Perbandingan Faktor Indikator Yang Mendominasi Remaja Menggunakan Plastik Bermere1
Perbandingan Faktor Indikator Yang Mendominasi Remaja Menggunakan Plastik Bermere1
Plastik Bermerek
Disusun Oleh
Jl. Joglo Baru, Kec. Kembangan Jakarta Barat 11640 Telp. 5847332 Fax.
70602352
Tahun 2019
MOTTO
“Jawaban sebuah keberhasilan adalah terus belajar dan tak kenal putus asa”
-2-
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Ilmiah oleh Fatihah Aurelia Amanda, Nuraini Hasana, dan Mutiara
Pramuditha Putri, ini telah disetujui untuk dikompetisikan pada Lomba Karya
Ilmiah Remaja tingkat Jakarta Barat.
Pembimbing I
Muhammad Surya Gumilang M.Pd
-3-
KATA PENGANTAR
Kami memohon maaf apabila dalam pembuatan KTI ini, masih ada
banyak kekurangan yang peneliti miliki. Peneliti berharap adanya masukan
yang membangun dari pembaca untuk tercapainya penelitian yang lebih
baik. Terima kasih.
-Peneliti-
-4-
ABSTRAK
-5-
DAFTAR ISI
Cover...................................................................................................................i
Motto………………………………………………………………………......ii
Lembar Persetujuan...........................................................................................iii
Kata Pengantar...................................................................................................iv
Abstrak................................................................................................................v
Daftar Isi............................................................................................................vi
Daftar Tabel......................................................................................................vii
Daftar Diagram…………………………………………………………….....vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................9
B. Identifikasi Masalah …........................................................................... 10
C. Perumusan Masalah.. …..........................................................................10
D. Pembatasan Masalah…........................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian …................................................................................11
F. Manfaat Penelitian …..............................................................................11
-6-
BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…................................................................................. .......33
B. Saran…............................................................ ......................................33
LAMPIRAN.................................................................................................. .....35
-7-
DAFTAR TABEL
DAFTAR DIAGRAM
-8-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
-9-
diketahui faktor indikator yang mendominasi remaja untuk menggunakan
plastik bermerek.
B. Identifikasi Masalah
C. Perumusan Masalah
- 10 -
D. Pembatasan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai referensi ilmiah untuk memberikan wawasan
mengenai masalah yang diteliti dan untuk penelitian
lanjutan atau sejenis.
b. Mampu mengklasifikasikan suatu hal pada kehidupan.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan
kualitas penggunaan media sosial dengan baik.
b. Mampu memberi solusi yang tepat, guna mengurangi
sikap terlalu mengumbar hal yang dimiliki.
- 11 -
c. Sebagai acuan yang dapat meningkatkan kemampuan dan
pengalaman peneliti dalam mengembangkan pemikiran
yang kritis.
d. Menjawab keingintahuan peneliti dalam sebuah masalah.
- 12 -
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh
atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang
lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan
fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat
yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan
dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk
1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau
peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi
memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa
remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang
mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa
dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21
tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
Sedangkan pengertian remaja menurut Zakiah Darajat (1990: 23) adalah:
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26)
bahwa adolescene diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara
masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif,
dan sosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah
antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya
dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun
= masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi
Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat
bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15
tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 –
21 tahun (Deswita, 2006: 192)
- 13 -
Definisi remaja yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari,
Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa
remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa
dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi
proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.
Karakter dari remaja adalah mudah meniru gaya dari orang lain.
Selain itu, juga dipicu oleh program-program yang ditayangkan oleh
televisi. Kehidupan sinetron yang kerap menampilkan hidup mewah dan
cara instan telah menjadi “trend baru‟ bagi remaja. Siapapun yang
terpengaruhi dengan gaya hidup sinetron itu akan mendapat label atau cap
“tidak gaul dan tidak funky”. Sebuah stigma yang amat memalukan bagi
mereka, karena itu sedapat mungkin harus dihindari. Kebutuhan hidup yang
tercipta akibat keinginan mengejar “syahwat‟ kenikmatan duniawi, berpadu
dengan budaya instan, menyebabkan para remaja sering kali
menjerumuskan diri ke dalam hal yang tidak seharusnya dilakukan.
Kebiasaan dalam mengunggah atau memamerkan barang yang dimiliki juga.
