NAMA : ASTIKA
NIM : 181141017
PRODI : GEOGRAFI/SAINS
Kabupaten Pinrang adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsiSulawesi
Selatan, Indonesia. Kabupaten ini terletak 185 km dari
Makassar arah utara yang berbatasan dengan Kabupaten Polawali Mandar
Provinsi Sulawesi Barat, luas wilayah 1.961,77 km2 yang terbagi ke dalam 12
Kecamatan, meliputi 68 desa dan 36 kelurahan yang terdiri dai 86 lingkungan
dan 189 dusun
Kabupaten Pinrang
Moto: Pinrang Berjaya
-
Peta lokasi Kabupaten Pinrang
di Sulawesi Selatan
Koordinat: 3°46' S - 119°41' E
Pemerintahan
APBD
-APBD -
Populasi
- 178,98 jiwa/km2
Kepadata
n
Demografi
-Kode 0421
area
telepon
Pembagian administratif
- 12
Kecamat
an
- 40
Keluraha
n
-Desa 67
Situs http://www.pinrangkab.g
web o.id/
Pemerintahan
Demografi
Pendekatan Lingkungan
ADPE sendiri adalah panduan yang disusun oleh FAO (2010) untuk penilaian
pengelolaan kawasan akuakultur yang dipimpin oleh pemerintah dan para pihak
setempat. ADPE menilai peran pemerintah dan para pihak dalam mendukung
pengelolaan kawasan akuakultur yang berkelanjutan, yang mendukung
kesejahteraan yang berkeadilan, serta adanya tata kelola yang baik dan sinergis.
Untuk memperoleh masukan dan dukungan dari para pihak terhadap konsep
ADPE. Penilaian ADPE di Pinrang pada 26 – 30 Maret 2018 ini dibuka dengan
sosialisasi dan focus group discussion (FGD) ADPE pada Dinas Kelautan
Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Selatan. FGD ini melibatkan Balai
Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) Maros, Balai
Budidaya Air Payau (BBAP) Takalar, Balai Karantina Ikan Makassar,
Universitas Hasanuddin, dan Universitas Muslim Indonesia (UMI).
Pada 30 Mei 2018, hasil penilaian terhadap budi daya di Pinrang ini
menyimpulkan bahwa pengelolaan kawasan budi daya di Suppa dan Lanrisang
termasuk dalam kategori baik. Katakan, dari skala 1-3, rata-rata kawasan
tambak mendapat skor pertengahan. Hal ini berarti, perlu peningkatan untuk
menjadi lebih baik lagi.
Lalu, sebenarnya, aspek apa saja sih yang dinilai dalam ADPE?
“Kawasan budi daya yang ditunjuk harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang
dan Wilayah (RTRW), dan tidak boleh mencemari kawasan lingkungan,” jelas
Iman Barizi, Kasubdit Penataan Kawasan dan Kesehatan Ikan – DJPB,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, salah satu tim peniaian ADPE bersama
WWF-Indonesia. Indikator ini dibuktikan melalui data hasil laboratorium
kualitas air, sebagai salah satu bentuk penerapan panduan perikanan budi daya
yang baik.
Kedua, adalah aspek kesejahteraan berkeadilan, dengan komponen penilaian
sebesar 30%.Hal ini dilihat dari adanya penyerapan tenaga kerja lokal dan
peningkatan kesejahteraan pembudidaya. Selain itu, terdapat resolusi konflik
yang baik dari setiap permasalahan dalam pengelolaan budi daya.
Komponen lainnya adalah tata kelola dan sinergitas, yaitu sinergitas program
kerja masing-masing para pihak dalam pengelolaan kawasan budidaya,
termasuk isu partisipasi masyarakat dalam setiap program.
ADPE telah diadopsi dan dirancang di Indonesia sejak 2014. Hingga 2017,
dilakukan pematangan konsep melalui pertemuan nasional, pelatihan, hingga uji
lapang indikator dan penilaian ADPE.
Harapan ini diamini tak hanya oleh WWF-Indonesia, tetapi juga SKPD – SKPD
terkait - Badan Lingkungan Hidup Kab. Pinrang, Dinas Ketenagakerjaan, Dinas
Pekerjaan Umum, Bappeda, perwakilan petambak udang dan petani rumput
laut, serta penyuluh perikanan yang hadir hari itu.
REFERENSI