Anda di halaman 1dari 152

OWNING COST DAN OPERATING COST PADA PENAMBANGAN NIKEL

DI PT FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA SUB-KONTRAKTOR


PT SINAR KARYA MUSTIKA DESA ELEVANUN, KECAMATAN
PULAU GEBE, KABUPATEN HALMAHERA TENGAH,
PROVINSI MALUKU UTARA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik


Pada Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung

Oleh :
RATTU VAHLEVI
(100.701.12.060)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1437 H / 2016 M
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : OWNING COST DAN OPERATING COST PADA


PENAMBANGAN NIKEL DI PT FAJAR BHAKTI LINTAS
NUSANTARA SUB-KONTRAKTOR PT SINAR KARYA
MUSTIKA DESA ELEVANUN, KECAMATAN PULAU GEBE,
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH, PROVINSI MALUKU
UTARA.
Nama : Rattu Vahlevi

NPM : 100.701.12.060

Bandung, Agustus 2016

Menyetujui,

Ir. Sri Widayati, M.T. Ir. Yuliadi, M.T


Pembimbing Co-Pembimbing

Mengetahui,

Ir. Sri Widayati, M.T.


Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
MOTTO HIDUP

‫اَّللِ َو ْال َي ْو ِم‬


َّ ‫ب َولَ ِك َّن ْال ِب َّر َم ْن آ َمنَ ِب‬
ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬
ِ ‫ْس ْال ِب َّر أ َ ْن ت ُ َولُّوا ُو ُجو َه ُك ْم قِ َب َل ْال َم ْش ِر‬
َ ‫لَي‬

‫علَى ُح ِبِّ ِه َذ ِوي ْالقُ ْر َبى َو ْال َيتَا َمى‬


َ ‫ب َوالنَّ ِب ِيِّينَ َوآتَى ْال َما َل‬
ِ ‫اآلخ ِر َو ْال َمال ِئ َك ِة َو ْال ِكتَا‬
ِ

َ‫الز َكاة َ َو ْال ُموفُون‬


َّ ‫صالة َ َوآتَى‬ َ َ‫ب َوأَق‬
َّ ‫ام ال‬ ِ ‫الرقَا‬
ِّ ِ ‫سائِلِينَ َوفِي‬
َّ ‫سبِي ِل َوال‬ َ ‫َو ْال َم‬
َّ ‫ساكِينَ َوابْنَ ال‬

َ َ‫اء َو ِحينَ ْالبَأ ْ ِس أُولَئِ َك الَّذِين‬


‫ص َدقُوا‬ ِ ‫اء َوالض ََّّر‬
ِ ‫س‬َ ْ ‫صابِ ِرينَ فِي ْالبَأ‬ َ ‫بِ َع ْه ِد ِه ْم ِإ َذا‬
َّ ‫عا َهدُوا َوال‬

)١٧٧( َ‫َوأُولَئِ َك ُه ُم ْال ُمتَّقُون‬

Artinya:

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan


barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-
kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;
dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan
shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-
orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan
dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang
benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang
yang bertakwa.
(QS. Al-Baqarah: 177)

“Jangan pernah menyerah dalam melakukan hal apapun

karena dibalik semua kesusahan dan keringat yang telah kita korbankan

terletak kebahagian yang akan menghampiri kita”


Setetes Keberhasilan ini ku persembahkan kepada

Allah SWT, Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang yang telah memberikan rahmat dan
karunianya yang berlimpah hingga membuat segala impian dapat terwujud
Ayahanda tercinta Asep Djunaedi dan Ibunda tercinta Sri Wahyuni yang tak henti-hentinya selalu
memberikan doa, kasih sayang, semangat, nasihat
dan pengorbanan yang tidak dapat ternilai harganya
Kaka ku dan adiku tercinta A’Pery, A’Oky, Ade Ari yang selalu memberikan motivasi penuh,
nasihat dalam menjalankan dan menggapai semua impian ini
Bang Chaidir yang telah menyisakan waktu nya untuk membantu dan menyelesaikan skripsi ini
Sahabatku Ekky, Susan, Wini, Zulhilmi, Arya yang selalu menemani di kala jenuh menghadapi
penyusunan skripsi ini hingga dapat terselesaikan
Bang Galih yang telah memberikan motivasi, dukungan baik moril atau materil hingga skripsi ini dapat
terselesaikan
Untuk saudaraku seperjuangan Tambang 2012 semangat untuk kalian semua badai pasti akan berlalu
Semua orang yang tidak bias disebutkan namanya satu persatu yang telah membantu baik
selama perkuliahan hingga saya bisa melewati perjalanan
yang panjang ini terimakasih banyak
OWNING COST DAN OPERATING COST PADA PENAMBANGAN
NIKEL DI PT FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
SUB-KONTRAKTOR PT SINAR KARYA MUSTIKA
DESA ELVANUN, KECAMATAN PULAU GEBE
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH
PROVINSI MALUKU UTARA

SARI

Industri pertambangan sangat membutuhkan suatu perencanaan yang baik


sehingga selama kegiatan operasi penambangan berlangsung tidak akan
menimbulkan kerugian baik dari segi material maupun segi waktu. Untuk itu upaya
yang dilakukan agar menurunkan biaya untuk investasi yaitu antara lain memperkecil
biaya produksi dengan cara penerapan metode penambangan secara mekanis, hal
ini dikarenakan dinilai lebih ekonomis dan menguntungkan.
Dari hasil penelitian bahwa PT Sinar Karya Mustika memiliki beberapa
masalah yang timbul yaitu penggunaan alat yang kurang efisien, terjadi kerusakan
pada alat secara mendadak, dan berbagai faktor lain sehingga masalah tersebut
menjadi hambatan yang menyebabkan biaya operasi penambangan yang
dikeluarkan cukup besar.
Maka dari itu perlu dilakukannya penelitian untuk mengetahui biaya operasi
(operating cost) per jam pada kegiatan penambangan nikel, mengetahui biaya
kepemilikan (owning cost), mengetahui biaya upah operator (operator wage) yang
dikeluarkan, dan mengetahui biaya produksi yang harus di investasikan untuk 10
tahun kedepan.
Dalam penelitian ini masalah yang dibahas dibatasi oleh beberapa faktor yaitu
kegiatan maintenance antara lain jumlah pemakaian bahan bakar, oli, filter,
grease,faktor jumlah alat terhadap biaya kepemilikan alat, dan faktor besarnya inflasi
yang akan mempengaruhi besarnya biaya produksi yang dikeluarkan pada tahun
berikutnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa dapat diketahui total biaya
operasi per jam adalah sebesar Rp. 19.883.047,91, dan total biaya kepemilikan per
jam adalah sebesar Rp. 2.902.784,47, sedangkan biaya yang harus di investasikan
untuk 10 tahun kedepan adalah sebesar Rp. 307.252.793.829,82.

Kata Kunci : Biaya Operasi, Biaya Kepemilikan, Biaya Produksi

v
OWNING COST AND OPERATING COST IN THE NICKEL MINING
AT PT FAJAR BHAKTI LINTAS NUSANTARA
SUB-CONTRACTOR PT SINAR KARYA MUSTIKA
ELVANUN VILLAGE, GEBE ISLAND DISTRICT
CENTRAL HALMAHERA DISTRICT
NORTH MALUKU PROVINCE

ABSTRACT

`The final report entitled "Owning and Operating Costs Cost In The Nickel
Mining at PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara Sub-Contractor PT Sinar Mustika
Karya". PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara have permit production area in the Elvanun
Village, Gebe Island District, Central Halmahera, North Maluku Province. PT Fajar
Bhakti Lintas Nusantara’s IUP area is ± 800 Ha.
The purpose of this final project is to determine the operating costs of the
nickel mining per hour, knowing the owning cost, knowing the operator wage, and
production cost that has to be invested for the next 10 years.
An overview on the field is to find out the working time, factors that affect
operating cost, and factors that affect owning cost.
Problem limitation restricted by factors of the usage amount of fuel, oil, filter,
and grease, for tools maintenance, factors of tool numbers against the cost of
ownership tools, and factors of magnitude inflation that affect the amount of
production costs incurred in the following year.
So in this research can be known that the total of operating cost is Rp.
19,883,047.91 per hour, and the total of owning cost is Rp. 2,902,784.47 per hour,
while the cost that has to be invested for the next 10 years is Rp. 352,768,788,072.13.

Keywords: Operating Cost, Owning Cost, Production Cost.

vi
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Owning Cost dan Operating Cost Pada Penambangan Nikel di PT Fajar Bhakti
Lintas Nusantara Sub-Kontraktor PT Sinar Karya Mustika Desa Elevanun,
Kecamatan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara”
dengan baik. Syalawat beriring salam tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW.
Skripsi ini merupakan salah satu aplikasi ilmu yang penulis dapat selama
mengikuti perkuliahan dan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Teknik dari Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam
Bandung serta juga disusun sebagai hasil penelitian kerja.
Skripsi ini berisikan mengenai hasil penelitian dan pengolahan data yang
didapat selama kegiatan berlangsung. Penyusunan Skripsi ini berpedoman pada data
hasil pengamatan lapangan, kemudian diolah, serta mengambil literatur lain yang
berkaitan.
Banyak pihak yang telah membantu, memberi dukungan, dan mempermudah
pengerjaan dan penyelesaian laporan ini, baik secara langsung maupun tidak. Untuk
itulah, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Sri Widayati, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Pertambangan,
Universitas Islam Bandung dan selaku Pembimbing I Skripsi yang telah
memberikan waktu, tenaga dan fikiran dalam proses penyusunan Skripsi ini.
2. Bapak Ir. Dono Guntoro, M.T., selaku Sekretaris Program Studi Teknik
Pertambangan, Universitas Islam Bandung dan selaku Penguji Sidang
Skripsi,
3. Bapak Ir. Yuliadi, M.T., selaku Koordinator Skripsi dan selaku Co-Pembimbing
Skripsi yang telah memberikan waktu, tenaga, fikiran dalam proses
penyusunan Skripsi ini
4. Bapak A. Machali Muchsin, M.SC. selaku penguji Sidang Skripsi yang telah
memberikan masukan – masukan dalam Skripsi ini.

vii
5. Bapak Maryanto,S.Si., M.T., selaku dosen yang telah membimbing selama
kegiatan penelitian ini hingga dapat terselesaikan
6. Bapak Prof.Ildrem Syafri DEA, Bapak Mulyono dan keluarga besar Puslit
Energi UNPAD yang telah memberikan bantuan moril, materiil, dan semangat
yang tak pernah lekang.
7. Bapak H.Ridwan S.T.,M.T., selaku Kepala Teknik Tambang di PT Fajar Bhakti
Lintas Nusantara
8. Bapak Rochmat Ariyadi S.T selaku Personal Manager di PT Sinar Karya
Mustika.
9. Bapak Lukson Vangobel selaku supervisor produksi sekaligus pembimbing
selama kegiatan penelitian ini berlangsung di PT Sinar Karya Mustika
10. Pihak - pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas
bantuannya.
Penulis menyadari Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk memperbaiki Skripsi
ini. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis dengan balasan yang berlipat ganda. Akhir kata semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis khususnya, Amin.
Wassallammu’alikum Wr. Wb.

Bandung, Agustus 2016

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman
SARI ............................................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .............................................................. 2
1.2.1 Identifikasi Masalah .................................................... 2
1.2.2 Batasan Masalah ....................................................... 2
1.2.3 Masalah Penelitian ..................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 3
1.4 Anggapan Dasar .................................................................... 4
1.5 Metode Penelitian .................................................................. 4
1.6 Sistematika Penulisan............................................................ 6

BAB II TINJAUAN UMUM ......................................................................... 8


2.1 Lokasi Kesampaian Daerah ................................................... 8
2.2 Keadaan Topografi dan Morfologi ......................................... 11
2.2.1 Keadaan Topografi................................................ 11
2.2.2 Keadaan Morfologi ................................................ 11
2.2.3 Iklim dan Curah Hujan .......................................... 14
2.3 Keadaan Lingkungan Daerah Penyelidikan ........................... 15
2.3.1 Penduduk ..................................................................... 15
2.4 Kondisi Geologi ..................................................................... 16
2.4.1 Tatanan Geologi Regional .......................................... 16
2.4.2 Stratigrafi Regional ..................................................... 17
2.4.3 Struktur Geologi ......................................................... 18
2.4.4 Geologi Endapan Nikel............................................... 21
2.4.5 Keadaan Endapan Nikel............................................. 23
2.5 Kegiatan Penambangan di PT Sinar Karya Mustika ............ 24

BAB III LANDASAN TEORI ....................................................................... 26


3.1 Tahapan Kegiatan Penambangan ........................................ 26
3.1.1 Pengupasan Tanah Penutup ........................................ 26
3.1.2 Penggalian atau Penambangan ................................... 26
3.1.3 Kegiatan Pemuatan dan Pengangkutan ....................... 27
3.2 Analisis Tempat Kerja ............................................................ 27
3.2.1 Iklim ............................................................................. 27

ix
3.2.2 Keadaan dan Kemiringan Jalan Angkut ....................... 28
3.2.2.1 Kemiringan Jalan .............................................. 28
3.2.3 Faktor Operator ............................................................ 29
3.2.4 Kondisi Material ........................................................... 30
3.2.4.1 Ukuran dan Bentuk Butir Material ..................... 30
3.2.4.2 Kekerasan Material ........................................... 31
3.3 Efisiensi Kerja (Job Efficiency) ............................................... 32
3.4 Efisiensi Mekanis (Mechanical Efficiency) .............................. 34
3.4.1 Ketersediaan Mekanis (Mechanical Of Availability) ....... 34
3.4.2 Ketersediaan Fisik (Physical Of Availability).................. 35
3.4.3 Ketersediaan Penggunaan (Use Of Availability) ............ 35
3.4.4 Penggunaan Efektif (Efective Of Utilization) .................. 35
3.5 Ekonomi Bahan Galian ......................................................... 36
3.6 Komponen Biaya ................................................................... 36
3.6.1 Biaya Langsung ......................................................... 36
3.6.2 Biaya Tidak Langsung ................................................ 37
3.7 Biaya Alat-alat Berat .............................................................. 37
3.7.1 Owning Cost ................................................................. 37
3.7.1.1 Depresiasi .......................................................... 38
3.7.1.2 Bunga Modal, Pajak dan Asuransi...................... 39
3.7.2 Operating Cost .............................................................. 39
3.7.2.1 Biaya Bahan Bakar ............................................ 39
3.7.2.2 Biaya Bahan Pelumas, Gemuk, Saringan .......... 40
3.7.2.3 Biaya Ban ......................................................... 40
3.7.2.4 Biaya Perbaikan ................................................ 40
3.7.2.5 Gaji atau Upah Operator .................................... 41
3.8 Present Worth Cost ............................................................... 41

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA .............................. 43


4.1 Data Penelitian ...................................................................... 43
4.2 Tahapan Kegiatan Penambangan ......................................... 43
4.3 Analisis Tempat Kerja ............................................................ 44
4.3.1 Iklim ............................................................................. 44
4.3.2 Keadaan dan Kemiringan Jalan Angkut ....................... 45
4.3.3 Faktor Operator ............................................................ 45
4.3.4 Kondisi Material ........................................................... 46
4.3.4.1 Ukuran dan Bentuk Butir Material ..................... 46
4.3.4.2 Kekerasan Material ........................................... 46
4.4 Efisiensi Kerja ........................................................................ 46
4.4.1 Waktu Kerja Produktif ................................................... 46
4.4.2 Waktu Hambatan ......................................................... 47
4.4.3 Waktu Kerja Efektif ...................................................... 48
4.5 Peralatan yang Tersedia ........................................................ 48
4.6 Peralatan Utama dan Pendukung Penambangan .................. 49
4.7 Biaya Produksi ....................................................................... 50
4.7.1 Owning Cost ................................................................. 50
4.7.2 Operating Cost .............................................................. 54
4.7.2.1 Biaya Pergantian Ban ........................................ 54
4.7.2.2 Biaya Reparasi Ban .......................................... 55
4.7.2.3 Biaya Oli ............................................................ 56
4.7.2.4 Biaya Grease ..................................................... 56

x
4.7.2.5 Biaya Filter ......................................................... 57
4.7.2.6 Biaya Reparasi ................................................. 58
4.7.2.7 Biaya Bahan Bakar ............................................ 59
4.8 Operator Wage ...................................................................... 60
4.7 Present Worth Cost .............................................................. 60

BAB V PEMBAHASAN .............................................................................. 63


5.1 Tahapan Kegiatan Penambangan .......................................... 63
5.2 Analisis Tempat Kerja ............................................................ 63
5.2.1 Iklim .............................................................................. 63
5.2.2 Keadaan dan Kemiringan Jalan Angkut ........................ 64
5.2.3 Faktor Operator ............................................................ 65
5.2.4 Kondisi Material ............................................................ 66
5.3 Biaya Kepemilikan (Owning Cost) .......................................... 66
5.4 Biaya Operasi (Operating Cost) PT Sinar Karya Mustika ....... 70
5.5 Biaya Produksi yang Diinvestasikan Untuk 10 Tahun
Kedepan ................................................................................ 74
5.6 Pengaruh Kondisi Lapangan Terhadap Biaya Produksi
yang di Keluarkan ............................................................... 76

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 77


6.1 Kesimpulan ............................................................................ 77
6.2 Saran ..................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 79


LAMPIRAN .................................................................................................... 80

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Diagram Alir Penelitian ......................................................................... 6


2.1 Peta Kesampaian Daerah Penelitian ................................................... 10
2.2 Peta Topografi Daerah Penelitian ........................................................ 12
2.3 Peta Morfologi Daerah Penelitian ......................................................... 13
2.4 Rata-rata Curah Hujan Lokasi Pengamatan ........................................ 15
2.5 Gambaran Tektonik Indonesia Timur ................................................... 19
2.6 Peta Geologi Regional ........................................................................ 20
2.7 Skema Profil Nikel Laterite .................................................................. 24
5.1 Pengaruh Faktor Umur Alat Terhadap Total Owning Cost ................... 67
5.2 Pengaruh Faktor Annual Use In Hours Terhadap Total Owning Cost .. 67
5.3 Pengaruh Faktor Umur Alat Terhadap Nilai Penyusutan ..................... 69
5.4 Pengaruh Faktor Annual Use In Hours Terhadap Nilai Penyusutan .... 69
5.5 Pengaruh Faktor Kekuatan Mesin Terhadap Total Jumlah
Pemakaian Pelumas ........................................................................... 72
5.6 Pengaruh Faktor Jumlah Pemakaian Pelumas Terhadap Jumlah
Biaya Pelumas ..................................................................................... 72
5.7 Pengaruh Efesiensi Mesin Terhadap Jumlah Bahan Bakar .................. 74
5.8 Perkiraan Biaya Produksi Per Tahun Selama 10 Tahun Kedepan
Berdasarkan Tingkat Inflasi ................................................................. 75

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Koordinat IUP PT Sinar Karya Mustika .............................................. 9


2.2 Rata-rata Data Curah Hujan Tahunan ................................................. 14
2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Pulau Gebe……… ... 16
3.1 Skala Wentworth .................................................................................. 31
3.2 Efisiensi Kerja (Job efficiency).............................................................. 34
4.1 Jadwal Kerja PT SKM .......................................................................... 46
4.2 Hambatan yang Dapat Dihidari dan Tidak Dapat Dihindari……… ........ 47
4.3 Data Peralatan PT SKM ……… ........................................................... 49
4.4 Peralatan Utama dan Pendukung Penambangan ……… ..................... 49
4.5 Nilai Tax In Insurance ……… ............................................................... 50
4.6 Jam Penggunaan Alat dan Umur Alat ……… ....................................... 51
4.7 Harga Pembelian Alat …… .................................................................. 51
4.8 Owning Cost Excavator Komatsu PC 300 ............................................ 51
4.9 Owning Cost Excavator Komatsu PC 200 ............................................ 52
4.10 Owning Cost Excavator Hitachi PC 200 ............................................... 52
4.11 Owning Cost Bulldozer ........................................................................ 53
4.12 Owning Cost Dump Truckk Hino PS..................................................... 53
4.13 Owning Cost Dump Truckk Hino TI ...................................................... 54
4.14 Owning Cost Motor Grader .................................................................. 54
4.15 Data Harga dan Umur Ban ................................................................... 55
4.16 Data Reparasi Ban ............................................................................... 55
4.17 Data Oli ................................................................................................ 56
4.18 Data Grease......................................................................................... 57
4.19 Data Kebutuhan Oil Filter ..................................................................... 57
4.20 Data Fuel Filter..................................................................................... 58
4.21 Data Air Filter ....................................................................................... 58
4.22 Data Biaya Service............................................................................... 59
4.23 Data Jumlah Pemakaian Bahan Bakar ................................................. 59
5.1 Rekapitulasi Biaya Operasi ................................................................. 70

xiii
5.2 Perkiraan Biaya Produksi Per Tahun Selama 10 Tahun Kedepan
Berdasarkan Tingkat Inflasi ................................................................. 75

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
A Spesifikasi Alat .................................................................................... 81

B Waktu Kerja ......................................................................................... 88


B.1 Hambatan yang Dapat Dihindari (Alat Gali-Muat)........................ 88
B.2 Hambatan yang Dapat Dihindari (Alat Angkut) ............................ 89
B.3 Hambatan yang Dapat Dihindari ................................................ 90
B.4 Hambatan yang Tidak Dapat Dihindari (Alat Gali-Muat) .............. 91
B.5 Hambatan yang Tidak Dapat Dihindari (Alat Angkut) .................. 92
B.6 Hambatan yang Tidak Dapat Dihindari ........................................ 93
B.7 Waktu Kerja ................................................................................ 94
B.8 Efisiensi Kerja ............................................................................. 95

C Efisiensi Alat ....................................................................................... 97


C.1 Efisiensi Mesin Pada Kegiatan Penambangan ........................... 97

D Jam Kerja Alat ..................................................................................... 100


D.1 Umur Ekonomis Alat .................................................................... 100
D.2 Jam Kerja Efektif ......................................................................... 100
D.3 Jam Kerja Alat ............................................................................. 101

E Harga Pembelian Alat ......................................................................... 102


E.1 Rincian Pembelian Alat Utama dan Pendukung .......................... 102

F Owning Cost ........................................................................................ 105


F.1 Trade In Value ............................................................................. 105
F.2 Interest ........................................................................................ 106
F.3 Owning Cost Excavator Komatsu PC 300 ................................... 107
F.4 Owning Cost Excavator Komatsu PC 200 ................................... 108
F.5 Owning Cost Excavator Hitachi PC 200 ...................................... 109
F.6 Owning Cost Dozer D85ESS ....................................................... 110
F.7 Owning Cost Dump Truck Hino PS ............................................. 111
F.8 Owning Cost Dump Truck Hino TI .............................................. 113
F.9 Owning Cost Motor Grader .......................................................... 114

G Biaya Pergantian Ban........................................................................... 116


G.1 Ongkos Pergantian Ban .............................................................. 116

H Biaya Reparasi Ban ............................................................................. 117


H.1 Ongkos Reparasi Ban ................................................................. 117

I Biaya Minyak Pelumas ........................................................................ 118


I.1 Ongkos Minyak Pelumas ............................................................. 118

xv
J Biaya Grease ....................................................................................... 123
J.1 Ongkos Grease ........................................................................... 123

K Biaya Filter ........................................................................................... 125


K.1 Ongkos Oil Filter ......................................................................... 125
K.2 Ongkos Fuel Filter ....................................................................... 126
K.3 Ongkos Air Filter .......................................................................... 127

L Biaya Reparasi ..................................................................................... 129


L.1 Ongkos Reparasi ........................................................................ 129

M Operator Wage..................................................................................... 130


M.1 Operator Wage PT SKM ............................................................. 130

N Biaya Bahan Bakar .............................................................................. 131


N.1 Ongkos Bahan Bakar .................................................................. 131

O Present Worth Cost .............................................................................. 134


O.1 Tingkat Suku Bunga ................................................................... 134
O.2 Tingkat Inflasi ............................................................................. 135
O.3 Biaya Produksi ........................................................................... 135

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan data dari Bea Cukai China, pada 2013, Indonesia mengekspor

bijih nikel (nickel ore) sebesar 41,1 juta ton (Bloomberg, 2015). Jumlah tersebut

setara dengan 450.000 ton nikel murni apabila diolah oleh smelter di dalam negeri.

Sebelum 2014 China mengimpor lebih dari 50% kebutuhan bijih nikel dari Indonesia.

Sesuai dengan informasi diatas, PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara (PT

FBLN) merupakan perusahaan tambang yang bergerak dalam kegiatan

penambangan nikel di daerah Pulau Gebe Halmahera Tengah, menargetkan dalam

dua tahun ke depan bisa mengekspor 100.000 - 120.000 metrik ton feronikel, dengan

nilai ekspor mencapai US$80 juta.

Untuk itu, PT Sinar Karya Mustika (PT SKM) yang merupakan salah satu

kontraktor pada PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara (PT FBLN) di dalam kegiatan

penambangan harus memenuhi target ekspor, di mana perusahaan menargetkan

produksi bijih nikel yaitu 4.000 ton per hari untuk memenuhi kebutuhan pabrik smelter

sesuai dengan kapasitas tungku. Dengan demikian, kegiatan penambangan harus

diperhatikan dengan baik untuk mencapai target produksi.

Dengan menggunakan sistem penambangan selective mining, maka biaya

produksi untuk sistem tersebut akan lebih besar dibandingkan dengan sistem yang

lainnya. Maka dari itu kegiatan operasional penambangan harus dilakukan seefisien

mungkin, terutama biaya operasional untuk peralatan penambangan, agar biaya

produksi yang dikeluarkan bisa optimal.

1
2

Berdasarkan informasi yang didapat dari PT SKM bahwa terdapat beberapa

kendala yang timbul mengenai kegiatan operasional peralatan penambangan antara

lain penggunaan alat yang kurang efisien, terjadi kerusakan pada alat secara

mendadak yang kurang diperhatikan di mana menjadi hambatan yang sering timbul

selain itu dipengaruhi oleh berbagai faktor kondisi lapangan seperti pengaruh

keadaan jalan terhadap peralatan yang digunakan, serta pengaruh sistem

penambangan yang digunakan. Di mana akibat dari faktor dan kendala tersebut

menyebabkan biaya operasi penambangan yang dikeluarkan dapat lebih besar.

Dengan demikian perlu adanya kajian terhadap biaya produksi dan besarnya

investasi yang ditanamkan untuk biaya produksi pada tahun selanjutnya pada

penambangan nikel yang dilakukan oleh PT SKM sehingga besar kemungkinan tidak

terjadi kerugian pada saat melakukan proses penambangan.

1.2 Perumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Masalah yang diidentifikasi pada penelitian ini adalah masalah dalam

pengkajian aspek ekonomi pada komponen biaya alat–alat berat antara lain

permasalahan pada komponen yang berpengaruh terhadap operating cost dan

owning cost serta prediksi biaya produksi perjam yang harus diinvestasikan untuk 10

tahun kedepan yang disesuaikan dengan besarnya inflasi pada setiap tahunnya.

1.2.2 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini terdapat beberapa masalah yang akan dibahas yaitu

antara lain:

1. Faktor kondisi lapangan yang mempengaruhi kondisi peralatan

penambangan;

2. Faktor jumlah pemakaian bahan bakar untuk alat gali–muat dan alat angkut;
3

3. Faktor jumlah pemakaian oli, filter, grease untuk maintenance alat gali–muat

dan alat angkut;

4. Faktor jumlah alat terhadap biaya kepemilikan (owning cost) alat;

5. Faktor besarnya inflasi pada setiap tahunnya yang akan mempengaruhi pada

besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan pada tahun berikutnya.

1.2.3 Masalah Penelitian

Masalah yang diidentifikasi pada penelitian ini adalah masalah dalam

pengkajian aspek ekonomi antara lain :

1. Bagaimana pengaruh keadaan lapangan terhadap kondisi peralatan

penambangan, sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap besarnya

nilai operating cost?

2. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasi penambangan

(operating cost) di PT SKM ?

3. Berapa biaya kepemilikan (owning cost) yang dimiliki oleh PT SKM dalam

kegiatan penambangan yang dilakukan ?

4. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk upah operator (operator wage) ?

5. Berapa biaya produksi yang harus diinvestasikan untuk jangka waktu 10 tahun

kedepan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh keadaan lapangan terhadap biaya operasi

(operating cost).

2. Untuk mengetahui biaya operasi (operating cost) per jam untuk kegiatan

penambangan nikel di PT SKM.

3. Untuk mengetahui biaya kepemilikan (owning cost) di PT SKM.


4

4. Untuk mengetahui biaya upah operator (operator wage) yang dikeluarkan oleh

PT SKM.

5. Untuk mengetahui biaya produksi yang harus diinvestasikan oleh PT SKM

pada 10 tahun kedepan.

1.4 Anggapan Dasar

Penyebab dari pendapatan yang tidak terlalu besar diakibatkan oleh beberapa

faktor teknis dan ekonomis. Faktor teknis antara lain adalah tingkat produksi yang

mempengaruhi faktor ekonomis yaitu besarnya pendapatan. Faktor-faktor yang

berhubungan dan berpengaruh terhadap biaya produksi adalah :

1. Faktor pengeluaran biaya operasi

a. Mengoptimalkan biaya penggunaan bahan bakar

b. Mengoptimalkan biaya penggunaan oli, filter, grease, pergantian dan

reparasi ban, untuk minetenance alat

2. Faktor biaya kepemilikan alat yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan

untuk mendapatkan angka akhir yang akan mencerminkan biaya yang efektif

dari sebuah pembelian alat tersebut setelah mempertimbangkan semua hal.

3. Faktor inflasi yang merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat

perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung

secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi.

1.5 Metode Penelitian

Metoda yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah:

1. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan sumbernya data yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis, kedua

jenis data tersebut adalah:


5

a. Data primer, data ini merupakan data yang diperoleh secara langsung di

lapangan.

b. Data sekunder, data ini diperoleh dari referensi–referensi yang telah ada

dan digunakan untuk melengkapi data yang masih kurang.

2. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dilakukan pada data yang sudah terkumpul dan

dianggap cukup selanjutnya diolah dengan metode perhitungan langsung

(direct computation) dan metode tabular (tabular method) untuk menghasilkan

kajian ekonomi yang sesuai.

3. Teknik Analisa Data

Data yang telah diolah kemudian dianalisa untuk mengetahui apakah suatu

data telah menunjukkan hasil yang diinginkan sesuai dengan target yang

direncanakan atau belum. Dari analisis data tersebut kita dapat membuat

suatu keputusan yang kemudian digunakan untuk memberikan suatu

kesimpulan yang dapat bermanfaat bagi perusahaan.

Kegiatan penelitian ini dapat dilakukan dengan baik jika telah menghasilkan

semua data yang diperlukan sesuai dengan metodologi penelitian yang dibuat.

Lebih jelasnya kegiatan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada diagram

metode penelitian yang ada pada Gambar 1.1.


6

Sumber : Data Penelitian Tugas Akhir, 2016


Gambar 1.1
Diagram Alir Penelitian

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang, maksud dan tujuan,

ruang lingkup masalah, anggapan dasar, metoda penelitian serta

sistematika penulisan laporan tugas akhir.

BAB II : TINJAUAN UMUM

Bab ini terdiri dari keadaan lokasi tugas akhir, lokasi dan kesampaian

daerah, keadaan penduduk dan sosial ekonomi, flora dan fauna, keadaan
7

topografi dan morfologi, iklim dan curah hujan, keadaan geologi serta

kegiatan penambangan yang dilakukan.

BAB III : LANDASAN TEORI

Bab ini terdiri dari teori–teori yang berkenaan dengan ruang lingkup

penelitian tentang kajian ekonomi tambang.

BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini akan menjelaskan hal–hal yang berkaitan dengan data-data

penelitian, waktu kerja, peralatan yang tersedia dan peralatan utama serta

peralatan pendukung yang dilakukan selama kegiatan penambangan,

komponen dalam biaya produksi, biaya yang dikeluarkan untuk operator

wage dan beberapa komponen yang mempengaruhi untuk mendapatkan

besarnya biaya yang harus di investasikan untuk tahun yang akan dating.

Dimana data yang terkumpul diuji dan diolah untuk mendapatkan hasil

penelitian yang ditentukan.

BAB V : PEMBAHASAN

Bab ini merupakan pembahasan dari pengolahan dan analisis data

mengenai pengeluaran selama kegiatan operasi penambangan, dan biaya

kepemilikan alat yang dimiliki oleh perusahaan.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian yang telah dibahas pada

bab–bab sebelumnya, juga disertai saran–saran yang dapat berguna dan

bermanfaat bagi perusahaan.


BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Lokasi Kesampaian Daerah

Pulau Gebe merupakan suatu pulau kecil yang terletak di antara Pulau

Halmahera, Provinsi Maluku Utara dan Kepulauan Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.

Secara administratif, Pulau Gebe termasuk dalam wilayah Kecamatan Pulau Gebe,

Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara. Secara geografis, Kecamatan

Pulau Gebe terletak di antara 0º-35º LU - 0º-40º LS dan 128º-130º BT. Sebelah Utara

dan Selatan berbatasan dengan Laut Halmahera, sebelah Barat berbatasan dengan

Kecamatan Patani, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Raja Ampat,

Provinsi Papua Barat (Halmahera Tengah Dalam Angka, 2013). Pulau Gebe

merupakan pulau kecil yang bentuknya memanjang dengan arah Tenggara-Barat laut

sepanjang 44,5 km dengan lebar antara 6 km di bagian utara dan 6,8 km di bagian

selatan, luas wilayah ± 150 km.

Untuk menuju Pulau Gebe dapat dijangkau melalui transportasi udara, darat,

dan laut. Aksesibilitas menuju Pulau Gebe melalui udara dimulai dari Jakarta (Pulau

Jawa) menuju Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara yang dapat ditempuh ± 4 jam

dilanjutkan menuju Pulau Gebe dengan menggunakan transportasi udara yang dapat

ditempuh ±2 jam. Untuk sampai ke lokasi penelitian di PT SKM dari Pulau Gebe dapat

ditempuh dengan perjalanan ± 1 jam dengan jarak ±3 km . Hal ini dapat dilihat pada

gambar 2.1 Secara geografis lokasi penelitian PT SKM berada pada koordinat :

8
9

Tabel 2.1
Koordinat IUP PT Sinar Karya Mustika
NO Easting Northing
1 543005 9995098
2 546115 9995096
3 546115 9992376
4 544572 9992376
5 544572 9992283
6 543768 9992283
7 543768 9992068
8 542656 9992068
9 542656 9992653
10 543398 9992653
11 543398 9993665
12 543398 9993666
Sumber : PT Sinar Karya Mustika, 2016

Dan secara administratif berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Laut Halmahera

Sebelah Selatan : Desa Kecapi dan Desa Sanafi

Sebelah Timur : Pulau Ju

Sebelah Barat : Laut Halmahera


10

Gambar 2.1
Peta Kesampaian Daerah

10
11

2.2 Keadaan Topografi dan Morfologi

2.2.1 Keadaan Topografi

Pulau Gebe memiliki wilayah yang terdiri dari beberapa pulau. Kondisi

topografi Pulau Gebe cenderung bergelombang, kawasan Pulau Gebe yang

bergelombang terdiri dari perpaduan antara ekosistem hutan dataran rendah, hutan

pantai, dan ekosistem pesisir yang terdiri dari perbukitan. Sebagian besar pulau ini

merupakan wilayah dari Hutan Lindung. Untuk keadaan topografi dapat dilihat pada

Gambar 2.2.

2.2.2 Keadaan Morfologi

Morfologi daerah penelitian dibentuk oleh kenampakan permukaan bumi

berbukit bergelombang-sedang (daerah sebelah utara ke arah timur dengan

ketinggian 50 - 100 m) hingga landai (daerah sebelah barat ke arah selatan dengan

ketinggian 15 - 35m). Adanya kegiatan penambangan tanah laterite pada sebagian

besar wilayah penyelidakan ini oleh PT Aneka Tambang terdahulu, mengakibatkan

perubahan morfologi menyebabkan batuan yang tersisa merupakan batuan dasar

yaitu harzburgite, serta overburden yang menutup sebagian besar batuan tersebut.

Secara geologi, perubahan struktur batuan tersebut tidak mempengaruhi kondisi

geologi, tetapi secara morfologi terjadi perubahan bentang alam. Perubahan bentang

alam ini sebagai konsekuensi akibat adanya penambangan dengan metoda tambang

terbuka atau Open Pit (Cv Geointi, 2010). Untuk keadaan morfologi dapat dilihat

pada Gambar 2.3.


12

Gambar 2.2
Peta Topografi Daerah Penelitian

12
13

Gambar 2.3
Peta Morfologi Daerah Penelitian

13
14

2.2.3 Iklim dan Curah Hujan

Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson (2010), Pulau Gebe

termasuk kedalam iklim basah dengan vegetasi hutan hujan tropis (B). Menurut

Koppen (2010), Pulau Gebe termasuk kedalam wilayah yang beriklim hujan tropis,

selalu basah, banyak hujan sepanjang tahun dan musim kemarau tidak jelas(Af).

Pada bulan terdingin kondisi suhu mencapai sekitar 22°C, sedangkan suhu

pada bulan terpanas mencapai 34°C. kelembaban nisbi rata-rata 75% sampai 80%.

Data curah hujan tahunan di Pulau Gebe berdasarkan hasil pengamatan UBP Nikel

Operasi Gebe di beberapa lokasi pengamatan dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Grafik

2.1.

Tabel 2.2
Rata-rata Data Curah Hujan Tahunan Lokasi Pengamatan

Lokasi Pengamatan
tahun

Daerah Tambang Daerah Ekspor Airport


CH HH CH HH CH HH
2011 1202 79 1192 75 718 68
2012 3166 174 3590 158 2458 154
2013 3411 209 3124 201 3071 197
2014 2756 178 2863 176 3005 178
2015 2301 167 2449 166 2633 158
Min 1202 79 1192 75 718 68
Max 3411 209 3124 201 3071 197
Sumber : PT Sinar Karya Mustika, 2016
15

Gambar 2.4
Rata-rata Data Curah Hujan Tahunan Lokasi Pengamatan

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan masyarakat di

lapangan, musim hujan di wilayah pulau Gebe umumnya mulai pada pertengahan

bulan Oktober, intensitas hujan semakin meningkat memasuki bulan Desember -

Januari, dan memasuki bulan Februari hingga Mei intensitasnya mulai menurun.

Pola pergerakan angin di Pulau Gebe mengikuti pola perubahan musim, angin

barat bertiup sangat kencang mulai pada akhir Desember sampai Februari, pengaruh

dari bertiupnya angin barat tersebut menyebabkan gelombang air laut menjadi besar,

baik di perairan bagian selatan maupun utara Pulau Gebe. Pada pertengahan bulan

juni sampai akhir agustus bertiup angin selatan yang menyebabkan ombak besar di

perairan bagian selatan Pulau Gebe.

2.3 Keadaan Lingkungan Daerah Penyelidikan

2.3.1 Penduduk

Pulau Gebe adalah salah satu pulau kecil yang secara administratif berada di

kabupaten Halmahera Tengah, Propinsi Maluku Utara dan memiliki 5 wilayah desa,
16

yaitu Desa Kapaleo, Desa Kacapi/Yam, Desa Sanafi, Desa Mamin, Desa Umera dan

Desa Umiyal/Pulau Yoi. Pada Tabel 2.3 dapat dilihat secara rinci mengenai jumlah

kepadatan penduduk serta luasan wilayah pada setiap Desa di Pulau Gebe.

Tabel 2.3
Jumlah Dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Pulau Gebe Tahun 2013
Luas Jumlah
No Desa Jumlah KK
Wilayah/Km2 Penduduk
1 Kapaleo 13,69 4.813 1.603
2 Kacapi/Yam 10,00 964 180
3 Sanafi/Mamin 8,81 580 126
4 Umera 27,50 360 72
5 Umiyal/P. Yoi 13,56 591 110
Jumlah 73,56 7.308 2.091
Sumber: Data Pokok Pembangunan Daerah Kabupaten Halmahera Tengah, Bappeda

2.4 Kondisi Geologi

2.4.1 Tatanan Geologi Regional

Tektonik regional Pulau Halmahera terbagi atas dua mendala utama geologi

yaitu Mendala Geologi Halmahera Timur atau Lengan Timur dan Mendala Geologi

Halmahera Barat atau Lengan Barat. Kedua Mendala geologi tersebut memiliki

karakteristik yang sangat berbeda (Supriatna, S., 1980). Daerah inventarisasi

terletak di semenanjung timur laut pulau Halmahera, yang merupakan bagian dari

Mendala Halmahera Timur, sedangkan semenanjung utara serta Pulau Morotai

merupakan bagian dari fisiografi Mendala Halmahera Barat. Hubungan antara kedua

mendala tersebut berupa jalur tektonik dengan perlipatan dan pensesaran yang kuat

berbatuan sedimen Neogen. Batuan penyusun Mendala Timur relatif lebih tua

dibandingkan Mendala Barat.

Fisiografi Mendala Halmahera Timur sebagian besar berupa pegunungan

berlereng curam dengan sungai yang dalam dan sebagian kecil bermorfologi karst.

Morfologi pegunungan berlereng curam tersebut mencerminkan satuan batuan

ultrabasa, batuan sedimen dan batuan gunungapi Oligo-Miosen dan yang lebih tua
17

(Apandi, 1980). Morfologi karst terdapat pada daerah batu gamping, baik yang

berumur Paleosen - Eosen, Oligo-Miosen maupun Miosen - Pliosen. Batuan sedimen

Miosen - Pliosen membentuk morfologi dengan perbukitan yang relatif lebih rendah

dan lerengnya yang lebih landai daripada batuan yang lebih tua.

Pada Miosen Tengah, Plio-Plistosen dan akhir Holosen terjadi kegiatan

tektonik berupa perlipatan, sesar naik secara intensif dengan arah utama UUT – SSB.

Sesar normal berarah UBB – TTS dan ini terjadi pada fase tektonik akhir, memotong

semua sesar naik.

2.4.2 Stratigrafi Regional

Urutan formasi batuan pada daerah Halmahera dari tua kemuda dapat dilihat

pada penjelasan di bawah ini:

a. Satuan Batuan Ultrabasa yang terdiri dari serpentinit, piroksenit, dan dunit,

umumnya berwarna hitam kehijauan, getas, terbreksikan, mengandung asbes

dan garnierit.

b. Satuan batuan Beku Basa yang terdiri dari gabro piroksen, gabro hornblende,

dan gabro olivin, tersingkap di dalam komplek batuan ultrabasa dan dinamakan

sebagai Formasi Wato-Wato

c. Satuan batuan Intermediet yang terdiri dari batuan diorit kuarsa dan

hornblende, tersingkap juga dalam batuan ultrabasa

d. Formasi Dodaga, berumur kapur, tersusun oleh serpih berselingan dengan

batugamping coklat muda dan sisipan rijang.

e. Formasi Dorosagu yang terdiri dari batupasir berselingan dengan serpih merah,

batugamping. Hubungan dengan batuan yang lebih tua (ultrabasa) adalah tidak

selaras dan dihubungkan oleh sesar naik, tebal +250 meter.


18

f. Satuan Batu gamping, dipisahkan dengan batuan yang lebih tua (ultrabasa)

oleh ketidakselarasan dan dengan yang lebih muda oleh sesar . ketebalan

satuan ini adalah +400 meter.

g. Satuan Batuan Konglomerat tersusun oleh batuan konglomerat sisipan

batupasir, batulempung, dan batubara.

h. Formasi Bacan tersusun atas batuan gunung api berupa lava, breksi, dan tufa

dengan sisipan konglomerat dan batupasir.

i. Formasi Weda yang terdiri dari batupasir berselingan napal, tufa,

konglomerat, dan batugamping.

j. Satuan Konglomerat berkomponen batuan ultrabasa, basal, rijang, diorit, dan

batusabak setebal +100 meter, menutupi batuan ultrabasa secara

tidakselaras.

k. Formasi Tingteng tersusun oleh batugamping hablur dan batugamping

pasiran, sisipan napal dan batupasir.

2.4.3 Struktur Geologi

Pulau Halmahera dan pulau-pulau di sekitarnya yang ada di Indonesia bagian

Timur termasuk ke dalam sistem pertemuan 3 (tiga) lempeng yaitu lempeng Australia,

lempeng Eurasia, dan lempeng Samudera Philipina (Hamilton, 2000). Bagian Utara

Halmahera merupakan lempeng Samudera Philipina yang menunjam di bawah

Philipina sepanjang palung Philipina yang merupakan suatu konfigurasi busur

kepulauan sebagai hasil tabrakan lempeng di bagian Barat Pasifik (Gambar 2.4).

Pulau ini dicirikan dengan Double Arc System dibuktikan dengan adanya endapan

vulkanik di lengan Barat dan nonvulkanik di lengan Timur. Untuk peta geologi regional

dapat dilihat pada gambar 2.5.


19

Sumber : Hamilton, 2000


Gambar 2.5
Gambaran Tektonik Indonesia Timur
20

Gambar 2.6

20
Peta Geologi Regional
21

2.4.4 Geologi Endapan Nikel

Geologi endapan atau mineralisasi di daerah Gebe dan sekitarnya untuk

genesa pembentukannya dikontrol oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Litologi

2. Morfologi

3. Struktur Geologi

4. Iklim

5. Waktu Pembentukan

Faktor-faktor inilah yang mempengaruhi terbentuknya mineralisasi Nikel

laterit, di mana jenis litologi Ultrabasa (ultramafic) yang kaya akan unsur Nikel

mengalami pelapukan secara fisik dan kimiawi seiring dengan waktu pembentukan

sehingga secara vertikal terkonsentrasi/mengalami pengayaan pada zona Saprolit.

Proses pengayaan ini juga ditunjang oleh bentuk morfologi perbukitan bergelombang

lemah hingga sedang, sehingga material hasil pelapukan tidak mengalami erosi yang

kuat. Mineralisasi kadar tinggi juga umumnya erat berkaitan dengan struktur geologi

yang intensif berupa patahan-patahan, kekar-kekar, dan rekahan-rekahan pada

batuan, di mana batuan mudah mengalami pelapukan dan proses pengayaan

terkonsentrasi pada rekahan-rekahan batuan.

Nikel yang terbentuk di daerah lokasi penelitian berasal dari batuan induk bijih

nikel yaitu batuan peridotit. Menurut Vinogradov batuan ultra basa rata-rata

mempunyai kandungan nikel sebesar 0,2 %. Unsur nikel tersebut terdapat dalam kisi-

kisi kristal mineral olivin dan piroksin, sebagai hasil substitusi terhadap atom Fe dan

Mg. Proses terjadinya substitusi antara Ni, Fe dan Mg dapat diterangkan karena

radius ion dan muatan ion yang hampir bersamaan diantara unsur-unsur tersebut.

Proses serpentinisasi yang terjadi pada batuan peridotit akibat pengaruh larutan

hydrothermal, akan merubah batuan peridotit menjadi batuan serpentinit atau batuan
22

serpentinit peroditit. Sedangkan proses kimia dan fisika dari udara, air serta

pergantian panas dingin yang bekerja kontinu, menyebabkan disintegrasi dan

dekomposisi pada batuan induk

Pada pelapukan kimia khususnya, air tanah yang kaya akan CO2 berasal dari

udara dan pembusukan tumbuh-tumbuhan menguraikan mineral-mineral yang tidak

stabil (olivin dan piroksin) pada batuan ultra basa, menghasilkan Mg, Fe, Ni yang larut

Si cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel silika yang sangat halus.

Didalam larutan, Fe teroksidasi dan mengendap sebagai ferri-hydroksida, akhirnya

membentuk mineral-mineral seperti geothit, limonit, dan haematit dekat permukaan.

Bersama mineral-mineral ini selalu ikut serta unsur cobalt dalam jumlah kecil.

Larutan yang mengandung Mg, Ni, dan Si terus menerus kebawah selama

larutannya bersifat asam, hingga pada suatu kondisi di mana suasana cukup netral

akibat adanya kontak dengan tanah dan batuan, maka ada kecenderungan untuk

membentuk endapan hydrosilikat. Nikel yang terkandung dalam rantai silikat atau

hydrosilikat dengan komposisi yang mungkin bervariasi tersebut akan mengendap

pada celah-celah atau rekahan-rekahan yang dikenal dengan urat-urat garnierit dan

krisopras. Sedangkan larutan residunya akan membentuk suatu senyawa yang

disebut saprolit yang berwarna coklat kuning kemerahan. Unsur-unsur lainnya seperti

Ca dan Mg yang terlarut sebagai bikarbonat akan terbawa kebawah sampai batas

pelapukan dan akan diendapkan sebagai dolomit, magnesit yang biasa mengisi

celah-celah atau rekahan-rekahan pada batuan induk. Di lapangan urat-urat ini

dikenal sebagai batas petunjuk antara zona pelapukan dengan zona batuan segar

yang disebut dengan akar pelapukan (root of weathering).


23

2.4.5 Keadaan Endapan Nikel

Keadaan endapan nikel di daerah Gebe merupakan nikel laterit, di mana

mineralogi, penyebaran, kualitas dan sifat bijih dikontrol oleh kondisi batuan dasar,

sejaran geologi, morfologi dan iklim. Profil endapan laterit Daerah Gebe terdiri dari :

1. Tanah Penutup/Overburden

Mengandung oksida besi, warna coklat tua kemerahan. Ketebalan

Overburden (OB) rata-rata 50 cm dengan ketebalan maksimum hingga 12 meter.

2. Limonit

Terletak di bawah lapisan OB menutupi sebagian besar endapan nikel di

Gebe, berwarna merah coklat atau kuning. Material ini umumnya memiliki kadar besi

lebih tinggi dibandingkan lapisan di bawahnya. Lapisan ini tipis pada daerah yang

terjal, dan dapat hilang yang disebabkan oleh erosi. Sebagian dari nikel pada zona

ini ada di dalam mineral manganese oxide, talc, quartz, gibsite, tremolite.

3. Saprolit

Zona yang mengandung campuran antara sisa-sisa batuan limonit halus,

endapan garnierit, mangan dan bentukan dari suatu zona transisi dari limonit ke

badrock. Terdapat mineral sisipan quartz yang mengisi rekahan, mineral-mineral

primer yang terlapukan. Struktur dan tekstur batuan asal masih dapat terlihat.

4. Bedrock

Bagian terbawah dari profil laterit, tersusun atas bongkah yang lebih besar

dari 75 cm dan blok peridotit (batuan dasar), secara umum sudah tidak mengandung

mineral ekonomis (kadar logam sudah mendekati atau sama dengan batuan dasar).

Zona ini terfrakturisasi kuat, kadang membuka, terisi oleh mineral garnierit dan silika.

Frakturisasi ini diperkirakan menjadi penyebab adanya root zone yaitu zona high

grade Ni, akan tetapi posisinya tersembunyi. Penyebaran, kualitas dan sifat bijih

dikontrol oleh kondisi batuan dasar.


24

Pada gambar 2.6 dapat dilihat profil nikel laterit keseluruhan yang terdiri dari

4 zona gradasi.

Sumber : PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara


Gambar 2.7
Skema Profil Nikel Laterite

2.5 Kegiatan Penambangan di PT SKM

Kegiatan penambangan yang dilakukan oleh PT SKM terdiri dari beberapa

blok penambangan yaitu blok BH, BL, BK, BT, BP. Sistem penambangan yang

dilakukan yaitu dengan sistem tambang terbuka (open pit). Kegiatan penambangan

yang dilakukan dimulai dari pembersihan lahan (land clearing) yang dibantu dengan

menggunakan buldozer type Komatsu D85ESS, dilanjutkan dengan pengupasan

lapisan tanah penutup (stripping overburden) yang dilakukan dengan menggunakan

alat bantu excavator type Komatsu PC 200.


25

PT SKM melakukan beberapa tahapan dalam proses pengambilan ore, antara

lain sebelum dilakukannya penambangan pada bijih nikel terlebih dahulu dilakukan

sampling awal hal ini guna untuk mengetahui kadar dari bijih nikel yang ada di front

penambangan, setelah dilakukan sampling dan diketahui kadar dari ore lalu

dilanjutkan dengan kegiatan selective ore yang dilakukan dengan menggunakan alat

bantu excavator type Komatsu PC 200, dan bertujuan untuk memilah kembali kadar

ore yang akan dimuat pada proses selanjutnya, ore yang telah di selective akan

masuk pada sample house dan kemudian akan diuji kembali untuk meyakinkan kadar

dari ore yang sebelumnya telah diuji.

Hasil dari pengujian lab pada proses selective ore dan diketahui bahwa ore

tersebut layak untuk dilanjutkan penambangan dengan kadar yang telah sesuai maka

dilanjutkan dengan proses loading atau pemuatan dengan menggunakan evcavator

Komatsu PC 300 dan Dump Truck menuju ke pabrik pengolahan, tetapi apabila stok

yang tersedia di pabrik telah full maka ore akan disimpan di tempat penyimpanan

sementara yaitu EVO. Dalam hal ini terdapat dua jenis ore yaitu Saprolite dan

Limonite. Saprolite merupakan ore yang memiliki kadar di atas 1,8 dan biasanya

saprolite ini sering digunakan untuk proses blending dengan ore yang memiliki kadar

rendah, untuk menghasilkan ore dengan kadar sesuai permintaan pasar. Sedangkan

Limonite merupakan ore yang memiliki kadar kurang dari 1,5.


BAB III

LADASAN TEORI

3.1 Tahapan Kegiatan Penambangan

Kegiatan penambangan adalah suatu kegiatan untuk mengambil suatu

material yang berharga dari dalam bumi untuk dimanfaatkan oleh manusia. Dalam

kegiatan penambangan tentunya melibatkan kegiatan pemindahan tanah atau

material dengan menggunakan alat mekanis, dari mulai menggali material hingga

pada kegiatan penimbunan material hasil tambang itu sendiri. Pada umumnya

tahapan kegiatan penambangan pada secara garis besar adalah sebagai berikut :

3.1.1 Pengupasan Tanah Penutup

Pengupasan tanah penutup dimaksudkan untuk membuang tanah penutup

agar endapan bahan galiannya terkupas dan mudah untuk ditambang menggunakan

kombinasi alat-alat pemindahan tanah mekanis (alat gali-muat, dan alat angkut). Bila

material tanah penutup lunak bisa langsung dengan menggunakan alat gali-muat,

sedangkan bila materialnya keras mungkin memerlukan “ripper” atau pemboran dan

peledakan untuk pembongkaran tanah penutup, baru kemudian dimuat dengan alat

muat ke alat angkut, dan selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan tanah penutup

dengan alat angkut.

3.1.2 Penggalian atau Penambangan

Penggalian atau penambangan adalah kegiatan pengambilan endapan bahan

galian atau bijih nikel dari kulit bumi dan dibawa ke permukaan untuk dimanfaatkan

atau untuk diproses selanjutnya. Penggalian dapat dilakukan dengan:

1. Alat gali non mekanis seperti linggis, belincong, cangkul, dll.

26
27

2. Alat gali mekanis seperti ripper, power shovel, backhoe, dll.

3. Pemboran dan peledakan.

3.1.3 Kegiatan Pemuatan dan Pengangkutan

Setelah kegiatan penggalian dilakukan lalu kemudian dimuat ke dalam alat

angkut dengan alat muat seperti wheel loader, power shovel, hydraulic shovel, track

loader, backhoe dll; dan selanjutnya diangkut dengan alat angkut seperti dump truck,

belt conveyor, lori, dll; ketempat penimbunan (disposal) atau pengolahan selanjutnya.

3.2 Analisis Tempat Kerja

Agar pekerjaan pemindahan tanah dan batuan dengan menggunakan alat

mekanis dapat berjalan dengan baik, teratur dan optimal, maka harus dipelajari dan

diamati dengan teliti kondisi kerjanya terlebih dahulu. Banyak faktor yang perlu

diamati untuk menganalisis tempat kerja alat mekanis, terutama untuk pekerjaan

pemindahan tanah mekanis di lokasi tambang, di mana faktor-faktor tersebut akan

dijelaskan pada sub-bab berikut ini :

3.2.1 Iklim

Iklim merupakan faktor yang perlu diperhatikan, karena akan berpengaruh

terhadap efisiensi kerja mesin maupun operator, karena iklim sendiri dapat

menghambat suatu pekerjaan di lapangan, contohnya adalah ketika musim hujan,

maka jam kerja akan terganggu, dan hari-hari kerja akan lebih pendek sehingga

mengakibatkan berkurangnya produksi, atau sebaliknya jika pada musim kemarau

maka akan terdapat banyak debu di jalan tambang, maka perlu dilakukan penyiraman

terhadap jalan tersebut, dan tentunya dapat menghambat kegiatan penambangan

yang sedang berlangsung. Selain itu iklim juga berpengaruh terhadap kondisi

material, di mana jika udara memiliki kelembaban yang cukup tinggi atau pada saat

musim hujan maka material akan menjadi lengket dan sukar untuk digali terutama

untuk material lempung.


28

Jika musim kemarau, jalan angkut menjadi kering dan berdebu yang

mengakibatkan jarak pandang operator terganggu sehingga kecepatan alat angkut

berkurang dan secara otomatis cycle time bertambah. Sedangkan bila musim hujan

tiba, kondisi material yang seperti itu menyebabkan kondisi jalan produksi sangat

basah dan licin bahkan dapat menyebabkan operasi tertunda dikarenakan kondisi

jalanan yang sangat licin dan tidak memungkinkan untuk dilewati terutama untuk

kondisi jalan yang berupa tanjakan maupun turunan.

3.2.2 Keadaan dan Kemiringan Jalan Angkut

Keadaan jalan yang akan dilalui sangat mempengaruhi daya angkut alat-alat

angkut yang dipakai. Bila jalur jalan baik alat angkut dapat bergerak lebih cepat. Hal

ini akan menentukan waktu edar (cycle time) yang diperlukan untuk pengangkutan

material yang tentunya akan berpengaruh terhadap produksi alat yang digunakan.

Pembuatan sarana jalan mempunyai arti yang sangat penting, baik jalan yang

akan digunakan untuk pengangkutan bijih nikel ke stockpile maupun pengangkutan

lapisan penutup ke penimbunan (disposal). Untuk itu perlu diperhitungkan geometri

jalan yang akan dibuat.

3.2.2.1 Kemiringan Jalan

Kemiringan jalan adalah besarnya gaya berat yang melawan atau membantu

gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilaluinya. Kalau jalur jalan itu

naik disebut kemiringan positif, maka tahanan kemiringan akan melawan gerak

kendaraan sehingga memperbesar tractive effort atau rimpull yang diperlukan.

Sebaliknya jika jalur jalan itu turun disebut kemiringan negatif, maka tahanan

kemiringannya akan membantu gerak kendaraan artinya mengurangi rimpull yang

dibutuhkan. Pada setiap alat terdapat kemampuan atau daya tanjak, yang

memungkinkan alat tersebut mampu beroperasi pada kemiringan jalan tertentu.


29

3.2.3 Faktor Operator

Operator alat mekanis merupakan faktor yang perlu diamati dan dinilai juga

karena berkaitan dengan efisiensi kerja yang akan berpengaruh terhadap

produktivitas alat yang dioperasikanya. Untuk menilai kerja operator digunakan

metode westinghouse yang merupakan aplikasi tata cara kerja yang bertujuan untuk

mengetahui batas dari waktu hambatan terhadap waktu optimalnya. Menurut

westinghouse terdapat 4 (empat) faktor penilaian untuk menilai kinerja operator di

tempat kerja, di mana faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Keterampilan

Keterampilan operator ditinjau dari pengamatan siklus waktu (waktu tetap, waktu

pemuatan, dan waktu edar) masing-masing alat mekanis. Karena siklus waktu

menunjukkan gambaran keterampilan operator dalam pengoperasian alat.

Semakin kecil siklus waktu maka semakin baik keterampilan operator begitupun

sebaliknya.

2. Usaha

Dalam usaha operator untuk melakukan pekerjaan dapat dilihat dari effisiensi

kerja operator, berapa persen waktu yang digunakan dari waktu yang tersedia.

Semakin besar efisiensi kerja operator, semakin besar pula usaha yang dilakukan

operator dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan waktu yang tersedia.

3. Kondisi Kerja

Kondisi kerja yang nyaman akan memberikan semangat dan minat operator

dalam melakukan pekerjaan semakin besar, sehingga usaha operator dalam

bekerja semakin meningkat, efisiensi kerja operator meningkat pula.

4. Konsistensi

Kestabilan operator dalam bekerja berkaitan erat dengan kondisi fisik lingkungan

kerja yang diterima operator. Kestabilan waktu kerja operator dalam melakukan
30

pekerjaan dapat dilihat dari efisiensi operator. Konsistensi ini memberikan

gambaran seberapa besar waktu yang digunakan dari operator dalam bekerja

selama waktu yang tersedia.

3.2.4 Kondisi Material

Setiap jenis tanah atau batuan pada dasarnya memiliki sifat fisik dan

mineralogi yang berbeda-beda. Oleh sebab itu sebaiknya jika akan melakukan

perkejaan pemindahan tanah atau material dengan alat mekanis maka harus

diketahui terlebih dahulu jenis serta kondisi materialnya, seperti :

3.2.4.1 Ukuran dan Bentuk Butir Material

Salah satu faktor penting dari material yang perlu diamati adalah ukuran dan

bentuk butir material tersebut, karena akan berpengaruh terhadap banyaknya

material untuk dapat menempati suatu ruangan tertentu. Contohnya, jika material

yang memiliki ukuran butiran yang halus dengan bentuk butir yang bundar, maka

volume material tersebut dapat hampir sama dengan volume ruangan yang

ditempatinya, karena tidak akan banyak terdapat pori (void) pada tumpukan material

yang berada pada ruangan yang ditempatinya. Sedangkan material dengan ukuran

yang kasar dan bentuk butir yang menyudut, maka volumenya akan lebih kecil dari

nilai volume ruangan yang ditempatinya karena akan terdapat banyak pori (void) pada

tumpukan material yang berada pada ruangan yang ditempatinya. Ukuran dan bentuk

butir ini akan sangat berpengaruh terhadap faktor pengisian bucket (bucket fill factor)

alat gali-muat. Adapun pengelempokan ukuran butir material menurut Uden

Wentworth, yang disebut dengan skala Wentworth yang dapat dilihat pada (Tabel

3.1)
31

Tabel 3.1
Skala Wentworth
Diameter (mm) Material
≥ 256 Bongkah
64 Berangkal
4 Kerakal
2 Kerikil
1 Pasir sangat kasar
0,5 Pasir kasar
0,25 Pasir sedang
0,125 Pasir halus
0,0625 Pasir sangat halus
0,00395 Lanau
1/256 Lempung
Sumber : C.K. Wentworth, 1922

3.2.4.2 Kekerasan Material

Kekerasan material adalah faktor lainnya yang penting untuk diamati, karena

akan berpengaruh juga terhadap kegiatan pemindahan material dengan alat

mekanis, di mana dengan diketahuinya kekerasan material yang akan digali maka

dapat ditentukan alat apa yang akan digunakan untuk menggali atau memberaikan

material tersebut. Karena tingkat kekerasan material bervariasi, maka sering

dilakukan pengelompokan material berdasarkan mudah atau sukarnya material

tersebut untuk digali dengan peralatan mekanis seperti berikut ini :

1. Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya tanah atas atau top soil,

pasir (sand), lempung pasiran (sandy clay), pasir lempungan (clayed sand).

2. Agak keras atau medium hard digging, misalnya tanah liat atau lempung (clay)

yang basah dan lengket. Batuan yang sudah lapuk (weathered rock).

3. Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya : batu sabak (slate), material yang

kompak (compacted material), batuan sediman (sedimentary rock), konglomerat

(conglomerate), breksi (breccia).

4. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar (fresh

rock) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat digali, misalnya:
32

batuan beku segar (fresh igneous rock), batuan malihan segar (fresh

metamorphic rock).

3.3 Efisiensi Kerja (Job Efficiency)

Efisiensi kerja adalah penilaian terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan atau

merupakan perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja dengan waktu

yang tersedia dan dinyatakan dalam persen. Waktu kerja efektif adalah waktu yang

benar-benar dipergunakan untuk berproduksi atau waktu produktif dikurangi dengan

waktu yang terbuang oleh adanya hambatan-hambatan. Dari hasil pengamatan tentu

terdapat keterlambatan dalam penggunaan jam kerja yang tersedia, sehingga jam

kerja efektif berkurang. Hambatan-hambatan yang terjadi selama jam kerja dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Hambatan yang Dapat Dihindari

Hambatan yang dapat dihindari merupakan hambatan yang menyebabkan waktu

produksi efektif berkurang, hambatan ini disebabkan karena faktor kerusakan alat

dan operator. Hambatan-hambatan yang dapat dihindari dapat digolongkan

sebagai berikut :

a. Hambatan Karena Faktor Alat (Faktor Teknis)

Hambatan karena faktor alat (teknis) adalah waktu hambatan yang terjadi

karena kerusakan alat sehingga alat berhenti beroperasi dan membutuhkan

waktu untuk perbaikan. Terjadinya hambatan ini menyebabkan pengurangan

dalam waktu kerja sehingga menurunkan waktu produksi efektif alat yang

menyebabkan efisiensi kerja alat rendah.

b. Hambatan Karena Faktor Operator (Non Teknis)

Hambatan karena faktor operator (non teknis) adalah hambatan yang sering

terjadi karena perilaku dari operator yang kurang disiplin yang menyebabkan
33

menurunnya waktu produktif yang tersedia. Hambatan non teknis yang sering

terjadi antara lain :

1. Terlambat awal

2. Istirahat kerja lebih awal

3. Terlambat awal kerja setelah istirahat

4. Mengakhiri kerja lebih awal

2. Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari

Hambatan yang tidak dapat dihindari adalah hambatan yang menyebabkan tidak

dapat beroperasinya peralatan meskipun kondisi alat dalam keadaan baik dan

siap beroperasi. Hambatan ini antara lain disebabkan karena proses

pemeliharaan alat (preventif maintenance), faktor alam (cuaca dan bencana),

atau dihentikannya operasi karena pertimbangan faktor keselamatan kerja.

Dengan memperhitungkan hambatan tersebut, maka waktu kerja efektif dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

We = Wp – Wh .................................................................. (1)

Di mana : We = Waktu kerja efektif, (menit)

Wp = Waktu produktif / waktu tersedia, (menit)

Wh = Waktu hambatan, (menit)

Dari data hambatan yang dapat dihindari maupun tidak dapat dihindari, maka

didapat waktu kerja efektif. Efisiensi kerja sangat berpengaruh terhadap tercapainya

produksi. Tinggi rendahnya efisiensi kerja tergantung pada faktor motivasi dan disiplin

kerja operator, sedangkan produktivitas kerja tergantung kepada tempat kerja,

keadaan material digali dan dimuat serta pengalaman itu sendiri. Adapun

penggolongan efisiensi kerja dapat dilihat pada (Tabel 3.1). Untuk menghitung

efisiensi kerja digunakan rumus sebagai berikut :

We
E= x 100% ............................................................... (2)
Wp
34

Di mana : E = Efisiensi Kerja, (%)

We = Waktu kerja efektif, (menit)

Wp = Waktu kerja produktif (menit)

Tabel 3.2
Efisiensi Kerja (Job efficiency)
Kondisi Kondisi Tata Laksana
Pekerjaan Baik Sekali Baik Sedang Buruk
Baik Sekali 0,84 0,81 0,75 0,70
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52
(Sumber : Rochmanhadi, 1989)

3.4 Efisiensi Mekanis (Mechanical Efficiency)

Efisiensi kerja alat mekanis merupakan faktor yang sulit ditentukan, karena

dipengaruhi oleh berbagai hal seperti keterampilan operator, perbaikan dan

penyetelan alat, keterlambatan kerja dan sebagainya. Namun berdasarkan data-data

serta pengalaman dapat ditentukan effisiensi kerja yang mendekati kenyataan.

Dalam hubungan dengan efisiensi kerjanya, maka perlu juga diketahui

mengenai kesediaan dan penggunaan alat mekanis. Karena hal ini mempunyai nilai

kerja yang bersangkutan. Beberapa pengertian mengenai ketersediaan (availability)

dan penggunaan alat adalah sebagai berikut :

3.4.1 Ketersediaan Mekanis (Mechanical of Availability)

Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang

sesungguhnya dari alat yang sedang dipergunakan, dapat dinyatakan dengan

persamaan

W
M.A = x 100% ......................................................... (3)
W+R
35

3.4.2 Ketersediaan Fisik (Physical of Availability)

Kesediaan fisik merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang

sedang dipergunakan. Kesediaan fisik pada umumnya selalu lebih besar daripada

kesediaan mekanis, dapat dinyatakan dengan persamaan :

W+S
P.A = x 100% ................................................... (4)
W+R+S

3.4.3 Ketersediaan Penggunaan (Use of Availability)

Kesediaan penggunaan menunjukan berapa persen (%) waktu yang

dipergunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat

dipergunakan (tidak rusak), dinyatakan dengan persamaan:

W
U.A = x 100% .......................................................... (5)
W+S

3.4.4 Penggunaan Efektif (Efective of Utilization)

Penggunaan efektif menunjukkan berapa persen (%) dari seluruh waktu kerja

yang tersedia dapat dipergunakan untuk kerja produktif, dinyatakan dengan

persamaan.

W
E.U = x 100% ................................................... (6)
W+R+S
Keterangan :

W = Jam kerja, yaitu waktu yang benar-benar digunakan untuk bekerja termasuk dari

tempat kerja, dinyatakan dalam jam.

R = Jam reparasi (waktu perbaikan), yaitu waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan,

penggantian suku cadang,dinyatakan dalam jam.

S = Waktu menunggu, yaitu waktu di mana suatu alat tersedia untuk dioperasikan,

tetapi tidak digunakan karena alasan tertentu seperti hujan deras, tempat kerja

belum siap dan sebagainya, dinyatakan dalam jam.


36

3.5 Ekonomi Bahan Galian

Ekonomi tidak terlepas dari biaya-biaya yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan,

baik itu biaya langsung maupun biaya tidak langsung. Biaya yang dikeluarkan untuk

menghasilkan suatu barang atau jasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam

pengelolaan perusahaan hal ini disebabkan besar kecilnya biaya akan menentukan

besar kecilnya keuntungan yang akan diperoleh. Oleh sebab itu biaya mempunyai

pengertian semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah,

sedang maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk.

3.6 Komponen Biaya

Dalam industri pertambangan yang sangat erat kaitannya dengan berbagai

komponen biaya baik yang akan menuju pada keuntungan atau kerugian secara

umum dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu, antara lain menurut keterlibatan

biaya dalam pembuatan produk terdiri dari :

3.6.1 Biaya Langsung

Biaya langsung merupakan biaya utama dan berkaitan langsung dengan

produk yang dihasilkan (proses produksi). Walaupun komponen biaya operasi

langsung dari satu tambang ke tambang yang lain bervariasi akan tetapi biaya operasi

langsung pada umumnya terdiri dari:

1. Pekerja (operator pekerja lapangan)

2. Bahan bakar (bahan bakar, oli dan sebagainya)

3. Persiapan daerah produksi atau permukaan kerja, biaya pengupasan dan

pemindahan top soil

4. Biaya pembongkaran bahan galian

5. Biaya pengupasan dan pemindahan overburden

6. Biaya penggalian dan pemindahan


37

7. Pemindahan bahan galian dari stock ROM ke pelabuhan (jetty).

3.6.2 Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya pengeluaran yang disebabkan oleh

kegiatan – kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi atau

biaya yang terkait dengan penyelenggaraan proyek dan tidak bisa dibebankan secara

langsung. Umumnya, terdiri dari:

1. Pekerja (administrasi, keamanan, teknisi, juru bayar, petugas kantor, bengkel

dan lain sebagainya)

2. Royalti

3. Asuransi

4. Penyusutan alat

5. Pajak

6. Perjalanan bisnis, rapat, sumbangan-sumbangan

7. Keperluan kantor

8. Humas, dan sebagainya

3.7 Biaya Alat–Alat Berat

Dalam dunia pertambangan yang besar di mana dalam seluruh kegiatannya

menggunakan alat–alat berat, maka harus dipertimbangkan mengenai biaya–biaya

yang disediakan untuk penggunaan alat, waktu yang harus diselesaikan, keuntungan

yang diperoleh dan pertimbangan–pertimbangan lainnya.

Biaya yang dikeluarkan untuk alat berat dapat dihitung dengan perkiraan yang

dapat dipertanggungjawabkan, biaya tersebut meliputi Owning cost (biaya

kepemilikan) dan Operating cost (biaya operasi).Owning cost akan sangat

dipengaruhi oleh umut ekonomis alat, suku bunga, pajak dan asuransi yang setiap

waktunya dapat berubah-rubah besarnya. Sedangkan Operating cost besarnya akan


38

dipengaruhi oleh pemakaian bahan bakar, minyak pelumas untuk mesin dan hidrolis,

umur ban, reparasi dan pemeliharaan, pergantian suku cadang khusus serta upah

operator.

Sesuai dengan pembahasan pada penelitian yang telah dilakukan yaitu

membahas mengenai berapa besar biaya yang dikeluarkan pada komponen–

komponen biaya alat barat, sehingga pada sub-bab dibawah ini akan diuraikan

beberapa hal yang berhubungan untuk menghitung biaya–biaya yang dikeluarkan

untuk penggunaan alat berat sesuai dengan apa yang menjadi topic dalam penelitian

ini.

3.7.1 Owning cost (biaya kepemilikan)

Owning cost adalah biaya kepemilikan alat yang harus diperhitungkan selama

alat yang bersangkutan dioperasikan, apabila alat tersebut milik sendiri. Biaya ini

harus diperhitungkan karena alat semakin lama akan berkurang hasil produksinya,

bahkan pada waktu tertentu alat sudah tidak dapat berproduksi lagi, hal ini disebut

sebagai depresiasi. Ada beberapa komponen dalam perhitungan Owning cost antara

lain :

3.7.1.1 Depresiasi (penyusutan)

Depresiasi (penyusutan) adalah harga modal yang hilang pada suatu

peralatan yang disebabkan oleh umur pemakaian. Guna menghitung besarnya biaya

penyusutan perlu diketahui terlebih dahulu umur kegunaan dari alat yang

bersangkutan dan niali sisa alat pada batas akhir umur kegunaannya. Terdapat

banyak cara yang digunakan untuk menentukan biaya penyusutan. Salah satu

metoda yang banyak digunakan adalah "straight line method" yaitu turunnya nilai

modal dilakukan dengan pengurangan nilai penyusutan yang sama besarnya

sepanjang umur kegunaan dari alat tersebut, sebagai berikut:


39

Harga Alat-Trade in Value


Depresiasi = ................. (7)
Umur Alat (jam) x Annual Use In Hours

* Untuk alat-alat yang menggunakan crawler, harga ban tidak ada.

3.7.1.2 Bunga Modal, Pajak, dan Asuransi

Bunga modal tidak hanya berlaku bagi peralatan yang dibeli dengan sistem

kredit, tetapi dapat juga dari uang sendiri yang dianggap sebagai pinjaman. Jangka

waktu peminjaman jarang yang lebih dari 2 (dua) tahun pada saat ini. Besar kecilnya

nilai asuransi tergantung pada baru tidaknya peralatan, kondisi medan kerja, dan tipe

pekerjaan yang ditangani.

Perhitungan bunga modal, pajak dan asuransi dapat disatukan dengan

menggunakan rumus :

Faktor x Harga Alat x Bunga per Tahun


Bunga Modal + Pajak + Asuransi= ............ (8)
Jumlah Pemakaian Pertahun

1-(n-1)(1-r)
Faktor = ............................................................. (9)
2n

Keterangan :

n = umur ekonomis (life time) alat (tahun).

r = nilai sisa alat (%).

3.7.2 Operating Cost

Operating cost atau biaya operasi alat merupakan biaya yang dikeluarkan

selama alat tersebut digunakan. Biaya operasi ini meliputi biaya bahan bakar, biaya

minyak pelumas atau minyak hidrolik, biaya pergantian ban, biaya perbaikan atau

pemeliharaan, biaya pergantian suku cadang khusus dan upah operator.

3.7.2.1 Biaya Bahan Bakar

Kebutuhan bahan bakar dan pelumas per jam berbeda untuk setiap alat atau

merk dari mesin. Data-data ini biasanya dapat diperoleh dari pabrik produsen alat

atau dealer alat yang bersangkutan atau dari data lapangan. Pemakaian bahan bakar
40

dan pelumas per jam akan bertambah bila mesin bekerja berat dan berkurang bila

bekerja ringan. Biaya bahan bakar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Biaya Bahan Bakar= Keb.Bahan Bakar/jam x Harga Bahan Bakar/liter ..... (10)

3.7.2.2 Biaya Bahan Pelumas, Gemuk, Saringan (Filter)

Untuk kebutuhan bahan-bahan tersebut, seperti pada kebutuhan bahan

bakar, masing-masing alat besar dalam kebutuhan per jam berbeda sesuai dengan

kondisi pekerjaan, bahan pelumas yang terdiri atas

1. oli mesin

2. oli transmisi

3. oli hidrolis

4. oli final drive

5. gemuk.

Biaya Bahan Pelumas= Keb.Bahan Pelumas x Harga Pelumas/liter ..... (11)

Sedangkan biaya filter biasanya diambil 50% dari jumlah biaya pelumas di

luar bahan bakar atau dalam rumus hitungan.

