Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL PENELITIAN

Pengaruh Kebijakan Pelarangan Penggunaan Kemasan Plastik Terhadap


Kedisiplinan Siswa Man 1 Pekanbaru

NAMA TIM PENELITI

FABELLIA FIRJAZILAH

FATHANIA MUBINA ALFARUQI

NABIL ALDEVAN

PITER JAYA

SALSABILA PUTRI AYUNI

MAN 1 Pekanbaru

Pekanbaru, Provinsi Riau

Tahun 2024
KATA PENGANTAR
Dengan penuh hormat, saya ingin menyampaikan kata pengantar ini sebagai
bagian dari penelitian yang berjudul "Pengaruh Kebijakan Pelarangan Penggunaan
Kemasan Plastik Terhadap Kedisiplinan Siswa Man 1 Pekanbaru". Penelitian ini
bertujuan untuk mengeksplorasi dampak kebijakan pelarangan penggunaan kemasan
plastik terhadap kedisiplinan siswa di MAN 1 Pekanbaru. Kebijakan lingkungan yang
semakin diperketat menuntut tindakan nyata dalam mengurangi penggunaan plastik,
termasuk di lingkungan pendidikan. Dalam konteks ini, penelitian ini berupaya untuk
memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana kebijakan pelarangan
tersebut memengaruhi perilaku siswa dalam menggunakan kemasan plastik.

Penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi institusi pendidikan MAN 1


Pekanbaru dalam merumuskan kebijakan yang lebih efektif terkait pengurangan
penggunaan plastik, tetapi juga dapat menjadi kontribusi nyata dalam mendukung upaya
global untuk menjaga keberlangsungan lingkungan. Saya ingin mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung terlaksananya
penelitian ini, serta kepada para siswa yang telah turut berpartisipasi dalam penelitian
ini dengan memberikan data dan tanggapan yang berharga. Semoga penelitian ini dapat
memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pemahaman kita tentang upaya
perlindungan lingkungan, serta memberikan landasan yang kokoh bagi perumusan
kebijakan yang lebih efektif di masa depan.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak kebijakan pelarangan
penggunaan kemasan plastik terhadap kedisiplinan siswa di MAN 1 Pekanbaru guna
mendukung upaya global dalam menjaga lingkungan. Metode penelitian kualitatif
digunakan dengan melakukan wawancara terhadap informan yang relevan. Hasil
wawancara menunjukkan bahwa kebijakan pelarangan plastik di MAN 1 Pekanbaru
berdampak positif terhadap kedisiplinan siswa dan kebersihan lingkungan, dengan siswa
merespons positif terhadap kebijakan tersebut. Kedisiplinan siswa dianggap penting
dalam mendukung keberhasilan kebijakan tersebut, sementara peran siswa sangat
penting dalam implementasinya. Kesimpulannya, penggunaan plastik di MAN 1
Pekanbaru dapat berdampak negatif pada lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Oleh karena itu, disarankan untuk meningkatkan program edukasi lingkungan,
mengimplementasikan kebijakan pengurangan penggunaan plastik, melibatkan siswa
dalam pengelolaan sampah, dan melakukan evaluasi kebijakan secara berkala.

Kata kunci: Kedisiplinan Siswa, Lingkungan Sekolah, Pengelolaan Sampah,


Pengurangan Penggunaan Plastik.

Abstract

This research aims to explore the impact of the policy of banning the use of plastic
packaging on student discipline at MAN 1 Pekanbaru to support global efforts to
protect the environment. Qualitative research methods were used by conducting
interviews with relevant informants. The results of the interviews showed that the plastic
ban policy at MAN 1 Pekanbaru had a positive impact on student discipline and
environmental cleanliness, with students responding positively to the policy. Student
discipline is considered important in supporting the success of this policy, while the role
of students is very important in its implementation. In conclusion, the use of plastic at
MAN 1 Pekanbaru can have a negative impact on the environment if not managed
properly. Therefore, it is recommended to improve environmental education programs,
implement policies to reduce plastic use, involve students in waste management, and
conduct regular policy evaluations.

Keywords: Student Discipline, School Environment, Waste Management, Reducing


Plastic Use.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
Abstrak..............................................................................................................................3
DAFTAR TABEL.............................................................................................................6
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................................7
1.1.Latar Belakang.........................................................................................................7
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................8
1.3 Tujuan......................................................................................................................8
1.4 Manfaat....................................................................................................................8
BAB 2. LANDASAN TEORI.........................................................................................10
2.1 Pendidikan Karakter..............................................................................................10
2.2 Menanamkan Cinta Lingkungan............................................................................10
2.3 Program Sekolah Tanpa Sampah Plastik...............................................................11
2.4 Sampah...................................................................................................................11
BAB 3. METODE PENELITIAN...................................................................................13
3.1 Pendekatan Penelitian............................................................................................13
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian................................................................................13
3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data................................................................13
3.3.1 Sumber Data Penelitian...................................................................................13
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data..............................................................................13
3.4 Analisis Data..........................................................................................................14
3.5 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data....................................................................15
3.6 Kategorisasi...........................................................................................................15
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................17
4.1 Penyajian Data Penelitian......................................................................................17
4.1.1 Dampak Langsung Dari Kebijakan Pelarangan..............................................17
4.1.2 Peran Penting Kedisiplinan Siswa..................................................................18
4.1.3 Tanggapan Selaku Siswa.................................................................................18
4.1.4 Perubahan Pola Pikir Siswa Terkait Kebersihan Lingkungan........................19
4.1.5 Peran Dan Partisipasi Siswa Dalam Kebijakan...............................................19
4.1.6 Peran Penting Kedisiplinan Siswa Dalam Mendukung Keberhasilan
Kebijakan.................................................................................................................20
4.2 Pembahasan Analitis..............................................................................................20
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................22
5.1 KESIMPULAN......................................................................................................22
5.2 SARAN..................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................23
LAMPIRAN....................................................................................................................24

DAFTAR TABEL
Table 1 Dampak Langsung Dari Kebijakan Pelarangan.................................................19
Table 2 Peran Penting Kedisiplinan Siswa......................................................................19
Table 3 Tanggapan Selaku Siswa....................................................................................20
Table 4 Perubahan Pola Pikir Siswa Terkait Kebersihan Lingkungan............................20
Table 5 Peran Dan Partisipasi Siswa Dalam Kebijakan..................................................21
Table 6 Peran Penting Kedisiplinan Siswa Dalam Mendukung Keberhasilan Kebijakan
.........................................................................................................................................21

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Hingga saat ini, penumpukan sampah terutama pada sampah plastik telah menjadi
perhatian utama. Penggunaan sampah plastik telah menjadi salah satu gaya hidup
modern yang dampaknya sangat memngkhawatirkan bagi lingkungan sekitar. Hal ini
berdampak buruk bagi lingkungan karena sampah plastik sulit terurai hingga dapat
membahayakan lingkungan dan ekosistem bumi jika berlangsung secara terus menerus.
Oleh karena itu, sudah banyak sekolah yang menerapkan pengurangan sampah plastik di
lingkungan sekolah agar tetap terjaga dan tidak tercemar, salah satunya adalah
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pekanbaru.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk


karakter dan perilaku siswa. Selain pengajaran materi akademis, pembentukan sikap dan
kebiasaan positif juga merupakan bagian integral dari pendidikan. Salah satu isu penting
yang saat ini menjadi perhatian dunia adalah dampak penggunaan plastik terhadap
lingkungan. Plastik, terutama yang berbentuk kemasan, menjadi permasalahan serius
karena dapat menciptakan dampak negatif terhadap ekosistem dan kesehatan manusia.
Dalam konteks ini, MAN 1 Pekanbaru sebagai institusi pendidikan diharapkan dapat
berperan aktif dalam mengajarkan siswanya untuk mengurangi penggunaan kemasan
plastik dan meningkatkan kedisiplinan siswa terkait hal ini. Dengan adanya kebijakan
ini, sekolah berharap dapat menciptakan karakter siswa yang lebih baik melalui
pemahaman teoritis dan juga praktik nyata.

Pada dasarnya, penggunaan plastik dapat memberikan manfaat dalam kehidupan


sehari-hari, terutama dalam hal kemasan untuk keamanan dan kebersihan produk.
Namun, penggunaan plastik yang berlebihan dan tidak terkelola dengan baik dapat
menimbulkan dampak yang merugikan. Dalam kaitannya dengan kedisiplinan siswa,
penggunaan kemasan plastik seringkali menjadi sumber permasalahan seperti sampah
yang berserakan di lingkungan sekolah, keengganan siswa untuk membuang sampah
pada tempatnya, serta kurangnya kesadaran terhadap dampak lingkungan dari
penggunaan plastik.

Adanya kebijakan pelarangan penggunaan kemasan plastik di MAN 1 Pekanbaru


diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mengubah pola pikir dan perilaku siswa
terkait konsumsi plastik. Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan siswa dapat lebih
sadar akan dampak negatif penggunaan kemasan plastik terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia. Sebagai generasi muda, siswa memiliki peran strategis dalam
menjaga keberlanjutan lingkungan, dan pendidikan lingkungan di sekolah dapat
membentuk pemahaman yang lebih baik tentang tanggung jawab terhadap alam.

Selain itu, kebijakan pelarangan penggunaan kemasan plastik di MAN 1 Pekanbaru


dapat menjadi contoh positif bagi masyarakat sekitar. Sekolah sebagai lembaga
pendidikan bukan hanya tempat pembelajaran tetapi juga pusat pembentukan karakter.
Dengan mengambil langkah konkrit untuk melarang penggunaan plastik, sekolah dapat
memberikan dampak positif yang lebih luas terhadap masyarakat, menginspirasi
perilaku berkelanjutan, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga
kelestarian lingkungan.

Dengan menerapkan kebijakan pelarangan penggunaan kemasan plastik, MAN 1


Pekanbaru dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya pelestarian lingkungan dan
membentuk karakter siswa yang peduli terhadap keberlanjutan hidup. Kedisiplinan
siswa dalam mematuhi kebijakan ini juga akan membantu menciptakan lingkungan
belajar yang lebih kondusif dan mendukung tercapainya tujuan pendidikan di MAN 1
Pekanbaru. Oleh karena itu, langkah ini diharapkan dapat menjadi tonggak awal bagi
perubahan positif dalam perilaku siswa dan membawa dampak positif bagi lingkungan
dan masyarakat luas.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penelitian ini, yaitu sebagau berikut :

1. Apa dampak penggunaan plastik, khususnya kemasan, di MAN 1 Pekanbaru terhadap


lingkungan?

2. Bagaimana peran MAN 1 Pekanbaru dalam membentuk karakter siswa terkait isu
lingkungan dan penggunaan kemasan plastik?

3. Bagaimana kedisiplinan siswa dalam mematuhi kebijakan ini menciptakan


lingkungan belajar yang kondusif?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dampak penggunaan plastik, khususnya kemasan, di MAN 1


Pekanbaru terhadap lingkungan.

2. Untuk mengetahui peran MAN 1 Pekanbaru dalam membentuk karakter siswa terkait
isu lingkungan dan penggunaan kemasan plastik.

3. Untuk mengetahui kedisiplinan siswa dalam mematuhi kebijakan ini menciptakan


lingkungan belajar yang kondusif.

1.4 Manfaat
1. Dapat memberikan manfaat secara teoritis terutama akibat yang terjadi jika sampah
plastik yang sulit terurai terus terusan bertumpuk.

2. Memberikan wawasan pengetahun mengenai pembentukan karakter yang lebih


mendalam bagi siswa MAN 1 Pekanbaru mengenai penggunaan kemasan plastik dan
pemeliharaan lingkugan.
3. Membantu mendisiplikan siswa MAN 1 Pekanbaru dalam mematuhi kebijakan yang
di ciptakan agar menjadikan MAN 1 Pekanbaru sebagai tempat belajar yang nyaman
dan kondusif.
BAB 2. LANDASAN TEORI

2.1 Pendidikan Karakter


Karakter adalah akibat dari kebiasaan-kebiasaan yang melekat dalam diri
manusia. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter ialah tingkah laku,
akhlak, dan watak. Karakter merupakan faktor yang membedakan antara individu satu
dengan yang lainnya. Karakter berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘charasesein’ yang
berarti mengukir (Abdullah Munir, 2010). Menurut Furqon Hidayatullah (2010),
karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak, atau budi pekerti
seseorang yang merupakan kepribadian eksklusif yang menjadi pendukung dan
penggerak, serta yang memisahkan dengan individu lain.

