RISET Pengaruh Kebijakan Pelarangan Penggunaan Kemasan Plastik Terhadap Kedisiplinan Siswa Man 1 Pekan
RISET Pengaruh Kebijakan Pelarangan Penggunaan Kemasan Plastik Terhadap Kedisiplinan Siswa Man 1 Pekan
FABELLIA FIRJAZILAH
NABIL ALDEVAN
PITER JAYA
MAN 1 Pekanbaru
Tahun 2024
KATA PENGANTAR
Dengan penuh hormat, saya ingin menyampaikan kata pengantar ini sebagai
bagian dari penelitian yang berjudul "Pengaruh Kebijakan Pelarangan Penggunaan
Kemasan Plastik Terhadap Kedisiplinan Siswa Man 1 Pekanbaru". Penelitian ini
bertujuan untuk mengeksplorasi dampak kebijakan pelarangan penggunaan kemasan
plastik terhadap kedisiplinan siswa di MAN 1 Pekanbaru. Kebijakan lingkungan yang
semakin diperketat menuntut tindakan nyata dalam mengurangi penggunaan plastik,
termasuk di lingkungan pendidikan. Dalam konteks ini, penelitian ini berupaya untuk
memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana kebijakan pelarangan
tersebut memengaruhi perilaku siswa dalam menggunakan kemasan plastik.
Abstract
This research aims to explore the impact of the policy of banning the use of plastic
packaging on student discipline at MAN 1 Pekanbaru to support global efforts to
protect the environment. Qualitative research methods were used by conducting
interviews with relevant informants. The results of the interviews showed that the plastic
ban policy at MAN 1 Pekanbaru had a positive impact on student discipline and
environmental cleanliness, with students responding positively to the policy. Student
discipline is considered important in supporting the success of this policy, while the role
of students is very important in its implementation. In conclusion, the use of plastic at
MAN 1 Pekanbaru can have a negative impact on the environment if not managed
properly. Therefore, it is recommended to improve environmental education programs,
implement policies to reduce plastic use, involve students in waste management, and
conduct regular policy evaluations.
DAFTAR TABEL
Table 1 Dampak Langsung Dari Kebijakan Pelarangan.................................................19
Table 2 Peran Penting Kedisiplinan Siswa......................................................................19
Table 3 Tanggapan Selaku Siswa....................................................................................20
Table 4 Perubahan Pola Pikir Siswa Terkait Kebersihan Lingkungan............................20
Table 5 Peran Dan Partisipasi Siswa Dalam Kebijakan..................................................21
Table 6 Peran Penting Kedisiplinan Siswa Dalam Mendukung Keberhasilan Kebijakan
.........................................................................................................................................21
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Hingga saat ini, penumpukan sampah terutama pada sampah plastik telah menjadi
perhatian utama. Penggunaan sampah plastik telah menjadi salah satu gaya hidup
modern yang dampaknya sangat memngkhawatirkan bagi lingkungan sekitar. Hal ini
berdampak buruk bagi lingkungan karena sampah plastik sulit terurai hingga dapat
membahayakan lingkungan dan ekosistem bumi jika berlangsung secara terus menerus.
Oleh karena itu, sudah banyak sekolah yang menerapkan pengurangan sampah plastik di
lingkungan sekolah agar tetap terjaga dan tidak tercemar, salah satunya adalah
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pekanbaru.
2. Bagaimana peran MAN 1 Pekanbaru dalam membentuk karakter siswa terkait isu
lingkungan dan penggunaan kemasan plastik?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
2. Untuk mengetahui peran MAN 1 Pekanbaru dalam membentuk karakter siswa terkait
isu lingkungan dan penggunaan kemasan plastik.
1.4 Manfaat
1. Dapat memberikan manfaat secara teoritis terutama akibat yang terjadi jika sampah
plastik yang sulit terurai terus terusan bertumpuk.
Pendidikan karakter adalah usaha aktif yang membentuk kebiasaan hingga sifat
dari anak akan terpahat sejak dini, agar dapat mengambil keputusan dengan bijak serta
dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Fitri, 2012). Seseorang yang
berkarakter baik adalah yang dapat mengambil keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan setiap dampak dari keputusannya. Hal ini lahir dari
konsekuensi pemaknaan karakter sebagai cara berpikir dan berkepribadian yang khas
tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa, dan negara. Pendidikan karakter bukanlah pendidikan instan yang langsung
menemui hasil, namun memerlukan tahapan-tahapan stimulasi yang perlu dilampaui dan
proses internalisasi yang akan menguatkan terbentuknya perilaku tertentu (Olim, 2010).
2.4 Sampah
Permasalahan nasional dan telah menjadi isu penting dalam masalah lingkungan
perkotaan ialah permasalahan sampah. Tumpukan sampah tidak akan pernah berkurang
atau habis bahkan terus bertambah seiring dengan pertumbuhannya populasi manusia
serta semakin meningkat dan kompleks kegiatan manusia. Tumpukan sampah yang
semakin besar akan mengganggu aktivitas manusia sehingga dapat menurunkan kualitas
hidup.
Sampah adalah seluruh bentuk limbah berbentuk padat yang berasal dari
aktivitas manusia dan juga hewan yang kemudian dibuang karena tidak memiliki
manfaat atau keberadaan yang tidak diinginkan lagi. (Tchobanoglus, 1993). Menurut
Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pengertian
sampah ialah sisa dari aktivitas sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk
padat.
Sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan industri, khusus, fasilitas
sosial, fasilitas umum, dan lainnya. Sampah ini bila tidak ditangani dengan baik dapat
merusak estetika lingkungan, menimbulkan bau, serta berkembangnya penyakit.
Penghasil sampah yang tidak melaksanakan penanganan sampah dengan baik akan
menjadi penyebab timbulnya gangguan lingkungan.
2. Pemilihan Pendekatan Analisis: Pilihlah pendekatan atau metode analisis yang sesuai
dengan tujuan penelitian dan jenis data yang dikumpulkan. Beberapa pendekatan umum
termasuk analisis tematik, analisis naratif, atau analisis fenomenologis.
3. Pengkodean Data: Kodekan data dengan mengidentifikasi pola, tema, atau konsep-
konsep yang muncul dari data. Proses pengkodean dapat dilakukan dengan
menggunakan metode deduktif (berdasarkan kerangka teoritis) atau induktif
(berdasarkan temuan dari data).
5. Analisis Mendalam: Lakukan analisis mendalam terhadap setiap tema atau kategori
yang diidentifikasi. Cari pola-pola, hubungan, dan makna yang muncul dari data.
Gunakan pendekatan reflektif dan interpretatif dalam menganalisis data.
6. Penafsiran dan Kesimpulan: Setelah menganalisis data, tafsirkan hasil analisis dengan
merujuk pada pertanyaan penelitian dan kerangka teoritis yang relevan. Buat
kesimpulan tentang temuan-temuan utama dan hubungannya dengan tujuan penelitian.
7. Verifikasi dan Validasi: Verifikasi temuan dengan memeriksa kembali data dan
memastikan kesesuaian interpretasi dengan konteks asli data. Validasi dapat dilakukan
melalui teknik triangulasi, diskusi dengan rekan peneliti, atau meminta umpan balik dari
subjek penelitian.
8. Presentasi dan Pelaporan: Presentasikan hasil analisis dengan cara yang jelas,
sistematis, dan komprehensif. Buat laporan penelitian yang merinci proses analisis,
temuan utama, interpretasi, dan implikasi penelitian secara terperinci. Pastikan untuk
menjelaskan secara transparan langkah-langkah analisis yang dilakukan.
3.6 Kategorisasi
Kategorisasi adalah tindakan memilah dan mengatur sesuatu menurut kelompok,
kelas, atau, seperti yang Anda duga, kategori. Kata benda ini sangat mirip artinya
dengan "assortment", "classification", dan "compartmentalization". Kategori itu sendiri
berupa seperangkat tema yang disusun atas dasar pemikiran, intuisi, pendapat atau
kriteria tertentu. (Basrowi dan Suwandi, 2008: 196). Mengenai tahapan-tahapan
penelitian, pengolahan data bersifat dinamis yang dilakukan pada saat pengumpulan
data. Data yang diperoleh dari sumber data demi konsistensi dan keteraturan yang
disusun berdasarkan kategori informan yaitu:
1. Profil informan :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
4. Tingkat Pendidikan :
3.6.1 Profil Informan
Informan dalam penelitian ini merupakan bagian dari penelitian guna memperoleh
data informasi. Informan dalam hal ini berjumlah empat orang responden dari kalangan
guru dan siswa.
Informan 1 :
Nama : Kahlil Jamal
Usia : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Tingkat Pendidikan : SMA
Informan 2 :
Nama : Latifah Qolbi
Usia : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tingkat Pendidikan : SMA
Informan 3 :
Nama : Muthia Ersanny
Usia : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tingkat Pendidikan : SMA
Informan 4 :
Nama : Tengku Naila
Usia : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tingkat Pendidikan : SMA
Informan 5 :
Nama : Ikrar Bakti
Usia : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Tingkat Pendidikan : SMA
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden 1 (KJ) Menurut saya ini sedikit sulit karena tidak adanya yang
menjual air mineral di kantin karena hal itu menggunakan
bungkusan lastic.
Responden 2 (LQ) Hambatan nya adalah agak ribet kalau harus mengembalikan
piring ke kantin karena kadang bel masuk udah bunyi.
Responden 3 (ME) Pastinya dengan diadakan kebijakan baru pasti perlu ada nya
pembiasaan baru.
Responden 4 (TN) Sebagai siswa, saya menyambut baik kebijakan pelarangan
penggunaan kemasan lastic karena saya menyadari
pentingnya menjaga lingkungan.
Responden 5 (IB) Tanggapan siswa terhadap kebijakan pelarangan penggunaan
kemasan lastic cukup positif. Meskipun ada tantangan dalam
implementasinya, seperti kebiasaan lama menggunakan lastic,
namun dengan kesadaran akan pentingnya menjaga
lingkungan, siswa bersedia untuk beradaptasi.
Table 3 Tanggapan Selaku Siswa
Responden 1 Menurut saya hal ini belum merubah pola last para siswa
(KJ) karena kebijakan ini masih dalam tahap awal,hal ini dapat
diukur dari kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar.
Responden 2 (LQ) Perlahan kebijakan ini sudah mengubah pola last siswa.
Responden 3 (ME) Perubahan dapat diukur dari tindakan-tindakan siswa dalam
penerapan kebijakan ini.
Responden 4 (TN) Perubahan pola last siswa terkait kebersihan lingkungan
yaitu peningkatan Kesadaran.
Responden 5 (IB) Kebijakan pelarangan penggunaan kemasan lastic telah
memberikan perubahan pola last siswa terkait kebersihan
lingkungan. Perubahan tersebut dapat diukur dari
penurunan jumlah sampah lastic di sekolah, partisipasi
siswa dalam kegiatan daur ulang, dan tingkat kesadaran
siswa akan dampak lastic penggunaan lastic.
Table 4 Perubahan Pola Pikir Siswa Terkait Kebersihan Lingkungan
5.1 KESIMPULAN
1. Penggunaan plastik, terutama dalam kemasan di MAN 1 Pekanbaru, dapat
berdampak negatif pada lingkungan, seperti polusi plastik dan kerusakan
ekosistem, jika tidak dikelola dengan baik.
2. MAN 1 Pekanbaru memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa
terkait isu lingkungan dan penggunaan kemasan plastik dengan memasukkan
pendidikan lingkungan dalam kurikulum dan mendorong praktek ramah
lingkungan di lingkungan sekolah.
3. Kedisiplinan siswa dalam mematuhi kebijakan terkait penggunaan plastik
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dengan meningkatkan kesadaran
akan tanggung jawab terhadap lingkungan, memberikan contoh positif dalam
praktik berkelanjutan, dan memupuk budaya sekolah yang peduli
terhadap ekologi.
5.2 SARAN
Dari hasil penelitian dan wawancara yang di lakukan, di uraikan beberapa hal yang bisa
di pertimbangkan sebagai berikut :
Kantin :
Jawaban responden :
Buk Santi
1. Tak ada dampak yang dirasakan Buk Santi dari adanya kebijakan ini, malah
pendapatannya semakin banyak karena tidak perlu membeli plastik sebagai
wadah makanan, kini hanya perlu menggunakan piring sebagai wadah makanan
yang akan dibeli oleh para siswa. Hal ini lebih efektif dan mempermudah,
karena sudah dari dulu kebijakan ini ada, tapi mulai banyak dan sering
dilanggar. Dengan adanya kebijakan ini, lingkungan madrasah jadi lebih bersih
dan sudah jarang sekarang melihat sampah. Bu Santi mengaku mendukung
dengan tegas kebijakan ini karena banyak sisi positifnya, dan juga murid murid
harus ikut berpasrtisipasi untuk menjalankan kebijakan ini.
Buk Tina :
1. Pengaruh yang dihasilkan dari kebijakan ini bagi Buk Tina sangat positif karena
mengurangi pengeluaran karena makanan yang dibeli sudah bisa dimakan hanya
menggunakan piring. Kebijakan ini tidak mempersulit siswa karena kebijakan
ini lebih melatih siswa untuk menjadi lebih disiplin. Kebijakan ini bisa
memengaruh pendapatan Buk Tina jika para siswa tidak mengembalikan piring
sehingga ada beberapa yang hilang dan menyebabkan kerugian bagi pihak kantin
seperti Buk Tina. Namun, Buk Tina sendiri tidak mempermasalahkan hal ini dan
yakin lama-kelamaan, para siswa akan menjadi lebih terbiasa dan mulai bisa
mengembalikan piring ke kantin seperti seharusnya.
Cleaning Service :
1. Apakah dengan adanya kebijakan ini, sampah yang dihasilkan menjadi lebih
berkurang atau malah sama saja dengan sebelum nya?
2. Apakah dengan adanya kebijakan ini masih ada sampah yang dibuang tidak pada
tempatnya?
3. Semenjak ada kebijakan ini, apakah bapak/ibu merasa pekerjaan bapak/ibu
lebih mudah?
Jawaban responden:
1. Buk Rina menjelaskan bahwa sampah yang dihasilkan setelah kebijakan ini
berlangsung menjadi lebih berkurang, bahkan sampah yang biasanya masih ada
dibuang ke sembarangan tempat sudah kurang terlihat. Dengan adanya kebijakan
ini, Buk Rina mengaku bahwa pekerjaan yang ditekuni nya sebagai cleaning
service lebih dipermudah dan sangat terbantu, yang biasanya beliau harus
membuang sampah sebanyak tiga kali, kini ia hanya perlu membuang sampah
sebanyak sekali saja dalam sehari.
2. Pak Joko selaku cleaning service yang bertugas membersihkan lingkungan
MAN 1 Pekanbaru menjelaskan bahwa sampah plastik yang dihasilkan setelah
kebijakan ini diterbitkan justru lebih berkurang dari biasanya, bahkan tidak ada
lagi dijumpai sampah yang biasanya berserakan dan dibuang tidak pada
tempatnya. Hal ini membuat Pak Joko merasa pekerjaannya lebih terbantu dan
sangat dipermudah.
Guru :
Jawaban responden :
Buk Tika :
1. Dari hasil wawancara Buk Tika, beliau mengatakan bahwa ia tidak merasa
kesulitan membawa piring ke kantin karena beliau juga jarang makan di kantin.
Kebijakan ini lumayan mengurangi sampah secara signifikan, bahkan dulu
sampah membeludak dan sekarang sampah sudah berkurang dan tidak lagi
sebanyak dulu dan lebih bersih. Bu Tika mengaku hanya akan menghimbau dan
menegur untuk keberlangsungan kebersihan sekolah, karena beliau berada di
luar kapasitas untuk menghukum siswa.
Buk Ayu :
Siswa :
Jawaban responden :
Sarana :
Jawaban responden :