Anda di halaman 1dari 24

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X

pada materi Ekosistem (Komponen Ekosistem dan Interaksinya,


rantai makanan, jaring jaring makanan dan aliran energi)
Menggunakan Model Pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) di integrasikan dengan media pembelajaran di
SMAN 2 Wawo

Pembuatan Laporan ini Dalam Rangka Menyusun Cerita Praktik Baik (Best
Practice) Menggunakan Metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan
Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik dalam
Pembelajaran

Disusun Oleh :
SURYANTI, S.Pd
SIMPKB ID. 201698274461

MAHASISWA PENDIDIKAN PROFESI GURU


DALAM JABATAN KATEGORI 1 GELOMBANG 3
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA
TAHUN 2023
Best Practice Page 1
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Best Practice : Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X pada materi
Ekosistem (Komponen Ekosistem dan Interaksinya, rantai makanan, jaring jaring makanan dan
aliran energi) Menggunakan Model Pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) di integrasikan dengan media pembelajaran di SMAN 2 Wawo

Nama : Suryanti, S.Pd

Asal Sekolah : SMAN 2 Wawo

Telah disetujui dan disahkan pada/oleh : Sri Novita Primawati, M.Pd


: Eko Novianto, S.Pd
Hari : Rabu

Tanggal : 6 Februari 2024

Mengesahkan:

Dosen Pembimbing Guru Pamong

Sri Novita Primawati, M.Pd Eko Novianto, S.Pd


Pembina, IV.a
NIP.198401292008031001

Best Practice Page 2


BIODATA PENULIS

Nama Suryanti, S.Pd


SIMPKB ID 201698274461
NUPTK 4646768668130142
Tempat/Tanggal Lahir Oi Niu Panda, 14 Maret 1990
Jabatan Guru Biologi
Sekolah SDN 77 Niu Kota Bima
Pendidikan Terakhir S1 Biologi
Email suryantibima57@gmail.com
LPTK Universitas Mandalika

Bima, 6 Februari 2024


Penulis,

Suryanti, S.Pd

Best Practice Page 3


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat-Nya laporan Best
Practice yang berjudul Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X pada
materi Ekosistem (Komponen Ekosistem dan Interaksinya, rantai makanan, jaring jaring
makanan dan aliran energi) Menggunakan Model Pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) di integrasikan dengan media pembelajaran di SMAN 2 Wawo ini dapat selesai
sesuai dengan yang telah direncanakan.
Laporan ini ditulis untuk memenuhi rangkaian Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP).
Keberhasilan peleksanaan dan penyusunan laporan ini tidak lepas dari usaha dan bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat:
 Bapak Muhtar, S.Pd Selaku Kepala Sekolah SMAN 2 Wawo yang telah memberikan
dukungan, saran dan masukan terkait pembuatan laporan;
 Seluruh rekan guru di SMAN 2 Wawo yang telah memberikan bantuan dan dukungan
selama proses penelitian berlangsung sampai terwujud dalam laporan best practice ini.
 Seluruh rekan guru peserta PKP mata pelajaran Biologi
 Suami dan putra tercinta yang selalu memberikan support dan kekuatan dalam setiap
langkah.
 Seluruh pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan best practice ini.
Semoga seluruh kebaikan dan ketulusan dari semua pihak di atas mendapat imbalan yang
berlipat dari Allah SWT.
Penulis menyadari Laporan Best Practice ini masih jauh dari kesempurnaan, bila
masih ditemukan kekurangan dan kelemahan, penulis sangat terbuka dalam menerima kritik
dan saran demi perbaikan penulisan di masa mendatang.

Penulis

Best Practice Page 4


DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL..........................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................2
BIODATA PENULIS.....................................................................................3
KATA PENGANTAR....................................................................................4
DAFTAR ISI...................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................6
B. Rumusan Masalah...........................................................................................6
C. Tujuan.............................................................................................................6
D. Manfaat Kegiatan.................................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN
A. Motivasi dan Hasil Belajar............................................................................8
BAB III PENUTUP......................................................................................14
KESIMPULAN.............................................................................................14
SARAN............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................15
LAMPIRAN..................................................................................................16