2. Plastik
Plastik mempunyai peranan besar dalam kehidupan sehari-hari
biasanya digunakan sebagai bahan pengemas makanan dan minuman karena
sifatnya yang kuat, ringan dan praktis. Menurut definisi dari (Apriyanto
2007 dan Aryanti 2013 dalam Agustina Putri Serly , 2014) plastik sebagai
material polimer atau bahan pengemas yang dapat dicetak menjadi bentuk
yang diinginkan dan mengeras setelah didinginkan atau pelarutnya
diuapkan. Polimer adalah molekul yang besar yang telah mengambil peran
yang penting dalam teknologi karena mudah dibentuk dari satu bentuk ke
bentuk lain dan mempunyai sifat, struktur yang rumit. Hal ini disebabkan
oleh jumlah atom pembentuk yang jauh lebih besar dibandingkan dengan
senyawa yang berat atomnya lebih rendah. Umumnya suatu polimer
dibangun oleh satuan struktur yang tersusun secara berulang dan diikat oleh
gaya tarik menarik yang kuat yang disebut ikatan kovalen (Steven, 2007
dalam Sari Permata Dian, 2014).
- 14 -
Plastik adalah polimer rantai panjang dari atom yang mengikat satu
sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau
"monomer". Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik, namun
ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik terbentuk dari
kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terbentuk
dengan menggunakan zat lain untuk menghasilkan plastik yang ekonomis
(Azizah, 2009 dalam Ningsih SW, 2010).
Plastik merupakan suatu komoditi yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Hampir semua peralatan atau produk yang digunakan
terbuat dari plastik dan sering digunakan sebagai pengemas bahan baku.
Namun pada kenyataannya, sampah plastik menjadi masalah lingkungan
karena plastik membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengalami
proses daur ulang. Plastik memiliki beberapa keunggulan seperti ringan,
fleksibel, kuat, tidak mudah pecah, transparan, tahan air serta ekonomis
(Darni dkk. , 2005 dalam Sari Permata Dian, 2014). Plastik adalah senyawa
polimer dengan struktur kaku yang terbentuk dari polimerisasi monomer
hidrokarbon yang membentuk rantai panjang. Plastik mempunyai titik didih
dan titik leleh yang beragam, hal ini berdasarkan pada monomer
pembentukannya. Monomer yang sering digunakan dalam pembuatan
plastik adalah propena (C3H6), etena (C2H4), vinil khlorida (CH2), nylon,
karbonat (CO3), dan styrene (C8H8).
3. Pencitraan
Citra adalah sesuatu yang tampak oleh indera, akan tetapi tidak
memiliki eksistensi substansial (Pilliang, 2004). Sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia citra diartikan sebagai gambaran, kesan yang
dimiliki seseorang terhadap pribadi. Dalam kaitannya secara lebih spesifik
citra tidak bisa dilepaskan dari keberadaan objek atau benda. Dalam
pengertian keberadaan citra sangat tergantung pada keberadaan objek atau
benda (Pilliang, 2004 : 83). Diri merupakan refleksi dari citraan-citraan
yang ditawarkan oleh media massa dan komoditi. Ontologis diri melebur
kedalam citraan-citraan tersebut (Pilliang, 2004 : 204). Blumer
- 15 -
mendefinisikan diri dalam pengertian yang sangat sederhana “apa saja yang
diketahui orang lain. Itu berarti hanya manusia yang dapat menjadikan
tindakannya sendiri sebagai objek. Ia bertindak terhadap dirinya dalam
tindakannya terhadap orang lain atas dasar pemikiran dia menjadi objek bagi
dirinya sendiri,” (Ritzer dan Goodman, 2004:295).
Citraan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
cara atau proses membentuk citra mental pribadi atau gambaran pribadi.
A.B Susanto mengartikan citra diri (self image) sebagai bagaimana
seseorang memandang dirinya sendiri. Atau sebagai bagaimana persepsi
orang lain terhadap seseorang 66 atau diri kita. Dari situ akan terbentuk
suatu cara atau perilaku tertentu, terutama berkaitan dengan bagaimana ia
membentuk image atau kesan di mata orang lain (A.B Susanto, 2001:5).
Sebuah citra diri terbentuk melalui suatu proses komunikasi, salah satu
bentuknya adalah simbol-simbol. Seperti apa yang dikatakan oleh A.B
Susanto bahwa kepemilikan simbol diharapkan menimbulkan respek orang
lain untuk mendukung citra diri yang ingin ditampilkan. Tujuan dari
pemakaian simbolsimbol adalah memproyeksikan citra diri seseorang. Dan
simbol-simbol tersebut merupakan pernak-pernik dari pembentukan citra
(A.B Susanto, 2001:10).
Pada dasarnya seseorang membangun sebuah citra dirinya
dimaksudkan untuk mendapatkan perhatian ataupun penghargaan dari orang
lain untuk itu seseorang memperbanyak simbol-simbol pada dirinya.
Simbol-simbol tersebut bisa berupa produk-produk modernitas. Dari
mengkonsumsi dan menggunakan produk-produk modernitas, citra
seseorang dapat terbentuk. Dalam pemakaian produk-produk modernitas
tersebut juga tidak terlepas dari iklan di media massa, seperti apa yang
dikatakan (Chaney 1996) bahwa iklan menanamkan secara halus (subtle)
arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik. Jadi pencitraan diri
merupakan cara seseorang membentuk kesan dan gambaran mengenai
dirinya dari orang lain berdasarkan objek atau benda yang ia gunakan
- 16 -
4. Merek (Brand)
Brand atau merek berasal dari kata brandr yang artinya “to burn”,
bangsa Viking memberikan tanda bakar pada hewan mereka sebagai bentuk
kepemilikan hewan peliharaan. Ada beberapa definisi yang berbeda tentang
pengertian brand/merek, menurut American Marketing Association (AMA):
“A brand is a name is name, term, sign, symbol, or design, or a combination
of them, intended to identify the goods and service of one seller or group of
seller ang to differentiate them from those of competition.” (Keller 2008: 2).
Definisi AMA tentang kemampuan perusahaan memilih nama, logo, simbol,
paket desain atau atribut lain yang dapat mengidentifikasi produk sehingga
membedakan produk tersebut dari pesaingnya, menurut Keller hal tersebut
hanya termasuk sebagian dari brand elements.
- 17 -
Aaker (1996) juga mengatakan merek dapat dikatakan sebagai
sebuah janji seorang penjual atau perusahaan untuk konsisten memberikan
nilai, manfaat, fitur dan kinerja tertentu bagi pembelinya. Janji tersebut
harus janji yang benar dan harus ditepati kepada pembelinya sehingga
merek yang menjanjkan tersebut dapat memberikan semua hal yang
dijanjikan, dan juga memberikan nilai lebih dari janji tersebut. Hal ini
sangat penting untuk menjaga kepercayaan dan juga menjaga image dari
suatu merek.
- 18 -
5. Minat
Minat adalah kesadaran atau ketertarikan seseorang terhadap suatu
objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya.
Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu kesadaran. Karenanya minat
merupakan aspek psikologis seseorang yang menaruh perhatian tinggi
terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk
melakukan kegiatan tersebut. Sementara itu, tinggi rendahnya perhatian dan
dorongan psikologis pada setiap orang belum tentu sama, maka tinggi
rendahnya minat terhaap objek pada setiap orang belum tentu sama.
Minat merupakan suatu motif yang menunjukan suatu arah
perhatian dan aktivitas seseorang terhadap suatu objek karena merasa
tertarik dan adanya kesadaran untuk melaksanakan suatu tindakan untuk
mencapai tujuan. Minat seseorang akan muncul apabila individu tersebut
mempunyai suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Jika kebutuhan dasar
telah terpenuhi, maka timbul keinginan untuk mulai memilih jenis
kebutuhan yang lain yang disesuaikan dengan minat dan selera (Affif,
1987:32).
Nunnaly (1977) menjabarkan minat sebagai suatu ungkapan
kecenderungan tentang kegiatan yang sering dilakukan setiap hari, sehingga
kegiatan itu disukainya; sedangkan Guilford (1969) menyatakan minat
sebagai tendensi seseorang untuk berperilaku berdasarkan ketertarikannya
pada jenis-jenis kegiatan tertentu.
Sementara itu Sax (1969) mendefiniskan bahwa minat sebagai
kecenderungan seseorang terhadap kegiatan tertentu diatas kegiatan lainnya.
Sedangkan Critees (1969) mengemukakan bahwa minat seseorang terhadap
sesuatu akan lebih terlihat apabila yang bersangkutan mempunyai rasa
senang terhadap objek tersebut. Dari beberapa teori ini dapat disimpulkan
bahwa minat adalah keinginan ataupun dorongan psikologis yang sangat
kuat pada diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Semakin tinggi
minat seseorang terhadap sesuatu maka semakin tinggi pula dedikasi
seseorang terhadap seseorang atau suatu kegiatan yang menjadi minatnya.
- 19 -
Cony Semiawan mengatakan bahwa minat (interest), adalah
keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada sesuatu, situasi
atau objek tertentu yang menyenangkan akan memberikan kepuasan
kepadanya (statisfiers). Demikian juga minat dapat menimbulkan sikap
yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi sesuai dengan
keadaan tersebut.
Slemeto (2003:180) menyatakan minat adalah satu rasa lebih suka
dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri
dan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut,
semaki besar minat.
Minat adalah keinginan jiwa terhadap suatu objek dengan tujuan
untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Hal ini menggambarkan bahwa
seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita-citakan apabila didalam
diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan untuk mencapai
tujuan yang dicita-citakannya itu.
Hopkins (1981) menyatakan bahwa pengukuran minat seseorang
berguna untuk memprediksi tingkat ketertarikan seseorang, misalnya
ketertarikan siswa terhadap suatu bidang studi atau program studi atau
pendidikan yang lebih tinggi.
Minat merupakan kencenderungan afektif seseorang untuk
membuat pilihan aktivitas, kondisi-kondisi individual dapat merubah minat
seseorang sehingga dapat dikatakan sifatnya tidak stabil. Sesuai dengan
pengertian diatas maka dapat disimpulan bahwa minat adalah fungsi
kejiwaan atau sambutan yang sadar untuk tertarik terhadap suatu objek baik
berupa benda atau yang lain. Selain itu minat dapat timbul karena ada gaya
tarik dari luar dan juga dari hati sanubari.
Minat yang besar terhadap suatu hal merupakan modal yang besar
untuk mencapai tujuan. Bila seorang siswa memiliki ketertarikan terhadap
bidang studi tertentu maka hal tersebut akan mempengaruhi dan membentuk
diri serta kesadarannya. Artinya, melalui kesadaran itu siswa cenderung
mempunyai keinginan yang lebih besar untuk hadir dan berhubungan
- 20 -
dengan keinginan melanjutkan ke perguruan tinggi dengan harapan
menambah ilmu untuk bekal hidup.
B. Hipotesis
- 21 -
C. Kerangka Berfikir
Penggunaan plastik
- 22 -
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Variabel
1. Populasi
- 23 -
keseluruhan dari orang-orang atau barang-barang yang diamati oleh
peneliti”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa siswi yang
mendapatkan sebaran link angket oleh peneliti.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2004:56).
Rumus slovin :
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
D. Instrumen Penelitian
- 24 -
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti,
yang selanjutmya disebut sebagai variable penelitian. Dengan skala Likert,
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, baik
bersifat favorable (positif) bersifat bersifat unfavorable (negatif). Skala ini
menilai sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan
cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Kemudian
responden diminta memberikan pilihan jawaban atau respons dalam skala
ukur yang telah disediakan
Jawaban Nilai
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Tabel 2. Skala Penilaian
1. Angket
- 25 -
2. Studi Pustaka
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer. Data
primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pihak pertama
(Umar, 2002:130) atau dapat pula didefinisikan sebagai data yang
dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perseorangan
langsung dari objeknya (Djarwanto dan Subagyo, 1998) atau keterangan
yang berhubungan dengan permasalahan.
- 26 -
F. Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Data deskriptif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat
dan gambar. Analisis data secara kuantitatif dilakukan dengan cara
mendeskripsikan jawaban responden dari perbandingan faktor indikator yang
mengidentifikasi mecendrungan indikator, sebagai berikut:
Indikator SS S TS STS
Semata-mata Menyukai
Pencitraan Diri
Tabel 4. Jumlah Jawaban Responden
- 27 -
No Pernyataan SS(x4) S(x3) TS(x2) STS(x1)
1 Saya merasa percaya diri ketika
membawa plastik bermerek ke
sekolah
2 Saya merasa malu ketika
membawa plastik biasa ke
sekolah
3 Menurut saya pencitraan diri itu
penting untuk menaikan
popularitas saya
4 Saya merasa lebih keren ketika
menggunakan plastik bermerek
ke sekolah
Total Skor
Tabel 6. Angket Indikator Pencitraan Diri
- 28 -
BAB IV
A. Deskripsi Data
Indikator SS S R TS STS
Semata-mata Menyukai
Pencitraan Diri
Tabel 7. Jumlah Jawaban Responden
- 29 -
3 Saya suka menjadi pusat 1 12 24 17
perhatia ketika membawa plastik
bermerek ke sekolah
4 Menurut saya tas plastik 9 20 22 3
bermerek sangat sayang untuk
dibuang
Total Skor 499
Tabel 8. Angket Indikator Semata-mata Menyukai
- 30 -
Perbandingan Faktor Indikator
Semata-mata Meyukai
Pencitraan Diri
Dan total skor dari faktor indikator adalah 887, dan terdapat faktor
yang mendominasi remaja untuk menggunakan plastik bermerek. Yaitu
hanya semata-mata mereka menyukai.
B. Pengujian Hipotesis
- 31 -
akan menjadi indikator yang dominan. Hal itu menyebabkan H0 ditolak dan
H1 diterima. Dimana terdapat bukti bahwa faktor indikator semata-mata
menyukai terdapat 56,25% mendominasi remaja untuk menggunakan plastik
bermerek, sedangkan faktor indikator pencitraan diri sebesar 43,74%.
- 32 -
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
- 33 -
DAFTAR PUSTAKA
Aeker & David. (1996). Managemen Equitas Merek. Jakarta: Spectrum Mitra.
Sri Rumini dan Siti Sundari (2004), Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: PT
Asdi Mahasatya
- 34 -
LAMPIRAN
- 35 -
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Biodata Peserta I
Riwayat Pendidikan
- 36 -
Biodata Peserta II
Riwayat Pendidikan
- 37 -
Biodata Peserta III
Riwayat Pendidikan
- 38 -