Anda di halaman 1dari 7

Itu maka diantara Angka kematian khusus,Angka kematian bayi atau Infant mortality rates (IMR)

merupakan ukuran mortalitas yang umumnya dijadikan indicator untuk terlihat tingkat kesehatan dan
kesejahteraan penduduk suatu daerah (pollard,1989).

Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa angka kematian bayi (IMR) merupakan jumlah
kematian penduduk umur dibawah satu tahun per 1.000 (jika konstante yang digunakan 1.000)
kelahiran hidup dalam tahun tertentu pada suatu wilayah. Jika menggunakan rumus dapat
diformulasikan sebagai berikut (Rusli, 1985).

IMR=

Keterangan:

IMR = Angka kematian bayi.

∑ Do = Jumlah kematian penduduk umur dibawah satu tahun dalam tahun tertentu.

∑ B∑ B = Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama.

K = Konstante (biasanya digunakan nilai 1.000)

Berikut disertakan contoh untuk menghitung angka kematian bayi (IMR) digunakan
menggunakan data jumlah bayi yang kahir hidup dan jumlah bayi yang mati. Perhatikan table. 6.5!

Tabel 6.5 Angka kematian bayi di Indonesia tahun 2010

Tahun Jumlah bayi yang lahir hidu Jumlah bayi yang mati IMR
(1) (2) (3) (4)
2000 3.568.740 167.731 47
2010 4.253.040 110.579 26
Sumber: Diolah dari data BPS Hasil sensus Penduduk 2010

Tabel 6.5 menunjukkan bahwa pada tahun 2000 di Indonesia setiap 1.000 kelahiran bayi (lahir
hidup) akan terjadi 47 kematian bayi, dan pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 26 kematian
bayi setiap 1000 kelahiran hidup. Melalui perhitungan-perhitungan seperti itu, kajian terhadap variasi
mortalitas antar wilayah menjadi lebih mudah.

Berdasarkan survey Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. IMR indonwsia mencapai
34 per 1.000 kelahiran hidup. Jika dilihat antar provinsi masih terlihat variasi yang cukup tinggi. IMR
terendah berada di provinsi Kalimantan Timur (21 per 1.000 kelahiran hidup) dan tertinggi berada di
provinsi papua barat (74 per 1.000 kelahiaran hidup). Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di
Indonesia masih belum merata. Hampir 50 persen provinsi di Indonesia memiliki IMR di atas rata-rata
nasional.perhatikan gambar 6.11
Assalamu alaikum, kk adagah temanta anak geo sains yg masih punya file peta matkul penginraan jauh,
minta tolongka sempat ada temanta anak sains masih punya, krna tlada tugasku download peta dan
berkali²ma download i tpi kadang rusak i.
Gambar 6.1 Infant Mortality Rates (IMR) Indonesia tahun 2012 berdasarkan provinsi

Sulawesi Tengah 130 92 66 -3.46 -3.32


Sulawesi Selatan 111 70 57 -4.61 -2.05
Sulawesi Tenggara 116 77 53 -4.10 -3.74
Sulawesi Barat - - 51 - -
Maluku 123 76 61 -4.81 -2.20
Maluku utara - - 75 - -
Papua 105 80 57 -2.72 -3.39
Papua barat - - 74 - -
Indonesia 107 71 34 -4.10 -7.36
Sumber: Kolom 2 s/d 4 dalam RPS, SP 1980,2000, Penurunan dihitung secara ekponensial

Berdasarkan Tabel 6.6 dapat dilihat variasi kematian bayi di Indonesia berdasarkan hasil sensus
penduduk yang dilakukan pada tahun 1980. 1990 dan 2000 serta perkembangan angka kematian bayi di
masing-masing provinsi di Indonesia. Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Klimantan Barat adalah 3 Provinsi
di Indonesia yang penurunan IMR-nya lebih tinggi dari rata-rata nasional. Hal tersebut menunjukkan
keberhasilan usaha pemerintah provinsi bersangkutan dan meningkatkan kualitas hidup penduduknya.
Dengan memerhatikan variasi, dan perkembangan angka kematian bayi tersebut secara tidak langsung
juga akan dapat dijadikan indicator untuk melihat tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk di
masing-masing provinsi di Indonesia selama tiga dasawarsa terakhir sebelum Sensus penduduk 2010
dilaksanakan.

Umumnya data tentang jumlah kematian bayi diperoleh dari hasil pencatatan system registrasi
kejadian-kejadian vital atau system registrasi penduduk. Oleh karena itu, ketelitian dan kelengkapan
angka-angka yang diperoleh sangat tergantung pada berfungsi tidaknya system tersebut. Mungkin saja
terjadi bayi yang baru lahir hidup, tetapi karena segera mati tidak teregistrasi, para ahli medis pun tidak
mudah menentukan untuk memisahkan abourts, lahir mati dan lahir hidup. Registrasi kematian bayi
sangat sulit diperoleh terutama di Negara-negara atau daerah dengan mortalitas bayi yang tinggi.
Seringkali kematian bayi yang diregistrasi untuk tahun tertentu merupakan kematian dari bayi-bayi yang
lahir dua tahun berturut-turut atau dua kohot tahun kelahiran (two annual cohorts of birth).

D. Angka Kematian Ibu

Angka kematian ibu (Maternal Mortality Rates = MMR) menunjukkan jumlah ibu yang meninggal
dalam proses melahirkan selama satu tahun terhadap jumlah ibu seluruhnya. Dalam hal ini yan
diperhitungkan dalam jumlah ibu meninggal adalah selama dalam kehamilan dan atau dalam proses
melahirkan. Ibu hamil yang meninggal karena kecelakaan, bunuh diri, atau hal-hal lain yang tidak ada
hubungannya denga kehamilan dan proses melahirkan tidak dimasukkan dalam perhitungan ini. Oleh
sebeb itu, ukuran ini dinyatakan per 100.000 ibu dan bukan per 1.000 ibu, karena jumlah kasus dalam
setahun relative kecil.

MMDMMD
MMR= xk
MM

Keterangan:

MMR = Angka Kematian Ibu.

MMD = Jumlah ibu yang meninggal dalam proses kehamilan atau melahirkan.

M = Jumlah ibu seluruhnya.

K = Konstante (biasanya digunakan nilai 100,000)

Kematian maternal terkategori peristiwa yang jarang terjadi (Rate Evant), sehingga dinyatakan
per 100.000 ibu. Namun demikian, MMR banayak digunakann sebagai indicator keberhasilan pngelolaan
upaya peningkatan kesehatan. Khususnya kesehatan ibu dan dalam menuju kepada keluarga sehat
sejahtera. Penurunan angka kematian ibu juga termasuk dalam sala-satu target yang ingin dicapai oleh
Negara-negara di dunia. Berikut disajikan Angka kematian ibu pada masing-masing kawasan di dunia.
Berikut disajikan Angka kematian ibu pada masing-masingkawasan dunia pada tahun 2010 (Gambar 6.2).
Gambar 6.2 MMR masing-masing kawasan di dunia Tahun 2010

Bagaimana variasi kematian bayi di Indonesia dalam tiga dasawarsa sebelum sensus penduduk
tahun 2010 dilaksanakan. Hal ini penting untuk dilihat, terutama dalam kaitannya dengan tingkat
kesejahteraan penduduk provinsi-provinsi di Indonesia tahun 1980, 1990 dan 2000 perhatikan table 6.61

IMR Pertumbuhan/tahun (%)


Daerah Tingkat
1980 1990 2000 1980-1990 1990-2000
(1) (2) (3) (4)  (5)  (6) 
Daerah Istimewa Aceh 93 58 40 4.72 3.72
Sumatra Utara 89 61 44 3.78 3.27
Sumatra Barat 121 74 53 4.92 3.34
Riau 110 65 48 5.26 3.03
Jambi 171 74 53 4.92 2.34
Sumatra Selatan 102 71 53 3.62 2.92
Bengkulu 99 69 53 3.62 2.64
Lampung 99 69 48 0 2.63
Kep. Bangka Belitung -25 0 27 0 0
Kep. Riau 0 0 35 7.18 0
DKI Jakarta 82 40 25 3.98 4.7
Jawa Barat 134 90 37 4.21 8.89
Jawa Tengah 99 65 44 3.89 3.9
DI. Yogyakarta 62 42 25 4.16 5.19
Jawa Timur 97 64 48 0 2.88
Banten 0 0 66 5.9 0
Bali 92 51 36 2.65 3.48
Nusa Tenggara Barat 189 145 89 5.08 4.88
Nusa Tenggara Timur 128 77 57 3.85 3.01
Kalimantan Barat 119 81 37 5.45 7.84
Kalimantan Tengah 100 58 48 3.01 1.89
Kalimantan Selatan 123 91 70 5.45 2.62
Kalimantan Timur 100 58 40 3.89 3.72
Sulawesi Utara 93 63 28   8.11

Tabel 6.4 Angka kematian khusus menurut umur (ASDR) Penduduk Negara A untuk kedua jenis kelamin
Tahun 2010.

Kelompok Umar Jumlah Penduduk Jumlah Kematian (∑D) ASDR


Pertengahan Tahun (Px)

(1) (2) (3) (4)


0 2,3:0 130 56,4
1-4 156.954 7.094 45,7
5-14 289.314 1.360 4,7
15-24 222.720 3.207 14,4
25-44 327.752 6.555 20,0
45-64 251.646 33.066 131,4
65+ 95.357 78.459 822,8

Tabel 5.4 memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan angka kematian pada masing-masing
kelompok umur. Secara umum dapat dikemukakan bahwa pada umur-umur awal kehidupan penduduk,
angka kematian adalah lebih tinggi dibandingkan dengan pada umur umur menginjak dewasa dan
kembali meningkat pada umur-umur tua. Jika dilukiskan dalam bentuk grafik akan menyerupai huruf “U”

Dengan cara yang parallel, untuk berbagai karakteristik yang lain (selain umur) juga dapat
dihitung angka kematian khusus. Berkenaan dengan itu, pertama-tama yang akan dihadapi untuk
menghitung Angka kematian khusus adalah menentukan population atrisk, yaitu penduduk yang
mempunyai resiko kematian bagi karakteristik tertentu sebagai penyebur, disamping memperoleh data
jumlah kematian bagi kelompok-kelompok dengan karakteristik yang bersangkutan untuk tahun-tahun
tertentu sebagai pembilang.

c. Mortalitas Bayi

Bayi (Infant) adalah penduduk yang berumur 0 (nol) tahun, atau penduduk yang masih belum
mencapai ulang tahunnya yang pertama (satu tahun). Secara umum angka kematian bayi merupakan
indicator yang menunjukkan keadaan social, ekonomi dan demografi penduduk suatu wilayah. Hal
tersebut disebebkan data kematian bayi dapat menunjukkan banyaknya atau berapa fasilitas-fasilitas
medis dan bagamana taraf kehidupan penduduk. Sebagai variable demografi, tingginya angka kematian
bayi memberikan petunjuk akan adanya potensi yang besar dalam pertumbuhan penduduk dimasa yang
akan datang. Berkenaan dengan

Anda mungkin juga menyukai