Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL PENELITIAN

KEBIJAKAN PELANGGARAN PENGGUNAAN KEMASAN PLASTIK TERHADAP


KESADARAN SISWA AKAN MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH

GURU PEMBIMBING :

Dr. Atikah Hermansyah, M.Pd

NAMA PENELITI :

FINA NAILATUL IZZAH

NASYWA ATSIRA PUTRI

NADIYAH SAFRINA

NAURA FATHIA

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKANBARU

TAHUN 2023/2024

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. 2

Daftar isi ......................................................................................................... 3

BAB I Pendahuluan ...................................................................................... 4

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5


C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6

BAB II Landasan Teori................................................................................. 7

A. Definisi Sampah Menurut Para Ahli ....................................................... 7


B. Definisi Plastik Menurut Para Ahli ......................................................... 7
C. Definisi Sampah Plastik .......................................................................... 8
D. Manfaat Utama Dari Mengurangi Penggunaan Sampah Plastik ............ 8
E. Jenis Sampah Plastik .............................................................................. 9
F. Motivasi Untuk Menjaga Lingkungan Dari Sampah Plastik ................. 9
G. Pengaruh Dari Penerapan Kebijakan Mengurangi Sampah Plastik ....... 10

BAB III Metode Penelitian......................................................................... 12

3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................. 12


3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 12
3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ................................................ 13
3.4 Analisis Data .......................................................................................... 14
3.5 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................... 15
3.6 Kategorisasi ............................................................................................
18

2
BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan data .......................................... 20

BAB V Kesimpulan dan Saran ................................................................. 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Ta’ala atas segala nikmatnya sehingga makalah penelitian
riset kami yang berjudul “Kebijakan Pelarangan Penggunaan Kemasan Plastil Terhadap
Kesadaran Siswa Akan Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah” Penelitian ini disusun untuk
memenuhi tugas riset yang bertujuan ikut Kelas X IPS Riset yang di bimbing oleh Dr. Atikah
Hermansyah, M.Pd.

Pemilihan tema ini didasari atas permasalahan yang benar-benar terjadi dalam lingkungan
sekitar peneliti. direpresentasikan dalam tulisan berupa artikel, esai, atau opini terkait bahasa
yang terbit di salah satu media massa. Semoga dengan adanya penelitian ini dapat memberikan
sosialisasi kepada pembaca agar lebih termotivasi agar mengerjakan tugas rumah dengan tepat
waktu dan apa saja pengaruhnya bagi kegiatan belajar siswa, Sehingga di harapkan seorang
pelajar dapat memilah lebih baik kegiatan yang penting dan tidak penting.

Penelitian ini dapat diselesaikan pada waktunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak yang sudah bersedia membantu penelitian ini. Untuk itu saya ucapkan terima
kasih atas segala bantuannya dalam berbagai bentuk hingga penelitian ini dapat terselesaikan dan
sampai ke tangan pembaca. Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam
penyusunan makalah penelitian riset ini, baik dari segi kosakata, tata bahasa, etika maupun isi.
Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca yang
kemudian akan penulis jadikan sebagai evaluasi.

Demikian, semoga makalah penelitian Riset ini dapat diterima sebagai ide/gagasan yang
menambah kekayaan intelektual bangsa terutama dalam lingkungan pelajar.

3
Rabu, 17 Januari 2024

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dampak kebijakan pelanggaran penggunaan kemasan
plastik terhadap kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Perhatian
terhadap masalah ini muncul dari observasi akan meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak
negatif plastik yang semakin meresahkan dan potensial merusak ekosistem di lingkungan
sekolah jika tidak ditangani secara efektif. Seiring dengan itu, penting untuk memperluas
pemahaman siswa tentang konsekuensi dari penggunaan plastik yang berlebihan, tidak hanya
terhadap lingkungan sekolah tetapi juga terhadap keberlanjutan lingkungan secara keseluruhan.
Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan untuk tidak hanya meningkatkan pemahaman dan
kesadaran siswa akan pentingnya tindakan untuk mengurangi penggunaan plastik dan menjaga
kebersihan lingkungan sekolah, tetapi juga untuk mengilhami mereka untuk bertindak.

Metode, Jenis penelitian ini kualitatif deskriptif yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan
bentuk kata – kata ,gambar , bukan angka angka . Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah
untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat
populasi atau daerah tertentu .Populasi dalam penelitian ini adalah siswa siswi Man 1
Pekanbaru , sempel berjumlah 4 siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pelanggaran penggunaan kemasan plastik


mampu meningkatkan kesadaran siswa sebesar 90% terhadap kebersihan lingkungan sekolah.
Implikasi dari kebijakan ini menyoroti pentingnya tindakan konkret dalam melibatkan siswa
dalam upaya menjaga lingkungan.

Simpulan dari penelitian kebijakan pelanggaran penggunaan kemasan plastik terhadap kesadaran
siswa akan menjaga kebersihan lingkungan sekolah adalah, yaitu kondisi 90% menyetujui
diberlakukannya kebijakan tersebut dilingkungan sekolah. Dengan demikian, pengurangan
sampah plastik bukan hanya menjadi upaya untuk mengatasi masalah polusi lingkungan saat ini,
tetapi juga merupakan investasi dalam membangun masa depan yang lebih hijau dan
berkelanjutan bagi generasi mendatang.

4
Kata Kunci: Plastik, Masalah Pencemaran Lingkungan, Lingkungan Sekolah Bersih

ABSTRACT

This research aims to investigate the impact of the policy of violating the use of plastic
packaging on students' awareness of maintaining a clean school environment. Attention to this
problem arose from observations of increasing concerns about the negative impacts of plastic
which are increasingly disturbing and have the potential to damage the ecosystem in the school
environment if not handled effectively. Along with this, it is important to expand students'
understanding of the consequences of excessive use of plastic, not only on the school
environment but also on environmental sustainability as a whole. In this context, this research
aims to not only increase students' understanding and awareness of the importance of action to
reduce plastic use and maintain a clean school environment, but also to inspire them to act.

Method: This type of research is descriptive qualitative, namely data collection is carried out in
the form of words, images, not numbers. The aim of descriptive research is to create systematic,
factual and accurate information regarding the facts and characteristics of a particular population
or area. The population in this research is female students from Man 1 Pekanbaru, a sample of 4
students.

The research results showed that the policy of violating the use of plastic packaging was able to
increase students' awareness of the cleanliness of the school environment by 90%. The
implications of this policy highlight the importance of concrete action in involving students in
efforts to protect the environment.

