Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KEGIATAN

SEMINAR VIRTUAL NASIONAL 3

”PEMBELAJARAN PJOK DAN PENGEMBANGAN


KARAKTER PADA MASA ADAFTASI KEBIASAAN BARU “

DISELENGGARAKAN OLEH :
PROGRAM STUDI PJKR FPOK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA ( UPI ) BANDUNG
RABU, 05 AGUSTUS 2020
PUKUL 08.00-11.30 WIB

DISUSUN OLEH :

ENGKOS KOSWARA, S.Pd.

MTs NEGERI 2 MAJALENGKA

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, setelah


mempertimbangkan masukan dari Pengawas Madrasah, Kepala Madrasah Tsanawiyah
Negeri 2 Majalengka serta Tenaga Pendidik dan Kependidikan di lingkungan MTs Negeri 2
Majalengka, Laporan HasilKegiatan Webinar ”IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
PENJAS DI MASA ADAFTASI KEBIASAAN BARU “yang diselenggarakan oleh Ikatan
Guru Olahraga Kota Bandung, telah selesai disusun dan dapat dijadikan prasyarat dalam
penilaian angka kredit guru untuk tahun yang akan datang.

Selanjutnya laporan ini akan dievaluasi dan/atau ditinjau ulang sesuai dengan
kebutuhan madrasah dalam peningkatan kualitas profesi guru di MTs Negeri 2 Majalengka
yang dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan perubahan kualitas pendidikan di MTs
Negeri 2 Majalengka.

Sukaraja, 14 Agustus 2020

Mengetahui/ Mengesahkan :
Kepala Madrasah,

H. AMIR, S. Ag, M.Pd.I


NIP. 196112171985031002
KATA PENGANTAR

Profesi guru harus dihargai dan dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Hal ini dikarenakan guru merupakan tenaga profesional yang mempunyai fungsi,
peran, dan kedudukan sangat penting dalam mencapai Visi Kemdikbud 2025 yaitu
Menciptakan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif.
Guru yang profesional wajib melakukan kegiatan pengembangan keprofesian secara
berkelanjutan. Laporan ini disajikan untuk memberikan informasi tentang hasil kegiatan
pengembangan diri guru yang diselenggarakan oleh Ikatan Guru Olahraga Kota Bandung
selaku panitia penyelenggara bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,
merupakan salah satu dokumen kelengkapan yang harus ada pada persyaratan penilaian
angka kredit guru.
Pada kesempatan ini, ucapan terima kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang
telah memberikan bantuan secara maksimal dalam menyelesaikan laporan ini .
Mudah-mudahan laporan ini dapat menjadi tolok ukur ketercapaian pendidikan dan
latihan yang telah diikuti serta dapat menjadi sumber inspirasi bagi guru madrasah lain dalam
peningkatan mutu profesi guru dalam proses pembelajaran. Kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan laporan ini di masa mendatang.

Sukaraja, 14 Agustus 2020

Guru Pembelajar,

ENGKOS KOSWARA, S.Pd.

NIP. 198104142007101002
A. PENDAHULUAN
Guru adalah bagian integral dari organisasi pembelajar di sekolah. Sebuah organisasi,
termasuk organisasi pembelajar di sekolah perlu dikembangkan agar mampu menghadapi
perubahan dan ketidakpastian yang merupakan ciri kehidupan modern. Salah satu karakter
utama organisasi pembelajar adalah senantiasa mencermati perubahan internal dan eksternal
yang diikuti dengan upaya penyesuaian diri dalam rangka mempertahankan eksistensinya.
Syarat mutlak terciptanya organisasi pembelajar adalah terwujudnya masyarakat pembelajar
di tubuh organisasi tersebut. Hal ini mudah dipahami, mengingat kinerja suatu organisasi
adalah merupakan produk kinerja kolektif semua unsur di dalamnya, termasuk manusia.
Dalam konteks sekolah, guru secara individu maupun secara bersama-sama dengan
masyarakat seprofesinya harus menjadi bagian dari organisasi pembelajar melalui
keterlibatannya secara sadar dan sukarela serta terus menerus dalam berbagai kegiatan belajar
guna mengembangkan profesionalismenya. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, dan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41), Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4496),sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5670) mengamanatkan guru sebagai tenaga profesional yang wajib melakukan
kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan guna mendukung pengembangan
profesionalisme guru pembelajar (PPGP). Pelaksanaan program kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan bagi guru pembelajar (PPGP) diharapkan dapat meningkatkan
kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian untuk memenuhi kebutuhan dan
tuntutan masa depan yang berkaitan dengan profesinya sebagai guru. Kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru pembelajar (PPGP) dilaksanakan atas
dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil uji kompetensi guru dan penilaian kinerja
guru serta didukung dengan hasil evaluasi diri. Apabila profil guru masih berada di bawah
standar kompetensi yang dipersyaratkan dalam penilaian kinerja guru, maka guru diwajibkan
untuk mengikuti program pemenuhan standar kompetensi yang dipersyaratkan. Sementara
itu, guru yang profilnya telah mencapai standar kompetensi yang dipersyaratkan dalam
penilaian kinerja guru, kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru
pembelajar (PPGP) diarahkan kepada pengembangan kompetensi lebih lanjut supaya dapat
memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas serta dalam rangka pengembangan
karirnya. Pelaksanaan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagaimana yang
diamanatkan dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya, diharapkan dapat menciptakan guru profesional, mampu menumbuhkembangkan
minat dan bakat peserta didik sesuai dengan bidangnya dalam menguasai ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Guru sebagai pembelajar abad 21 harus mampu mengikuti perkembangan
ilmu dalam bidangnya dan dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang sesuai dengan standar kompetensi yang harus dimiliki peserta didik.

B. DASAR PEMIKIRAN

Guru merupakan salah satu unsur SDM yang memegang peranan penting dalam menjalankan
Sistem Pendidikan peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora
serta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan.

C. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN

Nara sumber 1 : Prof. Drs. H. TOHO CHOLIK MUTOHIR, M.A., Ph.D ( Guru besar
Universitas Negeri Surabaya )

“ Trend dan Isu pengembangan Karakter pada Adaftasi Kebiasaan Baru:


Analisis Presfektif Global.

Nara Sumber 2 : Dr. NURYADI, M.Pd. ( Ketua Umum KONI Kota Bandung)

“ Integrasi Pengembangan Karakter dalam Pembelajaran PJOK “

MC : SALMAN, M.Pd.

Moderator : SUFYAN MUDJIANTO, M.Pd.

D. WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 05 Agustus 2020.

Durasi waktu keguatan berlangsung dua jam dari pukul 08.00-11.30 WIB.

Live Zoom SEVINAS dan Live Streaming Youtube PJKR FPOK UPI OFFICIAL

E. DESKRIPSI KEGIATAN

Pembukaan dipandu oleh Host (SALMAN, M.Pd.) dan kegiatan tersebut mendapat apresiasi
oleh Dekan FPOK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA dalam sambutan beliau
sekaligus membuka acara dengan resmi. Setelah pembukaan Host menyerahkan kepada
moderator untuk mengarahkan jalannya acara baik mengarahkan pemaparan kedua
narasumber maupun dengan jalannya sesi tanya jawab anatara narasumber dan peserta.

Berikut ulasan inti kegiatan sebagai berikut:

Pembicara I Prof. Drs. H. TOHO CHOLIK MUTOHIR, M.A., Ph.D ( Guru besar
Universitas Negeri Surabaya ) :

Pada prinsipnya menjadi hal yang urgen untuk kondisi saat ini , karena Proses pembelajaran
yang baik memiliki aspek yang terkoneksi dengan bidang keilmuan dan sejalan dengan
situasi dan kondisi yang sedang berjalan..

Ada dua aspek yang menjadi point penting yakni bagaimana kondisi dan situasi kemampuan
siswa, dan tingkat kesukaran dari materi pembelajaran yang diberikan.

1. Kondisi dan situasi kemampuan siswa ; riset dilaksanakan dalam rangka


mengembangkan gagasan melaui analisis wacana bebagai fenomena atau studi riset dalam
konteks lapangan atau field riset . Dalam konteks pengembangan gagasan /analisis
wacana dalam berbagai fenomena yang berkaitan dengan bidang keahlian dan keilmuan
kita. Banyak faktor yang menjadi pertimbangan, ilmu tidak bisa berdiri sendiri harus
didasarkan pada konsitas ilmu-ilmu lain, contok pendidikan dengan lingkunga, pendidikan
dengan kesehatan dsb. Dalam mensubmit riset kita di jurnal terindeks perlu
memperhatikan daya selingkung. Dalam konteks penelitian bukan hanya bermanfaat bagi
kepentingan peneliti /akademisi, tetapi jauh dari itu yang perlu diperhatikan bagaiman
artikel kita dapat diterima oleh jurnal yang terindeks.

2. Tingkat kesukaran Materi Pembelajaran; Agar jurnal dapat terindeks/ terakreditasi maka
pengelola jurnal harus memperhatikan aspek manajemen (berbasis digital melalui web
jurnal, submit artikel, Reviewer, dan rekam jejak digital proses jurnal terbitan) Kualitas
terbitan (memiliki issn, memiliki mitra bestari, diterbitkan secara teratur.

Pembicara II Dr. NURYADI, M.Pd. ( Ketua Umum KONI Kota Bandung):


Mata pelajaran Pendidikan Jasmani termasuk pada Mata Pelajaran Kelompok B, artinya
dalam pelaksanaannya bisa disesuaikan dengan karakteristik dan disesuaikan dengan
kebutuhan di satuan Kerja masing – masing.

Dalam melaksanakan Proses Pembelajaran setiap Kompetensi dasar Punya Karakteristik yang
berbeda :

Untuk Kompetensi Dasar dengan tanda (*) : artinya adalah Kompetensi dasar yang Wajib
diberikan / Proses pembelajarannya harus dilaksanakan.

Untuk Kompetensi Dasar dengan tanda (**): artinya Guru boleh memilih Kompetensi dasar
yang mana yang akan diberikan kepada siswa, tentunya dengan memperhatikan Kebutuhan
dan Kemampuan siswa.

Untuk Kompetensi Dasar dengan tanda (***): artinya guru bisa memberikan / melakasanakan
ataupun tidak melaksanakan Proses pembelajaran Kompetensi Dasar tersebut dengan
pertimbangan situasi dan daya dukung yang tersedia.

TINDAK LANJUT KEGIATAN :

1. Perbaikan Kualitas Proses Belajar Mengajar PENJAS di Masa Orientasi Adaftasi


kebiasaan baru

2. Memperbaiki komunikasi antara guru dengan siswa di Masa Orientasi Adaftasi


kebiasaan baru

3. Membuat laporan Kegiatan.

PENUTUP

Demikian Laporan kegiatan ini kami buat, Kita sepakat bahwa kita mesti memutus mata
rantai penyebaran virus, namun pada saat yang sama kita sepakat bahwa kita tidak boleh
memutus penyebaran ilmu pengetahuan ini salah satu alternatif ditengah keterbatasan kita.
atas kerjasamanya Kami ucapkan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai