Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN DISLOKASI

KELOMPOK 1 . 2

1. CHRISTIACHIKA MASENGI (19142010144)


2. NORNINCE MASOH (1814201122)
3. NATALIA NENSI KRIMADI (19142010035)
4. MARTINI TIMPUA (19142010246)
PENGERTIAN DISLOKASI

Dislokasi adalah terlepasnya kompresijaringan


tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat
hanya komponen tulangnya saja yang bergeser
atau terlepasnya seluruh komponen tulang
dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi).
Seseorang yang tidak dapat mengatupkan
mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya
adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
Tempatnya sebuah sendi yang pernah mengalami
dislokasi, ligamenligamennya biasanya
menjadi kendor.
Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi
tidak lagi berhubungan,secara anatomis(tulang
lepas dari sendi)
Etiologi

 1. Cedera olah raga Olah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi
adalah sepak bola dan hoki, serta olah raga yang beresiko jatuh misalnya
: terperosok akibat bermain ski, senam, volley. Pemain basket dan
pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan
jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.
2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga Benturan keras pada
sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi.
3. Terjatuh
• Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin
• Faktor predisposisi(pengaturan posisi)
• Tidak diketahui
• Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir
• Trauma akibat pembedahan ortopedi(ilmu yang mempelajarin tentang )
• Terjadi infeksi disekitar sendi.
Patofisiologi

Dislokasi biasanya disebabkan oleh jatuh pada


tangan. Humerus terdorong kedepan, merobek
Kapsul atau menyebabkan tepi
glenoidteravulsi. Kadang-kadang bagian
posterolateral kaput hancur. Mesti jarang
prosesus akromium dapat mengungkit kaput
ke bawah dan menimbulkan luksasio erekta
(dengan tangan mengarah ;lengan ini hampir
selalu jatuh membawa kaput ke posisi da
bawah karakoid).
Manifestasi Klinis

• Nyeri
• Perubahan kontur sendi
• Perubahan panjang ekstremitas
• Kehilangan mobilitas normal
• Perubahan sumbu tulang yang mengalami
dislokasi
• Deformitas
• Kekakuan
Penatalaksanaan

• Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan


menggunakan anastesi jika
dislokasi berat.
• Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan
dikembalikan ke rongga sendi..
• Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau
traksi dan dijaga agar tetap
• Dalam posisi stabil.
• Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan
mobilisasi halus 3-4X sehari yang
• Berguna untuk mengembalikan kisaran sendi
• Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa
penyembuhan.
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
• Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat,Dislokasi agama, bahasa yang dipakai,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register,
tanggal MRS, diagnosa medis.
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari disklokasi yang nantinya
membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi
terjadinya
• Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab dislokasi, serta penyakit yang
pernahdiderita klien sebelumnya yang dapat memperparah keadaan klien dan
menghambat proses penyembuhan.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada penderita Dislokasi pemeriksan fisik yang diutamakan adalah nyeri, deformitas,
fungsiolesa
misalnya: bahu tidak dapat endorotasi pada dislokasi anterior bahu.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan discontinuitas jaringan
Tujuan :
Rasa nyeri teratasi dengan
KH :
1. Klien tampak tidak meringis lagi.
2. Klien tampak rileks
Intervensi :
Kaji skala nyeri
- Berikan posisi relaks pada pasien
- Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
- Berikan lingkungan yang nyaman, dan aktifitas hiburan
- Kolaborasi pemberian analgesic
Rasional :
- Mengetahui intensitas nyeri.
- Posisi relaksasi pada pasien dapat mengalihkan focus pikiran pasien pada nyeri.
- Teknik relaksasi dan distraksi dapat mengurangi rasa nyeri
- Meningkatkan relaksasi pasien
- Analgesic Mengurangi Nyeri
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat mobilisasi
Tujuan :
Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.
KH :
- melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari)
- menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi, pernapasan, dan tekanan
darah masih dalam rentang normal
Intervensi :
Kaji tingkat mobilisasi pasien
- Berikan latihan ROM
- Anjurkan penggunaan alat bantu jika diperlukanMonitor tonus otot
- Membantu pasien untuk imobilisasi baik dari perawat maupun keluarga
Rasional :
- Menunjukkan tingkat mobilisasi pasien dan menentukan intervensi selanjutnya.
- Memberikan latihan ROM kepada klien untuk mobilisasi
- Alat bantumemperingan mobilisasi pasien
- Agar mendapatkan data yang akurat
- Dapat membnatu pasien untuk imobilisasi
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk mencerna atau ketidak
mampuan mencerna makanan/absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
KH :
- Menunujukkan peningkatan/mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium normal.
- Tidak mengalami tanda mal nutrisi.
- Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau
mempertahankan berat badan yang sesuai.
 Intervensi :
Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai
- Observasi dan catat masukkan makanan pasien
- Timbang berat badan setiap hari.
Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu makan
- Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain yang berhubungan
- Berikan dan mulut yang baik ; sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi halus untuk
penyikatan yang lembut.
- Berikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka.
- Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet.
- Kolaborasi ; pantau hasil pemeriksaan laboraturium
- Kolaborasi; berikan obat sesuai indikasi
Rasional :
-Mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi
- Mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan
- Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi
- Menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan mencegah distensi
gaster
- Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ.
-Meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan oral.
-Menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi.
-Teknik perawatan mulut khusus mungkin diperlukan bila jaringan
rapuh/luka/perdarahanan
nyeri berat.
- Membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual
- Meningkatakan efektivitas program pengobatan, termasuk sumber diet
nutrisi yang dibutuhkan.
- Kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau adanya
masukkan oral yang
buruk dan defisiensi yang diidentifikasi.
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakit
Tujuan :
kecemasan pasien
teratasi dengan
KH :
-Tampak rileks
-klien tidak tampak bertanya–tanya
-kaji tingkat ansietas Bantu
pasien mengungkapkan rasa cemas atau takutnya
- Kaji pengetahuan pasien tentang prosedur yang akan dijalaninya.
- Berikan informasi yang benar tentang prosedur yang akan dijalani
pasien
Rasional :
-mengetahui tingakat kecemasan pasien dan menentukan intervensi
-mengali pengetahuan dari pasien dan mengurangi kecemasan pasien
-agar perawat tau seberapa tingkat pengetahuan pasien dengan
penyakitnya
-agar pasien mengerti tentang penyakitnya dan tidak cemas lagi
5. Gangguan bodi image berhubungan dengan deformitas dan
perubahan bentuk tubuh
Tujuan :
Pasien bisa mengatasi body image pasien
Intervensi :
- Kaji konsep diri pasien
- Kembangkan BHSP dengan pasien
- Bantu pasien mengungkapkan masalahnya
- Bantu pasien mengatasi masalahnya
Rasional :
-Dapat mengetahui pasien
-Menjalin saling percaya pada pasien
-Menjadi tempat bertanya pasien untuk mengungkapkan
masalah nya
-mengetahui masalah pasien dan dapat memecahkannya
Kesimpulan

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan


tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat
hanya komponen tulangnya saja yang bergeser
atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari
tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi).
Seseorang yang tidak dapat mengatupkan
mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya
adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya
telah mengalami dislokasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai