Anda di halaman 1dari 38

Perbandingan Faktor Indikator Yang Mendominasi Remaja Menggunakan

Plastik Bermerek

Disusun Oleh

Fatihah Aurelia Amanda NIS : 0016157964

Nuraini Hasana NIS : 0029670571

Mutiara Pramuditha Putri NIS : 0020223396

KARYA TULIS INI DIAJUKAN UNTUK LOMBA KARYA TULIS ILMIAH


REMAJA TINGKAT JAKARTA BARAT

KATEGORI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 101 JAKARTA

Jl. Joglo Baru, Kec. Kembangan Jakarta Barat 11640 Telp. 5847332 Fax.
70602352

Tahun 2019
MOTTO

“Jawaban sebuah keberhasilan adalah terus belajar dan tak kenal putus asa”

-2-
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Ilmiah oleh Fatihah Aurelia Amanda, Nuraini Hasana, dan Mutiara
Pramuditha Putri, ini telah disetujui untuk dikompetisikan pada Lomba Karya
Ilmiah Remaja tingkat Jakarta Barat.

Pembimbing I
Muhammad Surya Gumilang M.Pd

-3-
KATA PENGANTAR

Bismillah, Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Sebelumnya peneliti mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan Karya
Tulis ini dengan baik dan tepat waktu, pembuatan Karya Tulis ini
dimaksudkan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Tingkat Jakarta Barat
dan pada khususnya penelitian ini juga dilakukan untuk dapat memberikan
informasi kepada remaja dan pembaca terkait dengan Perbandingan Faktor
Indikator Yang Mendominasi Remaja Menggunakan Plastik Bermerek.

Selama masa pembuatan pula peneliti mengucapkan terima kasih


atas bimbingan Bapak Muhammad Surya Gumilang selaku pembimbing
yang telah memberikan saran, masukan, serta bimbingan selama proses
pengerjaan. Terakhir peneliti mengucapkan terima kasih pula kepada semua
pihak yang telah bekerjasama dalam proses pengerjaan sehingga penelitian
ini dapat terselesaikan.

Semoga hasil yang peneliti buat dapat dipergunakan dengan sebaik-


baiknya oleh para remaja dan pembaca dalam membantu menambah
pengetahuan untuk mengetahui perbandingan faktor indikator yang
mendominasi remaja menggunakan plastik bermerek.

Kami memohon maaf apabila dalam pembuatan KTI ini, masih ada
banyak kekurangan yang peneliti miliki. Peneliti berharap adanya masukan
yang membangun dari pembaca untuk tercapainya penelitian yang lebih
baik. Terima kasih.

-Peneliti-

-4-
ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan karena maraknya para remaja yang


menggunakan plastik bermerek, terutama di lingkungan sekolah, hal ini
membuat peneliti bertanya-tanya adakah alasan yang mendominasi mereka
untuk menggunakan plastik bermerek, seperti semata-mata mereka hanya
menyukai atau ada alasan tertentu untuk pencitraan diri. Olah sebab itu
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Perbandingan Faktor Indikator
Yang Mendominasi Remaja Menggunakan Plastik Bermerek. Peneliti
membatasi penelitian ini hanya untuk remaja SMAN 101 yang mendapatkan
link angket dari peneliti. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif dengan hipotesis (H0) faktor indikator yaitu
pencitraan diri yang mendominasi remaja untuk menggunakan plastik
bermerek, ditolak dan (H1) faktor indikator yaitu semata-mata menyukai
yang mendominasi remaja untuk menggunakan plastik bermerek, diterima.
Peneliti berharap hasil dari penelitian ini nantinya memberikan informasi
bahwa faktor indikator yaitu pencitraan diri yang mendominasi remaja
untuk menggunakan plastik bermerek.

This research was conducted because of the rise of adolescents who


use branded plastic, especially in the school environment, this makes
researchers wonder if there are reasons that dominate them to use branded
plastic, as if they only just like or there are certain reasons for self-imaging.
Therefore, this study was conducted to determine the Comparison of
Indicator Factors Dominating Youth Using Branded Plastic. Researchers
limit this study to only adolescents from SMAN 101 who get questionnaire
links from researchers. This study uses a descriptive method with a
quantitative approach with the hypothesis (H0) Indicator factors that are
solely liking that dominate adolescents to use branded plastic, are rejected
and (H1) Indicator factors namely self-image that dominate adolescents to
use branded plastics, are accepted. Researchers hope the results of this study
will provide information that the indicator factor is self-image that
dominates adolescents to use branded plastic

-5-
DAFTAR ISI

Cover...................................................................................................................i

Motto………………………………………………………………………......ii

Lembar Persetujuan...........................................................................................iii

Kata Pengantar...................................................................................................iv

Abstrak................................................................................................................v

Daftar Isi............................................................................................................vi

Daftar Tabel......................................................................................................vii

Daftar Diagram…………………………………………………………….....vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................9
B. Identifikasi Masalah …........................................................................... 10
C. Perumusan Masalah.. …..........................................................................10
D. Pembatasan Masalah…........................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian …................................................................................11
F. Manfaat Penelitian …..............................................................................11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori …..................................................................................13


B. Hipotesis…..........…........................................................................... ...22
C. Kerangka Berpikir …......................................................................... ....23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan & Metode Penelitian…................................................... ....24


B. Variabel….......................................................................................... ....24
C. Populasi dan Sampel…...................................................................... ....24
D. Instrumen Penelitian…...................................................................... ....25
E. Teknik Pengumpulan Data…............................................................ .....26
F. Analisis Data…................................................................................. .....27

-6-
BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA

A. Deskripsi Data …........................................................................... ........29


B. Pengujian Hipotesis ………………………….……………….…. .......31

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…................................................................................. .......33
B. Saran…............................................................ ......................................33

DAFTAR PUSTAKA…............................................................................ ........34

LAMPIRAN.................................................................................................. .....35

DAFTAR RIWAYAT HIDUP…............................................................... .....

-7-
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi Instrument…...……………………………………..…..

Tabel 2. Skala Penilaian……………………………………………….….

Tabel 3. Waktu Penelitian………………………………………………...

Tabel 4. Jumlah Jawaban Responden……………………………………..

Tabel 5. Angket Indikator Semata-mata Menyukai………………….……

Tabel 6. Angket Indikator Pencitraan Diri………………………….……..

Tabel 7. Jumlah Jawaban Responden……………………………………..

Tabel 8. Angket Indikator Semata-mata Menyukai……….….…………..

Tabel 9. Angket Indikator Pencitraan Diri…………………………………

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1. Perbandingan Faktor Indikator (Pie)……………………………..

Diagram 2. Perbandingan Faktor Indikator (Column)….……………………..

-8-
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di zaman yang sudah berkembang saat ini, kata plastik menjadi


tidak asing lagi bagi kita. Plastik menjadi suatu benda yang sangat sering
kita jumpai, terutama saat kita telah memberi barang maupun makanan dari
sebuah toko. Kantung plastik pada dasarnya hanya sebuah wadah yang
digunakan untuk membawa suatu barang. Untuk sebagian orang, plastik
bukanlah sesuatu barang yang berharga. Namun, ada sebagian orang yang
lebih memilih menggunakan plastik. Tetapi, hanya pada plastik tertentu
yang memiliki cap atau logo merek yang terkenal. Oleh karena itu hal
tersebut menjadi perhatian khusus bagi para remaja untuk menggunakan
plastik bermerek ke sekolah. Secara sadar atau tidak, mereka lebih memilih
membawa barang-barang dengan plastik bermerek tersebut. Bahkan tak
jarang mereka saling menunjukan plastik yang mereka dapat dari toko
ternama. Plastik yang semula merupakan benda yang terlupakan, berubah
menjadi sesuatu hal yang menggambarkan citra diri seseorang atau sekedar
suka bila plastik tersebut memiliki logo dari toko ternama.
Peneliti menemukan bahwa orang-orang disekitarnya semakin
banyak menggunakan plastik bermerek. Khususnya pada remaja usia 15-17
tahun yang sedang gencar-gencarnya memamerkan diri. Budaya
penggunaan plastik bermerek tersebut semakin lama semakin meluas dan
berjangkit kepada para remaja, khususnya perempuan. Banyak dari remaja
perempuan yang bahkan rela menyimpan plastik bermerek untuk digunakan
kembali. Mengapa mereka hanya mau menggunakan plastik dengan merek
yang terkenal? Apakah ada perbedaan antara penggunaan plastic biasa
dengan plastic bermerek? Faktor apa yang mendominasi remaja untuk
menggunakan plastik bermerek ?
Hal tersebut itulah yang melatar belakangi peneliti melakukan
penelitian yang berjudul Perbandingan Faktor Indikator Yang Mendominasi
Remaja Menggunakan Plastik Bermerek. Semoga dari penelitian ini dapat

-9-
diketahui faktor indikator yang mendominasi remaja untuk menggunakan
plastik bermerek.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka


dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Apa penyebab para remaja menggunakan plastik bermerek?
2. Adakah perbedaan penggunaan plastic bermerek dengan plastic
biasa?
3. Apa alasan para remaja menggunakan plastic bermerek
kesekolah?
4. Adakah faktor indikator yang mendominasi mereka untuk
menggunakan plastik bermerek ?
5. Dampak positif apa yang ditimbulkan pengguna plastik
bermerek?
6. Dampak negatif apa yang ditimbulkan pengguna plastik
bermerek ?
7. Bagaimana perbandingan faktor indikator yang mendominasi
penggunaan plastik bermerek ?

C. Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan


masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perbandingan faktor indikator yang mendominasi
remaja menggunakan plastik bermerek ?
2. Adakah indikator yang mendominasi remaja menggunakan
plastik bermerek ?

- 10 -
D. Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, minat, dan fokus perhatian untuk


penelitian ini, maka peneliti membatasi permasalahan, sebagai berikut:
1. Faktor indikator yang mendominasi remaja menggunakan plastik
bermerek.
2. Perbandingan faktor indikator yang mendominasi remaja
menggunakan plastik bermerek.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka


penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui faktor indikator yang mendominasi remaja
menggunakan plastik bermerek.
2. Mengetahui perbandingan faktor indikator yang mendominasi
remaja menggunakan plastik bermerek.

F. Manfaat Penelitian

Peneliti mengharapkan dari penelitian yang dilakukan ini bisa


memberikan manfaat yang dituangkan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai referensi ilmiah untuk memberikan wawasan
mengenai masalah yang diteliti dan untuk penelitian
lanjutan atau sejenis.
b. Mampu mengklasifikasikan suatu hal pada kehidupan.

2. Manfaat Praktis
a. Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan
kualitas penggunaan media sosial dengan baik.
b. Mampu memberi solusi yang tepat, guna mengurangi
sikap terlalu mengumbar hal yang dimiliki.

- 11 -
c. Sebagai acuan yang dapat meningkatkan kemampuan dan
pengalaman peneliti dalam mengembangkan pemikiran
yang kritis.
d. Menjawab keingintahuan peneliti dalam sebuah masalah.

- 12 -
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh
atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang
lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan
fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat
yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan
dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk
1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau
peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi
memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa
remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang
mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa
dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21
tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
Sedangkan pengertian remaja menurut Zakiah Darajat (1990: 23) adalah:
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26)
bahwa adolescene diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara
masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif,
dan sosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah
antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya
dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun
= masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi
Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat
bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15
tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 –
21 tahun (Deswita, 2006: 192)

- 13 -
Definisi remaja yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari,
Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa
remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa
dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi
proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.
Karakter dari remaja adalah mudah meniru gaya dari orang lain.
Selain itu, juga dipicu oleh program-program yang ditayangkan oleh
televisi. Kehidupan sinetron yang kerap menampilkan hidup mewah dan
cara instan telah menjadi “trend baru‟ bagi remaja. Siapapun yang
terpengaruhi dengan gaya hidup sinetron itu akan mendapat label atau cap
“tidak gaul dan tidak funky”. Sebuah stigma yang amat memalukan bagi
mereka, karena itu sedapat mungkin harus dihindari. Kebutuhan hidup yang
tercipta akibat keinginan mengejar “syahwat‟ kenikmatan duniawi, berpadu
dengan budaya instan, menyebabkan para remaja sering kali
menjerumuskan diri ke dalam hal yang tidak seharusnya dilakukan.
Kebiasaan dalam mengunggah atau memamerkan barang yang dimiliki juga.

2. Plastik
Plastik mempunyai peranan besar dalam kehidupan sehari-hari
biasanya digunakan sebagai bahan pengemas makanan dan minuman karena
sifatnya yang kuat, ringan dan praktis. Menurut definisi dari (Apriyanto
2007 dan Aryanti 2013 dalam Agustina Putri Serly , 2014) plastik sebagai
material polimer atau bahan pengemas yang dapat dicetak menjadi bentuk
yang diinginkan dan mengeras setelah didinginkan atau pelarutnya
diuapkan. Polimer adalah molekul yang besar yang telah mengambil peran
yang penting dalam teknologi karena mudah dibentuk dari satu bentuk ke
bentuk lain dan mempunyai sifat, struktur yang rumit. Hal ini disebabkan
oleh jumlah atom pembentuk yang jauh lebih besar dibandingkan dengan
senyawa yang berat atomnya lebih rendah. Umumnya suatu polimer
dibangun oleh satuan struktur yang tersusun secara berulang dan diikat oleh
gaya tarik menarik yang kuat yang disebut ikatan kovalen (Steven, 2007
dalam Sari Permata Dian, 2014).

- 14 -
Plastik adalah polimer rantai panjang dari atom yang mengikat satu
sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau
"monomer". Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik, namun
ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik terbentuk dari
kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terbentuk
dengan menggunakan zat lain untuk menghasilkan plastik yang ekonomis
(Azizah, 2009 dalam Ningsih SW, 2010).
Plastik merupakan suatu komoditi yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Hampir semua peralatan atau produk yang digunakan
terbuat dari plastik dan sering digunakan sebagai pengemas bahan baku.
Namun pada kenyataannya, sampah plastik menjadi masalah lingkungan
karena plastik membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengalami
proses daur ulang. Plastik memiliki beberapa keunggulan seperti ringan,
fleksibel, kuat, tidak mudah pecah, transparan, tahan air serta ekonomis
(Darni dkk. , 2005 dalam Sari Permata Dian, 2014). Plastik adalah senyawa
polimer dengan struktur kaku yang terbentuk dari polimerisasi monomer
hidrokarbon yang membentuk rantai panjang. Plastik mempunyai titik didih
dan titik leleh yang beragam, hal ini berdasarkan pada monomer
pembentukannya. Monomer yang sering digunakan dalam pembuatan
plastik adalah propena (C3H6), etena (C2H4), vinil khlorida (CH2), nylon,
karbonat (CO3), dan styrene (C8H8).

3. Pencitraan
Citra adalah sesuatu yang tampak oleh indera, akan tetapi tidak
memiliki eksistensi substansial (Pilliang, 2004). Sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia citra diartikan sebagai gambaran, kesan yang
dimiliki seseorang terhadap pribadi. Dalam kaitannya secara lebih spesifik
citra tidak bisa dilepaskan dari keberadaan objek atau benda. Dalam
pengertian keberadaan citra sangat tergantung pada keberadaan objek atau
benda (Pilliang, 2004 : 83). Diri merupakan refleksi dari citraan-citraan
yang ditawarkan oleh media massa dan komoditi. Ontologis diri melebur
kedalam citraan-citraan tersebut (Pilliang, 2004 : 204). Blumer

- 15 -
mendefinisikan diri dalam pengertian yang sangat sederhana “apa saja yang
diketahui orang lain. Itu berarti hanya manusia yang dapat menjadikan
tindakannya sendiri sebagai objek. Ia bertindak terhadap dirinya dalam
tindakannya terhadap orang lain atas dasar pemikiran dia menjadi objek bagi
dirinya sendiri,” (Ritzer dan Goodman, 2004:295).
Citraan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
cara atau proses membentuk citra mental pribadi atau gambaran pribadi.
A.B Susanto mengartikan citra diri (self image) sebagai bagaimana
seseorang memandang dirinya sendiri. Atau sebagai bagaimana persepsi
orang lain terhadap seseorang 66 atau diri kita. Dari situ akan terbentuk
suatu cara atau perilaku tertentu, terutama berkaitan dengan bagaimana ia
membentuk image atau kesan di mata orang lain (A.B Susanto, 2001:5).
Sebuah citra diri terbentuk melalui suatu proses komunikasi, salah satu
bentuknya adalah simbol-simbol. Seperti apa yang dikatakan oleh A.B
Susanto bahwa kepemilikan simbol diharapkan menimbulkan respek orang
lain untuk mendukung citra diri yang ingin ditampilkan. Tujuan dari
pemakaian simbolsimbol adalah memproyeksikan citra diri seseorang. Dan
simbol-simbol tersebut merupakan pernak-pernik dari pembentukan citra
(A.B Susanto, 2001:10).
Pada dasarnya seseorang membangun sebuah citra dirinya
dimaksudkan untuk mendapatkan perhatian ataupun penghargaan dari orang
lain untuk itu seseorang memperbanyak simbol-simbol pada dirinya.
Simbol-simbol tersebut bisa berupa produk-produk modernitas. Dari
mengkonsumsi dan menggunakan produk-produk modernitas, citra
seseorang dapat terbentuk. Dalam pemakaian produk-produk modernitas
tersebut juga tidak terlepas dari iklan di media massa, seperti apa yang
dikatakan (Chaney 1996) bahwa iklan menanamkan secara halus (subtle)
arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik. Jadi pencitraan diri
merupakan cara seseorang membentuk kesan dan gambaran mengenai
dirinya dari orang lain berdasarkan objek atau benda yang ia gunakan

- 16 -
4. Merek (Brand)

Brand atau merek berasal dari kata brandr yang artinya “to burn”,
bangsa Viking memberikan tanda bakar pada hewan mereka sebagai bentuk
kepemilikan hewan peliharaan. Ada beberapa definisi yang berbeda tentang
pengertian brand/merek, menurut American Marketing Association (AMA):
“A brand is a name is name, term, sign, symbol, or design, or a combination
of them, intended to identify the goods and service of one seller or group of
seller ang to differentiate them from those of competition.” (Keller 2008: 2).
Definisi AMA tentang kemampuan perusahaan memilih nama, logo, simbol,
paket desain atau atribut lain yang dapat mengidentifikasi produk sehingga
membedakan produk tersebut dari pesaingnya, menurut Keller hal tersebut
hanya termasuk sebagian dari brand elements.

Definisi brand menurut UU no 15 tahun 2001 tentang brand pasal


satu ayat satu adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan dan
jasa.

Menurut Wheeler (2006:5) pengertian brand adalah ”A brand is the


nucleus of sales and markerting activities, generating increased awareness
and loyalty, when managed strategically.”

Definisi merek menurut Keller (2008:5) adalah: Sebuah merek


merupakan lebih dari sekedar produk, karena mempunyai sebuah dimensi
yang menjadi diferensiasi dengan produk lain yang sejenis. Diferensiasi
tersebut harus rasional dan terlihat secara nyata dengan performa suatu
produk dari sebuah merek atau lebih simbolis, emosional, dan tidak kasat
mata yang mewakili sebuah merek. Berdasarkan definisi di atas, satu merek
berfungsi untuk mengidentifikasikan penjual atau perusahaan yang
menghasilkan produk tertentu yang membedakannya dengan penjual atau
perusahaan lain yang memiliki nilai yang berbeda yang pada setiap merek-
nya. Merek/brand dapat berbentuk logo, nama, trademark atau gabungan
dari keseluruhannya.

- 17 -
Aaker (1996) juga mengatakan merek dapat dikatakan sebagai
sebuah janji seorang penjual atau perusahaan untuk konsisten memberikan
nilai, manfaat, fitur dan kinerja tertentu bagi pembelinya. Janji tersebut
harus janji yang benar dan harus ditepati kepada pembelinya sehingga
merek yang menjanjkan tersebut dapat memberikan semua hal yang
dijanjikan, dan juga memberikan nilai lebih dari janji tersebut. Hal ini
sangat penting untuk menjaga kepercayaan dan juga menjaga image dari
suatu merek.

Edelman, Silverstein dan Chapluis (1993) menyatakan bahwa suatu


brand melebihi dari sekedar nama dalam produk. Mendesain brand dengan
baik menyesuaikan dengan sistem bisnis, insight dari konsumen, maka
dampak yang diberikan akan signifikan dalam jangka waktu yang panjang.

Keller (2008) menyatakan bahwa merek dapat dilakukan kepada


berbagai macam bentuk seperti produk (Pepsodent, LA lights), service
(Ogilvy, Rumah Sakit Bunda), retail dan distributor (Circle K, Carrefour),
produk dan services online (Google, Kaskus), individu manusia (Julia Perez,
Mario Teguh, Jusuf Kalla, Johnny Depp), ataupun organisasi (WWF, FBR),
olahraga (Serie A, Persib) dan lokasi atau geografi (Lombok, Maldives,
Hongkong).

Susanto dan Wijanarko (2004) menyatakan bahwa, merek sebagai


nama atau simbol yang diasosiasikan dengan produk atau jasa akan
menimbulkan arti psikologis atau asosiasi. Hal ini yang membedakan
produk dan merek. Produk adalah sesuatu yang dibuat di pabrik, namun
yang sesungguhnya yang dibeli oleh konsumen adalah mereknya. Pada
akhirnya merek bukanlah apa yang dibuat di pabrik, tercetak pada kemasan,
atau apa yang diiklankan oleh pemasar, merek adalah apa yang ada di dalam
pikiran konsumen.

Menurut Keller (2008) membangun merek yang kuat dengan


ekuitas besar memberikan manfaat yang sangat banyak pada perusahaan
pemegang merek tersebut. Peranan merek dalam membawa karakter suatu
produk memberikan dimensi lain tentang pencitraan suatu produk.

- 18 -
5. Minat
Minat adalah kesadaran atau ketertarikan seseorang terhadap suatu
objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya.
Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu kesadaran. Karenanya minat
merupakan aspek psikologis seseorang yang menaruh perhatian tinggi
terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk
melakukan kegiatan tersebut. Sementara itu, tinggi rendahnya perhatian dan
dorongan psikologis pada setiap orang belum tentu sama, maka tinggi
rendahnya minat terhaap objek pada setiap orang belum tentu sama.
Minat merupakan suatu motif yang menunjukan suatu arah
perhatian dan aktivitas seseorang terhadap suatu objek karena merasa
tertarik dan adanya kesadaran untuk melaksanakan suatu tindakan untuk
mencapai tujuan. Minat seseorang akan muncul apabila individu tersebut
mempunyai suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Jika kebutuhan dasar
telah terpenuhi, maka timbul keinginan untuk mulai memilih jenis
kebutuhan yang lain yang disesuaikan dengan minat dan selera (Affif,
1987:32).
Nunnaly (1977) menjabarkan minat sebagai suatu ungkapan
kecenderungan tentang kegiatan yang sering dilakukan setiap hari, sehingga
kegiatan itu disukainya; sedangkan Guilford (1969) menyatakan minat
sebagai tendensi seseorang untuk berperilaku berdasarkan ketertarikannya
pada jenis-jenis kegiatan tertentu.
Sementara itu Sax (1969) mendefiniskan bahwa minat sebagai
kecenderungan seseorang terhadap kegiatan tertentu diatas kegiatan lainnya.
Sedangkan Critees (1969) mengemukakan bahwa minat seseorang terhadap
sesuatu akan lebih terlihat apabila yang bersangkutan mempunyai rasa
senang terhadap objek tersebut. Dari beberapa teori ini dapat disimpulkan
bahwa minat adalah keinginan ataupun dorongan psikologis yang sangat
kuat pada diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Semakin tinggi
minat seseorang terhadap sesuatu maka semakin tinggi pula dedikasi
seseorang terhadap seseorang atau suatu kegiatan yang menjadi minatnya.

- 19 -
Cony Semiawan mengatakan bahwa minat (interest), adalah
keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada sesuatu, situasi
atau objek tertentu yang menyenangkan akan memberikan kepuasan
kepadanya (statisfiers). Demikian juga minat dapat menimbulkan sikap
yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi sesuai dengan
keadaan tersebut.
Slemeto (2003:180) menyatakan minat adalah satu rasa lebih suka
dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri
dan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut,
semaki besar minat.
Minat adalah keinginan jiwa terhadap suatu objek dengan tujuan
untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Hal ini menggambarkan bahwa
seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita-citakan apabila didalam
diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan untuk mencapai
tujuan yang dicita-citakannya itu.
Hopkins (1981) menyatakan bahwa pengukuran minat seseorang
berguna untuk memprediksi tingkat ketertarikan seseorang, misalnya
ketertarikan siswa terhadap suatu bidang studi atau program studi atau
pendidikan yang lebih tinggi.
Minat merupakan kencenderungan afektif seseorang untuk
membuat pilihan aktivitas, kondisi-kondisi individual dapat merubah minat
seseorang sehingga dapat dikatakan sifatnya tidak stabil. Sesuai dengan
pengertian diatas maka dapat disimpulan bahwa minat adalah fungsi
kejiwaan atau sambutan yang sadar untuk tertarik terhadap suatu objek baik
berupa benda atau yang lain. Selain itu minat dapat timbul karena ada gaya
tarik dari luar dan juga dari hati sanubari.
Minat yang besar terhadap suatu hal merupakan modal yang besar
untuk mencapai tujuan. Bila seorang siswa memiliki ketertarikan terhadap
bidang studi tertentu maka hal tersebut akan mempengaruhi dan membentuk
diri serta kesadarannya. Artinya, melalui kesadaran itu siswa cenderung
mempunyai keinginan yang lebih besar untuk hadir dan berhubungan

- 20 -
dengan keinginan melanjutkan ke perguruan tinggi dengan harapan
menambah ilmu untuk bekal hidup.

B. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang perlu dikaji kebenarannya,


dikatakan sementara karena dugaan yang diberikan baru didasarkan pada
teori yang relevan belum berdasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2006:51) dalam penelitian ini adalah:

H0 : Faktor indikator yaitu pencitraan diri yang mendominasi remaja


untuk menggunakan plastik bermerek.

H1 : Faktor indikator yaitu semata-mata menyukai yang mendominasi


remaja untuk menggunakan plastik bermerek.

- 21 -
C. Kerangka Berfikir

Penggunaan plastik

Plastik Bermerek Plastik Biasa

Kaum Berada Kaum Sederhana

Orang Tua Remaja

Semata Mata Pencitraan


Menyukai Diri

- 22 -
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan & Metode Penelitian

Metode Deskriptif menurut Sudjana (2001:64) mendefinisikan


penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang berusahan mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang”. Variabel adalah
apapun yang dapat membedakan dan membawa objek atau orang yang
sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda
(Sekaran, 2006:115). Dan dengan pendekatan secara kuantitatif yaitu data
yang diambil sesuai jumlah responden.

B. Variabel

1. Varibel Bebas (Independen Variable) pada penelitian ini, yaitu


faktor indikator berupa:
a. Semata-mata Menyukai
b. Pencitraan Diri Semata

2. Varibel Terikat (Dependent Variable) pada penelitian ini, yaitu


faktor indikator yang mendominasi remaja

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek


yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2004:55). Mustofa (1992:3) mengemukakan bahwa
“Populasi adalah keseluruhan elemen dari objek penelitian atau

- 23 -
keseluruhan dari orang-orang atau barang-barang yang diamati oleh
peneliti”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa siswi yang
mendapatkan sebaran link angket oleh peneliti.

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2004:56).

Rumus slovin :

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilang


sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan adalah 6%.

Maka berdasarkan rumus slovin tehitung dari 67 orang populasi diambil


54 orang sebagai sampel.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah peneliti dan rekan peneliti


sebagai alat atau instrumen yang nantinya akan melakukan observasi dan
pengumpulan data secara langsung. Peneliti akan menggunakan link angket
yang disebar.

Faktor Indikator Pernyataan Nomor


Semata-mata Menyukai 2,3,6,7
Pencitraan Diri 1,4,5,8
Tabel 1. Kisi-kisi Instrument

- 24 -
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti,
yang selanjutmya disebut sebagai variable penelitian. Dengan skala Likert,
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, baik
bersifat favorable (positif) bersifat bersifat unfavorable (negatif). Skala ini
menilai sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan
cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Kemudian
responden diminta memberikan pilihan jawaban atau respons dalam skala
ukur yang telah disediakan

Jawaban Nilai
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Tabel 2. Skala Penilaian

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :

1. Angket

Penulis menggunakan metode pengumpulan data angket, yaitu


dengan menyebarkan link angket kepada responden dengan bentuk 8
pernyataan tertutup, kemudian dari jawaban tersebut ditentukan skornya
dengan menggunakan skala likert.

