Anda di halaman 1dari 25

PERCOBAAN BUNUH DIRI

KELOMPOK V

SITI AMALIA
YULIANA JANUR
1. DEFENISI

Percobaan bunuh diri adalah segala usaha perbuatan


yang disengaja dilakukan seseorang untuk
membinasakan dirinya dalam waktu segera. Perilaku
bunuh diri adalah perilaku yang disengaja atau tidak,
dapat membahaya-kan nyawa sendiri.
2. ETIOLOGI

 Faktor predisposisi seperti : diagnosa psikiatri,sifat


kepribadian,lingkungan
psikososial,biologis,psikologis,dan sosiokultural
 Faktor prespitasi yaitu seperti masalah interpersonal,
dipermalukan di depan umum,kehilangan pekerjaan,
atau ancaman pengurungan
3. MANIFESTASI KLINIS

Data subjektif Data objektif


Klien mengungkapkan tentang: Ekspresi murung
Merasa hidupnya tak berguna lagi
Ingin mati Tak bergairah
Pernah mencoba bunuh diri Banyak diam
Mengancam bunuh diri
Ada bekas percobaan
Merasa bersalah,sedih,marah,putus
asa,tidak berdaya bunuh diri
Mendengar suara / halusinasi yang Ketakutan dan panik.
memerintahkan agar dia membunuh
dirinya.
berkurangnya nafsu makan
4. KLASIFIKASI

Menurut Meninger ada tiga hal pada bunuh diri:


Adanya keinginan untuk membunuh atau menyerang.
Adanya keinginan untuk dibunuh dan mati.
Adanya keinginan hukuman pada diri sendiri.
5. PATOFISIOLOGI

• Perilaku bunuh diri menunjukkan terjadinya kegagalan


mekanisme koping. Ancaman bunuh diri menunjukkan upaya
terakhir untuk mendapatkan pertolongan untuk mengatasi
masalah. Resiko yang mungkin terjadi pada klien yang
mengalami krisis bunuh diri adalah mencederai diri dengan
tujuan mengakhiri hidup yang mempengaruhi terjadinya resiko
bunuh diri ada dua faktor, yaitu factor predisposisi (factor
risiko) dan factor presipitasi (factor pencetus)
6. PROGNOSIS

Niat bunuh diri terbentur pada sikap yang


ambivalen antara keinginan untuk hidup dan mati,
maka untuk menghilangkan sikap ambivalensinya dia
menjabarkan gagasannya tentang konsep mati, cara,
waktu, tempat dan akibatnya.
7. PENATALAKSANAAN

Bila kesadaran pasien Compos Mentis yaitu atasi gangguan


fisik. Jika terdapat tanda-tanda yang serius dapat dirawat dengan
pengawasan ketat dan jika dramatisasi dapat dilakukan
psikoterapi suportif. Jika didapatkan gangguan kepribadian
sebaiknya dirujuk ke fasilitas psikiatrik, begitu pula bila
didapatkan skizofrenia dengan gagasan bunuh diri sebaiknya
segera dirujuk.
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan yang dilakukan dalam kasus suicide/temper suicidium


Anamnesis untuk mendapat informasi ten-tang kesungguhan niat,
penyebab dan cara percobaan bunuh diri.
Pemeriksaan fisik (neurologi) untuk menda-patkan kelainan
organik yang mendasari tindakan percobaan bunuh diri maupun
aki-bat yang ditimbulkannya.
Test psikiatrik dengan tujuan untuk mencari dasar kepribadian
pasien yang mendasari tindakan percobaan bunuh diri serta untuk
membantu nalar.
Pemeriksaan laboratorium yang sesuai dengan kebutuhan atau
kelainan organik yang didapatkan.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
• Primer
• Sekunder
DIAGNOSA

• Pola nafas tidak efektif


• Kekurangan volume cairan
• Nutrisi kurang dari kebutuhan
• Gangguan istirahat tidur
• ansietas
• resiko bunuh diri
PENDIDIKAN KESEHATAN

Beberapa hal yang dilakukan untuk mencegah bunuh diri adalah


• Dengan memberikan treatment yang tepat pada mereka yang
mengalami gangguan mental, meningkatkan kemampuan
untuk menyelesaikan masalah dan mengontrol emosi.
• Selain itu, terapis juga dapat dapat menciptakan hubungan
empati atau terapeutik yang melibatkan kepercayaan dan
harapan. Adanya fasilitas pusat atau komunikasi pencegahan
bunuh diri juga dapat membantu karena biasanya seseorang
yang ingin bunuh diri memberikan peringatan atau meminta
bantuan sebelum menjalankan usahanya.
• 
ASUHAN KEPERAWATAN
CONTOH KASUS

Seorang klien inisial Ny ‘‘N’’ masuk di UGD pasien dibawah oleh


keluarganya. Keluarga mengatakan pasien selesai minum racun 1 jam yang
lalu pasien muntah dan sesak sejak selesai minum racun sehingga dibawah ke
RS. Mulut pasien nampak berbusa,tercium bau racun pada nafas klien, Kondisi
klien mengalami penurunan kesadaran somnolen , muntah,dan sesak. pada saat
dikaji TD: 100/60 mmhg, RR 32 X/ menit, Nadi 67x/i, suhu: 36 oC. 2 hari
yang lalu keluarga pasien mengatakan pasien nyaris menikam diri nya dengan
pisau akan tetapi sang ibu melihat keadaan tersebut sehinga dengan sigap
melepaskan pisau yang ingin dipakai oleh Ny N untuk bunuh diri meski sudah
ada luka dibagian tangannya tapi tidak parah . Pada saat dibawah ke RS
keluarga juga mengatakan sudah beberapa hari pasien selalu ada keinginan
untuk melukai dirinya. Menurut keluarga pasien mulai mengalami kejadian ini
sejak ia kehilangan salah satu anaknya sehingga ia selalu menyalahkan dirinya
atas kejadian yang menimpah anaknya.
PENGKAJIAN