Jumlah Filter x Harga Filter


Biaya Filter/jam = ....................... (12)
Lama pergantian Filter (jam)

3.7.2.3 Ban

Umur ban dari alat sangat dipengaruhi oleh medan kerjanya di samping

kecepatan dan tekanan angin. Selain itu kualitas ban yang digunakan juga

berpengaruh. Umur ban biasanya diperkirakan sesuai kondisi medan kerjanya.

Harga Ban (Rupiah)


Biaya Ban = ................................ (13)
Umur Kegunaan (jam)

3.7.2.4 Perbaikan (Reparasi)

Biaya perbaikan ini merupakan biaya perbaikan dan perawatan alat sesuai

dengan kondisi operasinya. Makin keras alat bekerja per jam makin besar pula biaya
41

operasinya. Biaya perbaikan (reparasi) alat dapat ditentukan dengan menggunakan

rumus berikut.

Faktor Perbaikan x (Harga Mesin-Harga Ban)


Biaya Perbaikan = ....... (14)
Umur Kegunaan Alat (Jam)

Dimana biasanya faktor perbaikan biasanya ditentukan berdasarkan

pengalaman.

3.7.2.5 Gaji atau upah Operator

Gaji operator merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk seseorang

yang menjalankan alat berat. Gaji operator alat berat biasanya akan disesuaikan

dengan tingkat kecakapan dari operator tersebut.

3.8 Present Worth Cost

Yaitu perencanaan investasi suatu proyek pada tahun awal (present) untuk

suatu jangka waktu tertenu berdasarkan cost (biaya) yang dibutuhkan. Analisis biaya

secara present worth cost ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar investasi

atau biaya yang dibutuhkan pada saat ini (present).

Oleh karena pada penganalisaan ini menghasilkan operating cost yang berbeda

setiap tahunya, serta diasumsikan tidak ada salvage value karena alat tersebut telah

dioperasikan sampai batas akhir umur ekonomisnya dan tidak lakunya alat tersebut

untuk dijual sebagai barang bekas, maka untuk menghitung present worth cost ini

dapat menggunakan persamaan berikut :

sehingga :

PW Cost = C + OC1 (P/Fi,n ) + OC2 (P/Fi,n ) + ......... + (OCn – L) (P/Fi,n ) ..... (15)

Di mana :
42

i = Tingkat suku bunga (%)

n = Periode/jangka waktu (tahun)

C = Biaya kapital (investasi awal)

OC = Biaya operasi (operating cost)

L = Nilai sisa
BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan ini metode yang digunakan untuk

perhitungan dan pengolahan data adalah metode perhitungan langsung (direct

computation) karena sebagian besar data yang dibutuhkan untuk perhitungan diambil

langsung dari lapangan. Selain itu dalam penelitian ini menggunakan juga metode

tabular (tabular method), karena selain mengambil data langsung di lapangan, dalam

perhitungan yang dilakukan menggunakan juga data dari manufacture earthmoving

data atau data yang dikeluarkan oleh pabrik alat yang digunakan, serta menggunakan

beberapa tabel yang berasal dari berbagai referensi. Berikut akan dijelaskan

menganai hasil pengolahan dan perhitungan berdasarkan data penelitian yang telah

dikumpulkan.

4.2 Tahapan Kegiatan Penambangan

Kegiatan penambangan di lokasi penelitian yaitu menggunakan metode

tambang terbuka dengan sistem penambangan “open cut” di mana lapisan penutup

dan bijih nikel laterit akan digali dengan excavator dan kemudian dipindahkan ke

lokasi penimbunan menggunakan dump truck. Penambangan dilakukan secara

berjenjang dengan mempertimbangkan akses jalan, target produksi yang diinginkan

perusahaan serta penyebaran kadar bijih nikel. Pada kegiatan penambangan ini alat

gali-muat dan angkut yang dimiliki adalah excavator Komatsu PC 200 3 Unit,

43
44

Komatsu PC 300 2 Unit , Hitachi PC 200 3 Unit, dan dump truck HINO FM 260 Ti

13 Unit, dengan waktu kerja per hari selama 11 jam.

Operasi penambangan di lokasi penelitian terdiri dari kegiatan pembersihan

lahan (land clearing), kemudian diikuti pengupasan lapisan penutup (stripping

overburden), dan dilanjutkan dengan penggalian atau selective dengan

menggunakan alat Excavator Komatsu PC 200, pemuatan menggunakan alat

Excavator Komatsu PC 300, pengangkutan dan penumpukan baik di ROM Stockpile

(untuk bijih) maupun di dumping area untuk lapisan penutup dan waste (bagian dari

badan bijih yang kadarnya di bawah COG) dengan menggunakan alat Dump Truck

HINO FM 260 TI. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan secara paralel. Artinya,

sementara kegiatan pembersihan lahan (land clearing) berlangsung dan setelah luas

lahan yang dibersihkan cukup dan aman untuk tempat kerja alat tambang, maka akan

segera diikuti dengan kegiatan pengupasan tanah penutup (stripping overburden),

penggalian, pengangkutan dan penumpukan.

4.3 Analisis Tempat Kerja

Dalam melakukan kajian mengenai perhitungan produksi alat gali-muat dan

angkut, maka perlu untuk diamati terlebih dahulu kondisi tempat kerjanya, karena

akan sangat berpengaruh terhadap kinerja mesin, kinerja operator, dan kondisi

material, sehingga dari hasil penelitian ini bisa didapatkan hasil yang terbaik. Adapun

beberapa faktor yang perlu diamati dalam melakukan analisis tempat kerja ini,

diantaranya yaitu :

4.3.1 Iklim

Keadaan Iklim pada saat penelitian sedang mengalami musim kemarau, tetapi

masih terjadi hujan beberapa hari di bulan tersebut. Pada musim kemarau kondisi
45

jalan angkut menjadi kering dan berdebu. Sedangkan pada saat terjadi hujan kondisi

material menjadi lengket.

4.3.2 Keadaan dan Kemiringan Jalan Angkut

Jalan angkut pada lokasi penelitian sangat mempengaruhi terhadap

kelancaran kegiatan penambangan terutama dalam proses pengangkutan nikel.

Keadaan jalan angkut pada lokasi penelitian kokoh, permukaan jalan halus, sedikit

bergelombang, cukup terawat dan dilakukan penyiraman ketika berdebu hanya pada

lokasi jalan angkut isi dengan kemiringan 0% – 11,04%.

4.3.3 Faktor Operator

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lokasi penelitian, penilaian

kinerja operator alat gali-muat terdiri dari, keterampilan operator alat gali-muat pada

lokasi penelitian secara umum, percaya diri, dapat menggunakan peralatan dengan

baik, gerakan urutan kerja dilakukan tanpa kesalahan, dapat memilah ore dengan

kadar yang ditentukan dengan baik. Usaha operator pada lokasi penelitian terlihat

sering membuang waktu dan lamban dalam penanganan kerja. Konsistensi operator

pada lokasi penelitian terlihat seperti kurang bersungguh-sungguh dalam bekerja.

Kondisi lingkungan kerja pada lokasi penelitian dinilai cukup mendukung kinerja

operator. Dalam hal ini, kinerja operator terlihat senang dan melakukan pekerjaannya

dengan nyaman.

Adapun penilaian kinerja operator alat angkut yaitu keterampilan operator alat

angkut pada lokasi penelitian secara umum, percaya diri, menggunakan peralatan

dengan baik dan gerakan urutan kerja dilakukan tanpa kesalahan. Usaha operator

alat angkut pada lokasi penelitian terlihat terlalu santai dalam bekerja sehingga sering

membuang waktu dan lamban dalam penanganan kerja. Konsistensi operator alat

angkut pada lokasi penelitian terlihat seperti kurang bersungguh-sungguh dalam

bekerja. Kondisi lingkungan kerja pada lokasi penelitian dinilai cukup mendukung
46

kinerja operator alat angkut. Dalam hal ini, kinerja operator terlihat senang dan

melakukan pekerjaannya dengan nyaman.

4.3.4 Kondisi Material

Kondisi material akan sangat mempengaruhi produktivitas alat mekanis,

sehingga kondisi material sendiri perlu diperhatikan dengan baik, ada beberapa faktor

yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah :

4.3.4.1 Ukuran dan Bentuk Butir Material

kuran dan bentuk butir material nikel laterit di lokasi penelitian diameternya

berukuran < 1 mm. menurtut skala wenworth (Tabel 3.2) ukuran tersebut termasuk

dalam material pasir sangat kasar sampai lempung.

4.3.4.2 Kekerasan Material

Berdasarkan ukuran dan bentuk butir di lokasi penelitian yang termasuk dalam

material pasir sangat kasar sampai lempung, maka kekerasan material digolongkan

dalam material lunak (soft) atau mudah digali (easy diging).

4.4 Efisiensi Kerja

4.4.1 Waktu Kerja Produktif

Waktu kerja produktif rata-rata yang tersedia di PT SKM yaitu 8,86 jam, hal ini

dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1
Jadwal Kerja PT SKM
Toleransi Total Total
Hari Kerja Jenis Kegiatan Waktu
Waktu (Jam) (Menit)
Jemput dan karyawan tiba 6:30 6:55 0:00 0,42 25
Persiapan Kerja 6:55 7:30 0:15 0,58 35
Kerja Produktif I 7:45 11:55 0:05 4,17 250
Senin - Kamis Istirahat 12:00 12:50 0:20 0,83 50
Sabtu, Minggu Kerja Produktif II 13:10 18:00 0:20 4,83 290
Persiapan Pulang 18:10 18:20 0:10 0,17 10
Jemput dan karyawan pulang 18:20 0:00 0 0
Waktu Tersedia 11,00 660
Waktu Produktif 9,00 540
47

Toleransi Total Total


Hari Kerja Jenis Kegiatan Waktu
Waktu (Jam) (Menit)
Jemput dan karyawan tiba 6:30 6:55 0:00 0,42 25
Persiapan Kerja 6:55 7:30 0:15 0,58 35
Kerja Produktif I 7:45 11:55 0:05 4,17 250
Jumat Istirahat 12:00 13:50 0:20 1,83 110
Kerja Produktif II 14:10 18:00 0:20 3,83 230
Persiapan Pulang 18:10 18:20 0:10 0,17 10
Jemput dan karyawan pulang 18:20 0:00 0 0
Waktu Tersedia 11,00 660
Waktu Produktif 8,00 480
Sumber : Data Pengamatan Lapangan PT SKM, 2016

(540 menit x 6 Hari) + (480 menit x 1 Hari)


WpRata-rata = = 531,43 menit/hari
7 Hari

4.4.2 Waktu Hambatan

Berdasarkan pengamatan di lapangan banyaknya waktu yang terbuang dapat

dihitung dengan menjumlahkan hambatan-hambatan yang terjadi di lapangan, baik

itu hambatan yang dapat dihindari maupun yang tidak dapat dihindari. Waktu

hambatan tersebut didapatkan apabila kerja yang dilakukan tidak sesuai dengan

waktu kerja yang ditentukan atau yang ditoleransi oleh perusahaan. Berikut adalah

rekapitulasi data waktu hambatan pada Tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2
Hambatan yang Dapat Dihindari dan Tidak Dapat Dihindari
No Jenis Hambatan yang Dapat Dihindari Waktu (Menit)
1 Terlambat Waktu Kerja Produktif 13,01
2 Berhenti Sebelum Waktu Istirahat 14,03
3 Terlambat Setelah Waktu Istirahat 14,61
4 Berhenti Sebelum Waktu Pulang 14,75
TOTAL 56,4
No Jenis Hambatan yang Tidak Dapat Dihindari Waktu (Menit)
1 Keperluan Operator 12,8
2 Rusak Mendadak 40,87
3 Faktor Cuaca 46,31
TOTAL 99,98
Sumber : Data Pengamatan Lapangan PT SKM, 2016
48

4.4.3 Waktu Kerja Efektif

Waktu kerja efektif yang diperoleh merupakan hasil dari waktu kerja produktif

yang telah dikurangi dengan waktu hambatan-hambatan, maka dapat diperoleh

waktu Efektif yang dimiliki oleh PT SKM adalah

We = 531,43 menit/hari – (56,4 menit/hari + 99,98 menit/hari)

=375,04 menit/hari

Dari beberapa komponen di atas maka dapat diketahui efisiensi kerja yang

tersedia di PT SKM yaitu :

We
E = x 100%
Wp

375,04 menit/hari
E = x 100%
531,43 menit/hari

= 70,57%

4.5 Peralatan yang Tersedia

PT SKM yang bergerak di bidang kontraktor yang melakukan proses

penambangan di wilayah kuasa pertambangan milik PT FBLN memiliki beberapa

peralatan untuk kegiatan operasional dalam penambangan, di mana alat yang

digunakan oleh PT SKM sendiri merupakan alat milik, sehingga dalam kegiatan

operasional penambangan yang dilakukan PT SKM tidak memberlakukan sistem

sewa alat. Berikut adalah data peralatan yang tersedia untuk kelangsungan kegiatan

operasional penambangan antara lain:


49

Tabel 4.3
Data Peralatan PT Sinar Karya Mustika
ALAT YANG TERSEDIA
NO ALAT MERK JUMLAH
1 Excavator KOMATSU PC 200 3
2 Excavator HITACHI ZX-200 3
3 Excavator KOMATSU PC 300 2
4 Bulldozer KOMATSU D85ESS 1
5 Watter Truck HINO FM 260 PS 1
6 Dump Truck HINO FM 260 TI 13
7 Service Truck HINO FM 260 PS 1
8 Light Truck Mainhaul DYNA 130 HT 1
9 Light Truck Mainhaul HINO 130 HT 1
10 Hilux (Double Cabin) TOYOTA PICK UP 2
11 Panther (Station) TBR 54F TURBO LM 1
12 Motor Grader LUGONG 1
13 Lightning Tower 4
14 Genset 2
15 Mesin Las 1
Sumber : PT Sinar Karya Mustika, 2016

4.6 Peralatan Utama dan Pendukung Penambangan

Peralatan utama dan pendukung penambangan yang digunakan adalah

peralatan yang dapat memenuhi beberapa kriteria utama yang harus dipenuhi, yakni

target produksi, kelayakan teknologi, dan kelayakan ekonomi. Adapun peralatan

utama dan pendukung penambangan yang digunakan dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4
Peralatan Utama Dan Pendukung Penambangan
No Jenis Peralatan Alat Merk
1 EXCAVATOR KOMATSU PC300-8
2 EXCAVATOR KOMATSU PC200-8
UTAMA
3 EXCAVATOR HITACHI ZX 200-5G
4 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 TI
1 SERVICE TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS
2 WATER TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS
PENDUKUNG
3 BULLDOZER KOMATSU D85 ESS
4 MOTOR GRADER LIUGONG CLG418III
Sumber : PT Sinar Karya Mustika, 2016
50

4.7 Biaya Produksi

Dalam kegiatan penambangan yang dilakukan di perusahaan terdapat

beberapa komponen dalam biaya produksi yaitu owning cost (biaya kepemilikan),

operating cost (biaya operasi) dan operator wage (upah operator). Komponen

tersebut merupakan aspek untuk dapat mengetahui besarnya biaya produksi yang

harus dikeluarkan oleh perusahaan.

4.7.1 Owning Cost (biaya kepemilikan)

Dalam owning cost (biaya kepemilikan) merupakan biaya yang didapat dari

jumlat alat yang terdapat di PT SKM, di mana perusahaan tersebut melakukan

kegiatan operasional penambangan dengan menggunakan alat milik sendiri sehingga

biaya yang dimiliki merupakan rincian biaya pembelian alat.

Dalam perhitungan owning cost ada beberapa komponen yang menjadi dasar

dalam mendapatkan total dari biaya kepemilikan, komponen tersebut antara lain trade

in value, interest, tax and insurance dan umur alat.

Pada perhitungan ini digunakan bebrapa parameter nilai antara lain, trade in

value 0,098 (Tabel F.1 Lampiran F), interest 0,06 (Tabel F.2 Lampiran F), tax and

insurance 0,175 (Tabel 4.5). Selain komponen tersebut dalam perhitungan biaya

kepemilikan perlu diketahui terlebih dahulu jam penggunaan alat, umur alat (Tabel

4.6) serta harga pembelian alat (Tabel 4.7)

Tabel 4.5
Nilai Tax and Insurance
Taxable Income (Rp) Tax Rate
Rp 1- 50.000.000 5%
Rp 50.000.001 – 250.000.000 15%
Rp 250.000.001 – 500.000.000 25%
Rp 500.000.001 – and above 30%
Sumber : Aglo Info Indonesia, 2016
51

Tabel 4.6
Jam Penggunaan Alat dan Umur Alat
Jenis Alat Utama Type Annual Use In Hours Umur Alat
EXCAVATOR KOMATSU PC300-8 2.132,49 5
EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 2.132,49 5
EXCAVATOR HITACHI ZX 200-5G 2.132,49 5
DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 TI 2.286,87 8

Jenis Alat Pendukung Type Annual Use In Hours Umur Alat


BULLDOZER KOMATSU D85 ESS 1.699,11 5
SERVICE TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 2.286,87 8
DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 2.286,87 8
MOTOR GRADER LIUGONG CLG418III 1.706,55 5
LIGHT TRUCK MAINHAUL DYNA 130 HT 2.286,87 8
LIGHT TRUCK MAINHAUL HINO 130 HT 2.286,87 8
Sumber : PT Sinar Karya Mustika, 2016
Tabel 4.7
Harga Pembelian Alat
Jenis Alat Utama Type Unit Harga/Unit Biaya Pembelian Alat
EXCAVATOR KOMATSU PC300-8 3 Rp 1.429.217.353,00 Rp 4.287.652.059,00
EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 2 Rp 1.015.000.000,00 Rp 2.030.000.000,00
EXCAVATOR HITACHI ZX 200-5G 3 Rp 800.000.000,00 Rp 2.400.000.000,00
DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 TI 13 Rp 776.000.000.00 Rp 10.088.000.000,00
Total Pembelian Alat Utama Rp 18.805.652.059,00
Jenis Alat Pendukung Type Unit Harga/Unit Biaya Pembelian Alat
BULLDOZER KOMATSU D85 ESS 1 Rp 1.375.000.000,00 Rp 1.375.000.000,00
SERVICE TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 1 Rp 776.000.000,00 Rp 776.000.000,00
DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 1 Rp 776.000.000,00 Rp 776.000.000,00
MOTOR GRADER LIUGONG CLG418III 1 Rp 787.500.000,00 Rp 787.500.000,00
LIGHT TRUCK MAINHAUL DYNA 130 HT 1 Rp 289.950.000,00 Rp 289.950.000,00
LIGHT TRUCK MAINHAUL HINO 130 HT 1 Rp 280.300.000,00 Rp 280.300.000,00
HILUX (double cabin) TOYOTA PICK UP 3 Rp 312.100.000,00 Rp 936.300.000,00
PANTHER (station) TBR 54F TURBO LM 1 Rp 121.000.000,00 Rp 121.000.000,00
Total Pembelian Alat Pendukung Rp 5.342.050.000,00
Sub Total Rp 24.147.702.059,00
Sumber : PT Sinar Karya Mustika. 2016

Berikut adalah hasil perhitungan owning cost pada keseluruhan alat :

1. Hasil rekapitulasi perhitungan owning cost pada alat Excavator Komatsu PC-
300
Tabel 4.8
Owning Cost Excavator Komatsu PC-300
ALAT UTAMA
NO KETERANGAN
EX KOMATSU PC 300
1 Umur Alat (Jam) 10.000,00
2 Umur Alat (Tahun) 5
3 Annual Use In Hours (jam/tahun) 2.132,49
4 Harga (Rp) 1.429.217.353,00
5 Trade in Value (Rp) 141.206.674,48
6 Depreciation (Rp/jam/tahun) 120.798,75
7 Faktor 0,64
8 Jumlah Alat 2
9 Interest. Tax and Insurance (Rp/jam/tahun) 98.581,01
Total Owning Cost (Rp/Tahun) 467.825.144,47
Total Owning Cost (Rp/Jam) 201.191,81
Total Owning Cost Alat 402.383,63
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir. 2016
52

2. Hasil rekapitulasi perhitungan owning cost pada alat Excavator Komatsu PC-

200

Tabel 4.9
Owning Cost Excavator Komatsu PC-200
ALAT UTAMA
NO KETERANGAN
EX KOMATSU PC 200
1 Umur Alat (Jam) 10.000
2 Umur Alat (Tahun) 5
3 Annual Use In Hours (jam/tahun) 2.132,49
4 Harga (Rp) 1.015.000.000
5 Trade in Value (Rp) 100.282.000,00
6 Depreciation (Rp/jam/tahun) 85.788,73
7 Faktor 0,64
8 Jumlah Alat 3
9 Interest. Tax and Insurance (Rp/jam/tahun) 70.010,15
Total Owning Cost (Rp/Tahun) 332.239.544,00
Total Owning Cost (Rp/Jam) 142.882,18
Total Owning Cost Alat 428.646,54
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir. 2016

3. Hasil rekapitulasi perhitungan owning cost pada alat Excavator Hitachi PC-

200

Tabel 4.10
Owning Cost Excavator Hitachi PC-200
ALAT UTAMA
NO KETERANGAN
EX HITACHI PC 200
1 Umur Alat (Jam) 10.000
2 Umur Alat (Tahun) 5
3 Annual Use In Hours (jam/tahun) 2.132,49
4 Harga (Rp) 800.000.000,00
5 Trade in Value (Rp) 79.040.000,00
6 Depreciation (Rp/jam/tahun) 67.616,73
7 Faktor 0,64
8 Jumlah Alat 3
9 Interest. Tax and Insurance (Rp/jam/tahun) 55.180,41
Total Owning Cost (Rp/Tahun) 261.863.680,00
Total Owning Cost (Rp/Jam) 112.616,50
Total Owning Cost Alat 337.849,49
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir. 2016

4. Hasil rekapitulasi perhitungan owning cost pada alat Buldozer D85ESS


53

Tabel 4.11
Owning Cost Buldozer
ALAT PENDUKUNG
NO KETERANGAN
DZ D85ESS
1 Umur Alat (Jam) 10.000
2 Umur Alat (Tahun) 5
3 Annual Use In Hours (jam/tahun) 1.699,11
4 Harga (Rp) 1.375.000.000,00
5 Trade in Value (Rp) 135.850.000,00
6 Depreciation (Rp/jam/tahun) 145.858,71
7 Faktor 0,64
8 Jumlah Alat 1
9 Interest. Tax and Insurance (Rp/jam/tahun) 119.031,85
Total Owning Cost (Rp/Tahun) 450.078.200,00
Total Owning Cost (Rp/Jam) 193.559,60
Total Owning Cost Alat 193.559,60
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir. 2016

5. Hasil rekapitulasi perhitungan owning cost pada alat Dump truck Hino PS

Tabel 4.12
Owning Cost Dump Truck Hino PS
ALAT UTAMA
NO KETERANGAN
DT Hino PS
1 Umur Alat (Jam) 16.000
2 Umur Alat (Tahun) 8
3 Annual Use In Hours (jam/tahun) 2.286,87
4 Harga (Rp) 776.000.000,00
5 Trade in Value (Rp) 76.668.800,00
6 Depreciation (Rp/jam/tahun) 38.225,35
7 Faktor 0,61
8 Jumlah Alat 2
9 Interest. Tax and Insurance (Rp/jam/tahun) 47.274,13
Total Owning Cost (Rp/Tahun) 195.526.198,00
Total Owning Cost (Rp/Jam) 84.087,55
Total Owning Cost Alat 168.175,10
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir. 2016

6. Hasil rekapitulasi perhitungan owning cost pada alat Dump truck Hino TI
54

Tabel 4.13
Owning Cost Dump Truck Hino TI
ALAT UTAMA
NO KETERANGAN
DT Hino TI
1 Umur Alat (Jam) 16.000
2 Umur Alat (Tahun) 8
3 Annual Use In Hours (jam/tahun) 2.286,87
4 Harga (Rp) 776.000.000,00
5 Trade in Value (Rp) 76.668.800,00
6 Depreciation (Rp/jam/tahun) 38.225,35
7 Faktor 0,61
8 Jumlah Alat 13
9 Interest. Tax and Insurance (Rp/jam/tahun) 47.274,13
Total Owning Cost (Rp/Tahun) 195.526.198,00
Total Owning Cost (Rp/Jam) 84.087,55
Total Owning Cost Alat 1.093.138,15
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir. 2016

7. Hasil rekapitulasi perhitungan owning cost pada alat Motor Grader

Tabel 4.14
Owning Cost Motor Grader
ALAT PENDUKUNG
NO KETERANGAN
MOTOR GRADER
1 Umur Alat (Jam) 10.000
2 Umur Alat (Tahun) 5
3 Annual Use In Hours (jam/tahun) 1.706,55
4 Harga (Rp) 787.500.000,00
5 Trade in Value (Rp) 77.805.000,00
6 Depreciation (Rp/jam/tahun) 83.173,07
7 Faktor 0,64
8 Jumlah Alat 1
9 Interest. Tax and Insurance (Rp/jam/tahun) 67.875,57
Total Owning Cost (Rp/Tahun) 257.772.060,00
Total Owning Cost (Rp/Jam) 110.856,86
Total Owning Cost Alat 110.856,86
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir. 2016

Jadi total biaya untuk Owning Cost di PT SKM sebesar Rp 2.734.609,37/jam

lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran F.

4.7.2 Operating Cost (biaya operasi)

4.7.2.1 Biaya Pergantian Ban

Biaya pergantian ban dilakukan sesuai dengan umur dari ban yang

digunakan. Pada alat yang digunakan untuk kegiatan operasional penambangan


55

yang dilakukan di PT SKM umur ban dari setiap alat yaitu 8 tahun. Berikut adalah

data pergantian ban dapat dilihat pada Tabel 4.15 di bawah ini.

Tabel 4.15
Data Harga dan Umur Ban
UMUR BAN Biaya
ALAT TYPE HARGA BAN (Rp)
(jam/tahun) (Rp/jam/tahun)
SERVICE TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 2.675.000,00 18.295,0 1.462,15
DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 2.675.000,00 18.295,0 1.462,15
DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 TI 2.675.000,00 18.295,0 1.462,15
MOTOR GRADER LIUGONG 6.381.578,93 13.652,4 1.869,73
LIGHT TRUCK MAINHAUL DYNA 130 HT 2.675.000,00 18.602,2 1.438,01
LIGHT TRUCK MAINHAUL HINO 130 HT 2.675.000,00 18.602,2 1.438,01
HILUX (double cabin) TOYOTA PICK UP 1.742.204,00 18.602,2 374,62
PANTHER (station) TBR 54F TURBO LM 1.742.204,00 18.602,2 374,62
TOTAL 9.881,44
Sumber : Data Tugas Akhir. 2016

Jadi total biaya untuk pergantian ban pada alat kegiatan operasional

penambangan di PT SKM sebesar Rp 9.881,44 jam/tahun. lebih jelasnya dapat

dilihat pada Lampiran G.

4.7.2.2 Biaya Reparasi Ban

Biaya yang dikeluarkan untuk reparasi ban disesuaikan dengan biaya yang

diperlukan untuk perbaikan ban apabila terjadi kerusakan yang tidak terlalu fatal.

seperti ban bocor. vulkanisir. dan lain-lain. Berikut adalah data reparasi ban dapat

dilihat pada Tabel 4.16 di bawah ini.

Tabel 4.16
Data Reparasi Ban
No Alat Type Alat Type Ban Biaya (Rp)
1 SERVICE TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS BRIDESTONE (Uk. 10.00-20.00 16PR) 1.200.000,00
2 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS BRIDESTONE (Uk. 10.00-20.00 16PR) 1.200.000,00
3 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 TI BRIDESTONE (Uk. 10.00-20.00 16PR) 1.200.000,00
4 MOTOR GRADER LIUGONG SAMSON G2 (14.00 - 24 - 12) 1.400.000,00
5 LIGHT TRUCK MAINHAUL DYNA 130 HT BRIDESTONE (Uk. 10.00-20.00 16PR) 1.200.000,00
6 LIGHT TRUCK MAINHAUL HINO 130 HT BRIDESTONE (Uk. 10.00-20.00 16PR) 1.200.000,00
7 HILUX (double cabin) TOYOTA PICK UP YOKOHAMA GEOLANDAR AT/S (225/70R17 Steel) 780.000,00
8 PANTHER (station) TBR 54F TURBO LM YOKOHAMA GEOLANDAR AT/S (225/70R17 Steel) 780.000,00
TOTAL 8.960.000,00
Sumber : Data Tugas Akhir. 2016

Total biaya untuk reparasi ban pada alat kegiatan operasional penambangan

di PT SKM sebesar Rp 8.960.000,00 lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran H.


56

4.7.2.3 Biaya Oli

Untuk pemakaian oli. pergantian oli pada setiap alat dalam waktu 1 bulan

dilakukan penggantian sebanyak 2 kali penggantian oli. Di mana oli dapat digunakan

selama 250 jam dalam sekali penggantian oli. Berikut adalah data oli dapat dilihat

pada Tabel 4.17 di bawah ini.

Tabel 4.17
Data Oli
KAPASITAS Waktu BIAYA
NO JENIS ALAT TYPE HP TANGKI Pemakaian Oli PEMAKAIAN
LITER (GALON) (jam) Rp/Jam
1 EXCAVATOR KOMATSU PC 300 260 200 52,83 250 162.053,02
2 EXCAVATOR KOMATSU PC 200 116 400 105,67 250 108.349,81
3 EXCAVATOR HITACHI ZX 200-5G 170 400 105,67 250 137.188,52
4 BULLDOZER KOMATSU D85 ESS 200 206 54,42 250 130.706,02
5 SERVICE TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 200 200 52,83 250 130.010,02
6 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 260,0 200 52,83 250 162.053,02
7 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 TI 260,0 200 52,83 300 1.107.304,50
8 MOTOR GRADER LIUGONG 197 230 60,76 250 131.887,87
9 LIGHT TRUCK MAINHAUL DYNA 130 HT 130,0 100 26,42 250 81.026,51
10 LIGHT TRUCK MAINHAUL HINO 130 HT 130,0 100 26,42 250 81.026,51
11 HILUX (double cabin) TOYOTA PICK UP 144 80 21,13 250 172.366,43
12 PANTHER (station) TBR 54F TURBO LM 80 55 14,53 250 49.104,01
TOTAL 2.453.076,24
Sumber : Data Tugas Akhir. 2016

Jadi total biaya untuk Pemakaian Oli pada alat kegiatan operasional

penambangan di PT SKM sebesar Rp. 2.453.076,24 lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran I.

4.7.2.4 Biaya Grease

Dalam perhitungan biaya grease disesuaikan dengan kebutuhan dalam

penggunaan grease dari setiap alat. Kebutuhan grease yang didapat disesuaikan

dengan data MOC PT SKM. Komponen yang dibutuhkan untuk mengetahui berapa

besar biaya yang dikeluarkan untuk grease yaitu kebutuhan grease dari masing-

masing alat. harga grease serta jumlah hari kerja yang tersedia (Lampiran J. Tabel

J.1). Berikut adalah data oli dapat dilihat pada Tabel 4.18 di bawah ini.
57

Tabel 4.18
Data Grease
KEBUTUHAN GREASE Biaya Grease
NO JENIS ALAT TYPE
(Kg/hari) Rp/Jam
1 EXCAVATOR KOMATSU PC 300 3 12.557,43
2 EXCAVATOR KOMATSU PC 200 1 1.395,27
3 EXCAVATOR HITACHI ZX 200-5G 2 5.581,08
4 BULLDOZER KOMATSU D85 ESS 3,5 21.451,61
5 SERVICE TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 2,5 8.131,75
6 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 2,5 8.131,75
7 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 TI 2,5 8.131,75
8 MOTOR GRADER LIUGONG 1,5 3.922,91
9 LIGHT TRUCK MAINHAUL DYNA 130 HT 2,5 7.997,46
10 LIGHT TRUCK MAINHAUL HINO 130 HT 2,5 7.997,46
11 HILUX (double cabin) TOYOTA PICK UP 0 12.557,43
12 PANTHER (station) TBR 54F TURBO LM 0 1.395,27
TOTAL 85.298,48
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir. 2016

Jadi total biaya untuk grease pada alat kegiatan operasional penambangan

di PT SKM adalah sebesar Rp 85.298,48/jam. lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran J.

4.7.2.5 Biaya Filter

Dalam perhitungan biaya filter dibagi menjadi beberapa bagian yaitu oil filter.

fuel filter dan air filter. Ada beberapa faktor yang akan menentukan besarnya biaya

yang dikeluarkan untuk filter antara lain jumlah penggunaan filter di setiap alat dalam

satu hari alat tersebut bekerja. Berikut adalah data oli dapat dilihat pada tabel-tabel

di bawah ini.

1. Data oil filter

Tabel 4.19
Data Kebutuhan Oil Filter
KEBUTUHAN FILTER Biaya
NO JENIS ALAT TYPE
PER HARI Rp/Jam
1 EXCAVATOR KOMATSU PC 300 2 27.196,85
2 EXCAVATOR KOMATSU PC 200 2 27.196,85
3 EXCAVATOR HITACHI ZX 200-5G 3 40.795,27
4 BULLDOZER KOMATSU D85 ESS 2 27.196,85
5 SERVICE TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 3 40.795,27
6 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 3 40.795,27
7 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 TI 3 40.795,27
8 MOTOR GRADER LIUGONG 2 27.196,85
9 LIGHT TRUCK MAINHAUL DYNA 130 HT 3 40.795,27
10 LIGHT TRUCK MAINHAUL HINO 130 HT 3 40.795,27
TOTAL 353.559,05
Sumber : Data Tugas Akhir. 2016
58

2. Data fuel filter

Tabel 4.20
Data Kebutuhan Fuel Filter
KEBUTUHAN FILTER Biaya
NO JENIS ALAT TYPE
PER HARI Rp/Jam
1 EXCAVATOR KOMATSU PC 300 2 30.396,48
2 EXCAVATOR KOMATSU PC 200 2 30.396,48
3 EXCAVATOR HITACHI ZX 200-5G 3 45.594,72
4 BULLDOZER KOMATSU D85 ESS 1 15.198,24
5 SERVICE TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 1 15.198,24
6 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 1 15.198,24
7 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 TI 1 15.198,24
8 MOTOR GRADER LIUGONG 2 30.396,48
9 LIGHT TRUCK MAINHAUL DYNA 130 HT 3 45.594,72
10 LIGHT TRUCK MAINHAUL HINO 130 HT 3 45.594,72
11 HILUX (double cabin) TOYOTA PICK UP 1 15.198,24
12 PANTHER (station) TBR 54F TURBO LM 1 15.198,24
TOTAL 319.163,03
Sumber : Data Tugas Akhir. 2016

3. Data air filter

Tabel 4.21
Data Kebutuhan Air Filter
KEBUTUHAN FILTER Biaya
NO JENIS ALAT TYPE
PER HARI Rp/Jam
1 EXCAVATOR KOMATSU PC 300 2 44.794,81
2 EXCAVATOR KOMATSU PC 200 2 44.794,81
3 EXCAVATOR HITACHI ZX 200-5G 3 67.192,22
4 BULLDOZER KOMATSU D85 ESS 2 44.794,81
5 SERVICE TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 1 22.397,41
6 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 1 22.397,41
7 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 TI 1 22.397,41
8 MOTOR GRADER LIUGONG 2 44.794,81
9 LIGHT TRUCK MAINHAUL DYNA 130 HT 1 22.397,41
10 LIGHT TRUCK MAINHAUL HINO 130 HT 1 22.397,41
TOTAL 358.358,49
Sumber : Data Tugas Akhir. 2016

Jadi total biaya untuk filter pada alat kegiatan operasional penambangan di

PT SKM adalah sebesar Rp 1.031.080,58 /jam. lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran K.

4.7.2.6 Biaya Reparasi

Biaya yang dikeluarkan untuk reparasi adalah biaya yang sudah tertera dalam

data maintenance di PT SKM. sedangkan untuk mengetahui besaran biaya reparasi

yang dibutuhkan dalam satuan jam perlu diketahui terlebih dahulu jam alat tersebut

bekerja. Berikut adalah data reparasi dapat dilihat pada Tabel 4.22 di bawah ini.
59

Tabel 4.22
Data Biaya Service
BIAYA SERVICE (Rp)
NO JENIS ALAT TYPE
PER BULAN
1 EXCAVATOR KOMATSU PC 300 4.000.000,00
2 EXCAVATOR KOMATSU PC 200 4.000.000,00
3 EXCAVATOR HITACHI ZX 200-5G 4.000.000,00
4 BULLDOZER KOMATSU D85 ESS 3.000.000,00
5 SERVICE TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 1.500.000,00
6 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 1.500.000,00
7 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 TI 1.500.000,00
8 MOTOR GRADER LIUGONG 1.700.000,00
9 LIGHT TRUCK MAINHAUL DYNA 130 HT 1.500.000,00
10 LIGHT TRUCK MAINHAUL HINO 130 HT 1.500.000,00
11 HILUX (double cabin) TOYOTA PICK UP 600.000,00
12 PANTHER (station) TBR 54F TURBO LM 600.000,00
TOTAL 147.130,78
Sumber : Data Tugas Akhir. 2016

Total biaya yang dikeluarkan untuk biaya reparasi yaitu Rp 147.130,78 /jam.

lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran L.

4.7.2.7 Biaya Bahan Bakar

Dalam perhitungan biaya bahan bakar faktor yang akan menentukan besaran

biaya dalam penggunaan bahan bakar adalah jumlah pemakaian bahan bakar pada

setiap alat di mana jumlah pemakaian tersebut dipengaruhi oleh beberapa komponen

yaitu efisiensi mekanik dan efisiensi kerja. Berikut adalah data kebutuhan bahan

bakar dapat dilihat pada Tabel 4.23 di bawah ini.

Tabel 4.23
Data Jumlah Pemakaian Bahan Bakar
Effisiensi Biaya Bahan
JUMLAH
No Jenis Alat Model Type Kerja Mesin Bakar (Rp)
PEMAKAIAN
Desimal % Desimal % (LITER/JAM)
1 EXCAVATOR KOMATSU PC 200 0,62 62 0,40 40,4 96,23 959.743,80
2 EXCAVATOR KOMATSU PC 300 0,62 62 0,40 40,4 96,23 959.743,80
3 EXCAVATOR HITACHI ZX 200-5G 0,62 62 0,40 40,4 96,23 959.743,80
4 BULLDOZER KOMATSU D85 ESS 0,62 62 0,44 43,7 89,07 888.366,03
5 SERVICE TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 0,66 66 0,52 51,8 70,82 706.360,35
6 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 0,66 66 0,52 51,8 70,82 706.360,35
7 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 TI 0,66 66 0,52 51,8 70,82 706.360,35
8 MOTOR GRADER LIUGONG 0,62 62 0,33 32,8 118,72 1.184.017,63
9 LIGHT TRUCK MAINHAUL DYNA 130 HT 0,66 66 0,42 41,8 4 39.893,80
10 LIGHT TRUCK MAINHAUL HINO 130 HT 0,66 66 0,37 37,0 4 39.893,80
TOTAL 7.150.483,69
60

Jadi total biaya untuk penggunaan bahan bakar minyak pada alat kegiatan

operasional penambangan di PT SKM sebesar Rp 7.150.483,69 /jam lebih jelasnya

dapat dilihat pada Lampiran N.

4.8 Operator Wage

PT SKM memiliki karyawan sebanyak 55 karyawan yang terdiri dari officeboy,

Security, operator, checker, admin, HRGA, HRD, safety officer, foreman, supervisor,

superintendens, dan project manager. biaya yang dikeluarkan pada operator wage

disesuaikan dengan upah minimum yang berlaku di wilayah usaha penambangan

dilakukan. Total biaya yang dikeluarkan untuk operator wage PT SKM adalah sebesar

Rp 188.400.000,00/ bulan. lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran M.

4.9 Present Worth Cost

Metode perhitungan present worth cost adalah metode yang digunakan untuk

menghitung nilai biaya pada saat ini. prosedur perhitungannya yaitu dengan cara

memplot biaya produksi pada diagram waktu. Di mana diagram waktu tersebut adalah

perbandingan biaya produksi terhadap waktu (periode). Untuk biaya produksi pada

setiap periode memiliki nilai yang berbeda-beda hal ini dikarenakan biaya produksi

pada setiap periode pasti akan mengalami kenaikan sesuai dengan inflasi atau harga

komoditas di pasaran.
61

Berdasarkan diagram waktu tersebut maka dapat dihitung present worth cost

dengan menggunakan rumus di bawah ini :

PW Cost = C + OC1(P/Fi.n) + OC2(P/Fi.n) + …….. + OCn - L(P/Fi.n)

Diketahui :

I = 12 % (Tabel O.2, Lampiran O)

n = 10 tahun

C = Rp 0

OC = Rp 55.937.883.146,97 (OC1)

(P/Fi.n) = Dicrate Value Factor (Lampiran O)

L = Rp 5.796.866,87

Maka :

PWC = [(0 + 55.993.032.590,94)(P/F12%.1)] + 57.868.799.182,74 (P/F12%.2) +

59.807.403.955,36 (P/F12%.3) + 61.810.951.987,87 (P/F12%.4) +

63.881.618.879,46 (P/F12%.5) + 66.021.653.111,92 (P/F12%.6) +

68.233.378.491,17 (P/F12%.7) + 70.519.196.670,62 (P/F12%.8) +

72.881.589.759,09 (P/F12%.9) + [(75.323.123.016,02 – 5.796.866,87)

(P/F12%.10)

PWC = [(0 + 55.993.032.590,94)(0,8929)] + 57.868.799.182,74 (0,7972) +

59.807.403.955,36 (0,7118) + 61.810.951.987,87 (0,6355) +

63.881.618.879,46 (0,5674) + 66.021.653.111,92 (0,5066) +

68.233.378.491,17 (0,4523) + 70.519.196.670,62 (0,4039) +

72.881.589.759,09 (0,3606) + [(75.323.123.016,02 - 5.796.866,87)

(0,3220)

PWC = 357.551.896.565,33
62

Dalam hal ini maka berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan

didapatkan nilai present worth cost adalah Rp 357.551.896.565,33. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada Lampiran O.


BAB V

PEMBAHASAN

PT Sinar Karya Mustika dalam melakukan kegiatan operasional

penambangan memerlukan biaya penambangan. Dari biaya tersebut akan menjadi

biaya yang dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari biaya operasi (operating cost),

biaya kepemilikan (owning cost) dan biaya upah (operator wage), di mana besarnya

biaya – biaya tersebut akan dipengaruhi oleh kondisi lapangan.

5.1 Tahapan Kegiatan Penambangan

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan bahwa penambangan yang

dilakukan di lokasi penelitian yaitu menggunakan menggunakan metode selective

mining. Dengan penggunaan metode tersebut, dapat berpengaruh terhadap

banyaknya penggunaan alat mekanis pada saat kegiatan. Hal ini dibuktikan bahwa di

blok lokasi penelitian digunakan 4 excavator, 1 excavator Komatsu PC 300 untuk

kegiatan loading nikel, dan 3 Excavator Komatsu PC 200 untuk kegiatan selective

nikel. Hal tersebut mengakibatkan ongkos operasi (operating cost) akan semakin

besar, dikarenakan kebutuhan untuk operasi peralatan seperti bahan bakar, pelumas,

dan lain-lain akan semakin meningkat.

5.2 Analisis Tempat Kerja

5.2.1 Iklim

Berdasarkan Iklim pada saat penelitian yaitu mengalami musim kemarau,

namun masih sering terjadinya hujan pada beberapa hari di bulan tersebut. Ini dapat

63
64

menyebabkan efisiensi kerja menurun karena efisiensi kerja akan sangat bergantung

pada keadaan cuaca. Dengan menurunnya efisiensi kerja, maka akan berpengaruh

terhadap jumlah kebutuhan bahan bakar, di mana alat tidak dapat bekerja dengan

maksimal sehingga menyebabkan pemborosan dalam pemakaian bahan bakar.

Faktor lain juga yang mempengaruhi yaitu dapat terjadi kerusakan alat, hal ini

dikarenakan apabila dalam kondisi hujan, maka material akan menjadi lengket,

sehingga pada saat proses dumping material yang ada di dalam bak alat angkut harus

digaruk oleh alat gali-muat, maka akan terjadi gesekan pada bak dump truck dengan

back hoe, sehingga sangat rentan sekali dalam mengalami kerusakan, yang

nantinnya berpengaruh terhadap biaya untuk reparasi alat.

Pada saat musim kemarau lokasi kegiatan menjadi kering terutama di lokasi

jalan angkut tambang, di mana kondisi jalan akan menjadi sangat berdebu ketika alat

angkut melewati jalan tersebut, yang mengakibatkan dapat menutup pandangan

apabila ada alat angkut atau alat transportasi lain yang berada di belakangnya. Untuk

itu maka perlunya dilakukan penyiraman jalan agar jalan angkut tidak terlalu kering

dan berdebu.

5.2.2 Keadaan dan Kemiringan Jalan Angkut

Kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan kemampuan mesin

untuk mengatasi tanjakan. Dari hasil pengamatan, kemiringan jalan angkut pada

lokasi penambangan berkisar 0% – 11,04%. Menurut speseifikasi alat angkut yang

digunakan di lokasi penelitian yaitu dump truck HINO FM 260 TI, dapat beroperasi

baik hingga kemiringan maksimum 13,08%. Hal ini berarti kemiringan jalan di lokasi

penelitian masih dapat dilalui dengan kemampuan dump truck yang dipakai, sehingga

dapat meminimalisir kerusakan terhadap alat.


65

5.2.3 Faktor Operator

Efisiensi kerja sangat bergantung pada kinerja operator agar kinerja operator

dapat meningkat, maka sebaiknya diterapkan kinerja yang baik dalam melaksanakan

pekerjaan, seperti :

1. Keterampilan

Kurangnya keterampilan operator pada alat gali–muat dan alat angkut dalam

melaksanakan pekerjaanya sangat mempengaruhi faktor pengisiannya.

Keterampilan operator dimaksudkan agar dapat memperoleh faktor pengisian

yang ideal. Cara yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Alat gali-muat

i. Pada saat menggali, bucket dari alat gali–muat harus terisi penuh.

ii. Pada saat melakukan pemuatan pada alat angkut, alat gali-muat harus

dapat mengisi penuh pada alat angkut.

iii. Menciptakan kondisi lapangan yang baik dalam arti tempat alat gali-muat

berada harus rata agar proses pengisiannya tidak terganggu.

b. Alat angkut

Memperhatikan kecepatan alat angkut dalam melewati medan jalan pada saat

kegiatan pengangkutan, dalam hal ini berhubungan dengan waktu edar dan

keselamatan operator alat angkut.

2. Usaha

a. Meningkatkan disiplin operator alat mekanis

Kurang disiplinnya operator alat gali-muat dan alat angkut dalam

melaksanakan pekerjaan yang mengakibatkan waktu kerja banyak yang

terbuang. Untuk meningkatkan disiplin operator dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut :
66

i. Meningkatkan pengawasan terhadap operator alat mekanis pada awal

kerja, kegiatan pemuatan, pengangkutan dan akhir waktu kerja.

ii. Kegiatan pengawasan, harus menunjuk orang yang lebih banyak berada

di front tambang.

iii. Memberikan sanksi yang tegas terhadap operator alat mekanis yang

malas, dengan cara pemotongan gaji.

b. Meningkatkan motivasi kerja operator alat mekanis

Peningkatan motivasi kerja operator alat mekanis dapat dengan cara

memberikan bonus gaji, memberikan makanan yang bergizi dan tidak

membedakan perlakuan terhadap operator alat mekanis, sehingga operator

alat mekanis dapat bekerja dengan baik karena kesejahteraan mereka sudah

terpenuhi.

5.2.4 Kondisi Material

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa material nikel yang terdapat

di lokasi penelitian termasuk dalam material pasir sangat kasar sampai lempung. Hal

tersebut dapat memudahkan dalam proses penggalian. Sehingga dapat mengurangi

hambatan dalam proses penggalian, yang nantinya mempengaruhi efektifitas kerja

dari alat gali-muat. Maka dari itu, hal tersebut dapat memperkecil tingkat penggunaan

bahan bakar.

5.3 Biaya Kepemilikan (Owning Cost) PT Sinar Karya Mustika

Dari hasil pengolahan data yang dilakukan maka didapatkan total biaya

owning cost per jam yaitu Rp. 2.734.609,37. Dari hasil itu dapat dilihat faktor-faktor

yang mempengaruhi nilai biaya tersebut antara lain jumlah peralatan yang dimiliki,

bagaimana harga peralatan yang dibeli yang disesuaikan dengan jumlahnya maka

biaya yang dikeluarkan juga semakin besar.


67

Faktor lain adalah umur alat dan jam penggunaan alat (annual use in hours)

yang berpengaruh terhadap besarnya pengeluaran biaya kepemilikan. Berikut adalah

grafik perbandingan antara umur alat terhadap total owning cost dan jam penggunaan

alat terhadap owning cost.

PERBANDINGAN UMUR ALAT TERHADAP OWNING COST


9.00 8.00 8.00 1,200,000.00
8.00
1,000,000.00

OWNING COST (RP/JAM)


7.00
UMUR ALAT (TAHUN)

6.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 800,000.00


5.00
600,000.00
4.00
3.00 400,000.00
2.00
200,000.00
1.00
0.00 0.00
EX KOMATSU EX HITACHI PC EX KOMATSU DZ D85ESS MOTOR DT Hino PS DT Hino TI
PC 200 200 PC 300 GRADER

ALAT

OWNING COST UMUR ALAT

Gambar 5.1
Pengaruh Faktor Umur Alat Terhadap Total Owning Cost

PERBANDINGAN ANNUAL USE IN HOURS TERHADAP OWNING COST


2,500.00 2,132.492,132.492,132.49 2,286.872,286.87 1,200,000.00
OWNING COST (RP/JAM)
ANNUAL USE IN HOURS

2,000.00 1,699.111,706.55 1,000,000.00


800,000.00
1,500.00
600,000.00
1,000.00
400,000.00
500.00 200,000.00
0.00 0.00
EX EX HITACHI EX DZ D85ESS MOTOR DT Hino PS DT Hino TI
KOMATSU PC 200 KOMATSU GRADER
PC 200 PC 300

ALAT

OWNING COST ANNUAL USE IN HOURS

Gambar 5.2
Pengaruh Faktor Annual Use In Hours Terhadap Total Owning Cost
68

Dari grafik perbandingan di atas dapat dilihat bahwa semakin lama umur alat

dan penggunaannya maka biaya kepemilikan yang harus dikeluarkan untuk alat

tersebut akan semakin besar. Ini dibuktikan dari hasil perhitungan yang dilakukan

bahwa jika dilihat biaya kepemilikan dump truck yang mempunyai umur 8 tahun

dengan jam penggunaan alat 2.286,87 jam dibandingkan dengan alat lain yang hanya

mempunyai umur alat 5 tahun dengan jam penggunaan alat antara 1.699,11 jam

sampai 2.132,49 jam, maka total biaya kepemilikan untuk dump truck lebih besar yaitu

Rp. 1.093.138,15 per jam, dibandingkan dengan alat lainnya yaitu berkisar antara Rp.

110.856,86 – Rp. 428.646,54 per jam, selain itu pada Gambar 5.1 dan 5.2 terlihat

perbedaan yang signifikan pada DT Hino Ps yang memiliki umur alat 8 tahun dan

jumlah jam penggunaan alat 2.286,87 jam dengan total owning cost yang kecil yaitu

Rp 168.175,10 jika dibandingkan dengan DT Hino TI yang memiliki umur alat sama

dan jam penggunaan alat yang sama namun total owning cost yang dikeluarkan lebih

besar hal ini dipengaruhi oleh faktor jumlah kepemilikan alat pada kedua tipe alat

tersebut, di mana untuk DT Hino Ps terdapat 2 unit sedangkan DT Hino TI terdapat

13 unit.

Nilai depresiasi atau nilai penyusutan dipengaruhi oleh jam penggunaan alat

dan umur alat. Maka dapat dilihat perbandingannya pada Gambar 5.3 dan 5.4
69

PERBANDINGAN UMUR ALAT TERHADAP NILAI DEPRESIASI


9 8 8 160,000.00
8 140,000.00
UMUR ALAT (TAHUN)

7 120,000.00

DEPRESIASI (Rp)
6 5 5 5 5 5 100,000.00
5
80,000.00
4
60,000.00
3
2 40,000.00
1 20,000.00
0 0.00
EX KOMATSU EX HITACHI PC EX KOMATSU DZ D85ESS MOTOR DT Hino PS DT Hino TI
PC 200 200 PC 300 GRADER

ALAT

DEPRESIASI UMUR ALAT

Gambar 5.3
Pengaruh Faktor Umur Alat Terhadap Nilai Penyusutan/Harga Depresiasi

PERBANDINGAN ANNUAL USE IN HOURS TERHADAP NILAI


DEPRESIASI
2,500.00 2286.87 2286.87 160000
2,132.49 2,132.49 2,132.49
ANNUAL USE IN HOURS

140000
2,000.00 1,699.11 1706.55
120000

DEPRESIASI (Rp)
1,500.00 100000
80000
1,000.00 60000
40000
500.00
20000
0.00 0
EX EX HITACHI EX DZ D85ESS MOTOR DT Hino PS DT Hino TI
KOMATSU PC 200 KOMATSU GRADER
PC 200 PC 300

ALAT

DEPRESIASI ANNUAL USE IN HOURS

Gambar 5.4
Pengaruh Faktor Annual Use In Hours Terhadap Nilai Penyusutan/Harga Depresiasi

Dari grafik perbandingan di atas, dapat dilihat bahwa semakin banyak

penggunaan alat, maka akan semakin kecil nilai penyusutannya. Dapat dilihat

perbandingan nilai depresiasi dump truck yang mempunyai umur 8 tahun dengan jam

penggunaan alat 2.286,87 jam dibandingkan dengan alat lain yang hanya mempunyai

umur alat 5 tahun dengan jam penggunaan alat antara 1.699,11 jam sampai 2.132,49
70

jam, maka hasilnya nilai penyusutan untuk dump truck lebih kecil yaitu Rp. 38.225,35

per jam, dibandingkan dengan alat lainnya yang nilai penyusutannya lebih besar yaitu

berkisar antara Rp. 83.173,07 – Rp. 120.798,75 per jam. Selain itu pada Gambar 5.3

terdapat perbedaan grafik yang signifikan yaitu antara Excavator Hitachi PC 200

dengan Buldozer DZD85ESS yang mana pada kedua alat tersebut memiliki umur alat

yang sama yaitu 5 tahun namun memiliki perbedaan nilai depresiasi yang signifikan

perubahannya, hal ini dipengaruhi oleh faktor dari harga pembelian alat tersebut.

Untuk Excavator Hitachi PC 200 setiap unit Rp 800.000.000 sedangkan Buldozer

DZD85ESS setiap unit Rp 1.375.000.000. sehingga pada gambar 5.3 dan 5.4 yang

sangat memberikan pengaruh besar pada nilai depresiasi yaitu faktor umur alat, jam

penggunaan alat dan harga pembelian alat dari setiap unit.

5.4 Biaya Operasi (Operating Cost) PT Sinar Karya Mustika

Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan

bahwa diperolah hasil total biaya operasi sebesar Rp. 19.836.951,21 dapat dilihat

pada tabel 5.1 di bawah ini.

Tabel 5.1
Rekapitulasi Biaya Operasi
Operating Cost

Parameter Biaya Biaya

Pergantian Ban (Rp/jam) 9.881,44


Reparasi Ban 8.960.000,00
Minyak Pelumas (Rp/jam) 2.453.076,24
Grease (Rp/jam) 85.298,48
Filter (Rp/jam) 1.031.080,58
Reparasi Umum (Rp/jam) 147.130,78
Bahan Bakar (Rp/jam) 7.150.483,69
Total Operating Cost 19.836.951,21
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir, 2016
71

Dari hasil tersebut maka dapat diketahui beberapa parameter yang

mempengaruhi biaya operasi tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Biaya pergantian ban

Biaya ini hanya dihitung untuk alat yang menggunakan ban, seperti alat dump

truck dan motor grader. Harga pergantian ban sangat dipengaruhi oleh

besarnya harga ban, hal ini dikarenakan ban yang diganti harus sesuai tipe

ban yang digunakan, maka biaya ban yang dikeluarkan akan mengijkuti harga

ban.

2. Biaya reparasi ban

Biaya reparasi ban dikeluarkan berdasarkan standar harga dari tipe ban yang

akan direparasi.

3. Biaya minyak pelumas

Biaya minyak pelumas dikeluarkan berdasarkan banyaknya pemakaian

minyak pelumas. Banyaknya pemakaian dipengaruhi oleh kekuatan mesin

dan waktu pemakaian minyak pelumas. Hal ini dibuktikan dengan hasil

perhitungan jumlah pemakaian minyak pelumas dengan kekuatan mesin 260

yaitu pada alat dump truck dan excavator PC300 dibandingkan alat lainnya

yang kekuatan mesinnya di bawah itu dengan waktu pemakaian pelumas

yang sama yaitu 250 jam, dan juga dapat dilihat pada grafik perbandingan di

bawah ini:
72

PERBANDINGAN KEKUATAN MESIN TERHADAP JUMLAH


PEMAKAIAN MINYAK PELUMAS
300 260 260 260 6

JUMLAH PEMAKAIAN (LITER/JAM)


250 5
KEKUATAN MESIN ( HP )

200 200 197


200 170 4
144
150 130 130 3
116

100 80 2

50 1

0 0

ALAT

JUMLAH PEMAKAIAN (LTR/JAM) KEKUATAN MESIN (HP)

Gambar 5.5
Pengaruh Faktor Kekuatan Mesin (HP) Terhadap Jumlah Pemakaian Pelumas

PERBANDINGAN JUMLAH PEMAKAIAN TERHADAP BIAYA MINYAK


PELUMAS

BIAYA MINYAK PELUMAS (RP/JAM)


6.00 5.59 5.59 5.45 Rp1,200,000.00
JUMLAH PEMAKAIAN (LITER/JAM)

4.73 4.55
5.00 4.51 4.48 Rp1,000,000.00
3.74
4.00 Rp800,000.00
2.79 2.79 2.97
3.00 Rp600,000.00
1.69
2.00 Rp400,000.00

1.00 Rp200,000.00

0.00 Rp-

ALAT

BIAYA (RP/JAM) JUMLAH PEMAKAIAN (LTR/JAM)

Gambar 5.6
Pengaruh Jumlah Pemakaian Terhadap Jumlah Biaya Pelumas

Bahwa jumlah pemakaian pelumas dari dump truck dan excavator PC

300 yaitu lebih besar berkisar antara 5,45 liter per jam sampai 5,58 liter per
73

jam dibandingkan dengan alat lainnya yang mempunyai jumlah pemakaian

pelumas per jam lebih sedikit. Jika dilihat pada Gambar 5.6 terdapat

perbedaan grafik yang sangat signifikan yaitu pada alat HINO FM 260 TI, hal

ini disebabkan karena jumlah penggunaan alat yang lebih banyak dari alat

yang tersedia yaitu sebanyak 7 unit, sedangkan untuk alat yang laiinya hanya

digunakan 1 – 2 unit.

4. Biaya Grease

Biaya grease yang dikeluarkan akan tergantuk pada banyaknya kebutuhan

grease per harinya yang dibutukan.

5. Biaya filter

Biaya filter yang dikeluarkan antara lain biaya oil filter, fuel filter, dan biaya air

filter. Biaya ini dikeluarkan berdasarkan banyaknya jumlah kebutuhan filter per

harinya.

6. Biaya reparasi umum

Biaya reparasi umum dikeluarkan berdasarkan jenis peralatan tambang yang

akan direparasi, yang di mana biaya reparasi umum untuk alat-alat yaitu Rp.

25.400.000,00 per bulan.

7. Biaya bahan bakar

Biaya bahan bakar tergantung pada banyaknya pemakaian bahan bakar liter

per jam. Untuk banyaknya pemakaian dipengaruhi oleh efisiensi kerja dan

efisiensi mesin untuk suatu alat. Dapat dilihat pada diagram perbandingan di

bawah ini yang dibuat berdasarkan hasil perhitungan:


74

PERBANDINGAN EFISIENSI MESIN TERHADAP JUMLAH PEMAKAIAN


60.00 200.00
51.78 51.78 51.78
180.00

JUMLAH PEMAKAIAN BAHAN BAKAR (LITER/JAM)


50.00 43.70 160.00
40.45 40.45 40.45
EFISIENSI KERJA ( % )

140.00
40.00
32.79 120.00
30.00 100.00
80.00
20.00
60.00
40.00
10.00
20.00
0.00 0.00
KOMATSU KOMATSU HITACHI ZX KOMATSU HINO FM HINO FM HINO FM LIUGONG
PC 200 PC 300 200-5G D85 ESS 260 PS 260 PS 260 TI

ALAT

JUMLAH PEMAKAIAN (LTR/JAM) EFISIENSI MESIN (%)

Gambar 5.7
Pengaruh Efisiensi Mesin Terhadap Jumlah Pemakaian Bahan Bakar

Bahwa dapat diketahui semakin kecil efisiensi kerja dan efisiensi

mesin suatu alat, maka semakin besar jumlah pemakaian bahan bakar pada

alat tersebut, hal tersebut dibuktikan pada perhitungan yaitu untuk alat

excavator yang mempunyai nilai efisiensi kerja yaitu 62%, dan efisiensi mesin

40% lebih kecil dari alat lainnya yang mempunyai jumlah pemakaian sebesar

144,34 liter per jam yang dibandingkan dengan alat lain yang memiliki efisiensi

lebih besar yaitu jumlah pemakaiannya 3 – 133,61 liter per jam.

5.5 Biaya Produksi yang Diinvestasikan untuk 10 Tahun Kedepan

Berdasarkan hasil perhitungan present worth cost (PWC) (Lampiran O) ada

bebrapa fakor yang mempengaruhi nilai PWC, antara lain diperlukan perkiraan biaya

produksi per tahunnya (Tabel 5.2 dan Gambar 5.8) yang diperkirakan berdasarkan

inflasi 3,35% dan untuk menghitung nilai PWC dipengaruhi oleh tingkat suku bunga

yaitu 12%. Maka didapatkan nilai sekarang yang harus diinvestasikan untuk biaya
75

produksi 10 tahun kedepan yaitu sebesar Rp. 357.551.896.565,33 sedangkan biaya

yang harus diinvestasikan di masa akan datang yaitu Rp 1.110.484.680.352,59.

Tabel 5.2
Perkiraan Biaya Produksi per Tahun
Selama 10 Tahun Kedepan Berdasarkan Tingkat Inflasi
Biaya Produksi
No Tahun
Rp/Tahun
1 2016 55.993.032.590,94
2 2017 57.868.799.182,74
3 2018 59.807.403.955,36
4 2019 61.810.951.987,87
5 2020 63.881.618.879,46
6 2021 66.021.653.111,92
7 2022 68.233.378.491,17
8 2023 70.519.196.670,62
9 2024 72.881.589.759,09
10 2025 75.323.123.016,02
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016

PERKIRAAN BIAYA PRODUKSI PER TAHUN SELAMA 10 TAHUN


BERDASARKAN TINGKAT INFLASI
80
Biaya Produksi (Rp/Tahun)

70
60
50
Milyar

40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tahun

Gambar 5.8
Perkiraan Biaya Produksi per Tahun
Selama 10 Tahun Kedepan Berdasarkan Tingkat Inflasi

Dari Gambar 5.8 di atas, bahwa dapat dilihat grafik perkiraan biaya produksi

semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini diakibatkan oleh perkiraan biaya produksi

yang dihitung menggunakan tingat inflasi atau kenaikan harga-harga secara umum

secara terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar.


76

5.6 Pengaruh Kondisi Lapangan Terhadap Biaya Produksi yang di

Keluarkan

Kondisi lapangan sangat mempengaruhi terhadap biaya produksi yang

dikeluarkan. Hal ini dapat dilihat dari biaya operasi (operating cost) yang dikeluarkan

membengkak pada biaya reparasi ban dan biaya bahan bakar. Maka pengaruh

kondisi lapangan seperti keadaan jalan angkut yang kurang terawat, akan

menyebabkan menurunnya kualitas ban yang digunakan sehingga biaya reparasi ban

akan lebih meningkat.

Pengaruh kondisi lapangan terhadap penggunaan bahan bakar dilihat dari

efisiensi kerja dan efisiensi mesin, di mana apabila kondisi kerja tidak maksimal, maka

efisiensi kerja pun akan berkurang yang menyebabkan pemborosan penggunaan

bahan bakar. Adapun pengaruh kemiringan jalan yaitu terhadap daya tanjak

kendaraan, maka apabila kendaraan yang daya tanjaknya tidak memenuhi untuk

kemiringan jalan di lapangan, maka penggunaan bahan bakar akan semakin besar

untuk alat tersebut. Sehingga penggunaan bahan bakar yang semakin banyak akan

berbanding lurus dengan biaya bahan bakar yang dikeluarkan, maka biaya operasi

penambangan pun akan bertambah.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dan analisa data yang telah ada, maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengaruh kondisi lapangan terhadap biaya produksi yaitu :

a. Keadaan jalan angkut yang kurang terawat menyebabkan menurunnya

kualitas ban sehingga biaya reparasi ban akan lebih meningkat.

b. Apabila kondisi kerja tidak maksimal, maka efisiensi kerja pun akan

berkurang yang menyebabkan pemborosan penggunaan bahan bakar.

c. Apabila kendaraan yang daya tanjaknya tidak memenuhi untuk

kemiringan jalan di lapangan, maka penggunaan bahan bakar akan

semakin besar, sehingga biaya operasi penambangan akan semakin

besar.

2. PT Sinar Karya Mustika merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

dibidang kontraktor dan melalukan kegiatan penambangan di wilayah kuasa

pertambangan milik PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara, dimana dalam

kegiatan penambangan yang dilakukan, PT SKM mengeluarkan biaya

(operating cost) sebesar Rp 19.836.951,21/jam

3. Biaya kepemilikan (owning cost) yang dihitung berdasarkan peralatan yang

dimiliki oleh PT SKM tanpa adanya system sewa alat yaitu sebesar Rp

2.734.609,37/jam.

77
78

4. PT SKM memiliki jumlah karyawan sebanyak 55 karyawan sehingga biaya

yang dibutuhkan untuk operator wage yaitu sebesar Rp 188.400.000,00

/bulan

5. Dalam jangka waktu 10 tahun PT SKM membutuhkan investasi biaya untuk

dapat memperkirakan biaya produksi yang mungkin akan dikeluarkan yaitu

sebesar Rp 357.551.896.565,33

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis antara lain :

1. Melakukan pengecekan kondisi pada alat penambangan sebelum kegiatan

operasi penambangan berlangsung dengan tujuan untuk mengurangi resiko

kerusakan yang akan terjadi.

2. Melakukan perawatan jalan angkut agar ban pada alat angkut tidak cepat

rusak karena jalan yang kurang terawat. Perawatan jalan dilakukan dengan

cara penyiraman dan perataan jalan menggunakan water truck dan motor

grader.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2016, Tax And Insurance, Aglo Info Indonesia

2. Anonim, 2016, Economic Survey of Germany Launches, OECD, Germany

3. Anonim, 2016, BI Rate Data Default, Bank Indonesia

4. Apandi T. dan Sudana D., 1980, Geologi Lembar Ternate, Maluku Utara Skala
1:250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

5. Hamilton. B. W., 2000, Techtonics of the Indonesian Region, Departemen


Pertambangan, Indonesia, United States. Agency for International
Development

6. Prodjosumarto, P., 2000, Tambang Terbuka (Surface Mining) Departemen


Pertambangan Institut Teknologi Bandung, Bandung.

7. Prodjosumarto, P., 2005, Pemindahan Tanah Mekanis Departemen


Pertambangan Institut Teknologi Bandung, Bandung.

8. Rochmanhadi, 1985, Alat Berat dan Penggunaannya, YBPPU, Jakarta

9. Schmidt F.H., Ferguson JHA., 1951, Rainfall type based on wet and dry period
ratio for Indonesia with Western New Gurinea. Kementerian
Perhubungan.

10. Stermole J. Franklin, Stermole M. Jhon, 1996, Economic Evaluation and


Investment Decision Methods, Investment Evaluations Coorporation,
Colorado.

11. Supriatna, S., 1980, Geologi Lembar Morotai, Maluku Utara Skala 1:250.000,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

12. Supriatna, S., 1995, Peta Geologi Lembar Waigeo, Irian Jaya Skala 1:250.000,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

13. Wentworth, C.K., 1922, A Scale of Grade and Slass Terms for Clastic Sediments.
Journal of Geology, 30: 377-392

79
LAMPIRAN A
SPESIFIKASI ALAT

SPESIFIKASI DUMP TRUCK HINO FM 260 TI


PRODUK Model FM 260 TI
PRODUKSI Kode Produksi FM8JNKD-RGJ
Kecepatan
PERFORMANCE 86
Maksimum(km/jam)
Daya Tanjak (tan Ø) 47.1
KAPASITAS Muat 30 Ton
BERAT Kosong 10 Ton
Total 33 Ton
MESIN Model J08E-UF
Tipe Diesel 4 Stroke; In-Line
Tenaga Maks (PS/rpm) 260 / 2500
Momen Putir Maks.
76 / 1500
(Kgm/rpm)
Jumlah Silinder 6
Diameter x Langkah Piston
112 x 130
(mm)
Isi Silinder 7684
KOPLING Tipe Single Dry Plate, with Coil Spring
Diameter 380
TRANSMISI Tipe ZF-951115TD
Perbanding Gigi -
ke-1 12.728
ke-2 8.829
ke-3 6.281
ke-4 4.644
ke-5 3.478
ke-6 2.538
ke-7 1.806
ke-8 1.335
ke-9 1
mundur 12.040
KEMUDI Tipe Integral Power Steering
Radius Putar Min. (m) 8.8
SUMBU Depan Reverse Elliot,
Belakang Full floating type with hypoid gear
Perbandingan gigi akhir STD = 6.428
Sistem Penggerak Rear 6x4
REM Rem Utama Air Over Hydraulic,
Rem Pelambat
With on Exhaust Pipe

81
82

Internal Expanding tipe pada


Rem Parkirr
transmisi output
RODA & BAN Ukuran Rim 20X7.00T-162
Ukuran Ban 10.00-20-16PR
Jumlah Ban 10
SISTIM LISTRIK Accu 12V-65Ah x2
TANGKI SOLAR Kapasitas (L) 200
DIMENSI (mm) Jarak Sumbu Roda 4130+1300
Panjang bak 6420
Total Panjang 8480
Total Lebar 2450
Total Tinggi 2700
Lebar Jejak Depan FR Tr 1930
Lebar jejak Belakang RR Tr STD:1855(JIS-8)
Julur Depan FPH 1255
Julur Belakang ROH 1795
SUSPENSI Depan & Belakang Rigid Axle with Semi Elliptic
BERAT CHASSIS
Depan 2900
(kg)
Belakang 3710
Berat Kosong 6610
GVWR 26000
TIPE KAROSERI Dump O
Mobil Boks O
Boks Berpendingin O
Bak Terbuka O
Crane O
Mobil Derek O
Tangki O
Los Bak O
Truk Logging O
Tangki High Blow O
83

SPESIFIKASI ALAT GALI-MUAT EXCAVATOR PC 300-8

Common Fields
Country Australia
Standard Fields
Make KOMATSU
Model PC300-8
Differentiator Bucket capacity - 1.61 m3
Year 2009
Category
Category Track Mounted
Backhoe
Bucket Capacity - m3 1.61
Bucket Width - mm 1500
Dig Depth - mm 7380
Reach at Ground 10920
Level - mm
Dig Depth to Cut 7180
2.44m - mm
Vertical Wall Max 6400
Depth - mm
Dump Height - mm 7050
Bucket Breakout - kgf 23100
Arm Breakout - kgf 17400
Drivetrain
Engine Make-Model Komatsu SAA6D114E-3
Net Engine Power 184
SAE Rated - kW
Engine Displacement 8.27
- lt
Number of Cylinders 6
Hydraulics
Pump Types HydrauMind (Hydraulic Mechanical Intelligence
New Design) system, closed-center system
84

with load sensing valves and pressure


compensated valves
Relief Valve Pressure 380
Main Pumps - bar
Main Pumps Flow - 535
lpm
Spare Attachments No
Spool
Dimensions
Operating Weight - 32.01
MT
Transport Length - 11140
mm
Transport Height - mm 3285
Width - mm 3190
Tailswing Radius - 3450
mm
Ground Clearance - 500
mm
Track Length - mm 4625
Track Pad Width - mm 600
Speed - kph Hi - 5.5, Mid - 4.5, Lo - 3.2
Gradeability - % 70
85

Komatsu Excavators PC200-8


Specifications :

Engine

Model Komatsu SAA6D107E-1

Horsepower, Gross - SAE J1995 (kW) 116

Horsepower, Net - ISO 9249 (kW) 110

Horsepower, Net - SAE J1349 (kW) 110

Rated RPM 2000

Fan drive method Mechanical

Displacement (litre) 6.69

Number of cylinders 6

Related information Komatsu water-cooled, turbocharged, after-


cooled, Tier III compliant, common rail direct
injection diesel engine.
For safety, we have 3 factory fitted
emergency stop buttons; cab, off and near
sides

Weights

Operating weight - total (kg) 20,100

Bucket weight – KGA GP (kg) 830

Quick hitch weight – KGA (kg) 306

Operation / Application

Boom size (m) & type 5700 Heavy Duty

Arm size (m) & type 2900 Heavy Duty

Bucket size – KGA standard GP (m3) 0.97

Arm crowd force – ISO (kgf) 11,000


86

Bucket crowd force – ISO (kgf) 15,200

Digging depth – maximum (mm) 6,620

Digging reach – maximum (mm) 9,875

Maximum reach @ ground level (mm) 9,700

Swing radius (mm) 2,750

Related information Komatsu Genuine Attachments


available include a dynamic cast
quick hitch and selection of
bucket solutions.

Driveline and Swing

Drawbar pull, maximum (kg) 1820

Gradeability (%) 70

Travel speeds (km/h) 3.0 / 4.1 / 5.5

Swing speed (rpm) 12.4

Related information The travel speed control has an


automatic function.

Undercarriage

Shoe size & type 600mm triple grouser

Related information

Hydraulic System

Type HydrauMind System

Selectable work modes 5

Economy sub-mode selections 4

Main pump type Variable displacement piston

Maximum flow rate (ltr/min) 439


87

Related information Includes factory fitted: dual flow


hammer piping; quick hitch
piping, safety switch; boom and
arm burst valves with overload
alarm.

Dimensions (transport position)

Length, overall (mm) 9,425

Track length on ground (mm) 3,275

Track gauge (mm) 2,200

Overall track width (mm) 2,800

Overall height (mm) 3,040

Ground clearance (mm) 440

Related information Overall height is at transport


position.

Service information

Fuel tank (litre) 400

Communication systems

Internal maintenance monitoring Yes.