Pendidikan karakter adalah usaha aktif yang membentuk kebiasaan hingga sifat
dari anak akan terpahat sejak dini, agar dapat mengambil keputusan dengan bijak serta
dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Fitri, 2012). Seseorang yang
berkarakter baik adalah yang dapat mengambil keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan setiap dampak dari keputusannya. Hal ini lahir dari
konsekuensi pemaknaan karakter sebagai cara berpikir dan berkepribadian yang khas
tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa, dan negara. Pendidikan karakter bukanlah pendidikan instan yang langsung
menemui hasil, namun memerlukan tahapan-tahapan stimulasi yang perlu dilampaui dan
proses internalisasi yang akan menguatkan terbentuknya perilaku tertentu (Olim, 2010).

Jamal Mamur Asmani dalam bukunya Panduan Internalisasi Pendidikan


Karakter di Sekolah menyebutkan bahwa salah satu karakter yang penting untuk
ditanamkan pada siswa sejak dini ialah sikap peduli terhadap lingkungan. Nilai karakter
tersebut berbentuk sikap dan perilaku yang senantiasa berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam sekitarnya. Selain itu, mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang telah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan pada
orang lain dan masyarakat. Berhubung dengan pentingnya lingkungan bagi
keberlangsungan kehidupan, maka sebaiknya pendidikan karakter peduli lingkungan
ditanamkan sejak dini.

2.2 Menanamkan Cinta Lingkungan


Avianto Muhtadi (2011) berpendapat bahwa lingkungan merupakan sesuatu
yang mengelilingi kita, tempat kita melangsungkan kehidupan serta memenuhi segala
kebutuhan hidup. Lingkungan adalah semua faktor luar, fisik, dan biologis yang secara
langsung berpengaruh terhadap ketahanan hidup, pertumbuhan, perkembangan, dan
reproduksi organisme. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang memengaruhi
keberlangsungan kehidupan dan kesejahtraan manusia serta makhluk hidup lainnya
(Mustofa, 2000).
Menurut Al-Anwari (2014), kepedulian lingkungan adalah sikap dan tindakan
yang terus berusaha mencegah kerusakan lingkungan sekitarnya dan melakukan upaya
untuk memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi. Rasa peduli terhadap lingkungan
alam ditunjukkan dengan menjaga lingkungan sekitarnya. Konsep ini juga ditunjukkan
oleh upaya untuk memperbaiki kerusakan lingkungan. Karakter-karakter ini
memastikan kelangsungan alam (Harlistyarintica, dkk., 2017). Pengelola lingkungan
hidup memainkan peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Oleh karena
itu, sejak anak-anak, cinta lingkungan harus ditanamkan karena anak-anak adalah
generasi penerus yang akan mengawasi lingkungan mereka. Oleh karena itu, seharusnya
mereka diberi pengetahuan tentang cara mengelola lingkungan yang baik. Menanamkan
cinta lingkungan adalah langkah awal yang harus kita ambil dalam hal ini.

2.3 Program Sekolah Tanpa Sampah Plastik


Program sekolah tanpa sampah plastik merupakan inisiatif yang bertujuan untuk
melindungi lingkungan sekolah dari pencemaran plastik dengan melibatkan siswa dalam
praktik-praktik ramah lingkungan sehari-hari. Tujuan utamanya adalah untuk
menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sejak usia dini. Melalui
program ini, siswa diajarkan untuk membawa botol minum sendiri dari rumah,
menghindari pembelian makanan dan minuman yang dibungkus plastik, dan mengambil
langkah-langkah lain yang mendukung keberlanjutan lingkungan.

Selain membersihkan lingkungan sekolah, program ini juga berpotensi


meningkatkan kesehatan siswa dan orang lain yang berada di sekitar sekolah. Dengan
menerapkan cara-cara sederhana ini, program sekolah tanpa sampah plastik tidak hanya
mengajarkan siswa untuk mencintai lingkungan, tetapi juga menyediakan manfaat lain
seperti mengurangi dampak negatif penggunaan plastik terhadap ekosistem.

2.4 Sampah
Permasalahan nasional dan telah menjadi isu penting dalam masalah lingkungan
perkotaan ialah permasalahan sampah. Tumpukan sampah tidak akan pernah berkurang
atau habis bahkan terus bertambah seiring dengan pertumbuhannya populasi manusia
serta semakin meningkat dan kompleks kegiatan manusia. Tumpukan sampah yang
semakin besar akan mengganggu aktivitas manusia sehingga dapat menurunkan kualitas
hidup.

Sampah adalah seluruh bentuk limbah berbentuk padat yang berasal dari
aktivitas manusia dan juga hewan yang kemudian dibuang karena tidak memiliki
manfaat atau keberadaan yang tidak diinginkan lagi. (Tchobanoglus, 1993). Menurut
Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pengertian
sampah ialah sisa dari aktivitas sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk
padat.

Sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan industri, khusus, fasilitas
sosial, fasilitas umum, dan lainnya. Sampah ini bila tidak ditangani dengan baik dapat
merusak estetika lingkungan, menimbulkan bau, serta berkembangnya penyakit.
Penghasil sampah yang tidak melaksanakan penanganan sampah dengan baik akan
menjadi penyebab timbulnya gangguan lingkungan.

Menurut Unilever Indonesia (2013), bank sampah adalah sebuah sistem


pengelolaan sampah kering secara kolektif sehingga mendorong masyarakat untuk ikut
serta berperan aktif. Sistem ini berfungsi untuk menampung, memilah, dan menyalurkan
sampah yang memiliki nilai ekonomi di pasar sehingga masyarakat mendapatkan
keuntungan dari menabung sampah tersebut. Berdasarkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun 2012, bank sampah adalah sebuah tempat
pemilahan dan juga pengumpulan sampah yang bisa didaur ulang atau digunakan
kembali dan memiliki nilai ekonomi. Bank sampah merupakan sebuah strategi
implementasi 3R (reduce, reuse, dan recycle) dalam pengelolaan sampah di masyarakat.
Bank sampah merupakan cara untuk mengajak masyarakat untuk memilah sampah.