- 25 -
2. Studi Pustaka

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer. Data
primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pihak pertama
(Umar, 2002:130) atau dapat pula didefinisikan sebagai data yang
dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perseorangan
langsung dari objeknya (Djarwanto dan Subagyo, 1998) atau keterangan
yang berhubungan dengan permasalahan.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat pengerjaan karya tulis ini adalaha di SMA NEGERI 101


JAKARTA BARAT. Sedangkan waktu pengerjaannya adalah sebagai
berikut:

Tahap Penelitian Waktu


Studi masalah yang akan diteliti 16 Agustus 2019
Penyusunan karya tulis 16 s.d 21 Agustus 2019
Telaah Pustaka 21 s.d 23 Agustus 2019
Penyebaran angket 23 s.d 25 Agustus 2019
Analisis data 25 s.d 26 Agustus 2019
Finishing 27 s.d 29 Agustus 2019
Tabel 3. Waktu Penelitian

- 26 -
F. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Data deskriptif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat
dan gambar. Analisis data secara kuantitatif dilakukan dengan cara
mendeskripsikan jawaban responden dari perbandingan faktor indikator yang
mengidentifikasi mecendrungan indikator, sebagai berikut:

Indikator SS S TS STS
Semata-mata Menyukai
Pencitraan Diri
Tabel 4. Jumlah Jawaban Responden

No Pernyataan SS(x4) S(x3) TS(x2) STS(x1)


1 Saya lebih menyukai
menggunakan plastik bermerek ke
sekolah
2 Ketika sesudah belanja saya lebih
suka menyimpan plastik bermerek
dari paada menyimpan plastik
biasa
3 Saya suka menjadi pusat perhatian
ketika membawa plastik bermerek
ke sekolah
4 Menurut saya tas plastik bermerek
sangat sayang untuk dibuang
Total Skor
Tabel 5. Angket Indikator Semata-mata Menyukai

- 27 -
No Pernyataan SS(x4) S(x3) TS(x2) STS(x1)
1 Saya merasa percaya diri ketika
membawa plastik bermerek ke
sekolah
2 Saya merasa malu ketika
membawa plastik biasa ke
sekolah
3 Menurut saya pencitraan diri itu
penting untuk menaikan
popularitas saya
4 Saya merasa lebih keren ketika
menggunakan plastik bermerek
ke sekolah
Total Skor
Tabel 6. Angket Indikator Pencitraan Diri

- 28 -
BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISA

A. Deskripsi Data

Deskriptif data dalam penelitian ini meliputi: analisis karakterisitik


responden dan analisis deskriptif dari jawaban responden. Adapun
pembahasan mengenai masing-masing analisis deskriptif disajikan sebagai
berikut.

1. Karakteristik Responden yaitu, karakteristik responden yang diamati


dalam penelitian ini meliputi: Usia dan Jenis Kelamin
2. Deskripsi Kategori Variabel, yiatu deskripsi kategori variabel
menggambarkan tanggapan responden mengenai perbandingan
faktor indikator yang mendominasi remaja menggunakan plastik
bermerek.

Indikator SS S R TS STS
Semata-mata Menyukai
Pencitraan Diri
Tabel 7. Jumlah Jawaban Responden

 Lihat Lebih detail jawaban responden pada setiap pertanyaan adalah


sebagai berikut :

No Pernyataan SS(x4) S(x3) TS(x2) STS(x1)


1 Saya lebih menyukai 5 9 27 13
menggunakan plastik bermerek
ke sekolah
2 Ketika sesudah belanja saya 9 18 20 7
lebih suka menyimpan plastik
bermerek dari paada menyimpan
plastik biasa

- 29 -
3 Saya suka menjadi pusat 1 12 24 17
perhatia ketika membawa plastik
bermerek ke sekolah
4 Menurut saya tas plastik 9 20 22 3
bermerek sangat sayang untuk
dibuang
Total Skor 499
Tabel 8. Angket Indikator Semata-mata Menyukai

No Pernyataan SS(x4) S(x3) TS(x2) STS(x1)


1 Saya merasa percaya diri ketika 1 17 28 8
membawa plastik bermerek ke
sekolah
2 Saya merasa malu ketika 1 2 35 16
membawa plastik biasa ke
sekolah
3 Menurut saya pencitraan diri itu 2 9 23 20
penting untuk menaikan
popularitas saya
4 Saya merasa lebih keren ketika 0 6 16 22
menggunakan plastik bermerek
ke sekolah
Total Skor 388
Tabel 9. Angket Indikator Pencitraan Diri

- 30 -
Perbandingan Faktor Indikator

Semata-mata Meyukai
Pencitraan Diri

Diagram 1. Perbandingan Faktor Indikator (Pie)

Dan total skor dari faktor indikator adalah 887, dan terdapat faktor
yang mendominasi remaja untuk menggunakan plastik bermerek. Yaitu
hanya semata-mata mereka menyukai.