Best Practice Page 5


BAB. I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Di abad 21, pekerjaan guru merupakan pekerjaan yang kompleks dan tidak mudah seiring
dengan perubahan besar dan cepat pada lingkungan sekolah yang didorong oleh kemajuan ilmu
dan teknologi, perubahan demograsi, globalisasi dan lingkungan. Kompetensi Guru abad 21,
Guru profesional tidak lagi sekedar guru yang mampu mengajar dengan baik melainkan guru
yang mampu menjadi pembelajar dan agen perubahan sekolah. Untuk itu, guru membutuhkan
pengembangan profesional yang efektif yaitu dengan cara terus berusaha menyajikan
pembelajaran yang terbarukan sesuai dengan perkembangan zaman.
Guru pada abad 21 ditantang untuk melakukan akselerasi terhadap perkembangan
informasi dan komunikasi. Kemajuan teknologi informasi telah meningkatkan fleksibelitas
dalam pemerolehan ilmu pengetahuan bagi setiap individu baik guru maupun peserta didik.
Dalam bidang pendidikan, penggunaan teknologi haruslah diterapkan secara masif di seluruh
tingkat pendidikan karena guru zaman sekarang harus dituntut lebih dalam penggunaan
teknologi, mengingat kenyataan bahwa peserta didik zaman sekarang yang mahir dalam
penggunaan teknologi. Karena keadaan inilah maka guru dituntut harus mampu untuk
menyelaraskan pengetahuannya dengan kebutuhan peserta didik. Apalagi jika di lihat kenyataan
yang ada saat ini, dengan kecanggihan dan keterbukaan informasi dan teknologi, peserta didik
dengan mudah dapat mengakses sumber belajar dari mana saja dan kapan saja. Hal ini tentu
merupakan sebuah tantangan besar bagi seorang guru untuk memikirkan bagaimana caranya agar
suasana belajar yang ditawarkan dan diberikan kepada peserta didik tidak kalah menarik dari
sumber – sumber belajar yang didapatkan peserta didik diluar.
Guru zaman now harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan
menarik minat peserta didik, dan berusaha sedikit demi sedikit meninggalkan cara lama atau
tradisional. Upaya ini tidaklah mudah, mengingat akan banyak hambatan dan tantangan yang
akan dihadapi. Untuk itu guru melakukan perubahan yang signifikan dalam setiap tahapan dan
proses pembelajaranya. Salah satunya dengan cara memperbaharui metode pembelajaran dan
penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam bidang
pendidikan banyak aplikasi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran sehingga proses
pembelajaran tidaklah seperti dahulu kita bersekolah yang semuanya serba manual dan
tradisional.
Penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran yang tepat akan menghasilkan
kegiatan belajar mengajar yang efektif, efesien, bermakna, serta berintegritas dengan mata
pelajaran yang lain. Dengan menggunakan media dalam pembelajaran banyak manfaat yang bisa
dirasakan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran antara lain:
 Media pembelajaran dapat meningkatan gairah dan motivasi belajar peserta didik,
 Tujuan pembelajaran yang targetkan akan lebih cepat tercapai dengan bantuan media, dan
 Metode mengajar lebih variatif dan inovatif serta dapat merangkul langsung peserta didik
secara fundamental.
Oleh sebab itu penulis akan memaparkan pengalaman mengajar terbaik yang telah dilakukannya
dan telah memperlihatkan hasil yang baik dalam proses peningkatkan motivasi dan kemampuan
peserta didik dalam belajar Biologi yang selama ini cukup dianggap membosankan bagi
sebagian peserta didik.

2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah Model
PjBL (Peroject Best Learning) di Integreasikan Dengan Media Pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik”

3. Tujuan
Tujuan dari penulisan best practice ini adalah :
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X pada materi Ekosistem
(Komponen Ekosistem dan Interaksinya, rantai makanan, jaring jaring makanan dan aliran
energi) Menggunakan Model Pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) di integrasikan dengan media pembelajaran di SMAN 2 Wawo

4. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan Best Practice ini adalah kegiatan pembelajaran guna
meningkatkan motivasi belajar peserta didik melalui pemanfaatan media pembelajaran

Best Practice Page 6


menggunakan model pembelajaran project based learning pada materi Ekosistem (Komponen
Ekosistem dan Interaksinya, rantai makanan, jaring jaring makanan dan aliran energi) di SMAN
2 Wawo

3. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan Best Practice ini adalah untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme
guru dalam menulis pengalaman-pengalaman selama kegiatan pembelajaran di kelasnya
terutama pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik

Best Practice Page 7


BAB. II PEMBAHASAN

Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan, memuat tentang standar proses, dinyatakan bahwa proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik dalam belajar untuk membangun minat dan
pengetahuan. Dapat diketetahui bahwa siswa bukan hanya menguasai materi pelajaran
saja untuk mengetahui intelektualnya, melainkan bagaimana pengetahuan yang
didapatkan oleh siswa itu dapat membuat siswa menjadi termotivasi dalam perilaku
yang harus ditampilkan dikehidupan nyata untuk meningkatkan berpikir kritis siswa
dalam menyelesaikan sebuah masalah. Namun, Hasil observasi pada kegiatan
pembelajaran Biologi di SMAN 2 Wawo, didapatkan bahwa Motivasi belajar peserta
didik masih rendah dalam pembelajaran Biologi materi materi Ekosistem (Komponen
Ekosistem dan Interaksinya, rantai makanan, jaring jaring makanan dan aliran energi).
Peserta didik juga mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi hal-hal yang menjadi
akibat dari permasalahan ketidakseimbangan pada komponen ekosistem. Kondisi
tersebut dilatar belakangi oleh : Motivasi belajar siswa yang rendah, berdasarkan
pengalaman belajar sebelumnya yang sudah dilakukan didapatkan bahwa Antusiasme
siswa terhadap pembelajaran di dalam kelas masih kurang, Siswa sering bermain
dengan teman sebangku saat guru sedang menjelaskan materi, Siswa kurang kreatif
dalam mengerjakan tugas–tugas mandiri atau kelompok, Siswa jarang
bertanya/mengemukakan pendapat tentang pelajaran yang diberikan, Siswa seringkali
pergi meninggalkan ruang kelas pada saat jam pelajaran berlangsung. Kondisi ini
diperburuk dengan Guru belum optimal dalam menggunakan model pembelajaran
inovatif dalam kegiatan pembelajaran di kelas, Siswa tidak fokus saat guru mengajar,
karena pembelajaran masih berpusat pada guru sebagai sumber belajar dan juga Guru
belum memiliki kemampuan yang baik atau memiliki kompetensi dalam hal merancang
dan menggunakan media pembelajaran.
Dari Permasalahan-permaslahan diatas dapat diketahui bahwa siswa kurang termotivasi
dalam belajar. Oleh karena itu, diperlukanlah sebuah solusi untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa. Motivasi merupakan sebuah topik yang berkaitan erat dengan
pembelajaran. Motivasi ialah proses mendorong dan mempertahankan tujuan dengan
mengarahkan perilaku (Schunk, 2012:475). Menurut Rais, M. (2010). motivasi memiliki
pengertian bahwa satu proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan
dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi mengandung tiga komponen pokok,
yaitu kebutuhan, tujuan dan dorongan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada
ketidakseimbangan antara yang ia miliki dengan apa yang ia harapkan. Dorongan
merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan rangka memenuhi harapan atau
pencapaian tujuan (A. B. Susilo, 2012). Dapat diketahui persamaan dari ketiga teori
tersebut bahwa motivasi merupakan sebuah dorongan bagi siswa untuk mencapai suatu
tujuan. Tujuan tersebut dapat membangkitkan semangat belajar siswa, dan dapat
menumbuhkan rasa percaya diri, sehingga siswa mendapatkan sebuah dorongan untuk
belajar dengan baik.
Praktik pembelajaran ini menurut saya penting dibagikan karena saya kira banyak guru
yang mengalami permasalahan yang sama dengan permasalahn yang saya alami,

Best Practice Page 8


sehingga praktik ini diharapkan selain bisa memotivasi diri saya sendiri juga diharapkan
bisa menjadi referensi atau inspirasi bagi rekan guru lain supaya pembelajaran yang
dilakukan oleh guru di dalam kelas menjadi pembelajaran yang dapat meningkatkan
motivasi peserta didik dalam pembelajaran serta menjadi upaya dalam memberikan
pembelajaran yang bermakna kepada peserta didik. Selain itu, hal ini menjadi penting
karena untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menggunakan model pembelajaran
inovatif pada pembelajarannya di kelas.
Adapun peran dan tanggung jawab saya dalam peraktik pembelajaran ini adalah selain
sebagai guru saya juga sebagai mahasiswa PPG yang di tugaskan untuk Mendesain
pembelajaran inovatif yang menarik bagi peserta didik yang terdiri dari modul ajar,
Bahan Ajar, LKPD, Media Pembelajaran dan Instrumen Penilaian, Menciptakan
suasana kelas yang nyaman bagi peserta didik untuk bisa mengeksplorasi potensi dalam
dirinya melalui kegiatan diskusi dan penyeleseian proyek, Memfasilitasi peserta didik
dalam mengembangkan kompetensinya, Berdiskusi bersama dengan pihak terkait
seperti kepala sekolah, teman sejawat, dosen, guru pamong, dan teman – teman
mahasiswa PPG, Merancang strategi pembelajaran, dan Melaksanakan refleksi dari
kegiatan yang sudah dilakukan.
Setelah melakukan analisis terhadap kajian literatur dan wawancara dengan rekan
sejawat, kepala sekolah, dan pakar, maka beberapa tantangan untuk mencapai tujuan
tersebut antara lain
1. Peserta didik kurang berminat / tidak termotivasi terhadap pembelajaran yang
berlangsung dikelas karena materi yang disajikan oleh guru tidak menarik.
Kemampuan guru untuk menyajikan materi yang menarik membuat peserta didik
tidak termotivasi untuk belajar. Mereka cenderung melakukan aktifitas lain diluar
kegiatan pembelajaran pada saat KBM berlangsung, misalnya bermain game
dan sebagainya. Guru cenderung memberikan pembelajaran yang monoton seperti
ceramah atau pengerjaan soal di buku paket, sehingga peserta didik tidak termotivasi
dengan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang tidak inovatif yang diberikan
oleh guru menyebabkan peserta didik menjadi cepat bosan. Guru tidak mampu
memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.
2. Adanya ketidaknyamaman siswa terhadap guru yang mengajar, cenderung
pembelajarannya adalah teacher center. Kegiatan ceramah yang selama ini sering
diberlakukan oleh guru pada saat KBM berlangsung secara tidak sadar akan
mendorong siswa menjadi pembelajar yang pasif. Siswa hanya menerima begitu saja
apa yang diberikan oleh guru. Guru tidak memberi kesempatan siswa untuk
mengkontruksi pengetahuannya sendiri.
3. Metode pembelajaran yang diberikan oleh guru di kelas kurang tepat, karena guru
hanya menjelaskan tentang materi saja tanpa memberikan pengalaman yang menarik
selama pembelajaran berlangsung. Akibat dari pembelajaran monoton yang
diterapkan oleh guru, keatifan dan motivasi belajar peserta didik menjadi rendah.
Hal ini akan berdampak pada hasil belajar peserta didik yang rendah pula
4. Sarana dan prasarana pendukung seperti LCD proyektor dan jaringan WiFi yang
masih terbatas untuk kegiatan pembelajaran. Penggunaan pembelajaran yang tanpa
memanfaatkan atau belum berbasis IT cenderung memberikan pengalaman belajar
yang kurang menarik. Padahal kemajuan teknologi dan komunikasi pada abad 21 ini

Best Practice Page 9


sudah berkembang dengan pesat. Guru segyogyanya juga mampu untuk
menyelaraskan pembelajaran dengan kemajuan teknologi yang ada
Dalam menghadapi tantangan ini guru melibatkan beberapa peran, yaitu :
a. Dosen pembimbing dan guru pamong PPG Dalam Jabatan Kategori 1 angkatan 3
Universitas Mandalika tahun 2023
b. Rekan PPG Biologi kelas A
c. Kepala SMAN 2 Wawo
d. Rekan guru di SMAN 2 Wawo
e. Peserta didik kelas Kelas X
Berdasarkan tantangan yang dihadapi pendidik/guru, maka langkah – langkah yang
dilakukan adalah :
1. Mengidentifikasi masalah yang ada di dalam kelas.
2. Mengeksplorasi penyebab masalah yang dihadapi di dalam kelas.
3. Menentukan penyebab atau akar masalah.
4. Menentukan alternative solusi
5. Masalah yang terpilih diangkat dan digunakan sebagai dasar dalam membuat
rencana aksi.
6. Menyusun modul pembelajaran yang inovatif
7. Melakukan koordinasi terkait waktu pelaksanaan, perlengkapan dan siapa saja
yang akan terlibat dalam kegiatan aksi.
8. Melaksanakan aksi
9. Membuat laporan hasil kegiatan aksi
Pada kegiatan praktik pembelajaran ini strategi yang dilakukan guru adalah sebagai
berikut:
1. Strategi yang dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik
dalam proses pembelajaran yaitu: merancang pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik dengan mengembangkan Modul ajar dan lembar kerja peserta didik
(LKPD) sesuai capaian pembelajaran, dan Tujuan Pembelajaran yang akan
dicapai. Mendorong dan memotivasi peserta didik dalam bentuk pemberian
reward.
2. Straregi yang dilakukan pendidik dalam pemilihan model pembelajaran inovatif
dengan memahami karakteristik peserta didik, Adapun model pembelajaran
inovatif yang dipilih Guru yaitu menggunakan model pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) . Menurut Dywan, A. A., & Airlanda, G. S. (2020).
Penerapan model pembelajaran PJBL dalam pembelajaran IPA juga menjadi
fasilitator bagi siswa dengan segala latar belakang kemampuan yang dimilikinya.
Siswa akan menyampaikann pendapat mereka sesuai dengan apa yang mereka
temukan sehingga menimbulkan diskusi yang menarik apabila terjadi perbedaan
cara pemecahan masalah.
3. Strategi yang dilakukan untuk mengoptimalkan aplikasi atau media pembelajaran
yaitu selalu mengupgrade pengetahuan dalam bidang teknologi sehingga bisa

Best Practice Page 10


menghasilkan media pembelajaran yang menarik kreatif dan menyenangkan,
menggunakan media pembelajaran yang inovatif, dengan membuat PTT sebagai
alat bantu dalam menjelaskan materi serta menayangkan video pembelajaran
terkait materi.ini sesuai dengan apayang disampaikan oleh Yani Sukriah Siregar
dkk (2022) Cara merancang media yang efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan pem-belajaran tergantung pada kemam-puan guru, Apa-bila guru memiliki
kemampuan yang baik atau memiliki kompetensi dalam hal merancang dan
menggunakan media pembelajaran, tentu hal ini akan berim- plikasi terhadap
kelancaran proses pem-belajaran di ruang kelas
Bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat?
1. Berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk meminta ijin untuk pelaksanaan
kegiatan PPL di SMAN 2 Wawo.
2. Berkoordinasi guru setempat untuk menjadi observer dalam kegiatan
pembelajaran PPL ini.
3. Penyusunan Modul ajar menggunakan model Project Based Learning sebagai
model pembelajaran inovatif yang mengarah pada keaktifan peserta didik.
Adapun langkah- langkah yang terdapat di modul ajar tersebut adalah sebagai
berikut:
 Guru menyajikan tayangan video tentang ekosistem dan komponennya
melalui https://youtu.be/aHnSsK7unSY?si=1vsjvVFLqdCa9dsb
 Peserta didik menentukan pertanyaan mendasar berupa komponen- komponen
apa saja yang berperan dalam ekosistem dan bagaimana interaksi yangg
terjadi dalam ekosistem tersebut berdasarkan video yang telah dilihat
 Guru membagikan LKPD yang menarik serta membantu peserta didik dalam
penyelesaian masalah dan mendesain pembuatan Diorama
 Peserta didik mendesain rancangan project pembuatan Diorama sebagai
media untuk menjelaskan materi tentang Komponen Ekosistem dan
Interaksinya, rantai makanan, jaring jaring makanan dan aliran energi
 Peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil Diorama yang telah
mereka buat sesuai dengan rancangan masing-masing kelompok
4. Bahan ajar berisi materi tentang komponen ekosistem dan interaksinya yang
dilengkapi gambar, link Youtube dan uraian materi yang ringkas untuk menarik
minat baca peserta didik. Selain itu, bahan ajar juga dilengkapi soal evaluasi
untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi.
5. Soal pre-test maupun post-test dalam bentuk pilihan ganda yang di kerjakan
melalui aplikasi google form yang telah dishare oleh guru di google clasroom
Dengan pembelajaran menggunakan project based lerning yang di integrasikan dengan
media pembelajaran Dampak yang terlihat adalaha sebagai berikut :
a) Hasil refleksi, guru merasakan penerapan model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) yang telah disusun mampu terlaksana sesuai sintaks yang
dirancang dan mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.
Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi selama kegiatan diskusi maupun
presentasi yang dilakukan oleh guru, peserta didik aktif dalam pembelajaran.

Best Practice Page 11


Hal Ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Jaka Afriana (2015) salah satu
kelebihan penggunaan PjBL adalah Meningkatkan motivasi siswa untuk
belajar dan mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan penting. Selain
itu, peningkatan hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari peningkatan nilai
post-test.
b) Berdasarkan hasil observasi rekan sejawat oleh Bapak Nurhidayat, S.Pd
menyatakan pembelajaran inovatif melalui model pembelajaran Project Based
Learning sudah sesuai untuk diterapkan pada materi Komponen Ekosistem
dan Interaksinya dilihat dari komponen penyusunan dan pelaksanaan
pembelajaran untuk membantu proses pemahaman belajar peserta didik.
c) Hasil post-test peserta didik pada materi komponen ekosistem dan
interaksinya dari 20 orang didapatkan data sebanyak 17 orang (85%)
dinyatakan lulus di atas KKM 70 dan sebanyak 3 orang (15%) tidak lulus
karena nilainya masih di bawah KKM. Adapun beberapa faktor yang menjadi
penghambat saat pembelajaran komponen ekosistem bagi peserta didik yaitu
terjadi pemadaman listrik sehingga tidak bisa mengakses internet pada saat
pembelajaran. Dalam hal ini guru terus memberi dukungan untuk bekerja
sama agar Diorama yang dibuat bisa bagus dan sesuai dengan ketentuan. Bagi
guru ditemukan manfaat bahwa model pembelajaran inovatif berbasis project
(Project Based Learning) sesuai untuk diterapkan pada mata pelajaran Biologi
khususnya pada materi komponen ekosistem dan interaksinya. Selain itu,
dengan adanya kolaborasi dari model pembelajaran PjBL dan media
pembelajaran akan membangkitkan motivasi atau semangat belajar sehingga
kesulitan belajar peserta didik di kelas dapat diatasi.
Model pembelajaran PjBL yang telah diterapkan oleh guru menunjukkan hasil yang
efektif pada materi ekosistem dan interaksinya. Motivasi belajar peserta didik
meningkat pada pembelajan kali ini. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan peserta didik
selama proses pembelajaran. yang telah diamati guru melalui lembar observasi
motivasi peserta didik pada saat kegiatan diskusi kelompok maupun pada saat
kegiatan presentasi. Sebagian besar peserta didik sudah menunjukkan sikap yang
positif dengan aktif bertanya, menjawab serta merespon pertanyaan dari guru,
meskipun ada beberapa peserta didik yang masih terlihat pasif. Selain itu,
keefektifan model pembelajaran PjBL ini dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik
yang meningkat. Hal ini bisa dilihat dari tingginya nilai peserta didik pada saat post-
test.
Respon orang lain terhadap model pembelajaran PjBL ini juga sangat positif. Hal ini
dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan tentang penerapan pembelajaran ini oleh Bapak
Nurhidayat, S.Pd menyatakan pembelajaran inovatif melalui model pembelajaran
Project Based Learning sudah sesuai untuk diterapkan pada materi Komponen
Ekosistem dan Interaksinya. Hasil observasi menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran ini mendapatkan nilai sebesar 80,3 dengan predikat baik.
Hal yang menjadi faktor keberhasilan dari penerapan model pembelajaran ini tidak
lain adalah adanya dukungan dari beberapa pihak. Kepala Sekolah dan pihak-pihak
di lingkungan sekolah lainnya yang telah membantu terlaksananya kegiatan PPL ini.