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Bab ini menguraikan pendekatan penelitian kualitatif yang digunakan dalam
studi ini untuk menjelajahi fenomena yang kompleks dan multidimensi. Pendekatan
kualitatif dipilih karena kemampuannya untuk mengeksplorasi dan memahami konteks,
makna, dan pengalaman subjektif yang melibatkan partisipan penelitian. Dalam bab ini,
peneliti akan menjabarkan metode-metode yang digunakan, termasuk pendekatan
fenomenologi, analisis naratif, dan teknik wawancara mendalam, serta langkah-langkah
yang diambil untuk memastikan kredibilitas dan validitas penelitian. Dengan
memperdalam pemahaman terhadap perspektif individu dan dinamika sosial,
diharapkan penelitian ini akan memberikan kontribusi yang berharga terhadap
pemahaman kita tentang fenomena yang diteliti.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat dan waktu penelitian yang menjadi fokus dari studi tentang Pengaruh
Kebijakan Pelarangan Penggunaan Kemasan Plastik Terhadap Kedisiplinan Siswa di
MAN 1 Pekanbaru. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama 1
Pekanbaru, sebuah lembaga pendidikan yang terletak di pusat kota Pekanbaru, Riau.
Lokasi ini dipilih karena representatifitasnya terhadap populasi siswa di daerah tersebut
serta relevansinya dengan kebijakan yang diteliti. Penelitian ini berlangsung mulai dari
tanggal 3 Januari hingga 28 Februari, selama periode dua bulan, mengakomodasi
perubahan perilaku siswa seiring waktu implementasi kebijakan. Dengan demikian,
diharapkan penelitian ini mampu memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai
pengaruh kebijakan tersebut terhadap kedisiplinan siswa di MAN 1 Pekanbaru.

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Sumber Data Penelitian


Sumber data penelitian adalah hal terpenting yang menjadi pertimbangan
dalam pengambilan data. Berdasarkan pendapat Husein Umar (2013:18) “Objek
penelitian menjelaskan tentang apa dan siapa yang menjadi objek penelitian. Dan juga
menjelaskan tentang dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga dikaitkan
dengan hal lain jika dianggap perlu.”

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang di lakukan pada penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2017:6) penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Penelitian kualitatif menekankan pada kualitas bukan kuantitas dan data-data yang
dikumpulkan bukan berasal dari kuisioner melainkan berasal dari wawancara, observasi
langsung dan dokumen resmi yang terkait lainnya. Penelitian kualitatif juga lebih
mementingkan segi proses daripada hasil yang didapat. Hal tersebut disebabkan oleh
hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas jika diamati dalam
proses.
3.4 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif melibatkan proses mendalam untuk
memahami, menginterpretasi, dan mengeksplorasi makna yang terkandung dalam data
kualitatif, seperti wawancara, observasi, atau dokumen. Berikut adalah langkah-langkah
umum yang dilakukan dalam analisis data kualitatif:

1. Persiapan Data: Mulailah dengan memahami secara menyeluruh data yang


dikumpulkan, baik itu berupa wawancara, observasi, atau dokumen. Pastikan data telah
terdokumentasi dengan baik dan tersusun secara rapi.

2. Pemilihan Pendekatan Analisis: Pilihlah pendekatan atau metode analisis yang sesuai
dengan tujuan penelitian dan jenis data yang dikumpulkan. Beberapa pendekatan umum
termasuk analisis tematik, analisis naratif, atau analisis fenomenologis.

3. Pengkodean Data: Kodekan data dengan mengidentifikasi pola, tema, atau konsep-
konsep yang muncul dari data. Proses pengkodean dapat dilakukan dengan
menggunakan metode deduktif (berdasarkan kerangka teoritis) atau induktif
(berdasarkan temuan dari data).

4. Pengelompokan dan Pengelompokan Kategori: Setelah pengkodean, kelompokkan


dan kategorikan kode-kode tersebut ke dalam tema atau kategori yang lebih besar. Ini
membantu dalam mengorganisir dan menyusun kembali data untuk analisis lebih lanjut.

5. Analisis Mendalam: Lakukan analisis mendalam terhadap setiap tema atau kategori
yang diidentifikasi. Cari pola-pola, hubungan, dan makna yang muncul dari data.
Gunakan pendekatan reflektif dan interpretatif dalam menganalisis data.

6. Penafsiran dan Kesimpulan: Setelah menganalisis data, tafsirkan hasil analisis dengan
merujuk pada pertanyaan penelitian dan kerangka teoritis yang relevan. Buat
kesimpulan tentang temuan-temuan utama dan hubungannya dengan tujuan penelitian.

7. Verifikasi dan Validasi: Verifikasi temuan dengan memeriksa kembali data dan
memastikan kesesuaian interpretasi dengan konteks asli data. Validasi dapat dilakukan
melalui teknik triangulasi, diskusi dengan rekan peneliti, atau meminta umpan balik dari
subjek penelitian.

8. Presentasi dan Pelaporan: Presentasikan hasil analisis dengan cara yang jelas,
sistematis, dan komprehensif. Buat laporan penelitian yang merinci proses analisis,
temuan utama, interpretasi, dan implikasi penelitian secara terperinci. Pastikan untuk
menjelaskan secara transparan langkah-langkah analisis yang dilakukan.

3.5 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Uji Kredibilitas (Credibility) Dalam penelitian kuantitatif, kredibilitas disebut validitas
internal. Dalam penelitian kualitatif, data dapat dinyatakan kredibel apabila adanya
persamaan antara apa yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi
pada objek yang diteliti

3.6 Kategorisasi
Kategorisasi adalah tindakan memilah dan mengatur sesuatu menurut kelompok,
kelas, atau, seperti yang Anda duga, kategori. Kata benda ini sangat mirip artinya
dengan "assortment", "classification", dan "compartmentalization". Kategori itu sendiri
berupa seperangkat tema yang disusun atas dasar pemikiran, intuisi, pendapat atau
kriteria tertentu. (Basrowi dan Suwandi, 2008: 196). Mengenai tahapan-tahapan
penelitian, pengolahan data bersifat dinamis yang dilakukan pada saat pengumpulan
data. Data yang diperoleh dari sumber data demi konsistensi dan keteraturan yang
disusun berdasarkan kategori informan yaitu:
1. Profil informan :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
4. Tingkat Pendidikan :
3.6.1 Profil Informan
Informan dalam penelitian ini merupakan bagian dari penelitian guna memperoleh
data informasi. Informan dalam hal ini berjumlah empat orang responden dari kalangan
guru dan siswa.
Informan 1 :
Nama : Kahlil Jamal
Usia : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Tingkat Pendidikan : SMA
Informan 2 :
Nama : Latifah Qolbi
Usia : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tingkat Pendidikan : SMA
Informan 3 :
Nama : Muthia Ersanny
Usia : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tingkat Pendidikan : SMA
Informan 4 :
Nama : Tengku Naila
Usia : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tingkat Pendidikan : SMA

Informan 5 :
Nama : Ikrar Bakti
Usia : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Tingkat Pendidikan : SMA
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyajian Data Penelitian


Dalam bagian ini peneliti menunjukkan beberapa data hasil dari wawancara serta
menyajikan informasi yang didapat. Wawancara yang telah dilakukan menggunakan cara
yaitu mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden mengenai “Pengaruh
kebijakan pelarangan penggunaan kemasan plastik terhadap kedisiplinan siswa di MAN 1
Pekanbaru”. Beberapa pertanyaan yang diajukan untuk data penelitian adalah sebagai
berikut: Apa yang dapat kamu amati atau rasakan sebagai dampak langsung dari
kebijakan pelarangan tersebut dalam kehidupan sehari-hari di sekolah? Jika ya,
bagaimana hal itu tercermin dalam tindakan sehari-hari mereka?, Menurutmu, apa peran
penting kedisiplinan siswa dalam mendukung keberhasilan kebijakan pelarangan
penggunaan kemasan plastik di MAN 1 Pekanbaru, Bagaimana tanggapan anda selaku
siswa terhadap kebijakan pelarangan penggunaan kemasan plastik? Apakah terdapat
tantangan atau hambatan tertentu dalam implementasinya?, Apakah kebijakan pelarangan
penggunaan kemasan plastik telah memberikan perubahan pola pikir siswa terkait
kebersihan lingkungan? Jika iya, bagaimana perubahan tersebut dapat diukur?,
Bagaimana peran dan partisipasi siswa dalam mendukung kebijakan ini? Apakah mereka
memiliki inisiatif tertentu untuk memastikan kebijakan tersebut diterapkan dengan baik?,
Menurutmu, apa peran penting kedisiplinan siswa dalam mendukung keberhasilan
kebijakan pelarangan penggunaan kemasan plastik di MAN 1 Pekanbaru?

4.1.1 Dampak Langsung Dari Kebijakan Pelarangan


Berdasarkan hasil wawancara dari pertanyaan “Apa yang dapat kamu
amati atau rasakan sebagai dampak langsung dari kebijakan pelarangan tersebut
dalam kehidupan sehari-hari di sekolah? Jika ya, bagaimana hal itu tercermin dalam
tindakan sehari-hari mereka?”. Berikut hasil dari wawancara yang telah ditanyakan
kepada lima responden.

Resonden 1 (KJ) Menurut saya pelarangan penggunaan lastic sedikit menyulitkan


dikarenakan tidak adanya yang menjual makan makanan yang
berbungkus lastic di kantin dan juga minuman, dan untuk kehidupan
sehari-hari menurut saya hal ini tidak terlalu berpengaruh karena saya
masih banyak melihat teman-teman saya menggunakan lastic.
Responden 2 (LQ) Dampak langsung yang dapat dirasakan adalah lingkungan mansa
perlahan berkurang dari sampah lastic, karena penggunaan lastic
digantikan dengan piring lastic atau kaca gitu, tetapi negatifnya, siswa
jadi malas untuk mengantarkan piring ke kantin kembali.
Responden 3 (ME) Ya saya merasakan dampak yang terjadi secara langsung, seperti
penggunaan lastic dalam makanan yang mungkin biasa nya las make
lastic tapi sekarang jadi memakai piring yang perlu diantar kembali
ke kantin.
Responden 4 (TN) Dengan tidak adanya kemasan lastic, sekolah akan menghasilkan
lebih sedikit sampah lastic, membantu lingkungan menjadi lebih
bersih dan mengurangi dampak lastic terhadap ekosistem.
Responden 5 (IB) Dampaknya sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.
Siswa menjadi lebih sadar akan penggunaan lastic dan mulai
mengurangi pemakaian kemasan lastic dalam kegiatan sehari-hari
mereka, seperti membawa bekal menggunakan wadah tahan lama.
Table 1 Dampak Langsung Dari Kebijakan Pelarangan

4.1.2 Peran Penting Kedisiplinan Siswa


Berdasarkan hasil wawancara dari pertanyaan “Menurutmu, apa peran
penting kedisiplinan siswa dalam mendukung keberhasilan kebijakan pelarangan
penggunaan kemasan plastik di MAN 1 Pekanbaru?”. Berikut hasil jawaban
responden dari wawancara yang telah ditanyakan kepada lima responden.

Responden 1 (KJ) Tidak membawa sampah lastic ke sekolah.


Responden 2 (LQ) Peran siswa mansa sangat penting dalam menjaga kebersihan
lingkungan, karena skala siswa yang besar tentunya bersih
atau tidaknya sekolah ya, itu tergantung siswa nya.
Responden 3 (ME) Kedisplinan siswa menjadi lebih banyak, dengan
mengharuskan mengurangi penggunaan sampah lastic agar
lingkungan sekolah menjadi bersih tanpa ada sampah yang
menumpuk.
Responden 4 (TN) Mereka las jadi contoh bagi yang lain, mendorong budaya
sekolah
yang berkelanjutan dan peduli lingkungan.
Responden 5 (IB) Kedisiplinan siswa sangat penting dalam mendukung
keberhasilan kebijakan tersebut. Dengan disiplin, siswa akan
lebih patuh terhadap aturan dan lebih aktif dalam mengurangi
penggunaan lastic serta menciptakan lingkungan sekolah
yang bersih dan ramah lingkungan.
Table 2 Peran Penting Kedisiplinan Siswa

4.1.3 Tanggapan Selaku Siswa


Berdasarkan hasil wawancara dari pertanyaan “Bagaimana tanggapan
anda selaku siswa terhadap kebijakan pelarangan penggunaan kemasan plastik?
Apakah terdapat tantangan atau hambatan tertentu dalam implementasinya”.
Berikut hasil jawaban responden dari wawancara yang telah ditanyakan kepada
lima responden.

Responden 1 (KJ) Menurut saya ini sedikit sulit karena tidak adanya yang
menjual air mineral di kantin karena hal itu menggunakan
bungkusan lastic.
Responden 2 (LQ) Hambatan nya adalah agak ribet kalau harus mengembalikan
piring ke kantin karena kadang bel masuk udah bunyi.
Responden 3 (ME) Pastinya dengan diadakan kebijakan baru pasti perlu ada nya
pembiasaan baru.
Responden 4 (TN) Sebagai siswa, saya menyambut baik kebijakan pelarangan
penggunaan kemasan lastic karena saya menyadari
pentingnya menjaga lingkungan.
Responden 5 (IB) Tanggapan siswa terhadap kebijakan pelarangan penggunaan
kemasan lastic cukup positif. Meskipun ada tantangan dalam
implementasinya, seperti kebiasaan lama menggunakan lastic,
namun dengan kesadaran akan pentingnya menjaga
lingkungan, siswa bersedia untuk beradaptasi.
Table 3 Tanggapan Selaku Siswa

4.1.4 Perubahan Pola Pikir Siswa Terkait Kebersihan Lingkungan


Berdasarkan hasil wawancara dari pertanyaan “Apakah kebijakan
pelarangan penggunaan kemasan plastik telah memberikan perubahan pola pikir
siswa terkait kebersihan lingkungan? Jika iya, bagaimana perubahan tersebut
dapat diukur?”. Beberapa jawaban responden dari wawancara yang telah
ditanyakan.

Responden 1 Menurut saya hal ini belum merubah pola last para siswa
(KJ) karena kebijakan ini masih dalam tahap awal,hal ini dapat
diukur dari kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar.
Responden 2 (LQ) Perlahan kebijakan ini sudah mengubah pola last siswa.
Responden 3 (ME) Perubahan dapat diukur dari tindakan-tindakan siswa dalam
penerapan kebijakan ini.
Responden 4 (TN) Perubahan pola last siswa terkait kebersihan lingkungan
yaitu peningkatan Kesadaran.
Responden 5 (IB) Kebijakan pelarangan penggunaan kemasan lastic telah
memberikan perubahan pola last siswa terkait kebersihan
lingkungan. Perubahan tersebut dapat diukur dari
penurunan jumlah sampah lastic di sekolah, partisipasi
siswa dalam kegiatan daur ulang, dan tingkat kesadaran
siswa akan dampak lastic penggunaan lastic.
Table 4 Perubahan Pola Pikir Siswa Terkait Kebersihan Lingkungan

4.1.5 Peran Dan Partisipasi Siswa Dalam Kebijakan


Berdasarkan hasil wawancara dari pertanyaan “Bagaimana peran dan
partisipasi siswa dalam mendukung kebijakan ini? Apakah mereka memiliki
inisiatif tertentu untuk memastikan kebijakan tersebut diterapkan dengan baik?”.
Didapat beberapa hasil jawaban responden dari pertanyaan wawancara yang
telah ditanyakan.

Responden 1 Menurut saya mereka tentu saja memiliki inisiatif yang


(KJ) baik agar kebijakan ini berjalan dengan lasti dikarenakan
larangan penggunaan lastic las membuat lingkungan lebih
bersih.
Responden 2 (LQ) Karena guru” dan karyawan berperan tegas, siswa mansa
mau tidak mau ikut menerapkan kebijakan yang berlaku.
Responden 3 (ME) Ada sebagian yg sudah menerapkan kebijakan ini tp tidak
sedikit jg ada para siswa yg masih tindak taat aturan, seperti
mengembalikan oring” bekas makan ke kantin.
Responden 4 (TN) Ya mungkin dapat menjadi teladan dengan menggunakan
lasticive ramah lingkungan.
Responden 5 (IB) Peran dan partisipasi siswa sangat besar dalam mendukung
kebijakan ini. Mereka aktif dalam mengedukasi teman-
temannya, mengorganisir kegiatan lingkungan, dan mencari
solusi lasticive untuk mengurangi penggunaan lastic di
sekolah.
Table 5 Peran Dan Partisipasi Siswa Dalam Kebijakan

4.1.6 Peran Penting Kedisiplinan Siswa Dalam Mendukung Keberhasilan


Kebijakan
Berdasarkan hasil wawancara dari pertanyaan terakhir “Menurutmu, apa
peran penting kedisiplinan siswa dalam mendukung keberhasilan kebijakan
pelarangan penggunaan kemasan plastik di MAN 1 Pekanbaru?”. Berikut
beberapa hasil jawaban dari pertanyaan terakhir yang disampaikan kepada
responden.

Responden 1 Peran penting para siswa adalah terus mendukung MAN 1


(KJ) Pekanbaru dengan kebijakan baru ini agar sekolah terlihat
lebih bersih dan nyaman.
Responden 2 (LQ) Sadari dampak lastic dari kemasan lastic, tumbuhkan sifat
peduli lingkungan.
Responden 3 (ME) Membuat lingkungan sekolah menjadi lingkungan yg asri
bersih dan akan menjadi sekolah adiwiyata.
Responden 4 (TN) Menjadi contoh dalam menggunakan lasticive ramah
lingkungan.
Responden 5 (IB) Kedisiplinan siswa menjadi kunci dalam menjaga
keberhasilan kebijakan pelarangan penggunaan kemasan
lastic. Dengan kedisiplinan yang tinggi, siswa akan lebih
mudah mengikuti aturan dan berpartisipasi secara aktif
dalam menciptakan lingkungan sekolah yang lebih bersih
dan ramah lingkungan.
Table 6 Peran Penting Kedisiplinan Siswa Dalam Mendukung Keberhasilan Kebijakan

4.2 Pembahasan Analitis


Berdasarkan data yang telah terkumpul melalui wawancara, dilakukan
pembahasan penelitian dengan mendeskripsikan hasil wawancara, yang menyangkut
Kebijakan Pelarangan Penggunaan Kemasan Plastik Terhadap Kedisiplinan Siswa Man
1 Pekanbaru.

Dari jawaban beberapa responden mengenai pertanyaan yang diajukan, ada


beberapa kesimpulan yang las ditarik. Kebanyakan menyetujui kebijakan tersebut,
namun memiliki tantangan yang berupa menjaga ke konsistensian mengurangi sampah
lastic. Para siswa mempunyai dampak besar dalam berpartisipasi terhadap kebijakan
tersebut. Siswa tentu harus mengembalikan beberapa peralatan yang ada di kantin untuk
mengurangi penggunaan sampah lastic. Namun, dengan tantangan tersebut dapat
menghasilkan dampak positif berupa mengurangnya pencemaran lingkungan dengan
sampah plastik. Siswa akan beradaptasi dengan lingkungan yang baik dan memiliki
kedisiplinan yang tinggi jika berhasil.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
1. Penggunaan plastik, terutama dalam kemasan di MAN 1 Pekanbaru, dapat
berdampak negatif pada lingkungan, seperti polusi plastik dan kerusakan
ekosistem, jika tidak dikelola dengan baik.
2. MAN 1 Pekanbaru memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa
terkait isu lingkungan dan penggunaan kemasan plastik dengan memasukkan
pendidikan lingkungan dalam kurikulum dan mendorong praktek ramah
lingkungan di lingkungan sekolah.
3. Kedisiplinan siswa dalam mematuhi kebijakan terkait penggunaan plastik
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dengan meningkatkan kesadaran
akan tanggung jawab terhadap lingkungan, memberikan contoh positif dalam
praktik berkelanjutan, dan memupuk budaya sekolah yang peduli
terhadap ekologi.

5.2 SARAN
Dari hasil penelitian dan wawancara yang di lakukan, di uraikan beberapa hal yang bisa
di pertimbangkan sebagai berikut :

1. Melakukan intensifkan program edukasi lingkungan untuk siswa dan staf di


MAN 1 Pekanbaru
2. Melakukan implementasikan kebijakan pengurangan penggunaan plastik di
kantin dan lingkungan MAN 1 Pekanbaru
3. Melibatkan siswa dalam kegiatan pengelolaan sampah dan daur ulang, serta
sosialisasi akan penting nya menjaga kebersihan lingkungan sekolah agar
mendapatkan kenyamanan saat belajar serta mengembalikan kesan Adiwiyata
yang sempat hilang.
4. Mealakukan evaluasi dan pembaruan kebijakan secara berkala sesuai dengan
perkembangan isu di lingkungan MAN 1 Pekanbaru.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, M. J. (2021). Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Dan Menjaga Kebersihan
Di Sekolah. Guru Tua : Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 4(1), 59–68.
https://doi.org/10.31970/gurutua.v4i1.67
Julianti, R., & Nasirun, H. M. (2018). Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(Phbs) Di Lingkungan Sekolah. Jurnal Ilmiah Potensia, 3(2), 11–17.
www.dinkes.go.id
Kurniaty, Y., Haji Bani Nararaya, W., Nabila Turawan, R., & Nurmuhamad, F. (2016).
Mengefektifkan Pemisahan Jenis Sampah Sebagai Upaya Pengelolaan Sampah
Terpadu. Varia Justicia, 12(1), 135–150.
http://dkpt.magelangkota.go.id/bidang/kebersihan,
Mujiwati, Y., Paramitha, M., & Maulana, M. Z. A. S. (2020). Menumbuhkan Rasa
Kepedulian Siswa Terhadap Kebersihan Lingkungan Di Sekolah Ma Al Masyhur
Bugul Kidul Kota Pasuruan. Community Development Journal : Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 1(2), 157–164. https://doi.org/10.31004/cdj.v1i2.852
Purnami, W. (2021). Pengelolaan Sampah di Lingkungan Sekolah untuk Meningkatkan
Kesadaran Ekologi Siswa. INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA, 9(2), 119.
https://doi.org/10.20961/inkuiri.v9i2.50083
Putra, H. P., & Yuriandala, Y. (2010). Studi Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi
Produk dan Jasa Kreatif. Jurnal Sains &Teknologi Lingkungan, 2(1), 21–31.
https://doi.org/10.20885/jstl.vol2.iss1.art3
Yuliesti, K. D., Suripin, S., & Sudarno, S. (2020). Strategi Pengembangan Pengelolaan
Rantai Pasok Dalam Pengelolaan Sampah Plastik. Jurnal Ilmu Lingkungan, 18(1),
126–132. https://doi.org/10.14710/jil.18.1.126-132
LAMPIRAN
HASIL PERTANYAAN WAWANCARA MENGENAI KEBIJAKAN
PELANGGARAN PENGGUNAAN KEMASAN PLASTIK TERHADAP
KEDISIPLINAN SISWA MAN 1 PEKANBARU

Kantin :

1. Apakah dampak dengan adanya kebijakan ini?


2. Apakah pelarangan penggunaan kemasan plastik lebih menyulitkan atau lebih
mempermudah?
3. Apakah dari kebijakan ini berpengaruh pada pendapatan?

Jawaban responden :

Buk Santi

1. Tak ada dampak yang dirasakan Buk Santi dari adanya kebijakan ini, malah
pendapatannya semakin banyak karena tidak perlu membeli plastik sebagai
wadah makanan, kini hanya perlu menggunakan piring sebagai wadah makanan
yang akan dibeli oleh para siswa. Hal ini lebih efektif dan mempermudah,
karena sudah dari dulu kebijakan ini ada, tapi mulai banyak dan sering
dilanggar. Dengan adanya kebijakan ini, lingkungan madrasah jadi lebih bersih
dan sudah jarang sekarang melihat sampah. Bu Santi mengaku mendukung
dengan tegas kebijakan ini karena banyak sisi positifnya, dan juga murid murid
harus ikut berpasrtisipasi untuk menjalankan kebijakan ini.

Buk Tina :

1. Pengaruh yang dihasilkan dari kebijakan ini bagi Buk Tina sangat positif karena
mengurangi pengeluaran karena makanan yang dibeli sudah bisa dimakan hanya
menggunakan piring. Kebijakan ini tidak mempersulit siswa karena kebijakan
ini lebih melatih siswa untuk menjadi lebih disiplin. Kebijakan ini bisa
memengaruh pendapatan Buk Tina jika para siswa tidak mengembalikan piring
sehingga ada beberapa yang hilang dan menyebabkan kerugian bagi pihak kantin
seperti Buk Tina. Namun, Buk Tina sendiri tidak mempermasalahkan hal ini dan
yakin lama-kelamaan, para siswa akan menjadi lebih terbiasa dan mulai bisa
mengembalikan piring ke kantin seperti seharusnya.