• Pengkajian primer
• Airway : pada mulut pasien nampak berbusa
• Breathting : Irama pernafasan cepat, Kedalaman dangkal,
tidak teratur, pasien sesak ,RR 32x/menit,
• Circulation : TD 100/60 mmhg,nadi 67 x / menit,irama tidak
teratur, suhu 36 oC, capillary refill < 2 detik.
• Disability :Tingkat kesadaran somnolen , GCS : E2M3V4
jumlah 9
• Exposure : nampak jejas di pergelangan tangan, pasien
memakai baju yang longgar
LANJUTAN
Pengkajian sekunder
• Identitas
• Nama : Ny ‘‘N’’
• Usia/ jenis kelamin : 40 Tahun
• Agama: : islam
• Kebangsaan/ suku :Bugis
• Tingkat pendidikan :SD
• Pekerjaan :IRT
• Status perkawinan :Menikah
• Alasan masuk rumah sakit : Keluarga mengatakan pasien muntah setelah selesai
minum racun
• Keluhan utama : klien mengalami muntah,dehidrasi ,sesak dan pusing
• Riwayat kesehatan sekarang: keluarga klien mengatakan pasien muntah dan sesak
• Riwayat kesehatan terdahulu : keluarga mengatakan pasien belum pernah dirawat
sebelumnya
• Riwayat kesehatan keluarga: keluarga mengatakan ada keluarga yang mengalami
percobaan bunuh diri sebelumnya
• Keadaan umum : kesadaran somnolen ,GCS : E2M3V4
 TTV: TD :100/60 mmhg,RR :32 x/i,Nadi :67 x/i, Suhu :36 oC
• Masalah emosional: Ny ‘‘N’’ Selalu menyalahkan dirinya atas kejadian menimpa
anaknya ia selalu marah pada dirinya sendiri karena tidak mampu atau merasa
gagal dalam merawat anaknya sehingga anaknya pergi meninggalkannya
Pemeriksaan head to toe

• Kepala : pasien berambut lurus dan panjang, tidak rontok, berwarna hitam, tidak ada luka
• Mata : pupil keduanya (+) terhadap  cahaya  kunjungtiva  tidak anemis,  sklera tidak ikterik
• Telinga : bersih tidak ada serumen
• Hidung :bentuk hidung simetris,tidak terdapat polip pada hidung
• Wajah :wajah pasien nampak simetris
• Leher :tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid
• Mulut:tampak hipersekrasi kelenjar ludah,mukosa mulut basah,bibir basah.
• Dada
• Inspeksi : simetris, tidak ada trauma/ kelainan bentuk, RR 32 x/menit,cepat dan dangkal
• Palpasi :tidak ada nyeri tekan
• Perkusi :sonor
• Auskultasi ronkhi
• Abdomen
• Inspeksi : tidak ada luka memar
• Palpasi : tidak ada nyeri tekan
• Perkusi :hipertimpani
• Auskultasi :peristaltik usus 8 x/menit
• Ekstremitas : terdapat luka di pergelangan tangan, capilari revil <2 detik, akral dingin.
• Genetalia : tidak terpasang kateter
DIAGNOSA

1. Pola Nafas Tidak Efektif


2. Kekurangan Volume Cairan
3. Resiko Bunuh Diri
INTERVENSI

1. Pola Nafas Tidak Efektif 2. Kekurangan volume cairan


Intervensinya yaitu: Intervensinya yaitu
• Intervensinya yaitu: • Berikan HE tentang pentingnya
• Monitor vital sign tiap 15 menit nutrisi bagi pasien
• Catat tingkat kesadaran pasien • Anjurkan untuk banyak istirahat
• Monitor tingkat kedalaman dan pola • Anjurkan untuk memberikan
makanan kesukaanya selama jauh
pernafasan
dari kontra indikasi
• Auskultasi bunyi nafas • Anjurkan untuk memberikan
• Pertahankan posisi tidur yang makanan yang hangat
nyaman • Anjurkan untuk makan sedikit tapi
• Kolaborasi pemberian O2 dan sering
lakukan suction • Timbang berat badan pasie
3. Resiko Bunuh Diri
intervensinya yaitu
• Membantu klien untuk mengenali masalah yang sedang dialami.
• Bantu klien untuk menurunkan resiko perilaku destruktif yang diarahkan
pada diri sendiri
• Bantu klien untuk meningkatkan harga diri
• Berikan lingkungan yang aman (safety)
• Ketika memberikan obat oral, dampingi klien dan pastikan semua obat
telah diminum
• Monitor keadaan klien scara kontinyu
• Batasi orang dalam ruangan
• Bantu klien untuk mendapatkan dukungan sosial dan melakukan aktivitas
sosial
• Jadilah pendengar yang baik bagi klien dan bantu klien untuk mengatasi
masalah
IMPLEMENTASI

Melakukan apa yang direncanakan di intervensi kepada


klien.
EVALUASI

• Pola nafas kembali normal


• Tidak terjadi kekurangan volume cairan
• Tidak terjadi resiko perilaku bunuh diri
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai