1997) dalam Arista Novian, 2013)


10

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidak patuhan digolongkan menjadi

empat bagian (Niven, 2000) :

a. Pemahaman tentang instruksi

Tak seorang pun dapat memenuhi instruksi jika ia salah paham

tentang instruksi yang diberikan padanya.

b. Kualitas interaksi

Kualitas interaksi anatra professional kesehatan dan pasien

merupakan bagian yang penting dalam menentukan derajat kepatuhan.

c. Isolasi sosial dan keluarga

Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam

menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat juga

menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima

d. Keyakinan, sikap dan kepribadian

Ahli psikologis yang lain telah menyelidiki tentang hubungan

antara pengukuran-pengukuran kepribadian dan kepatuhan. Mereka

menemukan bahwa data kepribadian secara benar dibedakan antara orang

yang tidak patuh dengan yang gagal. Orang-orang yang tidak patuh

adalah orang-orang yang lebih mengalami depresi, ansietas, sangat

memperhatikan kesehatannya, memiliki kekuatan ego yang lemah dan

yang kehidupan sosialnya lebih memusatkan perhatian kepada dirinya

sendiri. Kekuatan ego yang lemah ditandai dengan kekurangan dalam hal

pengendalian diri sendiri dan kurangnya penguasaan terhadap


11

lingkungan. Pemusatan terhadap diri sendiri dalam lingkungan ssosial

mengukur tentang bagaiamana kenyamanan seseorang berada dalam

situasi sosial.Faktor-faktor yang mendukung kepatuhan

3. Beberapa faktor yang mendukung sikap patuh (Niven, 2003) :

a. Pendidikan

Pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan, sepanjang

bahwa pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif seperti

penggunaan buku-buku dan kaset oleh pasien secara mandiri.

b. Akomodasi

Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian

pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang mandiri harus

dilibatkan secara aktif dalam program pengobatan

c. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial

Membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman

sangat penting, kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu

memahami kepatuhan terhadap program pengobatan.

d. Perubahan model terapi

Program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan pasien

terlibat aktif dalam pembuatan program tersebut. Dengan cara komponen-

komponen sederhana dalam program pengobatan dapat diperkuat, untuk

selanjutnya dapat mematuhi komponen-komponen yang lebih kompleks.

C. Manajemen Diet Jantung


12

a. Tujuan Diet Jantung

1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung

2. Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk

3. Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air (Almatsier,

2008)

b. Syarat Diet Jantung

1. Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan

normal.

2. Protein cukup yaitu 0,8 g/kg BB

3. Lemak sedang, yaitu 25-30 % dari kebutuhan energi total, 10 %

berasal dari lemak jenuh, dan 10-15% lemak tidak jenuh

4. Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia (lihat diet

Dislipidemia)

5. Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium,

kalsium, dan magnesium jika dibutuhkan

6. Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi atau edema

7. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas

8. Serat cukup untuk menghindari konstipasi

9. Cairan cukup, ± 2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan

10. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan

dalam porsi kecil


13

11. Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat

diberikan tambahan berupa makanan enteral, perenteral, atau

suplemen gizi (Almatsier, 2008).

c. Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk pasien Penyakit

Jantung Koroner (PJK)

Tabel 1

Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk pasien Penyakit

Jantung Koroner (PJK)

BAHAN DIANJURKAN TIDAK


MAKANAN DIANJURKAN
Sumber karbohidrat Beras ditim atau di Makanan yang
saring ; roti, mi, mengandung gas atau
kentang, macaroni, alcohol, seperti: ubi,
biscuit, tepung singkong, tape
beras/terigu/sagu singkong, dan tape
aren/sagu ambon, ketan.
kentang, gula pasir,
gula merah, madu, dan
sirup.
Sumber protein Daging sapi, ayam Daging sapi dan ayam
hewani dengan lemak rendah; yang berlemak; gajih,
ikan, telur, susu rendah sosis, ham, hati, limpa,
lemak dengan jumlah babat, otak, kepiting
yang telah di tentukan . dan kerang-kerangan;
keju, dan susu penuh
Sumber protein Kacang-kacangan Kacang-kacangan
nabati kering, seperti: kacang kering yang
kedelai dan hasil mengandung lemak
olahnya, seprti tahu cukup tinggi seperti
dan tempe. kacang tanah, kacang
mete, dan kacang
bogor.
Sayuran Sayuran yang tidak Semua sayuran yang
mengandung gas, mengandung gas,
seperti: bayam, seperti: kol,kembang
kangkung, kacang kol, lobak, sawi, dan
buncis, kacang nangka muda.
panjang, wortel, tomat,
14

BAHAN DIANJURKAN TIDAK


MAKANAN DIANJURKAN
labu siam, dan tauge.
Buah-buahan Semua buah-buahan Buah-buahan yang
segar, seperti: pisang, segar yang
papaya, jeruk, apel, mengandung alcohol
melon, semangka dan atau gas, seperti:
sawo. durian dan nangka
matang.
Lemak Minyak jagung, Minyak kelapa, dan
minyak kedelai, minyak kelapa sawit;
margarine, mentega santan kental.
dalam jumlah terbatas
dan tidak untuk
menggoreng tetapi
untuk menumis; kelapa
atau santan encer
dalam jumlah terbatas .
Minuman The encer, coklat, The/kopi kental,
sirup. minuman yang
mengandung soda dan
alcohol, seperti bir dan
wiski
Bumbu Semua bumbu selain Lombok, cabe rawit,
bumbu tajam dalam dan bumbu-bumbu lain
jumlah terbatas. yang tajam.
(Almatsier, 2008).
15

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan rancangan Deskriptif,

Variabel yang digunakan yaitu hanya variabel mandiri, dimana variabel mandiri

tersebut yaitu kepatuhan pemberian diet pada pasien Penyakit Jantung Koroner.

B. Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Februari tahun 2016 di RSUD

DR.M.M. Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Variabel Mandiri yaitu

Kepatuhan Diet Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK).

D. Definisi Operasional

Tabel 2

Definisi Operasional

Definisi Alat
Variabel Parameter Kriteria Objektif Skala
Operasional Ukur
Kepatuhan Tingkat - Tujuan diet Lembar 1. Dikatakan patuh Nominal
diet seseorang jantung Observasi jika
dalam koroner. melaksanakan
melaksanakan - Syarat diet aturan dari
suatu aturan dan jantung rumah sakit,
perilaku yang koroner. dengan skor ≥
disarankan - Bahan 80
makanan 2. Dikatakan tidak
yang patuh jika tidak
dianjurkan memenuhi salah
satu kriteria di
atas, dengan
skor ≤ 80
16

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pasien penderita Penyakit

Jantung Koroner (PJK) Rawat Inap di RSUD DR.MM. Dunda Limboto

Kabupaten Gorontalo.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah sebagian dari jumlah pasien yang menderita

Penyakit Jantung Koroner (PJK) Rawat Inap di RSUD DR.M.M Dunda

Limboto Kabupaten Gorontalo. Kriteria pasien yang akan dijadikan sampel

adalah :

1. Pasien yang dalam keadaan sadar

2. Pasien yang besedia untuk dijadikan sampel penelitian

3. Pasien yang sudah dewasa

F. Instrument Penelitian

Peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa lembar observasi.

Lembar observasi ini digunakan untuk melihat gambaran kepatuhan pasien dalam

menjalankan diet penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) Rawat Inap Di

RSUD DR. MM. Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo.

G. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan wawancara menggunakan lembar observasi

pada penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) meliputi : data pengetahuan


17

yang diperoleh dari wawancara langsung dengan responden menggunakan

observasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpulan data misalnya lewat orang lain atau dokumen. Pengumpulan

data secara sekunder yaitu diperoleh dari register, data pasien Penyakit

Jantung Koroner (PJK) yang dirawat di rumah sakit pada tahun 2015.

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara program statistik yang ada pada

komputer.

Pengolahan data dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut,

yaitu:

a) Editing. Penulis melakukan penelitian terhadap data gambaran kepatuhan

diet pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) kemudian diteliti apakah

terdapat kekeliruan atau tidak dalam pengisiannya (Editing).

b) Coding. Setelah dilakukan editing, penulis memberikan kode tertentu pada

tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisis data.

c) Scoring. adalah memberikan skor atau bobot pada setiap jawaban dari

angket atau kuesioner (Scoring).

d) Tabulating. Pengelompokan data dalam suatu bentuk tabel menurut sifat

yang dimiliki sesuai tujuan penelitian dan disajikan dalam bentuk narasi

dan tabel distribusi frekuensi (Tabulating).


18

2. Analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan analisis data Univariat. Analisis univariat adalah pengetahuan

pertama yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam melakukan sebuah

analisis. pengetahuan ini sangat mudah, namun akan dapat memberikan

gambaran umum dari data yang telah dikumpulkan melalui responden.

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian peneliti menekankan pada masalah etika

yang meliputi (Nursalam, 2011).

1. Persetujuan (Informed Concent)

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian

dengan memberikan lembar persetujuan (informed content). Informed content

tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden, tujuannya adalah agar subjek mengerti

maksud dan tujuan penelitian.

2. Tanpa nama(Anominity)

Merupakan masalah etika dalam pengambilan data dengan cara tidak

memberikan nama responden pada lembar alat ukur hanya menulis kode pada

lembar pengumpulan data.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan dari hasil

penelitian baik informasi maupun masalah–masalah lainnya dan hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.


19

J. Jadwal Penelitian

Tabel 3
Jadwal penelitian
Dibawah ini merupakan jadwal penelitian yang akan dilakukan oleh penulis
Kegiatan Waktu Dalam Bulan
November Desember Januari Februari
2015 2016 2016 2016

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembagian Tema
Proposal
Bimbingan/Konsultasi
Penyusunan Proposal
Ujian Proposal
Perbaikan
Penelitian

K. Biaya Penelitian
Tabel 4
Biaya penelitian
No Kegiatan Rincian Kegiatan Biaya
Total
1. Penyusunan 1. Print literatur jurnal 1. Rp. 20.000
Usulan Proposal 2. Fotocopy literatur buku 2. Rp. 15.000
3. Pembelian kertas HVS 3. Rp. 30.000
4. Pembelian tinta print 4. Rp. 28.000
5. Pembelian hekter 5. Rp.15.000
6. Pembelian isi hekter 6. Rp. 5.000
7. Pembelian penjepit kertas 7. Rp. 5.000
3. Seminar Proposal 1. Pengandaan usulan proposal 1. Rp. 80.000
2. Konsumsi seminar Proposal 2. Rp. 100.000
3. Pembelian map 3. Rp. 10.000
4. Penelitian 1. Transportasi selama 1. Rp. 100.000
pengumpulan data
2. Pembuatan kuesioner dan 2. Rp. 50.000
lembar recall 24 jam
5. Seminar hasil 1. Pengandaan proposal 1. Rp. 80.000
2. Konsumsi seminar Proposal 2. Rp. 100.000
20

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita, 2008. Penuntun Diet Edisi Baru, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. Di akses, 20 Januari 2016

Budiarto, Eko, 2001. Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan


Masyarakat, Jakarta: Perpustakaan Nasional

Jan, Takasihaen, 2001. Hidup Sehat Dengan Problem Penyakit, Jakarta: PT


Kompas Media Nusantara

Kariadi, S. H. 2009. Diabetes? Siapa Takut!!. Bandung: Penerbit Qanita.


http://eprints.ums.ac.id/37443/11/02.%20Naskah%20Publikasi.pdf.

Laloan, Albert, 2004. Teologi Jantung Refleksi Seorang Penderita Penyakit


Jantung Korner, Manado:Yayasan SERAT kerjasama Media Pustaka. Di
akses, 20 Januari 2016
Mary P.McGowan,M.D, 2007. Menjaga Kebugaran Jantung, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Di akses, 24 November 2015

Niven, Neil, 2002. Psikologi Kesehatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-prinsip Dasar.


Jakarta: Rineka Cipta.
http://eprints.ums.ac.id/37443/11/02.%20Naskah%20Publikasi.pdf.

RSU MM Dunda, 2015. Laporan bulanan, Limboto.

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Di akses, 24 November 2015

Soeharto, Imam, 2001, Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung


Koroner, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Di akses, 24 November
2015

Soeharto, iman, 2004. Penyakit Jantung Koroner Dan Serangan Jantung,


Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Nursalam, 2011. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu


keperawatan. Salemba medika, Jakarta.

Niven Neil, 2000. Psikologi kesehatan : pengantar untuk perawat &


professional kesehatan lain. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal 192-198
21

Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth:

Bapak/Ibu Calon Responden

Di Tempat

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa jurusan DIII Gizi,:

Saya yang bernama YULAN RASYID (Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes


Kemenkes Gorontalo) akan melakukan penelitian yang berjudul “GAMBARAN
KEPATUHAN DIET PADA PASIEN PENDERITA PENYAKIT JANTUNG
KORONER (PJK) RAWAT INAP DI RSUD DR. M.M DUNDA LIMBOTO
KABUPATEN GORONTALO”, Hasil dari penelitian ini berguna menjadi
bahan masukan bagi intansi pelayanan kesehatan guna meningkatkan pelayanan.
Dengan segala kerendahan hati, kami memohon kiranya bapk/ibu/sdr bersedia
menjadi responden pada penelitian dengan cara mengisi kuesioner pada tiap
pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti.
Atas perhatiannya diucapkan terimah kasih.

Gorontalo, Februari 2016

Yulan Rasyid
22

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut

berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa

Jurusan Gizi Poltekes Kemenkes Gorontalo atas nama Yulan Rasyid yang

berjudul “GAMBARAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN PENDERITA

PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) RAWAT INAP DI RSUD DR.

M.M DUNDA LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO” Tanda tangan saya

menunjukan bahwa saya telah diberi informasi dan memutuskan untuk

berpartisipasi dalam penelitian tersebut.

Gorontalo, 2016

Responden

( )
23

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI

“GAMBARAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN PENDERITA

PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) RAWAT INAP DI RSUD DR.

M.M DUNDA LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO”

Tanggal Penelitian : .........................2016

Nomor kode : .............(diisi oleh peneliti)

I. Identitas Responden

Nama : ............................................

Umur : ............................................

Jenis Kelamin : ............................................

Pendidikan terakhir : ............................................

Agama : ............................................

Pekerjaan : ............................................

Tinggi Badan : ............................................

Berat Badan : ............................................

Alamat : ............................................
24

Lembar Observasi Kepatuhan Diet

Petunjuk pengisian:

1. Berilah tanda silang (✓) pada kolom yang telah disediakan sesuai kondisi

Bapak/Ibu/Saudara/i.

2. Pilihlah YA atau TIDAK untuk setiap pernyataan yang sesuai menurut

kondisi Bapak/Ibu/Saudara/i.

NO Pernyataan Ya Tidak Score


1. Anda rutin memeriksakan penyakit anda ke
dokter
2. Anda sering mengabaikan nasehat yang
diberikan oleh dokter
3. Anda membeli obat yang diresepkan oleh
dokter
4. Anda tetap menebus obat yang diresepkan oleh
dokter meskipun harganya mahal
5. Anda minum obat pada waktu yang telah
ditentukan oleh dokter
6. Anda sering lupa minum obat jika tidak ada
yang mengingatkan
7. Anda minum obat hanya pada saat nyeri itu
timbul
8. Anda selalu menghabiskan obat yang
diresepkan oleh dokter sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan dokter
9. Anda datang ke dokter kembali setelah obat
habis
10. Saya selalu makan makanan kecil/ngemil
11. Jadwal aturan makan/diet yang dianjurkan
terasa berat bagi saya
12. Saya tidak mencatat menu makanan setiap hari
13. Saya selalu melakukan variasi makanan pada
jadwal diet makan saya agar tidak terjadi
kebosanan
14. Saya mengkonsumsi sayuran yang mengandung
gas seperti kol dan dig anti dengan sayur bayam
dan wortel yang tidak mengandung gas
15. Saya makan tepat waktu sesuai jadwal yang
sudah dikonsultasikan oleh dokter atau petugas
kesehatan yang lain
25

16. Saya makan makanan yang sesuai anjuran


dokter atau petugas kesehatan yang lain
17. Saya tidak mau mentaati aturan makan
penderita penyakit jantung koroner karena
menyusahkan
18. Saya terlalu sibuk dengan urusan saya sehingga
saya tidak makan tepat waktu
19. Saya setiap hari mengonsumsi makanan dan
minuman seperti Daging sapi dan ayam yang
berlemak: sosis, hati, otak, kepiting dan kerang-
kerangan; keju, dan susu penuh
20. Saya setiap hari mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung minyak atau tinggi lemak
seperti makanan siap saji (Fast Food) gorengan,
usus dan hati
21. Setiap hari saya makan lebih dari 3 kali
22. Saya setiap hari mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung vitamin dan mineral
23. Saya setiap hari mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung protein, seperti telur dan
daging
24. Saya setiap hari selalu makan sayur dan buah
sesuai dengan anjuran dokter
25. Saya suka makan makanan yang asin-asin.

Anda mungkin juga menyukai