B. Pengujian Hipotesis

Dari total skor seluruh responden adalah sejumlah 887 sehingga


jika dilihat perbandingannya, bisa diambil kesimpulan bahwa faktor
indikator ‘Semata-mata Menyukai’ lebih mendominasi dari pada faktor
indikator ‘Pencitraan Diri’. Dari hasil analisis data juga terlihat hasil tiap
indikator terhadap penggunaan plastik bermerek dikalangan remasja sebagai
berikut:

1. Semata-mata Menyukai : 56,25%


2. Pencitraan Diri : 43,74%

Dari setiap perbandingan faktor indikator tidak memiliki perbedaan


persentase yang besar. Walaupun data menunjukan perbedaan yang tidak
terlalu berbeda tetaplah data tersebut memiliki nilai yang diperhitungkan
sehingga dari data tersebut indikator yang memiliki persen paling banyak

- 31 -
akan menjadi indikator yang dominan. Hal itu menyebabkan H0 ditolak dan
H1 diterima. Dimana terdapat bukti bahwa faktor indikator semata-mata
menyukai terdapat 56,25% mendominasi remaja untuk menggunakan plastik
bermerek, sedangkan faktor indikator pencitraan diri sebesar 43,74%.

- 32 -
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perbandingan


faktor indikator yang mendominasi remaja menggunakan plastik bermerek
adalah sebagai berikut :

Perbandingan Faktor Indikator


460
440
420
400 Perbandingan Faktor
Indikator
380
360
340
Semata-mata Menyukai Pencitraan Diri

Diagram 2. Perbandingan Faktor Indikator (Column)

Dan faktor indikator yang mendominasi remaja untuk


menggunakan plastik bererek adalah faktor indikator semata-mata
menyukai, dengan hasil persentase tertinggi yaitu 499 (56,25%).

B. Saran

Ada beberapa saran yang peneliti sarankan, sebagai berikut:

1. Pada penelitian ini masih memiliki banyak sekali kekurangan,


sehinggga perlu untuk dikembangkan pada penelitian selanjutnya.
2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat memuat faktor
indikator yang lebih detail.

- 33 -
DAFTAR PUSTAKA

Andi, Mappiare. (1982). Psikologi Remaja. Yogyakarta: Usaha Nasional.

Keller, Kavin Lane. 2008. Strrategic Brand Management: Building, Measuring,


and Managing Brand Equity. Thrid Edition. New jersey Pearson Prentice Hall,
inc.

Aeker & David. (1996). Managemen Equitas Merek. Jakarta: Spectrum Mitra.

Hurlock, E. B. (1992). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentangan Kehidupan (terjemahan Istiwijayanti dan Soedjarwo). Jakarta:
Erlangga.

Sri Rumini dan Siti Sundari (2004), Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: PT
Asdi Mahasatya

Azizah, U (2009). Polimer Berdasarkan Sifat Termalnya. Chem-is-ty.Org.


(Plastik)

Pilling. Yusuf, Amir. (2004). Postrealitas: Realitas Kebudayaan dalam EJalasutra

Susanto, A. B. (2001). Postret-Potret gaya Hidup Metropolis, Jakarta:

- 34 -
LAMPIRAN

- 35 -
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Biodata Peserta I

Nama Lengkap : Fatihah Aurelia Amanda

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 2 Agustus 2001

Alamat : Jl. Kemuning Taman Meruya Ilir Blok B 7 No. 10

No. Telepon : 081574903808

Riwayat Pendidikan

NO. Tingkat Nama Sekolah Tahun Lulus


1. SD SDN MERUYA UTARA 08 PAGI 2014
2. SMP SMPN 215 JAKARTA BARAT 2017
3. SMA SMAN 101 JAKARTA BARAT Dalam
pembelajaran

- 36 -
Biodata Peserta II

Nama Lengkap : Nuraini Hasana

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Maret 2002

Alamat : Jl. Putri Tunggal 2, RT/RW 06/05 No. 68

No. Telepon : 089681985628

Riwayat Pendidikan

NO. Tingkat Nama Sekolah Tahun Lulus


1. SD SDN MERUYA SELATAN 04 PAGI 2014
2. SMP SMPN 219 JAKARTA BARAT 2017
3. SMA SMAN 101 JAKARTA BARAT Dalam
Pembelajaran

- 37 -
Biodata Peserta III

Nama Lengkap : Mutiara Pramuditha Putri

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 17 September 2002

Alamat : Jl. Hj. Merin komp DPR 1 No. 26 Meruya Selatan

No. Telepon : 081211230650

Riwayat Pendidikan

NO. Tingkat Nama Sekolah Tahun Lulus


1. SD SDN MERUYA UTARA 02 PAGI 2014
2. SMP SMPN 245 JAKARTA SELATAN 2018
3. SMA SMAN 101 JAKARTA BARAT Dalam
Pembelajaran

- 38 -

Anda mungkin juga menyukai