Best Practice Page 12


Rekan sejawat, nara sumber dari para ahli yang membantu untuk berbagi ilmu,
pengalaman dan bersedia untuk menjadi observer dalam kegiatan ppl ini. Siswa-
siswi kelas X yang sudah bersedia meluangkan waktunya menjadi objek penelitian
dalam kegiatan PPL ini. Keberhasilan dari kegiatan PPL ini juga tidak luput dari
peran serta Dosen dan Guru pamong yang tidak pernah lelah untuk memberi
masukan, saran dan kritik terkait kesempurnaan perangkat-perangkat mengajar yang
digunakan untuk kegiatan PPL ini.

Best Practice Page 13


BAB. III PENUTUP

1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran Biologi Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta
Didik Kelas X pada materi Ekosistem (Komponen Ekosistem dan
Interaksinya, rantai makanan, jaring jaring makanan dan aliran energi)
Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) di
integrasikan dengan media pembelajaran terbilang efektif dan layak dijadikan
praktik baik pembelajaran, karena mampu meningkatkan minat dan motivasi
belajar siswa dilihat dari tingkat pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran dibuktikan dengan capaian hasil belajar siswa yang meningkat.
2. Dalam melaksanakan proses pembelajaran sehari-hari guru dituntut lebih
tertib dan terstruktur pada penyusunan Modul Ajar secara sistematis dan
cermat, pembelajaran Biologi materi Ekosistem (Komponen Ekosistem dan
Interaksinya, rantai makanan, jaring jaring makanan dan aliran energi) bukan
hanya mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, tetapi juga
mengintegrasikan PPK, literasi membaca, dan kecakapan abad 21.
3. Peserta didik lebih termotivasi dan fokus karena pembelajaran yang lebih
menarik dan menyenangkan . hal ini tidak lepas dari pemilihan model, metode
dan media pembelajaran guru menjadi lebih variatif dan inovatif.
2 Saran
Saran untuk Guru dan Pembaca:
1. Mengoptimalkan Motivasi Siswa:
 Terus kembangkan dan pahami faktor-faktor yang mendukung tingginya
motivasi siswa.
 Perhatikan siswa dengan motivasi rendahdan temukan cara
untuk meningkatkan keterlibatan mereka dalam pembelajaran.
2. Perkaya Metode Pembelajaran:
a. Terus variasikan pendekatan pembelajaran untuk mempertahankan
tingkat keberagaman siswa.
b. Evaluasi potensi penggunaan media pembelajaran yang lebih inovatif
dan menarik untuk meningkatkan interaktivitas dan keterlibatan siswa.
3. Pengembangan Media Pembelajaran:
a. Terus kembangkan dan integrasikan media pembelajaran yang relevan
dan menarik untuk mendukung pembelajaran berbasis proyek.
b. Evaluasi secara berkala efektivitas media pembelajaran yang
digunakan.
4. Pelatihan dan Pengembangan Guru:
a. Teruskan pelatihan dan pengembangan diri untuk memahami dan
menerapkan metode pembelajaran proyek yang lebih efektif.
b. Fasilitasi kolaborasi antar guru untuk berbagi pengalaman dan strategi
terbaik. Dengan mengikuti saran-saran di atas, diharapkan guru dapat
terus meningkatkan kualitas pembelajaran dan mencapai hasil
pembelajaran yang lebih baik bagi siswa.

