KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA:
INA NURHASANAH (6221284)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................... 2
I. PENDAHULUAN................................................................... 3
RUMUSAN MASALAH........................................................ 9
TUJUAN PENELITIAN......................................................... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 10
III. KESIMPULAN....................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 13
3
I. PENDAHULUAN
Salah satu tahapan penting dalam siklus kebijakan publik adalah
implementasi kebijakan. Implementasi sering dianggap hanya merupakan
pelaksanaan dari hal-hal yang telah diputuskan oleh legislatif atau para pengambil
keputusan, seolah-olah tahapan ini kurang berpengaruh. Akan tetapi, dalam
kenyataannya, tahapan implementasi menjadi begitu penting karena suatu
kebijakan tidak akan berarti jika tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.
Dengan kata lain, implementasi merupakan tahap suatu kebijakan dilaksanakan
secara maksimal dan dapat mencapai tujuan kebijakan. (Dr. Sahya Anggara, M.Si.
2014:231).Implementasi kebijakan merupakan suatu proses melaksanakan
keputusan kebijakan (biasanya dalam bentuk undang–undang, Peraturan
Pemerintah, keputusan peradilan, perintah eksekutif atau Dekrit Presiden).
Menurut Merille S. Grindle (1980) mencatat bahwa keberhasilan
implementasi kebijakan tergantung pada isi kebijakan dan konteks
implementasinya, yang disebut sebagai derajat kemampuan implementasi. Dalam
hal isi, terkait dengan kepentingan publik yang berusaha dipengaruhi oleh
kebijakan, jenis keuntungan yang dihasilkan, derajat perubahan yang dimaksud,
posisi pembuat kebijakan dan pengimplementasi kebijakan, serta sumber daya
yang dihasilkan. Dalam hal konteks, ada tiga variabel utama yang harus
diperhatikan, kekuatan, kepentingan aktor yang terlibat, karakter institusi, dan
tingkat kepatuhan ( Riant Nugroho 2015:219). Merujuk pada Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 bahwa kesehatan merupakan hak asasi
manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan
cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Timur mengeluarkan peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur no 6
tahun 2012 tentang Rencana Aksi Daerah Percepatan Pemenuhan Pangan dan
Gizi Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2012-2015. Latarbelakang
dikeluarkannya PERGUB no 6 tahun 2012 ini untuk menindaklanjuti sejumlah
permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak dibidang
4
Tabel 1.1 Presentase balita usia 0-59 bulan menurut status gizi dan
indeks TB/U menurut Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2016
NO 2015 2016
Provinsi Gizi Gizi Gizi Gizi Gizi Gizi Gizi Gizi
buruk kurang baik lebih buruk kurang baik lebih
1 Aceh 6,0 16,3 76,1 1,5 2,6 14,1 82,2 1,1
2 Sumatera 5,0 14,5 78,8 1,7 3,1 10,1 85,2 1,7
utara
3 Sumatera 2,8 14,5 81,5 1,2 2,1 13,9 83,3 0,7
barat
4 Riau 4,0 13,8 80,6 1,6 2,0 15,0 81,4 1,6
5 Jambi 2,6 11,7 83,7 2,0 2,4 13,2 82,6 1,9
6 Sumatera 1,7 12,4 84,5 1,4 1,9 9,3 87,2 1,6
Selatan
7 Bengkulu 0,6 4,0 94,4 1,0 1,3 7,4 89,5 1,8
8 Lampung 2,5 13,6 82,2 1,6 1,6 12,4 84,5 1,6
9 Kep. Bangka 1,3 11,7 84,3 2,7 2,0 11,2 83,5 3,3
Belitung
10 Kep. Riau 3,2 13,7 80,1 3,0 3,7 14,0 80,1 2,1
11 DKI Jakarta 3,4 13,8 79,5 3,3 3,0 11,3 81,3 4,4
12 Jawa Barat 3,0 13,9 81,7 1,4 2,4 12,1 84,2 1,3
13 Jawa Tengah 2,9 13,1 82,4 1,5 3,0 13,9 81,4 1,8
14 DI 1,3 11,0 86,0 1,7 2,1 13,8 82,5 1,6
Yogyakarta
15 Jawa Timur 1,8 16,0 80,2 2,0 3,4 13,9 80,7 2,0
16 Banten 3,9 14,0 80,2 1,9 4,2 13,9 80,0 1,8
17 Bali 1,6 7,4 87,7 3,3 1,0 8,1 87,4 3,5
18 NTB 3,3 14,5 81,6 0,7 3,0 17,2 79,1 0,6
19 NTT 7,0 18,6 73,5 0,9 6,9 21,3 71,3 0,5
20 Kalimantan 6,2 19,1 73,2 1,5 6,7 20,8 70,7 1,8
barat
21 Kalimantan 4,5 18,9 74,9 1,8 5,6 19,1 73,6 1,6
Tengah
22 Kalimantan 6,7 18,9 73,1 1,3 4,1 17,7 76,6 1,6
Selatan
23 Kalimantan 3,8 15,4 79,0 1,9 3,8 16,0 78,5 1,7
Timur
24 Kalimantan 4,6 16,0 78,3 1,1 4,1 15,4 79,4 1,2
Utara
25 Sulawesi 1,0 10,6 86,3 2,1 1,3 5,9 91,6 1,2
Utara
26 Sulawesi 7,0 20,3 71,7 1,1 5,0 19,2 74,6 1,2
Tengah
27 Sulawesi 5,0 17,1 77,2 0,8 5,0 20,1 74,3 0,6
Selatan
28 Sulawesi 2,8 17,6 78,3 1,3 2,0 13,8 83,3 0,9
Tenggara
29 Gorontalo 5,6 18,8 74,5 1,1 4,5 17,8 77,0 0,7
30 Sulawesi 5,5 19,2 74,7 0,6 5,0 19,7 74,2 1,0
Barat
31 Maluku 5,7 19,8 73,1 1,4 6,0 18,2 74,7 1,1
6
Tabel 1.2 Jumlah bayi lahir, bayi berat badan lahir rendah(BBLR), BBLR di
rujuk, dan bergizi buruk Tahun 2015-2016
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
PENELITIAN TERDAHULU
1. Tesis Tri Handayani program Magister politik Fakultas Ilmu Sosial dan dan
Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya Tahun 2010 tentang “Politik
perberasan implementasi program sistim tunda jual di kabupaten Ponorogo”
Studi ini diarahkan untuk menjawab permasalahan stabilitas stok dan harga
gabah atau berasa melalui program sistim tunda jual dengan melihat
bagaimana implementasi program sistim tunda jual di Kabupaten Ponorogo,
kelompok mana yang diuntungkan dan kelompok mana yang dirugikan dengan
adanya implementasi program ini, serta dampak program ini terhadap petani.
Implementasi program sistim tunda jual di Kabupaten Ponorogo dapat dikatakan
berhasil, karena: kelompok penerima program sistim tunda jual sudah menerapakan
kaidah-kaidah bisnis, terjadi peningkatan produktivitas usaha, terjadi pemupukan
modal dan penambahan anggota kelompok, serta terealisasinya pengembalian
pinjaman lunas tepat waktu walaupun masih ada kendala-kendala yang terjadi antara
lain: masih rendahnya permodalan awal yang dimiliki kelompok, rendahnya
penguasaan teknologi pasca panen, belum menerapkan manajemen secara baik, dan
tidak tepatnya waktu pencairan dana. Dengan adanya kebijakan program sistim tunda
jual di Kabupaten Ponorogo, maka kelompok penerima program ini berkembang
menjadi sistim tunda jual yang sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing,
sehingga tercipta stabilitas harga pangan di tingkat petani pada tingkat yang wajar
terutama pada saat panen raya, serta berkembangnya kemampuan kelompok dalam
pengembangan dan pemupukan modal. Mengingat manfaat bantuan modal sistim
tundal jual ini sangat besar bagi anggota kelompok, maka program ini dapat
dilanjutkan dan dilestarikan.
2. Tesis Sry Rahayu Program Magister Politik Fakultas Ilmu Sosisal dan dan
Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya Tahun 2010 tentang
Implementasi kebijakan jaminan kesehatan masyarakat (JAMKEMAS) di
rumah sakit (studi kasus di RSUD Dr. Soetomo) Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari bagaimana implementasi kebijakan jaminan kesehatan
masyarakat (JAMKEMAS) di RSUD Dr. Soetomo kepentingan kelompok
mana yang diuntungkan dan kepentingan kelompok mana yang dirugikan
dengan adanya implementasi kebijakan ini, serta dampak kebijakan ini
terhadap rumah sakit dan masyarakat miskin. Berdasarkan hasil temuan
peneliti menyimpulkan bahwa dengan diimplementasikannya kebijakan
11
3. Tesis Endro Probo Program Magister Kebijakan Publik Fakultas Ilmu Sosisal
dan dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya Tahun 2015 tentang
Implementasi Kebijakan Tanggung Jawab Sosial Pada Industri Hulu Minyak
Dan Gas Bumi Dalam Perspektif Good Corporate Governanace (Studi Pada
Saka Indonesia Pangkah Limited Di Kabupaten Gresik Jawa Timur). Studi ini
dilaksanakan pada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) saka indonesia
pangkah limited yang beroperasi di blok pangkah kabupaten Gresik Jawa
Timur yang bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan
program tanggung jawab sosial perusahan yang sesuai dengan visi misi
korporasi dan amanat Undang-Undang migas No 22 tahun 2001 serta
penerimaan masyarakat terhadap pelaksanaan program tanggung jawab sosial
perusahan yang sudah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
implementasi kebijakan program tanggung jawab sosial perusahan dalam
kegiatan hulu migas belum memiliki standar pelaksana program (SOP) yang
dapat dijadikan guidance oleh KKKS dalam menjalankan program tanggung
jawab sosial di masing-masing wilayah operasionalnya, meskipun yang sudah
memiliki dasar hukum yang cukup kuat berupa UU Migas no. 22 tahun 2001.
SIPL telah menjalankan program tanggung jawab sosial perusahan berupa UU
Migas no 22 tahun 2001 melalui berbagai model pendekatan program
berdasarkan kebutuhan masyarakat yang mengacu pada konsep triple bottom
line sekitar wilayah operasi berikut penerapan prinsip good corporate
governance (GCG). Dengan demikian, penerimaan masyarakat lokal atas
program relatif diterima sehingga, strategi utama dari program yang
dijalankan oleh SIPL bertujuan mengamankan operasional perusahan.
12
III. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Grindle, Merilee s (1980). Politics and policy implementations in the third world.
New jersey; princetown university press
Prasetyo Budi 2008. Politik Kebijakan proses politik dalam arena kebijakan,
Surabaya: Lutfansah Mediatama.
Winarno Budi. 2014. Kebijakan Publik teori, proses dan studi kasus, Yogyakarta :
CAPS (Center Academic Publishing Service)
Parson Wayne 2011. Public Policy Pengantar Teori Dan Praktik Analisis
Kebijakan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Subarsono AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik, konsep Teori dan Aplikasi. Yogyakarta
Pustaka pelajar