Cleaning Service :

1. Apakah dengan adanya kebijakan ini, sampah yang dihasilkan menjadi lebih
berkurang atau malah sama saja dengan sebelum nya?
2. Apakah dengan adanya kebijakan ini masih ada sampah yang dibuang tidak pada
tempatnya?
3. Semenjak ada kebijakan ini, apakah bapak/ibu merasa pekerjaan bapak/ibu
lebih mudah?

Jawaban responden:

1. Buk Rina menjelaskan bahwa sampah yang dihasilkan setelah kebijakan ini
berlangsung menjadi lebih berkurang, bahkan sampah yang biasanya masih ada
dibuang ke sembarangan tempat sudah kurang terlihat. Dengan adanya kebijakan
ini, Buk Rina mengaku bahwa pekerjaan yang ditekuni nya sebagai cleaning
service lebih dipermudah dan sangat terbantu, yang biasanya beliau harus
membuang sampah sebanyak tiga kali, kini ia hanya perlu membuang sampah
sebanyak sekali saja dalam sehari.
2. Pak Joko selaku cleaning service yang bertugas membersihkan lingkungan
MAN 1 Pekanbaru menjelaskan bahwa sampah plastik yang dihasilkan setelah
kebijakan ini diterbitkan justru lebih berkurang dari biasanya, bahkan tidak ada
lagi dijumpai sampah yang biasanya berserakan dan dibuang tidak pada
tempatnya. Hal ini membuat Pak Joko merasa pekerjaannya lebih terbantu dan
sangat dipermudah.

Guru :

1. Apakah semenjak adanya kebijakan ini bapak/ibu merasa kesusahan membawa


piring kembali ke kantin?
2. Apakah menurut (Bapak/Ibu) kebijakan ini akan efektif ramah lingkungan?
3. Untuk keberlangsungan kebersihan sekolah, apakah (Bapak/Ibu) menekankan
kebijakan ini dengan tegas?

Jawaban responden :

Buk Tika :

1. Dari hasil wawancara Buk Tika, beliau mengatakan bahwa ia tidak merasa
kesulitan membawa piring ke kantin karena beliau juga jarang makan di kantin.
Kebijakan ini lumayan mengurangi sampah secara signifikan, bahkan dulu
sampah membeludak dan sekarang sampah sudah berkurang dan tidak lagi
sebanyak dulu dan lebih bersih. Bu Tika mengaku hanya akan menghimbau dan
menegur untuk keberlangsungan kebersihan sekolah, karena beliau berada di
luar kapasitas untuk menghukum siswa.

Buk Ayu :

1. Kebijakan ini mampu mengurangi sampah, mengurangi pencemaran, membuat


murid lebih rajin dan membuat murid lebih sehat. Kebijakan ini efektif melatih
siswa untuk menjadi lebih disiplin, bukan hanya murid, guru pun juga turut
dilatih untuk menjadi lebih disiplin. Bu Ayu sendiri mendukung kebijakan ini
bahkan dengan aksi tegas.

Siswa :

1. Apakah dengan adanya kebijakan ini lebih mempersulit anda atau


mempermudah?
2. Bagaimana pendapat anda dengan kebijakan ini?
3. Apakah anda lebih memilih untuk membawa peralatan makanan dari rumah atau
tetap menggunakan peralatan dari kantin?

Jawaban responden :

1. Hasil wawancara menurut pendapat Kak Florinda dari kelas 12 ASC 2


berpendapat bahwa kebijakan pengurangan kemasan plastik mempermudahnya
ketika membeli makanan dari kantin, karena ia merasa lebih mudah makan
dengan menggunakan piring dibandingkan dengan plastik yang biasanya
digunakan. Ia sangat setuju dengan kebijakan ini, selain mempermudah,
kebijakan ini juga dapat mengurangi jumlah pasokan sampah plastik yang
berserakan, ia berpendapat bahwa tidak ingin merasa kesulitan dan sedikit
terpaksa untuk menggunakan peralatan makanan dari kantin dibandingkan
membawa peralatannya dari rumah.
2. Hasil wawancara menurut pendapat kak dari kelas 12 ASC 2 yaitu kebijakan ini
sangat bagus dalam mengurangi sampah plastik yang berserakan dan ia merasa
kebijakan ini mempermudahnya dalam membeli makanan karena tidak harus
membuang sampah ke tong sampah dan saat belanja makanan di kantin seperti
es kim yang ketika membelinya kita harus membuka kemasannya saat itu juga.
Tetapi resiko yang harus ditanggung yaitu sedikit mengurangi kebersihan
makanannya karena bisa saja sudah terkena debu. Ia juga berpendapat bahwa ia
lebih memilih peralatan makan dari kantin dibanding harus membawa peralatan
sendiri dari rumah karena lebih praktis meskipun merasa kurang percaya dengan
kebersihan peralatan makan tersebut.

Sarana :

1. Mengapa pada akhirnya bapak/ibu mencetuskan kebijakan ini?


2. Apakah kebijakan ini akan berlangsung lama atau bahkan sudah ditetapkan dan
tidak akan diubah?
3. Apakah pihak guru merasa kesulitan dengan adanya kebijakan ini?

Jawaban responden :

Pihak sarana menjelaskan alasan mengapa pada akhirnya memutuskan untuk


mencetuskan kebijakan ini karena beberapa alasan, seperti: 1) sampah plastik
menggunung dan susah untuk diuraikan, 2) sampah plastik yang menggunung tidak
mencerminkan sebagai sekolah yang Adiwiyata semenjak tahun 2015, 3) sampah plastik
yang berserakan kurang sedap untuk dipandang oleh mata. Para guru tidak merasa
kesulitan dengan adanya kebijakan ini, bahkan pihak sarana mengatakan jika peralatan
kotor dan ada komplain dari pihak siswa, akan dijadikan sebagai saran agar kedepannya
menjadi lebih baik. Kebijakan ini akan ditetapkan seterusnya dan tidak akan diubah.

Anda mungkin juga menyukai