Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS SITUASI PROFIL KESEHATAN

(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan
Semester IV Tahun Ajaran 2020/2021)
Dosen Pengampu: Ade Saprudin, SKM., MKM

Disusun oleh :

Ayu Mulya CMR0190074


Dara Putri Agustin CMR0190007
Erika Diyanti CMR0190013
Ikhsan Ikhwansyah CMR0190035

KESEHATAN MASYARAKAT REGULER A TINGKAT II

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan Tahun 2019/2020


Jalan Lingkar Kadugede No. 02 Kuningan - Jawa Barat Telp. 0232-875847
Fax. 0232-875123 Email : info@stikeskuningan.ac.id Website : http://stikeskuningan.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya lah
kami dapat menyesaikan penulisan Makalah “Analisis Situasi Profil Kesehatan” yang penulis
susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar Promosi Kesehatan. Tak lupa
shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada
keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya.

Penulis mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi kekurangan
sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap kepada semua pihak
kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini semoga bermanfaat untuk
memberikan kontribusi kepada Mahasiswa STIKes Kuningan dan mudah-mudahan isi dari
makalah penulis ini dapat di ambil manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini terselesaikan.

Kuningan, 25 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Analisis situasi merupakan tahap awal perencanaan program kesehatan untuk
mendefinisikan masalah sesuai realita. Analisis Situasi sangan mentukan keberhasilan
program,apabila masalah yang ditemukan benar didefinisikan sesuai realita maka tidak
susah untk melakukan perencanaan dan implementasi program nantinya. Pentingnya
ketepatan dan kedalaman sebuah analisis situasi adalah untuk sudah tidak tepat, maka
perencanaan juga akan tidak sesuai karena masalah yang diambil dalam analisis situasi
tidak mampu menangkap realita dan situasi sesungguhnya di masyarakat. Oleh karena itu
diperlukan sebuah pemahaman mengenai analisis situasi guna menentukan prioritas
masalah sebagai langkah awal perencanaan program kesehatan.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan berbagai upaya, antara
lain: 1) Upaya kesehatan; 2) Pembiayaan kesehatan; 3) Sumberdaya manusia kesehatan;
4) Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan; 5) Manajemen dan informasi kesehatan;
serta 6) Pemberdayaan masyarakat. Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan
dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan,
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta globalisasi dan demokrasi
dengan semangat kemitraan dan kerjasama lintas sektoral.
Kabupaten Sleman melalui Dinas Kesehatan dalam melaksanakan kebijakan bidang
kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Daerah (SKD) yang dituangkan dalam
Keputusan Bupati Sleman No 114/Kep.KDH/A/2007 telah memiliki blue print yang jelas.
Ada 5 hal yang menjadi fokus pengembangan kesehatan di Kabupaten Sleman, yaitu: a)
Perubahan paradigma kesehatan; b) Penataan organisasi; c) Pengembangan Sumber Daya
Kesehatan; d) Pembiayaan kesehatan; dan e) Sarana dan prasarana kesehatan. SKD ini
lebih mempertegas kebijakan pembangunan kesehatan di Kabupaten Sleman baik yang
sudah berjalan maupun kegiatan-kegiatan yang akan dikembangkan, sehingga semua
kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan kesehatan mengacu pada SKD tersebut.
Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Tahun 2019 (data Tahun 2018)
ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung sistem manajemen kesehatan yang
lebih baik dalam rangka pencapaian Visi Dinas Kesehatan yaitu “Terwujudnya
Masyarakat Sleman Sehat yang Mandiri, Berdaya Saing dan Berkeadilan” dan selanjutnya
dapat digunakan untuk dasar pembuatan perencanaan kesehatan pada tahun yang akan
datang.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana gambaran umum wilayah Kabupaten Sleman ?
2. Bagaimana Derajat/Masalah Kesehatan ?
3. Bagaimana Analisis Lingkungan Kesehatan ?
4. Bagaimana Analisis Perilaku Kesehatan ?
5. Bagaimana Analisis Faktor Keterunan ?
6. Bagaimana Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Sleman ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Kondisi Gambaran Wilayah Kabupaten Sleman
2. Untuk Mengetahui Derajat/Masalah Kesehatan Kabupaten Sleman
3. Untuk Mengetahui Lingkungan Kesehatan di Kabupaten Sleman
4. Untuk Mengetahui Perilaku Kesehatan di Kabupaten Sleman
5. Untuk Mengetahui Faktor Keturunan di Kabupaten Sleman
6. Untuk Mengetahui Program dan Pelayanan Kesehatan di Kbupaten Sleman
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum

Kabupaten Sleman terletak diantara 107o 15’ 03’’ dan 100° 29’ 30’’ lintang
selatan. Wilayah Kabupaten Sleman berketinggian antara 100–2500 m dari
permukaan laut. Jarak terjauh utara–selatan ± 32 km, timur–barat ±35 km. Luas
wilayah Kabupaten Sleman seluas 18% dari luas wilayah DIY atau seluas 57.482.000
ha. Dari luas wilayah tersebut pada tahun 2013 termanfaatkan untuk tanah sawah
seluas 24.774,000 ha (43,10%), tanah tegalan seluas 3.924,000 ha (6,83%), tanah
pekarangan seluas 18.561,000 ha (32,29%), hutan seluas 530,000 ha (0,09%), tanah
tandus dan semak 1.263,000 (2,20%) dan lain-lain seluas 8.430,000 ha (14,67%).

Jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2019 sebesar 1.070.913 jiwa, terdiri
laki-laki 530.562 jiwa dan perempuan 540.351 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk
1.863 jiwa/km2, rasio jenis kelamin laki-laki per wanita sebesar 96,9%, rasio beban
tanggungan kelompok produktif per kelompok tidak produktif 45% artinya setiap 100
orang produktif menanggung sebanyak 45 orang tidak produktif, dan rata-rata jumlah
jiwa per KK (family size) 3 jiwa/KK.

 Wilayah Admnistrasi
Sleman adalah sebuah kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibu kota
kabupaten ini adalah Sleman. Sleman dikenal sebagai asal buah salak pondoh. Secara
administratif Kabupaten Sleman terdiri dari 17 kecamatan, yang memiliki 86 desa dan
1212 dusun. Wilayahnya berbatasan dengan semua kabupaten yang ada di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta dan juga Propinsi Jawa Tengah.
Tabel Pembagian Daerah Administratif Kabupaten Sleman :

Banyaknya Jml
Kepadatan
No Kecamatan Luas (Ha) Penduduk
Desa Dusun (km2)
(Jiwa)

1 Moyudan 4 65 2.762 33.595 1,216

2 Godean 7 57 2.684 57.254 2,133

3 Moyudan 5 68 2.727 34.562 1.267


4 Godean 5 59 2.925 65.789 2,249

5 Minggir 5 67 2.663 42.151 1,583

6 Gamping 5 83 3.132 55.549 1,774

7 Seyegan 6 87 3.852 65.927 1,712

8 Sleman 5 74 2.852 67.037 2,351

9 Ngaglik 8 98 3.249 46.386 1,428

10 Mlati 4 54 4.309 32.544 0,755

11 Tempel 6 68 4.135 44.003 1,064

12 Turi 4 80 3.584 54.621 1,524

13 Prambanan 4 58 2.299 40.226 1,750

14 Kalasan 5 82 3.571 44.382 1,243

15 Berbah 5 61 4.384 30.713 0,701

16 Ngemplak 3 58 3.555 109.092 3,069

17 Pakem 5 73 4.799 26.354 0,549

Jumlah 86 1.212 57.482 850.176 1.479

 Batas Wilayah dan Kondisi Geografis


Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110° 33′ 00″ dan 110° 13′ 00″
Bujur Timur, 7° 34′ 51″ dan 7° 47′ 30″ Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Sleman
sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah, sebelah
timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, sebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DIY dan Kabupaten Magelang,
Propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta,
Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi D.I.Yogyakarta.
 Tata Guna Lahan
2.2. Derajat/Masalah Kesehatan
Data yang menyangkut derajat kesehatan untuk tahun 2019 yang dinyatakan dengan
umur harapan hidup waktu lahir (Eo), angka kematian bayi, angka kematian balita, angka
kematian ibu maternal, status gizi dan angka kematian kasar. Gambaran derajat kesehatan di
Kabupaten Sleman tahun 2019 sebagai berikut :

PROGRAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT

1. Program Kesehatan Ibu dan Anak


a. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka kematian ibu melahirkan Tahun 2019 mengalami kenaikan bila
dibandingkan dengan tahun 2018. Jumlah kematian ibu pada Tahun 2018 adalah
sebanyak 7 kasus dari 13.879 kelahiran hidup dengan angka kematian ibu melahirkan
sebesar 50,44 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu Tahun 2019
sebanyak 8 kasus dari 13.462 kelahiran hidup dengan angka kematian ibu melahirkan
sebesar 59,43 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil audit maternal perinatal
menyatakan bahwa diagnosis penyebab kematian Ibu di Kabupaten Sleman adalah
karena Pre-eklamsi berat, sepsis, leptosprosis, diabetes melitus, jantung, infeksi
(hospital pneumonia), tumor otak dan perdarahan
Grafik 4. Jumlah dan Angka Kematian Ibu Tahun 2014 - 2019

12
0 93, AKI
3 jumlah kematian
10
80 ibu
0
56,5 59,4
60 50,4 3
8
42,4 4
40 4
28,
20 3
12
0 4
20142015
b. Capaian Kunjungan K4 Ibu Hamil
c. Capaian Pertolongan Persalinan di Faskes dan Kunjungan Nifas
d. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka kematian Bayi Tahun 2019 mengalami penurunan bila dibandingkan
dengan tahun 2018. Jumlah kematian Bayi pada Tahun 2018 adalah sebanyak
57 kasus dari 13.879 kelahiran hidup dengan angka kematian Bayi 4,11
sebesar per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian bayi Tahun 2019
sebanyak 55 kasus dari 13.462 kelahiran hidup dengan angka kematian Bayi
melahirkan sebesar 4.08 per 1.000 kelahiran hidup.

e. Angka Kematian Balita (AKABA)


f. Capaian Kunjungan Neonatal Lengkap (KNL) dan Capaian Kunjungan Pelayanan
Kesehatan Bayi
g. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
h. . Kesehatan Reproduksi dan KB
i.
2. Gizi Masyarakat
3. Promosi Kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

2.3 Lingkungan Kesehatan

2.4 Faktor Keterununan


 Demografi
Kecamatan yang paling banyak penduduknya adalah Depok (121.289 jiwa)
atau 11,3% dari jumlah penduduk Kabupaten Sleman, kemudian Kecamatan Ngaglik,
Kecamatan Gamping, Kecamatan Mlati, Kecamatan Kalasan, Kecamatan Godean, dan
Kecamatan Sleman. Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terendah adalah
Kecamatan Cangkringan sebanyak 31.340 jiwa, kemudian Kecamatan Minggir
sebanyak 32.543 jiwa, dan Kecamatan Moyudan sebanyak 33.654 jiwa.
 Distribusi Penduduk
Struktur penduduk di Kabupaten Sleman tahun 2019 tergolong produktif,
artinya proporsi penduduk usia 15-64 tahun mempunyai proporsi terbesar (68,85%).
Hal ini juga terlihat dari angka beban ketergantungan yakni ratio jumlah penduduk
usia produktif (15-64 tahun) dengan jumlah penduduk usia tidak produktif (0-14 th
dan > 65 tahun lebih) sekitar 45%. Dengan melihat data diatas berarti 100 penduduk
usia produktif menanggung 45 orang penduduk usia tidak produktif.
120

2.5 Program dan 93,3 AKI


100Pelayanan Kesehatan
jumlah kematian ibu
80
56,58 59,43
60 50,44
42,44
40
28,3
20
12
0 4

20142015
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/397545041/Makalah-Analisis-Situasi-Masyarakat-Lisda
http://www.slemankab.go.id/profil-kabupaten-sleman/geografi/letak-dan-luas-wilayah

Anda mungkin juga menyukai