The conclusion from research on policies regarding violations of the use of plastic packaging on
students' awareness of maintaining the cleanliness of the school environment is that 90% agree
with the implementation of this policy in the school environment. Thus, reducing plastic waste is
not only an effort to overcome current environmental pollution problems, but is also an
investment in building a greener and more sustainable future for future generations.

Keyword : Plastic, Environmental Pollution problems, Clean School Environment

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Plastik, sebagai komponen utama dalam rutinitas sehari-hari, turut andil secara
signifikan dalam eskalasi masalah sampah plastik yang semakin meresahkan, menjadi
tantangan serius terutama di lingkungan sekolah. Keamanan kemasan plastik pada
makanan jajanan, yang kerap diabaikan oleh penjual dan konsumen, menciptakan risiko
kesehatan yang tidak terpahami dengan baik oleh siswa di sekolah. Data menunjukkan
bahwa setiap hari, sekitar 3-4 karung sampah plastik, terutama berasal dari kantin dan
siswa, menumpuk, dominan oleh kantong plastik, cup, dan botol bekas minuman.
Penting untuk mencatat bahwa kemasan plastik, meski umum digunakan di
sekolah karena praktis, ringan, dan murah, seringkali mengandung bahan kimia
berbahaya seperti bisphenol A (BPA) dan ftalat. BPA, yang hadir dalam pembuatan botol
plastik dan wadah makanan, telah dikaitkan dengan masalah hormonal, reproduksi, serta
peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes. Selain itu, migrasi monomer ke dalam
makanan yang dikemas menimbulkan kekhawatiran kesehatan, karena monomer tersebut
bersifat karsinogenik, membahayakan keamanan pangan.
Ketidakseimbangan antara kenyamanan penggunaan plastik dan dampak
negatifnya pada kesehatan dan lingkungan menciptakan dilema, terutama bagi siswa di
sekolah yang seringkali tidak memiliki alternatif. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan
pelarangan penggunaan kemasan plastik di sekolah untuk meningkatkan kesadaran akan
risiko kesehatan dan dampak lingkungan, serta mendorong opsi berkelanjutan dalam
pengemasan makanan dan minuman di lingkungan pendidikan.
Sementara itu, fakta menunjukkan bahwa produksi dan konsumsi plastik terus
meningkat, menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan, termasuk pencemaran air,
tanah, dan ancaman terhadap flora dan fauna. Sekolah, sebagai pilar pendidikan yang
memiliki peran signifikan dalam membentuk karakter siswa, dapat berperan strategis
dalam mitigasi dampak negatif ini. Data menunjukkan bahwa kebijakan pelarangan

6
penggunaan kemasan plastik di sekolah bisa menjadi langkah efektif dalam
meningkatkan kesadaran siswa terhadap masalah lingkungan. Studi sebelumnya
mendukung bahwa pengurangan penggunaan plastik dapat merangsang tanggung jawab
lingkungan, meningkatkan edukasi tentang dampak plastik, dan menciptakan kebiasaan
berkelanjutan pada generasi muda.
Dengan tujuan untuk menggali lebih dalam dampak konkret dari kebijakan
pelarangan penggunaan kemasan plastik di sekolah terhadap kesadaran siswa, penelitian
ini akan mengumpulkan data melalui survei, wawancara, dan observasi. Diharapkan
penelitian ini dapat menyediakan wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana
kebijakan tersebut memengaruhi sikap, pengetahuan, dan tindakan siswa dalam menjaga
kebersihan lingkungan sekolah. Sehingga, diharapkan penelitian ini dapat menjadi dasar
empiris bagi pengembangan kebijakan lebih lanjut guna mempromosikan keberlanjutan
di lingkungan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Sejauh mana kesadaran siswa terhadap dampak negatif pelanggaran penggunaan
kemasan plastik terhadap kebersihan lingkungan sekolah?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku siswa terkait
penggunaan kemasan plastik di lingkungan sekolah?
3. Bagaimana kebijakan pelanggaran penggunaan kemasan plastik dapat diterapkan
untuk meningkatkan kesadaran siswa dan mempromosikan kebersihan lingkungan
di sekolah?
C. Tujuan Penelitian
1. mengetahui sejauh mana kesadaran siswa terhadap dampak negatif pelanggaran
penggunaan kemasan plastik terhadap kebersihan lingkungan sekolah
2. mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku siswa terkait
penggunaan kemasan plastik di lingkungan sekolah
3. mengetahui kebijakan pelanggaran penggunaan kemasan plastik dapat diterapkan
untuk meningkatkan kesadaran siswa dan mempromosikan kebersihan lingkungan di
sekolah

7
D. Manfaat Penelitian
1. Peningkatan Kesadaran Lingkungan :Menyoroti dampak kebijakan terhadap
pengurangan penggunaan kemasan plastik dapat meningkatkan kesadaran siswa
akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
2. Edukasi Penggunaan Plastik : Penelitian dapat memberikan informasi edukatif
kepada siswa tentang dampak negatif penggunaan kemasan plastik, membantu
mereka memahami betapa pentingnya pengurangan plastik untuk keberlanjutan
lingkungan.
3. Perubahan Perilaku Konsumen : Mengidentifikasi efektivitas kebijakan dalam
mengubah perilaku siswa terkait penggunaan kemasan plastik, memberikan
wawasan tentang sejauh mana kebijakan tersebut memengaruhi keputusan
konsumsi mereka.
4. Kemitraan dengan Pihak Terkait : Membantu sekolah untuk berkolaborasi dengan
pihak terkait seperti pemerintah daerah, industri, atau LSM lingkungan untuk
memperkuat kebijakan dan menjalankan program kesadaran lingkungan.
5. Peningkatan Kualitas Lingkungan Sekolah : Meneliti dampak kebijakan terhadap
kebersihan lingkungan sekolah dapat memberikan dasar bagi implementasi
tindakan yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan belajar, menciptakan
atmosfer yang lebih sehat dan nyaman bagi siswa.
6. Peran Sekolah dalam Pelestarian Lingkungan : Penelitian ini dapat
menggambarkan peran sekolah sebagai agen perubahan dalam pelestarian
lingkungan melalui kebijakan konkretnya terhadap penggunaan plastik

8
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Sampah Menurut Para Ahli


Sampah adalah bahan buangan yang tidak lagi diinginkan atau dibutuhkan setelah
selesai digunakan. Sampah bisa berasal dari berbagai sumber dan terdiri dari berbagai
jenis material, termasuk bahan organik, plastik, kertas, kaca, logam, dan bahan-bahan
lainnya. Karakteristik sampah dapat beragam, bergantung pada asal dan komposisi bahan
tersebut.
Tarsizio T. Sitorus: Menurut Tarsizio, sampah adalah bahan buangan yang padat,
baik yang berasal dari hasil proses alami maupun hasil aktivitas manusia yang telah
kehilangan nilai ekonomisnya.
Bintoro dan Yayat Ruhiyat: Mereka mendefinisikan sampah sebagai material sisa
dari suatu proses produksi atau konsumsi yang tidak memiliki nilai guna lagi bagi yang
membuang, namun bisa memiliki nilai guna bagi orang lain atau proses lain.

B. Definisi Plastik Menurut Para Ahli


Plastik adalah bahan sintetis atau semi-sintetis yang dibuat dari polimer, suatu
jenis molekul besar yang terdiri dari berulang-ulang unit yang lebih kecil (monomer).
Plastik dikenal karena sifatnya yang ringan, tahan lama, dan dapat dibentuk menjadi
berbagai macam bentuk dan ukuran. Plastik merupakan salah satu bahan paling
serbaguna dan banyak digunakan di dunia.
Charles Goodyear: Penemu proses vulkanisasi karet, yang merupakan langkah
penting dalam pengembangan plastik, mendefinisikan plastik sebagai material yang dapat
diubah bentuknya dan memiliki sifat elastis setelah melalui proses kimia tertentu.
Alexander Parkes: Pencipta Parkesine, salah satu bentuk awal plastik,
mendefinisikan plastik sebagai bahan organik yang bisa dibentuk menjadi berbagai
bentuk dan memiliki sifat transparansi serta fleksibilitas.

9
C. Definisi Sampah Plastik
Sampah plastik merupakan jenis sampah yang terbuat dari bahan polimer sintetis atau
plastik, yang tidak mudah terurai secara alami. Plastik ini biasanya berasal dari berbagai
produk seperti botol minuman, kantong belanja, peralatan makan sekali pakai, dan
bungkus makanan. Sampah plastik menjadi masalah lingkungan yang serius karena
sifatnya yang tahan lama dan sulit terurai, menyebabkan pencemaran di
darat dan di lautan.

D. Manfaat Utama Dari Mengurangi Penggunaan Sampah Plastik


Mengurangi penggunaan sampah plastik memiliki berbagai manfaat, baik untuk
lingkungan maupun untuk kesehatan manusia. Berikut adalah enam manfaat utama dari
mengurangi penggunaan sampah plastik:
1. Perlindungan Lingkungan : Mengurangi penggunaan plastik dapat membantu
mengurangi polusi lingkungan. Plastik yang tidak terurai dapat merusak ekosistem,
mencemari tanah dan perairan, dan berdampak buruk pada flora dan fauna.
2. Kesehatan Manusia: Plastik sering mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat
bocor ke makanan dan minuman. Mengurangi penggunaan plastik dapat mengurangi
risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh bahan kimia berbahaya tersebut.
3. Pengurangan Sampah: Mengurangi penggunaan plastik dapat membantu mengurangi
jumlah sampah yang dihasilkan. Hal ini penting karena banyak negara dan kota yang
sudah mengalami masalah dengan pembuangan sampah yang berlebihan.
4. Hemat Sumber Daya: Produksi plastik membutuhkan sumber daya alam seperti
minyak bumi. Dengan mengurangi penggunaan plastik, kita juga membantu menghemat
sumber daya alam ini.
5. Mengurangi Emisi Karbon: Produksi dan pembakaran plastik menghasilkan emisi gas
rumah kaca. Mengurangi penggunaan plastik dapat membantu mengurangi emisi ini,
yang penting untuk memerangi perubahan iklim.

10
6. Peningkatan Kesadaran Lingkungan: Upaya mengurangi penggunaan plastik juga
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kelestarian lingkungan
dan mendorong perilaku yang lebih ramah lingkungan di berbagai aspek kehidupan.
Menerapkan pengurangan penggunaan plastik merupakan langkah penting dalam
upaya menjaga keseimbangan ekologis dan memastikan keberlanjutan lingkungan untuk
generasi yang akan datang.

E. Jenis Sampah Plastik


Sampah plastik dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria, seperti jenis
bahan, kegunaan, dan kemampuan untuk didaur ulang. Berikut adalah beberapa jenis
sampah plastik yang umum:
PET (Polyethylene Terephthalate): Ini adalah jenis plastik yang sering digunakan
untuk botol minuman, wadah makanan, dan kemasan lainnya. PET dapat didaur ulang
menjadi serat untuk pakaian, karpet, atau wadah plastik baru.
HDPE (High-Density Polyethylene): HDPE adalah plastik yang tahan lama dan
digunakan untuk botol susu, wadah deterjen, botol sampo, dan tas belanja. HDPE relatif
mudah didaur ulang dan sering digunakan kembali untuk membuat wadah
dan barang lainnya.

F. Motivasi Untuk Menjaga Lingkungan Dari Sampah Plastik


Menjaga lingkungan agar tetap bersih dari sampah plastik adalah tugas penting
yang membutuhkan motivasi dan komitmen dari kita semua. Berikut adalah beberapa
motivasi yang bisa mendorong kita untuk lebih aktif dalam menjaga lingkungan dari
sampah plastik:

1. Mempertahankan Kesehatan dan Kesejahteraan: Sampah plastik dapat mencemari


sumber air dan rantai makanan, yang pada akhirnya berdampak negatif pada kesehatan
manusia. Dengan menjaga lingkungan dari sampah plastik, kita membantu memastikan
kesehatan dan kesejahteraan kita sendiri dan generasi yang akan datang.

11
2. Melindungi Kehidupan Liar: Sampah plastik sering menyebabkan cedera atau
kematian hewan, terutama di lautan. Dengan mengurangi sampah plastik, kita dapat
membantu melindungi spesies dan ekosistem yang rentan.
3. Menjaga Keindahan Alam: Sampah plastik merusak estetika lingkungan alami dan
perkotaan. Dengan menjaga lingkungan tetap bersih, kita membantu mempertahankan
keindahan alam dan lingkungan sekitar kita.
4. Mengurangi Perubahan Iklim*: Produksi dan pembakaran plastik menghasilkan emisi
gas rumah kaca. Dengan mengurangi penggunaan dan pembuangan plastik, kita
berkontribusi terhadap upaya global dalam memerangi perubahan iklim.
5. Tanggung Jawab Sosial dan Moral*: Menjaga lingkungan merupakan tanggung jawab
sosial dan moral kita sebagai penduduk bumi. Dengan melakukan tindakan untuk
mengurangi sampah plastik, kita menunjukkan komitmen kita terhadap keberlanjutan dan
perawatan terhadap planet ini.
6. Pendidikan dan Warisan untuk Generasi Mendatang*: Melalui tindakan kita, kita dapat
mendidik dan mewariskan nilai-nilai penting tentang pelestarian lingkungan kepada
anak-anak dan generasi mendatang.
7. Inspirasi bagi Orang Lain*: Menjadi contoh dalam mengurangi penggunaan plastik dan
menjaga kebersihan lingkungan dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal
yang sama.
Ingat, setiap tindakan, tidak peduli seberapa kecil, dapat membuat perbedaan yang
signifikan. Dengan terus termotivasi dan mengambil langkah konkret, kita bisa
berkontribusi besar terhadap pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

G. Pengaruh Dari Penerapan Kebijakan Mengurangi Sampah Plastik


Penerapan kebijakan pelarangan penggunaan sampah plastik di sekolah memiliki
sejumlah pengaruh yang signifikan, baik dari segi lingkungan, pendidikan, maupun
sosial. Berikut adalah beberapa pengaruh yang dapat timbul dari kebijakan tersebut:
1. Pengurangan Polusi Lingkungan: Kebijakan ini secara langsung berkontribusi pada
pengurangan sampah plastik, yang dapat mengurangi polusi lingkungan. Ini membantu
dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan mengurangi dampak negatif sampah
plastik pada ekosistem lokal.

12
2. Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan: Kebijakan ini memberikan peluang
pendidikan yang baik bagi siswa tentang pentingnya konservasi lingkungan dan dampak
negatif dari penggunaan plastik. Ini membantu dalam menanamkan nilai-nilai
keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan pada usia dini.
3. Perubahan Perilaku: Melarang penggunaan plastik di sekolah dapat mendorong siswa,
guru, dan staf sekolah untuk mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti
penggunaan wadah makanan yang dapat digunakan kembali, tas belanja yang ramah
lingkungan, dan lain-lain. Ini dapat membantu dalam mengubah perilaku konsumsi dan
pembuangan sampah plastik dalam jangka panjang.
4. Pengurangan Dampak pada Kesehatan: Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai
juga dapat mengurangi risiko terpapar bahan kimia berbahaya yang seringkali terdapat
dalam plastik, seperti BPA dan phthalates, yang dapat berdampak negatif pada
Kesehatan.
5. Inspirasi untuk Komunitas: Sekolah yang menerapkan kebijakan ini dapat menjadi
contoh dan inspirasi bagi komunitas sekitarnya. Hal ini dapat mendorong kebijakan
serupa di tempat lain, seperti di rumah, di tempat kerja, dan di fasilitas publik lainnya.
6. Menumbuhkan Keterampilan Inovatif: Pelarangan penggunaan plastik dapat
mendorong siswa dan staf sekolah untuk menjadi lebih inovatif dalam mencari solusi
alternatif yang ramah lingkungan, seperti membuat produk daur ulang atau menggunakan
bahan alami.
7. Meningkatkan Citra Sekolah : Sekolah yang menerapkan kebijakan lingkungan seperti
ini seringkali dipandang positif oleh masyarakat karena komitmennya terhadap
keberlanjutan dan perawatan lingkungan.
8. Pengurangan Biaya Jangka Panjang : Walaupun mungkin ada biaya awal untuk beralih
ke alternatif yang lebih ramah lingkungan, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai
bisa mengurangi biaya pembelian bahan sekali pakai dalam jangka panjang.
Secara keseluruhan, penerapan kebijakan pelarangan penggunaan sampah plastik
di sekolah tidak hanya menguntungkan lingkungan tetapi juga memberikan manfaat
pendidikan, sosial, dan ekonomi. Kebijakan ini membantu membentuk generasi masa
depan yang lebih sadar dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

13
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut
Sukmadinata (2009), metode kualitatif adalah penelitian untuk mendiskripsikan dan
menganalsis tentang fenomena, peristiwa, kepercayaan, sikap, dan aktivitas sosial
secara individual maupun kelompok. Metode kualitatif merupakan kumpulan metode
untuk menganalisis dan memahami lebih dalam mengenai makna beberapa individu
maupun kelompok dianggap sebagai masalah kemanusiaan atau masalah sosial
Creswell (2015).
Penelitian kualitatif ini menggunakan metode penelitian eksplorasi, eksplorasi
merupakan jenis penelitian awal dari suatu penelitian yang sifatnya sangat luas.
Dalam penelitian eksplorasi menjadi sangat penting dikarenakan akan menghasilkan
landasan yang kuat bagi penelitian selanjutnya. Yusuf, (2004) mengemukakan tujuan
penelitian eksplorasi merupakan tujuan untuk mendapatkan ide-ide mengenai
permasalahan pokok secara lebih terperinci maupun untuk mengembangkan hipotesis
yang ada.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan peneltian kualitatif untuk dapat
memahami fenomena dalam konteks sosial secara alamiah yang menggambarkan
permasalahan sosial pada seseorang mengenai sudut pandang perilaku. Dalam
penelitian kualitatif peneliti menganalisis dan setelah itu melaporkan fenomena dalam
suatu hasil analisa dalam penelitian.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran dan informasi yang lebih jelas,
lengkap, serta memungkinkan dan mudah bagi peneliti untuk melakukan penelitian
observasi. Oleh karena itu, maka penulis menetapkan lokasi penelitian adalah tempat
di mana penelitian akan dilakukan. Dalam hal ini, lokasi penelitian terletak di MAN 1

14
Pekanbaru, Jl. Bandeng No 56. Penelitian ini dilakukan pada bulan 24 Januari 2024
hingga bulan 6 Maret 2024.

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data


3.3.1 Sumber Data Penelitian
Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana yang telah dikutip oleh Lexy.
J. Moleong dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif,
mengemukakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah
kata-kata dan tindakan, selebihnya berupa data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jelas datanya dibagi ke
dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistic.
Sedangkan yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek
dari mana data dapat diperoleh. Apabila menggunakan wawancara dalam
mengumpulkan datanya maka sumber datanya disebut informan, yaitu orang
yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baik secara tertulis
maupun lisan. Apabila menggunakan observasi maka sumber datanya adalah
berupa benda, gerak, atau proses sesuatu. Apabila menggunakan
dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber datanya.
Dalam penelitian ini sumber data primer berupa katakata diperoleh dari
wawancara dengan para informan yang telah ditentukan yang meliputi
berbagai hal yang berkaitan dengan kebijakan pelanggaran penggunaan
kemasan plastik terhadap kesadaran siswa akan menjaga kebersihan
lingkungan sekolah.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data


Pengertian teknik pengumpulan data menurut Arikunto adalah cara-cara
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, di mana cara
tersebut menunjukan pada suatu yang abstrak, tidak dapat di wujudkan dalam
benda yang kasat mata, tetapi dapat dipertontonkan penggunaannya. Dalam
hal pengumpulan data ini, penulis terjun langsung pada objek penelitian

15
untuk mendapatkan data yang valid, maka peneliti menggunakan metode
sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian. Observasi ini menggunakan observasi partisipasi, di mana
peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Dalam observasi secara langsung ini, peneliti selain berlaku sebagai
pengamat penuh yang dapat melakukan pengamatan terhadap gejala
atau proses yang terjadi di dalam situasi yang sebenarnya yang
langsung diamati oleh observer.
2. Metode Wawancara (Interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan. Dalam hal ini, peneliti
menggunakan wawancara terstruktur, di mana seorang pewawancara
menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan untuk mencari jawaban atas hipotesis yang disusun dengan
ketat. Dalam melaksanakan teknik wawancara (interview),
pewawancara harus mampu menciptakan hubungan yang baik
sehingga informan bersedia bekerja sama, dan merasa bebas berbicara
dan dapat memberikan informasi yang sebenarnya. Teknik wawancara
yang peneliti gunakan adalah secara terstruktur (tertulis) yaitu dengan
menyusun terlebih dahulu beberapa pertanyaan yang akan
disampaikan kepada informan. Hal ini dimaksudkan agar pembicaraan
dalam wawancara lebih terarah dan fokus pada tujuan yang dimaksud
dan menghindari pembicaraan yang terlalu melebar.

16
3.4 Analisis Data
Untuk menganalisis pengaruh kebijakan pelanggaran penggunaan kemasan plastik
terhadap kesadaran siswa akan menjaga kebersihan lingkungan sekolah, penelitian ini
akan mengadopsi pendekatan mixed-method, menggabungkan analisis kuantitatif dan
kualitatif. Secara kuantitatif, penelitian akan menggunakan survei pra dan pasca
implementasi kebijakan untuk mengukur perubahan dalam kesadaran siswa. Survei
ini akan mencakup pertanyaan yang dirancang untuk menilai tingkat pengetahuan
siswa tentang dampak lingkungan dari kemasan plastik, sikap mereka terhadap
penggunaan kemasan plastik, dan perilaku mereka dalam menjaga kebersihan
lingkungan sekolah. Analisis statistik, seperti uji t dan analisis varians (ANOVA),
akan digunakan untuk menentukan signifikansi perbedaan dalam respons siswa
sebelum dan setelah penerapan kebijakan.
Secara kualitatif, penelitian akan melibatkan wawancara mendalam dan diskusi
kelompok terfokus dengan siswa, guru, dan staf sekolah untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang persepsi mereka terhadap kebijakan dan
bagaimana kebijakan tersebut mempengaruhi kesadaran dan perilaku siswa. Analisis
konten akan digunakan untuk mengidentifikasi tema-tema utama dari data kualitatif.
Pendekatan mixed-method ini memungkinkan untuk tidak hanya mengukur
perubahan kesadaran siswa secara numerik tetapi juga untuk memahami konteks,
motivasi, dan hambatan yang mempengaruhi perubahan tersebut. Hasil dari kedua
metode tersebut akan diintegrasikan untuk memberikan gambaran komprehensif
tentang efektivitas kebijakan pelanggaran penggunaan kemasan plastik dalam
meningkatkan kesadaran siswa akan kebersihan lingkungan sekolah.

3.5 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk
menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan
tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh
pengetahuan penelitian kualitatif (Moleong, 2007:320).
Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan
benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang

17
diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility,
transferability, dependability, dan confirmability (Sugiyono, 2007:270).
Agar data dalam penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan sebagai
penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji keabsahan data yang
dapat dilaksanakan.
1. Credibility
Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data
hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang
dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah dilakukan
a. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan
kredibilitas/ kepercayaan data. Dengan perpanjangan
pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan
pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang
ditemui maupun sumber data yang lebih baru.
Perpanjangan pengamatan berarti hubungan antara peneliti
dengan sumber akan semakin terjalin, semakin akrab, semakin
terbuka, saling timbul kepercayaan, sehingga informasi yang
diperoleh semakin banyak dan lengkap. Perpanjangan
pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian
difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh.
Data yang diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar
atau tidak, ada perubahan atau masih tetap. Setelah dicek
kembali ke lapangan data yang telah diperoleh sudah dapat
dipertanggungjawabkan/benar berarti kredibel, maka
perpanjangan pengamatan perlu diakhiri.
b. Meningkatkan kecermatan dalam penelitian
Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara
berkelanjutan maka kepastian data dan urutan kronologis
peristiwa dapat dicatat atau direkam dengan baik, sistematis.
Meningkatkan kecermatan merupakan salah satu cara

18
mengontrol/mengecek pekerjaan apakah data yang telah
dikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar atau belum.
Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan
dengan cara membaca berbagai referensi, buku, hasil
penelitian terdahulu, dan dokumen-dokumen terkait dengan
membandingkan hasil penelitian yang telah diperoleh. Dengan
cara demikian, maka peneliti akan semakin cermat dalam
membuat laporan yang pada akhirnya laporan yang dibuat
akan smakin berkualitas.
c. Triangulasi
Wiliam Wiersma (1986) mengatakan triangulasi dalam
pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai waktu. Dengan demikian
terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan
data, dan waktu (Sugiyono, 2007:273).
1) Triangulasi Sumber Untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang
diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya
dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga
sumber data (Sugiyono, 2007:274).
2) Triangulasi Teknik Untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya
untuk mengecek data bisa melalui wawancara,
observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian
kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang
berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut
kepada sumber data yang bersangkutan untuk

19
memastikan data mana yang dianggap benar
(Sugiyono, 2007:274).
3) Triangulasi Waktu Data yang dikumpulkan dengan
teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber
masih segar, akan memberikan data lebih valid
sehingga lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan
dengan pengecekan dengan wawancara, observasi atau
teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka
dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai
ditemukan kepastian datanya (Sugiyono, 2007:274).
3.6 Kategorisasi
Kategorisasi ini terdiri berdasarkan fungsi dan prinsip kategorisasi, dan langkah-
langkah kategorisasi. Kategorisasi berarti penyusunan kategori. Kategori itu sendiri
berupa seperangkat tema yang disusun atas dasar pemikiran, intuisi, pendapat atau
kriteria tertentu. (Basrowi dan Suwandi, 2008: 196). Mengenai tahapan-tahapan
penelitian, pengolahan data bersifat dinamis yang dilakukan pada saat pengumpulan
data. Data yang diperoleh dari sumber data demi konsistensi dan keteraturan yang
disusun berdasarkan kategori informan yaitu:
1. Profil informan :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
4. Tingkat Pendidikan :
3.6.1 Profil Informan
Informan dalam penelitian ini merupakan bagian dari penelitian guna
memperoleh data informasi. Informan dalam hal ini berjumlah empat orang
responden dari kalangan guru dan siswa.
Informan 1 :
Nama : M. Aqil Mahfud Abbas
Usia : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki

20
Tingkat Pendidikan : SMA Sederajat

Informan 2 :
Nama : Winda Moulydia Wido Putri
Usia : 16 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tingkat Pendidikan : SMA Sederajat

Informan 3 :
Nama : Dzakwan Ahmad
Usia : 17 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Tingkat Pendidikan : SMA Sederajat

Informan 4 :
Nama : Faiqo Alifiah
Usia : 16 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tingkat Pendidikan : SMA Sederajat

21
BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada penelitian kami tentang pelarangan penggunaan kemasan plastik ini kami
memfokuskan penelitian kami ini terhadap pihak kantin, cleaning service, dan para siswa di
MAN 1 Pekanbaru. Berdasarkan hasil wawancara yang kami peroleh dari penelitian tentang
pelarangan penggunaan kemasan plastik di lingkungan MAN 1 Pekanbaru, memperoleh
beberapa hasil jawaban dari wawancara ini, diantaranya :

Pertanyaan :

1. Apa tanggapan kamu terhadap kebijakan ini ?


2. Apa dampak yang kamu rasakan sebelum dan sesudah kebijakan ini diberlakukan ?
3. Setelah kebijakan ini berlaku , Apakah kamu merasakan kebijakan ini memberikan
dampak yang lebih baik?
4. Menurut kamu akankah peraturan ini dapat bertahan dengan jangkauan waktu yang
panjang?
5. Apakah dengan diberlakukannya kebijakan ini kamu merasa memiliki kesadaran akan
pentingnya menjaga lingkungan dari sampah plastik?

Jawaban :
Narasumber : M.Aqil Mahfud
1. kebijakan pelarangan penggunaan plastik telah diterapkan di banyak negara
sebagai upaya untuk mengurangi dampak negatif sampah plastik terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia. Plastik yang tidak terurai dapat mencemari
tanah dan air, menyebabkan banjir, dan menghasilkan asap beracun jika dibakar.
Selain itu, kebijakan ini juga dapat mendorong masyarakat untuk lebih sadar akan
dampak lingkungan dari penggunaan plastik dan memilih alternatif yang lebih
ramah lingkungan. Namun, implementasi kebijakan ini memerlukan sosialisasi

22
dan uji coba yang baik agar dapat berjalan efektif dan tidak memberikan beban
tambahan bagi konsumen.
2. Sebelum dan sesudah kebijakan pelarangan penggunaan plastik, terdapat
beberapa dampak yang dirasakan. Sebelumnya, masih terjadi praktik kasir yang
tidak menawarkan kantong plastik berbayar kepada konsumen karena faktor
kemalasan atau kelupaan kasir. Namun, setelah kebijakan diterapkan,
penggunaan kantong plastik dapat berkurang dan masyarakat dapat lebih sadar
akan pentingnya menjaga lingkungan. Selain itu, kebijakan ini juga dapat
mengurangi polusi udara dan air, serta mengurangi risiko kesehatan akibat
limbah plastik yang tidak terkelola dengan baik.
3. Kebijakan pelarangan penggunaan plastik memberikan dampak yang lebih baik
karena plastik sulit terurai dan berkontribusi pada pencemaran lingkungan.
Dengan mengurangi penggunaan plastik, kita dapat melindungi keanekaragaman
hayati, mengurangi limbah plastik di lautan, dan meminimalkan emisi gas rumah
kaca selama proses produksi plastik. Selain itu, pelarangan penggunaan plastik
mendorong inovasi dalam pengembangan bahan-bahan ramah lingkungan. Hal
ini sejalan dengan upaya global untuk mencapai keberlanjutan lingkungan.
4. Saya merasa semenjak diberlakukan nya kebijakan pelarangan penggunaan
plastik ini, saya lebih Amanah untuk melakukan tanggung jawab saya sebagai
siswa yang harus peduli akan lingkungan. Salah satu contohnya adalah saya dapat
membuang sampah dengan tepat, saya membantu mengurangi populasi sampah
jika tidak menggunakan plastik, saya juga membantu Mengurangi Polusi, karena
produksi dan pembakaran plastik melepaskan gas berbahaya ke atmosfer,
termasuk karbon dioksida, yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Dengan
mengurangi penggunaan plastik, emisi gas rumah kaca bisa dikurangi.

Narasumber : Winda Moulydia Wido Putri


1. Kebijakan pelarangan penggunaan plastik dapat meningkatkan kesadaran siswa
dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Dengan tidak menggunakan
plastik, siswa akan lebih memperhatikan penggunaan bahan-bahan yang ramah
lingkungan dan memilih alternatif yang lebih baik seperti membawa botol minum

23
sendiri atau menggunakan tas belanja kain. Hal ini dapat membantu mengurangi
sampah plastik yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Namun,
penting juga untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada siswa tentang
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan dampak negatif penggunaan
plastik terhadap lingkungan.
2. Sebelum diberlakukannya kebijakan pelarangan penggunaan plastik, siswa
mungkin kurang menyadari dampak negatifnya terhadap lingkungan. Mereka
mungkin lebih cenderung menggunakan plastik secara berlebihan. Namun, setelah
diberlakukannya kebijakan tersebut, siswa kemungkinan akan menjadi lebih sadar
akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Mereka mungkin akan
mencari alternatif pengganti plastik, seperti menggunakan tumbler atau tas belanja
kain, dan secara keseluruhan akan lebih memperhatikan dampak lingkungan dari
tindakan mereka.
3. Iya karena ,kebijakan pelarangan penggunaan plastik di sekolah dapat
memberikan dampak positif terhadap kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan
lingkungan sekolah dan mendorong penggunaan bahan-bahan yang lebih ramah
lingkungan.
4. Bisa, Jika semua aspek ini dilaksanakan secara integratif, maka kebijakan
pelarangan penggunaan plastik akan lebih efektif dalam membuat kesadaran
siswa terus berkembang dan bertahan lama di sekolah.

Narasumber : Dzakwan Ahmad


1. Tanggapan saya mengenai kebijakan ini adalah, mungkin untuk para siswa butuh
waktu untuk beradaptasi dengan kebijakan tersebut, karena mereka memasuki
masa peralihan dari yang awalnya menggunakan plastik sehari hari menjadi harus
berhenti menggunakan sampah plastik. Namun, seiring dengan waktu saya rasa
siswa dan siswi dapat beradaptasi dengan kebijakan tersebut.
2. Dampak dari sebelum kebijakan ini diberlakukan adalah, saya merasa bahwa
masih banyak siswa siswi yang masih belum sadar akan kebersihan terhadap
lingkungan karena masih banyak siswa yang acuh terhadap sampah, bahkan tidak
sedikit siswa dan siswi yang masih membuang sampah sembarangan, dan dampak

24
selebihnya adalah menambah populasi lingkungan karena sampah plastik.
Dampak dari sesudah diberlakukannya kebijakan pelarangan penggunaan plastik
ini adalah, siswa lebih peduli dan sadar akan sampah plastik disekitar mereka,
tidak adanya plastik di lingkungan juga dapat mengurangi populasi di masyarakat
sekolah.
3. Tentu saja saya merasakan banyak dampak positif dari diberlakukannya kebijakan
pelarangan penggunaan plastik tersebut, selain mengurangi jumlah sampah olahan
plastik, juga dapat meringankan dan membantu cleaning service dalam pekerjaan
mereka sebab sebelum kebijakan ini diberlakukan, para cleaning service
kesusahan untuk mengolah dan mengumpulkan sampah sampah plastik di
karangan sekolah
4. Jika seluruh warga sekolah dapat mematuhi dan mengikuti kebijakan tersebut
dengan amanah, besar kemungkinan bahwa kebijakan ini akan diberlakukan
dengan jangka panjang hingga diberlakukan menetap di sekolah. Melihat banyak
dampak positif dan peubahan baik, besar kemungkinan kebijakan ini akan
diberlakukan dengan jangka panjang.

Narasumber : Faiqo Alifia

1. saya memahami bahwa peraturan yang melarang penggunaan plastik, khususnya


plastik sekali pakai, merupakan upaya untuk mengatasi beberapa masalah
lingkungan yang serius. Kebijakan semacam ini dirancang untuk mengurangi
pencemaran plastik, yang memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap
ekosistem laut, kehidupan liar, dan kesehatan manusia, serta berkontribusi
terhadap masalah lebih luas seperti perubahan iklim. Dalam konteks ini, peraturan
yang melarang penggunaan plastik dapat dilihat sebagai langkah penting menuju
keberlanjutan dan perlindungan lingkungan. Ini mendorong penggunaan alternatif
yang lebih ramah lingkungan, seperti produk yang dapat digunakan kembali atau
terbuat dari bahan yang mudah terurai secara biologis
2. Pengurangan sampah plastik memiliki berbagai dampak positif yang signifikan,
baik terhadap lingkungan alam maupun kesejahteraan manusia secara keseluruhan.

25
Berikut adalah beberapa dampak baik dari pengurangan sampah
plastik:Perlindungan Ekosistem dan Kehidupan Liar Pengurangan Pencemaran
Laut Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
3. Tidak menggunakan plastik dapat memang membantu meningkatkan kesadaran
tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya, meskipun hubungan ini
mungkin tidak langsung tetapi lebih merupakan bagian dari kesadaran lingkungan
yang lebih luas. Inisiatif untuk mengurangi penggunaan plastik sering kali disertai
dengan pendidikan dan kampanye kesadaran tentang masalah lingkungan secara
umum, termasuk pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab
4. Kemampuan penerapan kebijakan yang tidak menggunakan plastik untuk bertahan
lama tergantung pada berbagai faktor, termasuk desain kebijakan, dukungan
masyarakat, ketersediaan alternatif yang layak, dan kerangka hukum dan ekonomi.

26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, penulis memperoleh kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian mengenai Analisis Kebijakan Pelanggaran Penggunaan Kemasan
Plastik Terhadap Kesadaran Siswa Akan Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah sebagai
berikut:

1. Sejauh mana kesadaran siswa terhadap dampak negatif pelanggaran penggunaan


kemasan plastik terhadap kebersihan lingkungan sekolah?
Untuk menjawab pertanyaan mengenai sejauh mana kesadaran siswa terhadap
dampak negatif pelanggaran penggunaan kemasan plastik terhadap kebersihan
lingkungan sekolah, perlu dilakukan penelitian atau survei langsung terhadap siswa
di berbagai sekolah. Hal ini karena kesadaran dapat bervariasi tergantung pada
berbagai faktor seperti usia siswa, pendidikan lingkungan di sekolah, kebijakan
sekolah tentang penggunaan plastik, dan pengaruh dari lingkungan rumah dan
masyarakat. Namun, beberapa studi umumnya menunjukkan bahwa peningkatan
pendidikan dan kesadaran tentang masalah lingkungan dapat membantu
meningkatkan perilaku positif terhadap lingkungan. Program pendidikan lingkungan
di sekolah yang mencakup informasi tentang dampak negatif penggunaan plastik,
cara mengurangi penggunaan plastik, dan pentingnya pengelolaan sampah dengan
baik, bisa meningkatkan kesadaran siswa.
Penting untuk diingat bahwa kesadaran saja mungkin tidak cukup untuk
mengubah perilaku. Faktor-faktor seperti ketersediaan alternatif yang berkelanjutan,
kemudahan dalam pengelolaan sampah, dan dukungan dari pihak sekolah dan
masyarakat juga memainkan peran penting dalam mengurangi penggunaan plastik
dan memperbaiki kebersihan lingkungan sekolah.
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku siswa terkait penggunaan
kemasan plastik di lingkungan sekolah?

27
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku siswa terkait penggunaan
kemasan plastik di lingkungan sekolah adalah kompleks dan multifaset. Ini
mencakup aspek pengetahuan, sosial, psikologis, dan lingkungan.

Pertama, pengetahuan tentang dampak lingkungan dari penggunaan kemasan


plastik memainkan peran kunci. Siswa yang memiliki pengetahuan yang lebih luas
tentang konsekuensi negatif penggunaan plastik sekali pakai terhadap lingkungan
cenderung lebih sadar dan motivasi untuk mengurangi penggunaannya. Ini termasuk
memahami bagaimana plastik dapat mencemari lingkungan, membahayakan
kehidupan laut, dan menyumbang pada masalah lebih luas seperti perubahan iklim.

Kedua, faktor sosial seperti norma kelompok, tekanan teman sebaya, dan contoh
dari orang lain signifikan. Sikap dan perilaku siswa sering dipengaruhi oleh
lingkungan sosial mereka. Jika penggunaan produk ramah lingkungan didukung dan
dimodelkan oleh teman sebaya, guru, dan keluarga, siswa lebih cenderung
mengadopsi perilaku serupa. Sebaliknya, jika ada norma kelompok yang
mendukung penggunaan plastik sekali pakai, mungkin sulit bagi individu untuk
menyimpang dari perilaku tersebut.

Ketiga, faktor psikologis termasuk nilai pribadi, kepercayaan, dan sikap terhadap
lingkungan. Siswa yang menghargai keberlanjutan dan memiliki kepedulian
terhadap lingkungan cenderung menunjukkan perilaku yang lebih ramah
lingkungan. Persepsi risiko personal dari pencemaran plastik juga dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku.

Keempat, faktor lingkungan seperti ketersediaan alternatif untuk kemasan plastik


dan infrastruktur daur ulang di sekolah juga berperan penting. Fasilitas yang
memudahkan siswa untuk mengurangi penggunaan plastik, seperti menyediakan
tempat minum isi ulang, wadah makanan yang dapat digunakan kembali, dan sistem
pengelolaan sampah yang efektif, dapat mendorong perilaku yang lebih bertanggung
jawab.

28
Kelima, pendidikan lingkungan formal dan kampanye kesadaran di sekolah dapat
membangun pengetahuan dan memotivasi siswa untuk mengambil tindakan.
Program pendidikan yang efektif dapat mengubah sikap siswa dan mempersenjatai
mereka dengan informasi dan keterampilan yang diperlukan untuk membuat pilihan
yang lebih berkelanjutan.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, sekolah dapat merancang intervensi


yang efektif untuk mempromosikan sikap dan perilaku yang lebih bertanggung
jawab terkait penggunaan kemasan plastik di lingkungan sekolah.
3. Bagaimana kebijakan pelanggaran penggunaan kemasan plastik dapat diterapkan
untuk meningkatkan kesadaran siswa dan mempromosikan kebersihan lingkungan di
sekolah?
Kebijakan tersebut secara resmi diperkenalkan dalam sebuah pertemuan sekolah,
di mana prinsip dan tujuan dijelaskan secara rinci. Siswa diberikan informasi
tentang dampak negatif dari kemasan plastik sekali pakai terhadap lingkungan,
termasuk bagaimana mereka berkontribusi terhadap pencemaran laut,
membahayakan kehidupan laut, dan membebani tempat pembuangan sampah.
Dengan pengetahuan ini, siswa diajak untuk menjadi bagian dari solusi.

Untuk mendukung kebijakan ini, sekolah mengimplementasikan sejumlah


perubahan infrastruktur dan operasional. Stasiun pengisian air dibangun untuk
mengurangi kebutuhan akan botol plastik sekali pakai, sementara kantin sekolah
mulai menggunakan peralatan makan yang dapat digunakan kembali dan
mengurangi kemasan plastik dalam layanan makanannya. Program penghargaan
diperkenalkan untuk mengakui dan merayakan upaya dan kontribusi individu dan
kelas terhadap pengurangan sampah plastik. Penegakan kebijakan dilakukan dengan
pendekatan yang mendidik dan membangun. Siswa yang ditemukan melanggar
kebijakan tidak hanya diingatkan tentang aturannya tetapi juga diberikan
kesempatan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang masalah lingkungan
melalui partisipasi dalam kegiatan pendidikan tambahan.

29
Secara bertahap, kebijakan ini mulai membentuk budaya sekolah di mana
keberlanjutan dan kepedulian terhadap lingkungan menjadi nilai-nilai inti yang
dipegang oleh semua anggota komunitas sekolah. Siswa, diberdayakan dengan
pengetahuan dan keahlian untuk membuat pilihan berkelanjutan, menjadi duta
lingkungan di dalam dan di luar sekolah, membawa pelajaran yang telah mereka
pelajari ke rumah dan komunitas mereka, sehingga memperluas dampak positif dari
kebijakan tersebut.

Melalui pendekatan ini, kebijakan pelanggaran penggunaan kemasan plastik tidak


hanya berhasil meningkatkan kesadaran dan kebersihan lingkungan di sekolah tetapi
juga menanamkan rasa tanggung jawab dan kepemimpinan lingkungan di antara
generasi muda, menyiapkan mereka untuk menjadi perubahan yang ingin mereka
lihat di dunia.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang
dapat diberikan untuk meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan sekolah, khususnya dalam konteks pengurangan penggunaan
kemasan plastik. Saran-saran tersebut diarahkan kepada pihak sekolah, siswa, serta
pemerintah daerah, sebagai berikut:

1. Untuk Pihak Sekolah


- Meningkatkan sosialisasi dan edukasi tentang dampak negatif penggunaan kemasan
plastik terhadap lingkungan kepada seluruh siswa dan staf pengajar. Edukasi bisa
dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di kelas, seminar lingkungan, atau melalui
pemasangan poster dan banner di area sekolah.
- Mengadakan program pengurangan sampah plastik di sekolah, seperti penggunaan
wadah makanan dan minuman yang dapat digunakan kembali, serta menyediakan tempat
pemulihan atau recycling untuk plastik.

30
- Menerapkan kebijakan reward dan punishment terkait penggunaan plastik di
lingkungan sekolah. Misalnya, memberikan penghargaan kepada kelas atau individu yang
berhasil mengurangi sampah plastik terbanyak.

2. Untuk Siswa
- Aktif berpartisipasi dalam program dan kegiatan yang berkaitan dengan pengurangan
sampah plastik yang diadakan oleh sekolah.
- Mulai mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan dengan cara mengurangi
penggunaan kemasan plastik sekali pakai, seperti membawa botol minum sendiri dari
rumah dan menggunakan kotak makan yang dapat digunakan kembali.
- Menjadi contoh bagi siswa lain dalam upaya pelestarian lingkungan dengan aktif
membagikan informasi dan praktek baik pengurangan penggunaan plastik.

3. Untuk Pemerintah Daerah


- Mendorong dan mendukung sekolah-sekolah dalam menjalankan program
pengurangan penggunaan kemasan plastik melalui penyediaan fasilitas atau subsidi untuk
peralatan yang mendukung program tersebut.
- Mengadakan kampanye atau program kesadaran lingkungan di tingkat daerah yang
melibatkan partisipasi sekolah-sekolah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya
mengurangi penggunaan plastik.
- Menerapkan regulasi yang lebih ketat terhadap penggunaan kemasan plastik di sektor
pendidikan dan memberikan insentif bagi institusi yang berhasil mengimplementasikan
kebijakan pengurangan plastik secara efektif.

Melalui implementasi saran-saran di atas, diharapkan kesadaran siswa akan


pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan mengurangi penggunaan
kemasan plastik dapat meningkat. Hal ini tidak hanya bermanfaat untuk lingkungan
sekolah itu sendiri, tetapi juga untuk lingkungan yang lebih luas dan masa depan yang
lebih berkelanjutan.

31

Anda mungkin juga menyukai