Best Practice Page 14


Daftar Pustaka

Afriana, J., dan Fitriani, A. (2016). “Penerapan Project Based Learning Terintegrasi
STEM Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Kreativitas Siswa Ditinjau Dari
Gender”. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2(2): 202–212
Rais, M. (2010). Project based learning: inovasi pembelajaran yang berorientasi soft
skills. Makalah dalam Seminar Nasional Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya 11 Desember 2010.
Siregar, Yani Sukriah, et al. “Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik Dengan
Menggunakan Media Pembelajaran Yang Menarik Pada Masa Pandemi Covid
19 Di SD Swasta HKBP 1 Padang Sidempuan.” Jurnal Ilmiah Kampus
Mengajar, 1 Apr. 2022, pp. 69–75

Best Practice Page 15


Lampiran-lampiran
 Foto kegiatan PPL Aksi 1
 Kegiatan Pendahuluan

 Kegiatan Inti

 Kegiatan Penutup

Best Practice Page 16


Instrumen Penilaian Kognitif

No Nama Siswa Nilai


Jml. skor KKM Ket.
Akhir

1 ABI SAYD 50 71,43 70 Tuntas


2 ADAM IBNU SYAKIRIN 70 100 70 Tuntas
3 ANIS SURYANI 60 85,71 70 Tuntas
4 FARA AFRIANI 60 85,71 70 Tuntas
5 HASNAWATI 50 71,43 70 Tuntas
6 IFFA HURIYATI 70 100 70 Tuntas
7 INTANSARI NURBAITI 40 57,14 70 Tidak tuntas
8 MARISA 50 71,43 70 Tuntas
9 MARYANI 50 71,43 70 Tuntas
10 MELI AGUSTI 60 85,71 70 Tuntas
11 NEJA PURNAMA P. 70 100 70 Tuntas
12 NUR LAYLI OLIVIA 60 85,71 70 Tuntas
13 NUR RAMADANI 60 85,71 70 Tuntas
14 NURILAHI YATUL P. 60 85,71 70 Tuntas
15 NURMI 40 57,14 70 Tidak tuntas
16 NURUL FADILAH 40 57,14 70 Tidak tuntas
17 NURUL ISTIQOMAH 60 85,71 70 Tuntas
18 QURATUL AINI 60 85,71 70 Tidak tuntas
19 SYASA NESYATUN H. 50 71,43 70 Tuntas
20 TRESITA W. 70 100 70 Tuntas
Jumlah 1614,25
Rata-rata 80,71
Jumlah peserta didik yang tuntas 17 orang
Persentase tuntas 85%
Jml. peserta didik tidak tuntas 3
Persentase tidak tuntas 15%
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 57,14

skor yang di peroleh


Nilai Akhir = x 100
70

Best Practice Page 17


Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai rata-rata siswa adalah 80,71. Dikarenakan siswa yang mendapat nilai
diatas KKM sudah mencapai 85% yaitu 17 siswa dan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 3 siswa dengan
persentase sebanyak 15%. Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah 57,14. Data pada tabel menunjukan bahwa hasil
belajar siswa sudah mengalami perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).

Instrument Penilaian Keterampilan

Aspek yang dinilai


Keaktifan Jumlah Nilai
No Nama Bekerja
dalam Presentasi Skor Akhir
sama
berdiskusi
1 ABI SAYD 3 3 3 9 75
2 ADAM IBNU SYAKIRIN 4 4 4 12 100
3 ANIS SURYANI 3 3 3 9 75
4 FARA AFRIANI 4 4 4 12 100
5 HASNAWATI 4 4 4 12 100
6 IFFA HURIYATI 4 4 4 12 100
7 INTANSARI NURBAITI 3 3 3 9 75
8 MARISA 4 4 4 12 100
9 MARYANI 3 3 3 9 75
10 MELI AGUSTI 4 4 4 12 100
11 NEJA PURNAMA P. 4 4 4 12 100
12 NUR LAYLI OLIVIA 4 4 4 12 100
13 NUR RAMADANI 4 4 4 12 100
14 NURILAHI YATUL P. 4 4 4 12 100
15 NURMI 3 3 3 9 75
16 NURUL FADILAH 4 4 4 12 100
17 NURUL ISTIQOMAH 4 4 4 12 100
18 QURATUL AINI 3 3 3 9 75
19 SYASA NESYATUN H. 4 4 4 12 75
20 TRESITA W. 4 4 4 12 100

Pedoman penskoran
No Skor Predikat Kriteria
1 4 Sangat baik Semua aspek dilakukan
2 3 Baik Hanya 3 aspek dilakukan
3 2 Cukup Hanya 2 aspek dilakukan
4 1 Kurang Hanya 1 aspek dilakukan

skor yang di peroleh


Nilai Akhir = x 100
12

Best Practice Page 18


LEMBAR OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

Nama Sekolah : SMAN 2 WAWO


Materi : Ekosistem
Nama Guru : Suryanti, S.Pd
Kelas : X
Rencana Aksi : 2
Hari/Tanggal : Rabu, 24 Januari 2024

Petunjuk :
Isilah lembar observasi ini berdasarkan data yang dikumpulkan dalam setiap mengamati kegiatan belajar siswa.
Berilah skor antara 1 sampai dengan 5 pada kolom yang menunjukkan aktivitas yang dilakukan siswa.
Kelompok : 1
Nomor Anggota Kelompok
No Deskripsi Observasi
1 2 3 4 5 6
1 Peserta didik mengikuti semua instruksi guru 5 5 5 5 5 5
2 Peserta didik fokus pada materi pelajaran 5 5 4 4 4 4
3
Peserta didik bersungguh-sungguh dalam mengerjakan 5 4 4 4 4
4
tugas
4
Peserta didik mampu memecahkan masalah 5 4 4 4 4
4
menggunakan sumber yang ada
5 Peserta didik tepat dalam menyelesaikan tugas 5 4 4 4 4 4
6
Peserta didik mampu mengaitkan permasalahan dengan 5 5 5 4 4
5
kehidupan sehari-hari
7
Peserta didik terlibat aktif dalam menyelesaikan masalah 5 4 4 4 4
4
yang telah diidentifikasi
8 Peserta didik aktif dalam kegitan presentasi hasil karya 5 4 4 4 4 4
9
Peserta didik terlibat aktif dalam menyampaikan 5 4 4 4 4
4
tanggapan
10
Peserta didik tekun dalam mengerjakan tugas yang 5 4 4 4 4
4
diberikan guru
11
Peserta didik memiliki keberanian menjawab pertanyaan 5 4 4 4 4
4
yang di sampaiakan oleh teman kelompok lain
12
Peserta didik selalu ingin cepat selesai dalam 4 4 4 4 4
4
mengerjakan tugas tanpa meneliti terlebih dahulu
13
Peserta didik merasa senang telah mengkuti 5 5 4 4 4
4
pembelajaran hari ini
14
Peserta didik merasa puas setelah menyampaikan 5 5 5 5 5
5
pendapat
15
Peserta didik merasa senang telah menyelesaikan tugas 5 5 4 4 4
4
hari ini

Keterangan :
Best Practice Page 19
5 = sangat baik 2 = kurang
4 = baik 1 = sangat kurang
3 = cukup
Nomor anggota kelompok
1 = ADAM IBNU SYAKIRIN
2 = ABI SAYD
3 = MARYANI
4 = NUR RAMADANI
5 = QURATUL AINI
6 = SYASA NESYATUN H

Best Practice Page 20


Best Practice Page 21
Best Practice Page 22
Best Practice Page 23
Rencana Tindak Lanjut
Nama
Kelas

No RTL Pemateri Waktu dan Tempat Sasaran Kegiatan


1 Mengikuti pertemuan rutin MGMP Pengawas SMAN 2 Wawo Semua guru
BIOLOGI Biologi setiap minggu, jatuh SMAN/SMA/MAN/
pada hari jumat MASederajat

2 Menyusun Modul ajar Suryanti, setiap pembuatan modul Semua mentor Guru
dengan model Pembelajaran S.Pd ajar, pada sub pokok MGMP/yang terkait
yg bahasan.
didapatkan selama Pembelajaran
3 Guru Melaksanakan Pengawas 12 Maret Semua guru
DIKLAT/WEBINAR tentang
Pemanfaatkan teknologi
4 Membuat perangkat Suryanti, S.Pd 2 Januari Siswa
pembelajaran inovatif, modul ajar
dan LKPD
5 Terlibat Aktif dalam kegiatan In Suryanti, S.Pd 3 Januari Siswa
House Training (IHT) terkait
pembela
6 Penggunaan berbagai Aplikasi Suryanti, S.Pd 4 Januari Siswa
pembelajaran yang sesuai dengan
materi
7 Meyebarkan pemahaman tentang Suryanti, S.Pd 5 Februari Siswa
disiplin positif pada siswa
8 Mengkomunikasikan hasil PPG Suryanti, S.Pd 5 Februari Siswa
Daljab 2022 yang telah
dilaksanakan
9 Mengenalkan media Diorama Suryanti, S.Pd 6 Maret Siswa
10 Menerapkan pembelajaran yang Suryanti, S.Pd 6 April Siswa
berpusat pada siswa

Best Practice Page 24

Anda mungkin juga menyukai