KOMTRAX Satellite tracking Yes

Hourly Fuel Usage Yes


88

LAMPIRAN B
WAKTU KERJA

Tabel B.1
Hambatan Yang Dapat Dihindari (Alat Gali-Muat)
Hambatan Yang Dapat Dihindari (Alat Gali-Muat) Terlambat Waktu Kerja Produktif (Menit) Terlambat Setelah Waktu Istirahat (Menit)

Berhenti Berhenti
Terlambat Terlambat Interval Kelas 2,89 Interval Kelas 2,72
Sebelum Sebelum
Waktu Kerja Setelah Waktu
No. Waktu Waktu
Produktif Istirahat
Istirahat Pulang Interval Fi Xi Fi x Xi x̄ Interval Fi Xi Fi x Xi x̄
(menit) (menit) (menit) (menit) 0,00 2,89 1 1,45 1,446,932 0,00 2,72 1 1,36 1,361,818
1 17 12 15 17 2,90 5,80 8 4,35 3,480,636 2,73 5,63 0 4,18 0
2 16 19 16 10 5,81 8,70 0 7,25 0 5,64 8,53 0 7,08 0
3 5 0 14 16
8,71 11,61 0 10,16 0 8,54 11,44 0 9,99 0
4 0 18 10 15 12,29 13,44
11,62 14,51 1 13,06 1,306,238 11,45 14,34 8 12,89 1,031,373
5 17 17 14 10
14,52 17,41 20 15,97 319,325 14,35 17,24 7 15,80 1,105,721
6 12 12 16 15
17,42 20,32 0 18,87 0 17,25 20,15 14 18,70 2,617,984
7 5 18 15 10
Jumlah 30 71,11 3,686,406 Jumlah 16 5,130,329 2,150,712
8 16 17 10 16
9 15 19 16 17 53,25
10 17 12 15 16 Berhenti Sebelum Waktu Istirahat (Menit) Berhenti Sebelum Waktu Pulang (Menit)
11 5 18 14 10
12 5 17 15 15 Interval Kelas 3,23 Interval Kelas 2,89
13 17 12 10 0
14 16 19 16 17 Interval Fi Xi Fi x Xi x̄ Interval Fi Xi Fi x Xi x̄
15 5 19 14 10 0,00 3,23 1 1,62 1,617,159 0,00 2,89 1 1,45 1,446,932
16 15 12 14 17 3,24 6,14 0 4,69 0 2,90 5,80 0 4,35 0
17 16 17 10 16
6,15 9,04 0 7,60 0 5,81 8,70 0 7,25 0
18 15 18 16 10
9,05 11,95 8 10,50 8,399,181 8,71 11,61 8 10,16 8,126,817
19 17 12 15 15 13,59 13,93
11,96 14,85 7 13,40 9,381,987 11,62 14,51 0 13,06 0
20 5 19 10 15
21 16 17 15 16 14,86 17,75 14 16,31 2,282,938 14,52 17,41 21 15,97 3,352,912
22 15 12 16 17 17,76 20,66 0 19,21 0 17,42 20,32 0 18,87 0
23 16 18 10 17 Jumlah 30 5,411,204 4,077,227 Jumlah 30 5,223,954 4,180,063
24 15 18 0 10 Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir,2016
25 17 17 14 16
26 5 12 10 15
27 17 19 16 15
28 15 18 10 16
29 5 17 15 10
30 16 19 14 17

Modus 5 12 10 10
Max 17 19 16 17
Min 0 0 0 0

88
Distribusi Frekuensi 6
89

Tabel B.2
Hambatan Yang Dapat Dihindari (Alat Angkut)
Hambatan Yang Dapat Dihindari (Alat Angkut)

Berhenti Terlambat Berhenti


Terlambat
Sebelum Setelah Sebelum
Waktu Kerja
No Waktu Waktu Waktu
Produktif
Istirahat Istirahat Pulang

(menit) (menit) (menit) (menit) Terlambat Waktu Kerja Produktif (Menit) Terlambat Setelah Waktu Istirahat (Menit)
1 12,6 6 10,5 10
2 8,2 9 7,7 16 Interval Kelas 3,10 Interval Kelas 3,15
3 15,7 14 16,5 9
4 8,2 11 7,7 17 Interval Fi Xi Fi x Xi x̄ Interval Fi Xi Fi x Xi x̄
5 17,2 15 17,5 18 0,00 3,10 1 1,55 1,549,068 0,00 3,15 1 1,57 1,574,602
6 15,7 6 0 9 3,11 6,21 0 4,66 0 3,16 6,31 7 4,73 3,313,664
7 12,6 16 18,5 18 6,22 9,11 7 7,66 5,364,242 6,32 9,21 4 7,77 3,106,136
8 17,2 9 7,7 17 9,12 12,01 0 10,57 0 9,22 12,12 3 10,67 3,200,761
14,04 10,53
9 8,2 14 16,5 9 12,02 14,92 4 13,47 5,388,372 12,13 15,02 10 13,57 1,357,307
10 18,2 6 10,5 16 14,93 17,82 12 16,37 1,964,975 15,03 17,92 5 16,48 8,238,465

11 17,2 15 17,5 9 17,83 20,73 6 19,28 1,156,719 17,93 20,83 0 19,38 0


Jumlah 30 73,56 4,212,447 Jumlah 30 5,479,295 3,158,955
12 15,7 11 7,7 16
46,63
13 8,2 16 18,5 0
Berhenti Sebelum Waktu Istirahat (Menit) Berhenti Sebelum Waktu Pulang (Menit)
14 18,2 6 17,5 17
15 15,7 16 16,5 9
Interval Kelas 2,72 Interval Kelas 3,06
16 8,2 9 7,7 18
17 17,2 15 18,5 18
Interval Fi Xi Fi x Xi x̄ Interval Fi Xi Fi x Xi x̄
18 12,6 6 18,5 9
0,00 2,72 1 1,36 1,361,818 0,00 3,06 1 1,53 1,532,045
19 8,2 14 17,5 17
2,73 5,46 0 4,10 0 3,07 6,14 0 4,61 0
20 18,2 16 7,7 16
5,47 8,36 8 6,91 5,531,363 6,15 9,04 8 7,60 607,609
21 15,7 6 16,5 9
8,37 11,26 3 9,82 294,542 9,05 11,95 3 10,50 3,149,693
22 18,2 15 17,5 16 9,99 12,06
11,27 14,17 0 12,72 0 11,96 14,85 0 13,40 0
23 17,2 11 16,5 10
14,18 17,07 6 15,63 9,375,476 14,86 17,75 12 16,31 1,956,804
24 8,2 0 7,7 17 17,08 19,98 12 17,76 20,66 6
25 18,2 14 18,5 18 Jumlah 18 5,053,727 1,798,844 Jumlah 24 5,394,181 2,894,703
26 12,6 9 16,5 9
27 18,2 15 7,7 18 Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir,2016
28 0 6 17,5 17
29 15,7 14 18,5 16
30 17,2 16 10,5 10

Modus 8,2 6 7,7 9


Max 18,2 16 18,5 18
Min 0 0 0 0

Distribusi Frekuensi 6

89
90

Tabel B.3

Hambatan Yang Dapat Dihindari

Hambatan Yang Dapat Dihindari (Keseluruhan)

Berhenti Terlambat Berhenti


Terlambat Waktu Sebelum Setelah Sebelum
No. Kerja Produktif Waktu Waktu Waktu
Istirahat Istirahat Pulang
(menit) (menit) (menit) (menit) Terlambat Waktu Kerja Produktif (Menit) Terlambat Setelah Waktu Istirahat (Menit)
1 18 11 16 18
2 17 18 17 11 Interval Kelas 3,06 Interval Kelas 2,89
3 6 0 15 17
4 0 17 11 16 Interval Fi Xi Fi x Xi x̄ Interval Fi Xi Fi x Xi x̄
5 18 16 15 11 0,00 3,06 1 1,53 1,532,045 0,00 2,89 1 1,45 1,446,932
6 13 11 17 16 3,07 6,14 8 4,61 3,684,909 2,90 5,80 0 4,35 0
7 6 17 16 11 6,15 9,21 0 7,68 0 5,81 8,70 0 7,25 0
8 17 16 11 17 9,22 12,29 0 10,75 0 13,01 8,71 11,61 8 10,16 8,126,817 14,61
9 16 18 17 18 12,30 15,36 1 13,83 1,382,841 11,62 14,51 0 13,06 0
10 18 11 16 17 15,37 18,43 20 16,90 338,05 14,52 17,41 14 15,97 2,235,275
18,44 21,51 0 19,98 0 17,42 20,32 7 18,87 1,320,908
11 6 17 15 11
Jumlah 30 7,528,022 3,902,595 Jumlah 30 71,11 4,383,333
12 6 16 16 16
56,40
13 18 11 11 0
Berhenti Sebelum Waktu Istirahat (Menit) Berhenti Sebelum Waktu Pulang (Menit)
14 17 18 17 18
15 6 18 15 11 Interval Kelas 3,06 Interval Kelas 3,06
16 16 11 15 18
17 17 16 11 17 Interval Fi Xi Fi x Xi x̄ Interval Fi Xi Fi x Xi x̄
18 16 17 17 11 0,00 3,06 1 1,53 1,532,045 0,00 3,06 1 1,53 1,532,045
19 18 11 16 16 3,07 6,14 0 4,61 0 3,07 6,14 0 4,61 0
20 6 18 11 16 6,15 9,21 0 7,68 0 6,15 9,21 0 7,68 0
21 17 16 16 17 9,22 12,29 8 10,75 8,603,453 14,03 9,22 12,29 8 10,75 8,603,453 14,75
22 16 11 17 18 12,30 15,36 7 13,83 9,679,885 12,30 15,36 0 13,83 0
23 17 17 11 18 15,37 18,43 14 16,90 236,635 15,37 18,43 21 16,90 3,549,525
24 16 17 0 11 18,44 21,51 0 19,98 0 18,44 21,51 0 19,98 0
Jumlah 30 75,28 4,210,004 Jumlah 30 75,28 442,519
25 18 16 15 17
26 6 11 11 16 Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir,2016
27 18 18 17 16
28 16 17 11 17
29 6 16 16 11
30 17 18 15 18

Max 18 18 17 18
Min 0 0 0 0

Distribusi Frekuensi 6

90
91

Tabel B.4
Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari (Gali-Muat)

Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari (Alat Gali-Muat)

Keperluan
Rusak Mendadak Faktor Cuaca
No. Operator

(menit) (menit) (menit)


1 13 0 0
2 11 0 220
3 0 0 0
4 13 120 0
5 10 60 0
Keperluan Operator (Menit) Rusak Mendadak (Menit)
6 14 300 240
7 11 320 0 Interval Kelas 2,89 Interval Kelas 54,47
8 13 0 240
Interval Fi Xi Fi x Xi x̄ Interval Fi Xi Fi x Xi x̄
9 10 120 0
0,00 2,89 1 1,45 1,446,932 0,00 54,47 22 27,24 5,991,999
10 11 0 0 2,90 5,80 0 4,35 0 54,48 108,96 2 81,72 1,634,382
11 14 0 0 5,81 8,70 0 7,25 0 108,97 163,44 3 136,20 4,086,054

12 10 0 0 8,71 11,61 11 10,16 1,117,437 163,45 217,92 0 190,68 0


12,00 69,01
11,62 14,51 14 13,06 1,828,734 217,93 272,40 0 245,17 0
13 17 0 0 14,52 17,41 4 15,97 6,386,499 272,41 326,89 3 299,65 8,989,499
14 13 0 0 17,42 20,32 0 326,90 381,37 0 354,13 0
15 11 0 0 Jumlah 30 52,24 359,929 Jumlah 30 1334,79 2,070,193
147,40
16 13 0 0
Faktor Cuaca (Menit)
17 14 0 0
18 10 0 0 Interval Kelas 51,07

19 15 60 200
Interval Fi Xi Fi x Xi x̄
20 12 120 0 0,00 51,07 24 25,53 6,128,181
21 16 300 0 51,08 102,15 0 76,61 0
22 11 0 0 102,16 153,22 0 127,69 0
153,23 204,30 1 178,77 1,787,686
23 13 0 0 66,40
204,31 255,38 4 229,85 9,193,871
24 10 0 0 255,39 306,46 1 280,92 280,925
25 12 0 300 306,47 357,54 0 332,00 0
Jumlah 30 1251,38 1,991,899
26 13 0 0
27 11 0 0 Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir,2016
28 13 0 0
29 16 0 220
30 14 0 0

Modus 13 0 0
Max 17 320 300
Min 0 0 0

91
Distribusi Frekuensi 6
92

Tabel B.5
Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari (Angkut)

Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari (Alat Angkut)

Keperluan
Rusak Mendadak Faktor Cuaca
No. Operator

(menit) (menit) (menit)


1 16 0 0
2 14 0 240
Keperluan Operator (Menit) Rusak Mendadak (Menit)
3 0 0 0
4 16 0 0
Interval Kelas 3,23 Interval Kelas 40,85
5 13 0 0
6 17 0 270 Interval Fi Xi Fi x Xi x̄ Interval Fi Xi Fi x Xi x̄
7 14 0 0 0,00 3,23 1 1,62 1,617,159 0,00 40,85 29 20,43 5,923,908
8 16 0 270 3,24 6,14 0 4,69 0 40,86 95,34 0 68,10 0
9 13 0 0 6,15 9,04 0 7,60 0 95,35 149,82 0 122,58 0
9,05 11,95 0 10,50 0 149,83 204,30 0 177,07 0
10 14 0 0 15,24 27,46
11,96 14,85 10 13,40 1,340,284 204,31 258,79 1 231,55 2,315,491
11 17 0 0
14,86 17,75 15 16,31 2,446,005 258,80 313,27 0 286,03 0
12 15 0 0
17,76 20,66 4 19,21 7,684,226 313,28 367,75 0 340,51 0
13 19 0 0 Jumlah 30 733,226 4,570,883 Jumlah 30 1,246,273 8,239,399
14 16 0 0 123,74
15 14 240 0 Faktor Cuaca (Menit)

16 16 0 0
Interval Kelas 61,28
17 17 0 0
18 13 0 0
Interval Fi Xi Fi x Xi x̄
19 18 0 240 0,00 61,28 24 30,64 7,353,817
20 15 0 0 61,29 112,36 0 86,83 0
21 19 0 0 112,37 163,44 0 137,90 0
22 14 0 0 163,45 214,52 0 188,98 0
81,04
23 16 0 0 214,53 265,59 2 240,06 4,801,208
265,60 316,67 3 291,14 8,734,158
24 13 0 0
316,68 367,75 1 342,22 3,422,168
25 15 0 300
Jumlah 30 1,317,769 2,431,135
26 16 0 0
27 14 0 0
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir,2016
28 16 0 0
29 19 0 360
30 17 0 0

Modus 16 0 0
Max 19 240 360
Min 0 0 0

Distribusi Frekuensi 5.9

92
93

Tabel B.6
Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari

Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari

Keperluan Rusak Faktor


No. Operator Mendadak Cuaca
(menit) (menit) (menit)
1 14 0 0
2 12 240 100
Keperluan Operator (Menit) Rusak Mendadak (Menit)
3 0 0 0
4 14 0 0 Interval Kelas 3,06 Interval Kelas 20,43
5 11 60 110
Interval Fi Xi Fi x Xi x̄ Interval Fi Xi Fi x Xi x̄
6 15 0 0 0,00 3,06 1 1,53 1,532,045 12,80 0,00 20,43 19 10,21 1,940,591 40,87
7 12 0 0 3,07 6,14 0 4,61 0 20,44 40,86 0 30,65 0
8 14 0 0 6,15 9,21 0 7,68 0 40,87 61,30 2 51,09 1,021,763
9,22 12,29 10 10,75 1,075,432 61,31 81,74 1 71,53 7,152,544
9 11 120 120
12,30 15,36 15 13,83 2,074,261 81,75 102,18 2 91,96 1,839,254
10 12 0 120 15,37 18,43 4 16,90 6,760,999 102,19 122,61 6 112,40 6,743,999
11 15 0 0 18,44 21,51 0 19,98 0 122,62 143,05 0 132,84 0
12 13 0 80 Jumlah 30 7,528,022 3,841,113 Jumlah 30 5,006,781 1,226,086
99,98
13 18 160 0 Faktor Cuaca (Menit)
14 14 0 0
Interval Kelas 40,85
15 12 0 0
16 14 0 60 Interval Fi Xi Fi x Xi x̄
17 15 0 0 0,00 40,85 19 20,43 3,881,181 46,31
18 11 0 0 40,86 81,72 3 61,29 1,838,754
81,73 122,58 8 102,16 8,172,508
19 16 60 120 122,59 163,45 0 143,02 0
20 13 120 0 163,46 204,31 0 183,89 0
21 17 0 0 204,32 245,18 0 224,75 0
245,19 286,04 0
22 12 0 0
Jumlah 30 7,355,317 1,389,244
23 14 0 120
24 11 60 0 Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir,2016
25 13 0 60
26 14 0 0
27 12 0 100
28 14 60 0
29 17 0 120
30 15 0 0

Max 18 240 120


Min 0 0 0

Distribusi Frekuensi 6

93
94

Tabel B.7
Waktu Kerja
Toleransi Total Total
Hari Kerja Jenis Kegiatan Waktu
Waktu (Jam) (Menit)
Jemput dan karyawan tiba 6:30 6:55 0:00 0,42 25
Persiapan Kerja 6:55 7:30 0:15 0,58 35
Kerja Produktif I 7:45 11:55 0:05 4,17 250
Senin - Kamis Istirahat 12:00 12:50 0:20 0,83 50
Sabtu, Minggu Kerja Produktif II 13:10 18:00 0:20 4,83 290
Persiapan Pulang 18:10 18:20 0:10 0,17 10
Jemput dan karyawan pulang 18:20 0:00 0 0
Waktu Tersedia 11,00 660
Waktu Produktif 9,00 540
Toleransi Total Total
Hari Kerja Jenis Kegiatan Waktu
Waktu (Jam) (Menit)
Jemput dan karyawan tiba 6:30 6:55 0:00 0,42 25
Persiapan Kerja 6:55 7:30 0:15 0,58 35
Kerja Produktif I 7:45 11:55 0:05 4,17 250
Jumat Istirahat 12:00 13:50 0:20 1,83 110
Kerja Produktif II 14:10 18:00 0:20 3,83 230
Persiapan Pulang 18:10 18:20 0:10 0,17 10
Jemput dan karyawan pulang 18:20 0:00 0 0
Waktu Tersedia 11,00 660
Waktu Produktif 8,00 480
Sumber : Data Pengamatan Lapangan PT SKM, 2016

1. Untuk mendapatkan waktu produktif didapat dengan cara :

Waktu Produktif = Kerja produktif I + Kerja produktif II

Waktu produktif pada hari sabtu – kamis = 4,17 jam + 4,83 jam =9 jam/hari

Waktu produktif pada hari jum’at = 4,17 jam + 3,83 jam =8 jam/hari

2. Untuk mendapatkan waktu tersedia didapat dari total waktu kerja yang ada

dan berlaku di PT SKM yaitu 11 jam/hari

3. Untuk mendapatkan waktu produktif rata-rata didapat dari :

(waktu produktif sabtu-kamis x jumlah hari) + (waktu produktif jum’at x jumlah hari)
Waktu produktif rata-rata =
Jumlah hari dalam 1 minggu

(540 menit x 6 Hari) + (480 menit x 1 Hari)


WpRata-rata = = 531,43 menit/hari
7 Hari
95

Tabel B.8
Effisiensi Kerja
Total Waktu
Keterangan Waktu Simbol
(Menit)
Kerja Produktif Wp 531,43
Hambatan Dapat Dihindari Wu 53,25
Hambatan Tidak Dapat Dihindari Wh 147,40
Kerja Efektif We 330,77
Effisiensi Kerja (Alat Gali-Muat) E 0,62
62,24%
Total Waktu
Keterangan Waktu Simbol
(Menit)
Kerja Produktif Wp 531,43
Hambatan Dapat Dihindari Wu 51,51
Hambatan Tidak Dapat Dihindari Wh 128,88
Kerja Efektif We 351,04
Effisiensi Kerja (Alat Angkut) E 0,66
66,06%
Total Waktu
Keterangan Waktu Simbol
(Menit)
Kerja Produktif Wp 531,43
Hambatan Dapat Dihindari Wu 56,40
Hambatan Tidak Dapat Dihindari Wh 99,98
Kerja Efektif We 375,04
Effisiensi Kerja PT SKM E 0,71
70,57%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir,2016

1. Untuk mendapatkan waktu efektif didapat dari :

We = Wp – (Wu +Wh)

We alat gali-muat = 531,43 menit/hari – (53,25 menit/hari + 147,40 menit/hari)

= 330,77 menit/hari

We alat angkut = 531,43 menit/hari – ( 51,51menit/hari + 128,88 menit/hari )

= 351,04 menit/hari

We PT SKM = 531,43 menit/hari – ( 56,40 menit/hari + 99,98 menit/hari )

= 375,04 menit/hari
96

2. Untuk mengetahui berapa efisiensi kerja yang ada di PT Sinar Karya Mustika

didapat dari :

Waktu Efektif (We)


Eff = Waktu Produktif (Wp) x 100%

330,77 menit/hari
Eff alat gali-muat = x 100%
531,43 menit/hari
= 62,24 %
351,04 menit/hari
Eff alat angkut = x 100%
531,43 menit/hari

= 66,06 %
375,04 menit/hari
Eff PT SKM = x 100%
531,43 menit/hari

= 70,57 %
LAMPIRAN C
EFFESIENSI ALAT

Tabel C1
Effesiensi Mesin Pada Kegiatan Penambangan Nikel di PT SKM
EFFESIENSI MESIN ALAT GALI-MUAT ANGKUT PENAMBANGAN NIKEL
HOUR %
ALAT
Actual Work (W) Repair&Maintenance (R) Standby (S) Total MA PA UA EU
Dump Truck 528,2 12 479,8 1020 97,78 98,82 52,40 51,78
Excavator 451,4 12 652,6 1116 97,41 98,92 40,89 40,45
Bulldozer 167,8 12 204,2 384 93,33 96,88 45,11 43,70
Motor Grader 125,9 12 246,1 384 91,30 96,88 33,84 32,79
LT MAINHUL DYNA 120 12 155 287 90,91 95,82 43,64 41,81
LT MAINHUL HYNO 101,2 12 160 273 89,40 95,61 38,74 37,04
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir, 2016

Efektifitas kerja alat dapat kita amati dari ketiga parameter, yaitu yang pertama adalah actual work (w), repair and maintenance

(r) dan standby (s). Dari ketiga parameter ini dapat dihitung beberapa hal, yaitu :

MA : Mechanical Availibility adalah presentase antara working hour dengan penjumlahan working hour dan repair.

PA : Physical Availability adalah kondisi yang menunjukan keadaan fisik suatu alat (kondisi alat).

UA : Use Availability merupakan kondisi yang menunjukan persentasi penggunaan alat.

EU : Effective Utilization adalah perbandingan antara working hour dengan penjumlahan antara working hour, delay dan repair.

97

97
98

Actual Work (W)


MA : x 100%
Actual Work (W)+Repair and Maintenance (R)

Berikut adalah perhitungan untuk mendapatkan nilai Machanical Availibility

528,2
MADump Truck = x 100 % = 97,78 %
528,2+12

451,4
MAExcavator = x 100 % = 97,41 %
451,4+12

167,8
MABuldozer = x 100 % = 93,33 %
167,8+12

Actual Work (W)+Standby (S)


PA : x 100%
Actual Work+Repair&maintenance+Standby

Berikut adalah perhitungan untuk mendapatkan nilai Physical Availability

528,2+479,8
PADump Truck = x 100 % = 98,82 %
1020

451,4+652,6
PAExcavator = x 100 % = 98,92 %
1116

167,8+204,2
PABuldozer = x 100 % = 96,88 %
384

Actual Work (W)


UA : x 100%
Actual Work+Standby

Berikut adalah perhitungan untuk mendapatkan nilai Use Availability

528,2
UADump Truck = x 100 % = 52,40 %
528,2+479,8

451,4
UAExcavator = x 100 % = 40,89 %
451,4+652,6

167,8
UABuldozer = x 100 % = 45,11 %
167,8+204,2

Actual Work (W)


EU : x 100%
Actual Work+Repair&maintenance+Standby
99

Berikut adalah perhitungan untuk mendapatkan nilai Effective Utilization

528,2
EUDump Truck = x 100 % = 51,78 %
1020

451,4
EUExcavator = x 100 % = 40,45 %
1116

167,8
EUBuldozer = x 100 % = 43,70 %
384
LAMPIRAN D

JAM KERJA ALAT

Tabel D.1
Umur Ekonomis Alat
Umur Ekonomis
Unit
Tahun Jam
Dump Truck 8 16000
Bulldozer 5 10000
Excavator 5 10000
Motor Grader 5 10000
Sumber: Kepmen PU No.385/KPTS/1988 tentang pedoman perbaikan peralatan

Tabel D.2
Jam Kerja Efektif PT SKM
Jam Kerja Efektif
Waktu Satuan
375,04 menit/hari
6,251 jam/hari
193,772 jam/bulan
2,325,269 jam/tahun
Sumber : Data Hasil Penelitian Tugas Akhir, 2016

Dari tabel D.2 dapat dilihat bahwa Jam kerja efektif merupakan waktu yang

dihasilkan dari total kerja produktif dan telah dikurangi oleh setiap hambatan-

hambatan. Dimana PT SKM dapat bekerja secara efektif untuk mencapai produksi

yaitu selama 6,25 jam/hari. Sedangkan untuk mengetahui jam kerja dalam satuan

bulan didapat dari hasil perkalian antara total waktu efektif dalam satuan jam/hari

dengan jumlah hari kerja yang tersedian di perusahaan. Begitupun untuk

mendapatkan total waktru efetif dalam satuan jam/tahun.

100
101

Tabel D.3
Jam Kerja Alat
Jam Kerja Alat
Unit January Febuary Maret April Rata-Rata
Jam/Hari Jam/Hari Jam/Tahun
Dump Truck 6,65 6,89 5,73 5,32 61,475 2286,87
Bulldozer 4,99 4,89 4,26 4,13 45,675 1699,11
Excavator 6,08 5,65 4,88 6,32 57,325 2132,49
Motor Grader 5 5,25 4,12 3,98 45,875 1706,55
Sumber : Data Hasil Penelitian Tugas Akhir, 2016

Pada tabel D.3 dapat dilihat bahwa jam kerja alat merupakan jam yang dimana

alat tersebut bekerja untuk mencapai produksi, pada jam kerja alat ini data didapat

dari jumlah rata-rata HM (house meter) dari setiap alat. Sehingga dapat terlihat bahwa

setiap alat memiliki jam kerja yang berbeda-beda untuk mendapatkan produksi sesuai

dengan target perusahaan.


LAMPIRAN E

HARGA PEMBELIAN ALAT

Tabel E.1
Rincian Pembelian Alat Utama dan Pendukung
Jenis Alat Utama Type Unit Harga/Unit Biaya Pembelian Alat
EXCAVATOR KOMATSU PC300-8 3 Rp 1.429.217.353,00 Rp 4.287.652.059,00
EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 2 Rp 1.015.000.000,00 Rp 2.030.000.000,00
EXCAVATOR HITACHI ZX 200-5G 3 Rp 800.000.000,00 Rp 2.400.000.000,00
DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 TI 13 Rp 776.000.000,00 Rp 10.088.000.000,00
Total Pembelian Alat Utama Rp 18.805.652.059,00
Jenis Alat Pendukung Type Unit Harga/Unit Biaya Pembelian Alat
BULLDOZER KOMATSU D85 ESS 1 Rp 1.375.000.000,00 Rp 1.375.000.000,00
SERVICE TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 1 Rp 776.000.000,00 Rp 776.000.000,00
DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 1 Rp 776.000.000,00 Rp 776.000.000,00
MOTOR GRADER LIUGONG CLG418III 1 Rp 787.500.000,00 Rp 787.500.000,00
LIGHT TRUCK MAINHAUL DYNA 130 HT 1 Rp 289.950.000,00 Rp 289.950.000,00
LIGHT TRUCK MAINHAUL HINO 130 HT 1 Rp 280.300.000,00 Rp 280.300.000,00
HILUX (double cabin) TOYOTA PICK UP 3 Rp 312.100.000,00 Rp 936.300.000,00
PANTHER (station) TBR 54F TURBO LM 1 Rp 121.000.000,00 Rp 121.000.000,00
Total Pembelian Alat Pendukung Rp 5.342.050.000,00
Sub Total Rp 24.147.702.059,00
Sumber : PT Sinar Karya Mustika, 2016

102

102
103

Dari tabel diatas dapat dilihat rincian dalam pembelian alat baik itu alat utama

atau alat pendukung, hal ini diperlukan karena PT SKM sendiri tidak memberlakukan

sistem sewa alat sehingga data pembelian alat yang dibutuhkan untuk proses

perhitungan pada owning cost yang dimiliki perusahaan, selain itu pada tabel diatas

terlihat bahwa harga/unit merupakan harga pada saat unit tersebut dibeli, sedangkan

biaya pembelian alat yang dikeluarkan oleh PT SKM didapat dari :

Biaya pembelian alat = Harga pada setiap unit x Jumlah unit yang tersedia

Sehingga didapat biaya pembelian alat pada alat utama :

Biaya pembelian alat Excavator-Komatsu PC-300

= Rp1.429.217.353,00 x 3 unit = Rp4.287.652.059,00

Biaya pembelian alat Excavator-Komatsu PC-200

= Rp1.015.000.000,00 x 2 unit = Rp2.030.000.000,00

Biaya pembelian alat Excavator-Hitachi PC-200

= Rp800.000.000,00 x 3 unit = Rp2.400.000.000,00

Biaya pembelian alat Dump Truck Hino FM-260 TI

= Rp776.000.000,00 x 13 unit = Rp10.088.000.000,00

Dari perhitungan diatas dapat diketahui total pembelian alat utama PT SKM yaitu

Rp18.805.652.059,00

Sedangkan untuk biaya pembelian alat pendukung :

Biaya pembelian alat Bulldozer D85 ESS

= Rp1.375.000.000,00 x 1 unit = Rp1.375.000.000,00

Biaya pembelian alat Service Truck Hino FM 260 Ps

= Rp776.000.000,00 x 1 unit = Rp776.000.000,00

Biaya pembelian alat Dump Truck Hino FM-260 PS

= Rp776.000.000,00 x 1 unit = Rp776.000.000,00


104

Biaya pembelian alat Motor Grader CLG 418III

= Rp787.500.000,00 x 1 unit = Rp787.500.000,00

Biaya pembelian alat LTM Dyna 130HT

= Rp289.950.000,00 x 1 unit = Rp289.950.000,00

Biaya pembelian alat LTM Hino 130HT

= Rp280.300.000,00 x 1 unit = Rp280.300.000,00

Biaya pembelian alat Hylux double cabin

= Rp312.100.000,00 x 3 unit = Rp936.300.000,00

Biaya pembelian alat Panther

= Rp121.000.000,00 x 1 unit = Rp121.000.000,00

Dari perhitungan diatas dapat diketahui total pembelian alat pendukung PT

SKM yaitu Rp5.342.050.000,00, dan total keseluruhan pembelian alat didapat dari

total antara biaya yang dikeluarkan untuk pembelian alat utama dan biaya yang

dikeluarkan untuk pembelian alat pendukung yaitu Rp24.147.702.059,00


LAMPIRAN F

OWNING COST

Tabel F.1
Trade In Value

Dataset: Trade in Value


Added (TiVA) – October
2015
Indicator EXGR_FVASH: Foreign value added share of gross exports
Industry C 10T41: Memorandum item: Industry (Mining, Manufactures and Utilities)
Partner WOR: World
Unit Percentage (%)
C RI: C osta Rica 29,05 33,26 36,59 40,62 37,84 37,82 38,8
HRV: C roatia 29,04 30,02 31,84 33,31 29,69 30,36 31,02
C YP: C yprus 37,48 39,6 38,95 43,86 38,2 39,24 38,48
HKG: Hong Kong, C hina 35,62 24,99 27,82 31,98 31,53 36,48 42,04
IND: India 12,25 14,98 23,89 32,99 30,47 32,57 35,3
IDN: Indonesia 15,15 19,3 18,29 16,6 12,35 12,24 13,32
LVA: Latvia 28 33,51 35,95 36,62 31,23 34,53 36,64
LTU: Lithuania 31,01 29,15 23,91 31,48 28,35 29,84 30,11
MYS: Malaysia 36,81 56,65 53,39 48,05 47,21 48,85 47,44
MLT: Malta 68,21 68,83 61,06 53,56 47,41 39,33 32,08
PHL: Philippines 40,81 40,21 48,94 40,03 34,95 34,78 28,55
ROU: Romania 24,75 26,47 33,75 33,49 27,99 24,14 26,76
RUS: Russia 15,39 21,02 13,71 15,14 13,84 14,17 14,71
SAU: Saudi Arabia 3,35 2,58 3,3 3,77 3,6 3,07 2,65
SGP: Singapore 52,02 53,31 43,45 42,61 49,02 47,95 49,01
ZAF: South Africa 15,33 20,74 23,18 27,68 22,27 20,74 22,43
TWN: C hinese Taipei 37,35 39,42 44,15 51,38 44,72 49,03 51,04
THA: Thailand 31,66 39,31 43,98 47,44 42,25 44,58 48,03
TUN: Tunisia 38,11 37,64 40,46 42,88 38,9 39,49 41,67
VNM: Viet Nam 24,83 30,58 36,95 41,94 39,42 42,09 44,13
ROW: Rest of the World 13,94 12,98 11,8 10,73 12,16 10,89 9,88

Sumber : Data extracted on 21 Apr 2016 01:09 UTC (GMT) from OECD.Stat

Dari tabel F.1 terlihat nilai trade in value yang berdasarkan pada data statistic

OECD dimana nilai yang dipilih untuk trade in value pada perhitungan owning cost

adalah nilai rest of the world (nilai rata-rata di seluruh dunia) yaitu 9,88%.

105
106

Tabel F.2
Interest

BI Rate
(Berdasarkan hasil dari Rapat Dewan Gubernur)

Tanggal BI Rate
17 Maret 2016 6,75%
18 Februari 2016 7.00%
14 Januari 2016 7,25%
17 Desember 2015 7,5%
17 Nopember 2015 7,5%
15 Oktober 2015 7,5%
17-Sep-15 7,5%
18 Agustus 2015 7,5%
14 Juli 2015 7,5%
18 Juni 2015 7,5%
19 Mei 2015 7,5%
14-Apr-15 7,5%
17 Maret 2015 7,5%
17 Februari 2015 7,5%

15 Januari 2015 7,75%


Sumber : Bank Indonesia, Moneter, BI Rate data default, 2016

Untuk nilai tax and insurance didapat berdasarkan data dari aglo info

Indonesia,2016 yang membahas mengenai besarnya nilai pajak dan asuransi yang

dikeluarkan khususnya di Indonesia, income tax rate Indonesia berada pada angka

5% - 30%, sehingga dari nilai tersebut didapat nilai tengah untuk income tax rate

Indonesia yaitu 17%.


107

Tabel F.3
Owning Cost Excavator Komatsu PC-300
ALAT UTAMA
NO KETERANGAN
EX KOMATSU PC 300
1 Umur Alat (Jam) 10.000,00
2 Umur Alat (Tahun) 5
3 Annual Use In Hours (jam/tahun) 2.132,49
4 Harga (Rp) 1.429.217.353,00
5 Trade in Value (Rp) 141.206.674,48
6 Depreciation (Rp/jam/tahun) 120.798,75
7 Faktor 0,64
8 Jumlah Alat 2
9 Interest. Tax and Insurance (Rp/jam/tahun) 98.581,01
Total Owning Cost (Rp/Tahun) 467.825.144,47
Total Owning Cost (Rp/Jam) 201.191,81
Total Owning Cost Alat 402.383,63
Sumber : Pengolahan Data Tugas Akhir, 2016

Untuk umur alat, jam penggunaan alat (annual use in hours) dan harga

pembelian alat disesuaikan dengan data yang sebelumnya telah diolah. Ketiga data

tersebut akan berpengaruh pada komponen dalam perhitungan owning cost lainnya,

berikut adalah untuk mendapatkan total dari owning cost yang dikeluarkan.

Trade in Value = Trade In Value x Harga Alat

= 0,098 x Rp 1.429.217.353,00

= Rp 141.206.674,48

Harga Alat-Trade In Value


Depreciation = Alat
Umur x Annual Use In Hours
tahun

Rp 1.429.217.358,00-Rp 141.206.674,48
= 5 tahun x 2.132,49jam/tahun

= Rp 120.798,75

(Umur Alat -1 ) x (1-Trade In Value)


Faktor = 1− 2 x Umur Alat

(5 -1 ) x (1-0,098)
=1-
2x5

= 0,64
Faktor x Harga Alat x (Interest+Tax and Insurance)
Interest,tax and insurance = Annual Use In Hours
108

0,64 x Rp 1.429.217.353,00 x (0,06+0,170)


= 2.132,49

= Rp 98.581,01

Total owning cost = (Depresiasi + Interest,Tax and Insurance) x Annual Use InHours

= (Rp 120.798,75 + Rp98.581,01) x 2.132,49/tahun

= Rp 467.825.144,47/tahun

Sehingga total owning cost untuk alat excavator komatsu PC 300 yaitu Rp

467.825.144,47/tahun.

Tabel F.4
Owning Cost Excavator Komatsu PC-200
ALAT UTAMA
NO KETERANGAN
EX KOMATSU PC 200
1 Umur Alat (Jam) 10.000
2 Umur Alat (Tahun) 5
3 Annual Use In Hours (jam/tahun) 2.132,49
4 Harga (Rp) 1.015.000.000
5 Trade in Value (Rp) 100.282.000,00
6 Depreciation (Rp/jam/tahun) 85.788,73
7 Faktor 0,64
8 Jumlah Alat 3
9 Interest. Tax and Insurance (Rp/jam/tahun) 70.010,15
Total Owning Cost (Rp/Tahun) 332.239.544,00
Total Owning Cost (Rp/Jam) 142.882,18
Total Owning Cost Alat 428.646,54
Sumber : Pengolahan Data Tugas Akhir, 2016

Trade in Value = Trade In Value x Harga Alat

= 0,098 x Rp 1.015.000.000

= Rp 100.282.000,00

Harga Alat-Trade In Value


Depreciation = Alat
Umur x Annual Use In Hours
tahun

Rp 1.015.000.000 - Rp 100.282.000,00
= 5 tahun x 2.132,49jam/tahun

= Rp 85.788,73

(Umur Alat -1 ) x (1-Trade In Value)


Faktor = 1−
2 x Umur Alat

(5 -1 ) x (1-0,098)
=1-
2x5
109

= 0,64
Faktor x Harga Alat x (Interest+Tax and Insurance)
Interest,tax and insurance = Annual Use In Hours

0,64 x Rp 100.282.000,00 x (0,06+0,170)


= 2.132,49

= Rp 70.010,15

Total owning cost = (Depresiasi + Interest,Tax and Insurance) x Annual Use InHours

= (Rp 85.788,73 + Rp 70.010,15) x 2.132,49/tahun

= Rp 332.239.544,00/tahun

Sehingga total owning cost untuk alat excavator Komatsu PC-200 yaitu Rp

332.239.544,00/tahun.

Tabel F.5
Owning Cost Excavator Hitachi PC-200
ALAT UTAMA
NO KETERANGAN
EX HITACHI PC 200
1 Umur Alat (Jam) 10.000
2 Umur Alat (Tahun) 5
3 Annual Use In Hours (jam/tahun) 2.132,49
4 Harga (Rp) 800.000.000,00
5 Trade in Value (Rp) 79.040.000,00
6 Depreciation (Rp/jam/tahun) 67.616,73
7 Faktor 0,64
8 Jumlah Alat 3
9 Interest. Tax and Insurance (Rp/jam/tahun) 55.180,41
Total Owning Cost (Rp/Tahun) 261.863.680,00
Total Owning Cost (Rp/Jam) 112.616,50
Total Owning Cost Alat 337.849,49
Sumber : Pengolahan Data Tugas Akhir, 2016

Trade in Value = Trade In Value x Harga Alat

= 0,098 x Rp 800.000.000,00

= Rp 79.040.000,00

Harga Alat-Trade In Value


Depreciation = Alat
Umur x Annual Use In Hours
tahun

Rp 800.000.000,00 - Rp 79.040.000,00
= 5 tahun x 2.132,49jam/tahun

= Rp 67.616,73
110

(Umur Alat -1 ) x (1-Trade In Value)


Faktor = 1− 2 x Umur Alat

(5 -1 ) x (1-0,098)
=1-
2x5

= 0,64
Faktor x Harga Alat x (Interest+Tax and Insurance)
Interest,tax and insurance = Annual Use In Hours

0,64 x Rp 800.000.000,00 x (0,06+0,170)


= 2.132,49

= Rp 55.180,41

Total owning cost = (Depresiasi + Interest,Tax and Insurance) x Annual Use InHours

= (Rp 67.616,73+ Rp 55.180,41) x 2.132,49/tahun

= Rp 261.863.680,00/tahun

Sehingga total owning cost untuk alat excavator Hitachi PC-200 yaitu Rp

261.863.680,00/tahun.

Tabel F.6
Owning Cost Dozer D85ESS
ALAT PENDUKUNG
NO KETERANGAN
DZ D85ESS
1 Umur Alat (Jam) 10.000
2 Umur Alat (Tahun) 5
3 Annual Use In Hours (jam/tahun) 1.699,11
4 Harga (Rp) 1.375.000.000,00
5 Trade in Value (Rp) 135.850.000,00
6 Depreciation (Rp/jam/tahun) 145.858,71
7 Faktor 0,64
8 Jumlah Alat 1
9 Interest. Tax and Insurance (Rp/jam/tahun) 119.031,85
Total Owning Cost (Rp/Tahun) 450.078.200,00
Total Owning Cost (Rp/Jam) 193.559,60
Total Owning Cost Alat 193.559,60
Sumber : Pengolahan Data Tugas Akhir, 2016

Trade in Value = Trade In Value x Harga Alat

= 0,098 x Rp 1.375.000.000,00

= Rp 135.850.000,00
111

Harga Alat-Trade In Value


Depreciation = Alat
Umur x Annual Use In Hours
tahun

Rp 1.375.000.000,00 - Rp 135.850.000,00
= 5 tahun x 1.699,11jam/tahun

= Rp 145.858,71
(Umur Alat -1 ) x (1-Trade In Value)
Faktor = 1− 2 x Umur Alat

(5 -1 ) x (1-0,098)
=1-
2x5

= 0,64
Faktor x Harga Alat x (Interest+Tax and Insurance)
Interest,tax and insurance = Annual Use In Hours

0,64 x Rp 1.375.000.000,00 x (0,06+0,170)


= 1.699,11

= Rp 119.031,85

Total owning cost = (Depresiasi + Interest,Tax and Insurance) x Annual Use InHours

= (Rp 145.868,71+ Rp 119.031,85) x 1.699,11/tahun

= Rp 450.078.200,00/tahun

Sehingga total owning cost untuk alat Bulldozer D85ESS yaitu Rp

450.078.200,00/tahun

Tabel F.7
Owning Cost Dump Truck
ALAT UTAMA
NO KETERANGAN
DT Hino PS
1 Umur Alat (Jam) 16.000
2 Umur Alat (Tahun) 8
3 Annual Use In Hours (jam/tahun) 2.286,87
4 Harga (Rp) 776.000.000,00
5 Trade in Value (Rp) 76.668.800,00
6 Depreciation (Rp/jam/tahun) 38.225,35
7 Faktor 0,61
8 Jumlah Alat 2
9 Interest. Tax and Insurance (Rp/jam/tahun) 47.274,13
Total Owning Cost (Rp/Tahun) 195.526.198,00
Total Owning Cost (Rp/Jam) 84.087,55
Total Owning Cost Alat 168.175,10
Sumber : Pengolahan Data Tugas Akhir, 2016
112

Trade in Value = Trade In Value x Harga Alat

= 0,098 x Rp 776.000.000,00

= Rp 76.668.800,00

Harga Alat-Trade In Value


Depreciation = Alat
Umur x Annual Use In Hours
tahun

Rp 776.000.000,00 - Rp 76.668.800,00
= 5 tahun x 2.286,87jam/tahun

= Rp 38.225,35

(Umur Alat -1 ) x (1-Trade In Value)


Faktor = 1− 2 x Umur Alat

(5 -1 ) x (1-0,098)
=1-
2x5

= 0,64
Faktor x Harga Alat x (Interest+Tax and Insurance)
Interest,tax and insurance = Annual Use In Hours

0,64 x Rp 776.000.000,00 x (0,06+0,170)


=
2.286,87

= Rp 47.274,13

Total owning cost = (Depresiasi + Interest,Tax and Insurance) x Annual Use InHours

= (Rp 38.225,35+ Rp 47.274,13) x 2.286,87/tahun

= Rp 195.526.198,00/tahun

Sehingga total owning cost untuk alat Dump Truck Hino Ps yaitu Rp

195.526.198,00/tahun
113

Tabel F.8
Owning Cost Dump Truck
ALAT UTAMA
NO KETERANGAN
DT Hino TI
1 Umur Alat (Jam) 16.000
2 Umur Alat (Tahun) 8
3 Annual Use In Hours (jam/tahun) 2.286,87
4 Harga (Rp) 776.000.000,00
5 Trade in Value (Rp) 76.668.800,00
6 Depreciation (Rp/jam/tahun) 38.225,35
7 Faktor 0,61
8 Jumlah Alat 13
9 Interest. Tax and Insurance (Rp/jam/tahun) 47.274,13
Total Owning Cost (Rp/Tahun) 195.526.198,00
Total Owning Cost (Rp/Jam) 84.087,55
Total Owning Cost Alat 1.093.138,15
Sumber : Pengolahan Data Tugas Akhir, 2016

Trade in Value = Trade In Value x Harga Alat

= 0,098 x Rp 776.000.000,00

= Rp 76.668.800,00

Harga Alat-Trade In Value


Depreciation = Alat
Umur x Annual Use In Hours
tahun

Rp 776.000.000,00 - Rp 76.668.800,00
= 5 tahun x 2.286,87jam/tahun

= Rp 38.225,35

(Umur Alat -1 ) x (1-Trade In Value)


Faktor = 1− 2 x Umur Alat

(5 -1 ) x (1-0,098)
=1-
2x5

= 0,64
Faktor x Harga Alat x (Interest+Tax and Insurance)
Interest,tax and insurance = Annual Use In Hours

0,64 x Rp 776.000.000,00 x (0,06+0,170)


= 2.286,87

= Rp 47.274,13

Total owning cost = (Depresiasi + Interest,Tax and Insurance) x Annual Use InHours

= (Rp 38.225,35+ Rp 47.274,13) x 2.286,87/tahun


114

= Rp 195.526.198,00/tahun

Sehingga total owning cost untuk alat Dump Truck Hino TI yaitu Rp

195.526.198,00/tahun

Tabel F.9
Owning Cost Motor Grader
ALAT PENDUKUNG
NO KETERANGAN
MOTOR GRADER
1 Umur Alat (Jam) 10.000
2 Umur Alat (Tahun) 5
3 Annual Use In Hours (jam/tahun) 1.706,55
4 Harga (Rp) 787.500.000,00
5 Trade in Value (Rp) 77.805.000,00
6 Depreciation (Rp/jam/tahun) 83.173,07
7 Faktor 0,64
8 Jumlah Alat 1
9 Interest. Tax and Insurance (Rp/jam/tahun) 67.875,57
Total Owning Cost (Rp/Tahun) 257.772.060,00
Total Owning Cost (Rp/Jam) 110.856,86
Total Owning Cost Alat 110.856,86
Sumber : Pengolahan Data Tugas Akhir, 2016

Trade in Value = Trade In Value x Harga Alat

= 0,098 x Rp 787.500.000,00

= Rp 77.805.000,00

Harga Alat-Trade In Value


Depreciation = Alat
Umur x Annual Use In Hours
tahun

Rp 787.500.000,00 - Rp 77.805.000,00
= 5 tahun x 1.706,55jam/tahun

= Rp 83.173,07

(Umur Alat -1 ) x (1-Trade In Value)


Faktor = 1−
2 x Umur Alat

(5 -1 ) x (1-0,098)
=1-
2x5

= 0,64
Faktor x Harga Alat x (Interest+Tax and Insurance)
Interest,tax and insurance = Annual Use In Hours

0,64 x Rp 787.500.000,00 x (0,06+0,170)


= 1.706,55
115

= Rp 67.875,57

Total owning cost = (Depresiasi + Interest,Tax and Insurance) x Annual Use InHours

= (Rp 83.173,07+ Rp 67.875,57) x 1.706,55/tahun

= Rp 257.772.060,00/tahun

Sehingga total owning cost untuk alat Motor Grader yaitu Rp

257.772.060,00/tahun.
LAMPIRAN G

BIAYA PERGANTIAN BAN

Tabel G.1
Ongkos Pergantian Ban
UMUR
HARGA BAN UMUR BAN Jumlah
ALAT TYPE BAN Biaya
(Rp)
(Tahun) (Jam/Tahun) Ban (Rp/jam/tahun)
SERVICE TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 2.675.000.00 8 18.295.0 10 1.462,15
DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 2.675.000.00 8 18.295.0 10 1.462,15
DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 TI 2.675.000.00 8 18.295.0 10 1.462,15
MOTOR GRADER LIUGONG 6.381.578.93 8 13.652.4 4 1.869,73
LIGHT TRUCK MAINHAUL DYNA 130 HT 2.675.000.00 8 18.602.2 10 1.438,01
LIGHT TRUCK MAINHAUL HINO 130 HT 2.675.000.00 8 18.602.2 10 1.438,01
HILUX (double cabin) TOYOTA PICK UP 1.742.204.00 8 18.602.2 4 374,62
PANTHER (station) TBR 54F TURBO LM 1.742.204.00 8 18.602.2 4 374,62
Total 9.881,44
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir, 2016

Biaya yang dikeluarkan untuk pergantian ban didapat dari :

Harga Ban Baru (Rp)


Umur Ban (Jam/Tahun)
Rp 2.675.000,00
Service truck hino FM 260 Ps= = Rp 1.462,15 jam/tahun
18.295 jam/tahun
Rp 2.675.000,00
Dump truck hino FM 260 Ps = = Rp 1.462,15 jam/tahun
18.295 jam/tahun
Rp 2.675.000,00
Dump truck hino FM 260 TI = = Rp 1.462,15 jam/tahun
18.295 jam/tahun
Rp 6.381.578,93
Motor Grader LIUGONG = = Rp 1.869,73 jam/tahun
13.652,4 jam/tahun
Rp 2.675.000,00
Light Truck Dyna 130HT = = Rp 1.438,01 jam/tahun
18.602,2 jam/tahun
Rp 2.675.000,00
Light Truck Hino 130HT = = Rp 1.438,01 jam/tahun
18.602,2 jam/tahun
Rp 1.742.204,00
Hilux Double cabin = = Rp 374,62 jam/tahun
18.602,2 jam/tahun
Rp 1.742.204,00
Panther Station = = Rp 374,62 jam/tahun
18.602,2 jam/tahun

116
LAMPIRAN H

BIAYA REPARASI BAN

Tabel H.1
Ongkos Reparasi Ban

No Alat Type Alat Type Ban Biaya (Rp)


1 SERVICE TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS BRIDESTONE (Uk. 10.00-20.00 16PR) 1.200.000,00
2 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS BRIDESTONE (Uk. 10.00-20.00 16PR) 1.200.000,00
3 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 TI BRIDESTONE (Uk. 10.00-20.00 16PR) 1.200.000,00
4 MOTOR GRADER LIUGONG SAMSON G2 (14.00 - 24 - 12) 1.400.000,00
5 LIGHT TRUCK MAINHAUL DYNA 130 HT BRIDESTONE (Uk. 10.00-20.00 16PR) 1.200.000,00
6 LIGHT TRUCK MAINHAUL HINO 130 HT BRIDESTONE (Uk. 10.00-20.00 16PR) 1.200.000,00
YOKOHAMA GEOLANDAR AT/S
HILUX (double cabin) TOYOTA PICK UP
7 (225/70R17 Steel) 780.000,00
YOKOHAMA GEOLANDAR AT/S
PANTHER (station) TBR 54F TURBO LM
8 (225/70R17 Steel) 780.000,00
TOTAL 8.960.000,00
Sumber : PT Sinar Karya Mustika, 2016

Biaya yang dikeluarkan untuk ongkos reparasi ban merupakan biaya yang

sesuai dengan harga ban yang terbaru. Sehingga biaya reparasi ban ini hasil dari

survei mengenai data dari harga masing-masing ban yang sesuai dengan ban yang

digunakan oleh setiap alat.

117
LAMPIRAN I

BIAYA MINYAK PELUMAS

Tabel I.1
Ongkos Minyak Pelumas
Waktu
KAPASITAS JUMLAH HARGA JUMLAH BIAYA TOTAL BIAYA
Pemakaian
NO JENIS ALAT TYPE HP TANGKI PEMAKAIAN (q) (Rp/Liter) ALAT PEMAKAIAN PEMAKAIAN
Oli
LITER (jam) (LITER/JAM) Rp/JAM Rp/JAM
1 EXCAVATOR KOMATSU PC 300 260 200 250 5,588 29.000,00 1 162.053,02 162.053,02
2 EXCAVATOR KOMATSU PC 200 116 400 250 3,736 29.000,00 1 108.349,81 108.349,81
3 EXCAVATOR HITACHI ZX 200-5G 170 400 250 4,731 29.000,00 1 137.188,52 137.188,52
4 BULLDOZER KOMATSU D85 ESS 200 206 250 4,507 29.000,00 1 130.706,02 130.706,02
5 SERVICE TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 200 200 250 4,483 29.000,00 1 130.010,02 130.010,02
6 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 260.0 200 250 5,588 29.000,00 1 162.053,02 162.053,02
7 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 TI 260.0 200 300 5,455 29.000,00 7 158.186,36 1.107.304,50
8 MOTOR GRADER LIUGONG 197 230 250 4,548 29.000,00 1 131.887,87 131.887,87
9 LIGHT TRUCK MAINHAUL DYNA 130 HT 130.0 100 250 2,794 29.000,00 1 81.026,51 81.026,51
10 LIGHT TRUCK MAINHAUL HINO 130 HT 130.0 100 250 2,794 29.000,00 1 81.026,51 81.026,51
11 HILUX (double cabin) TOYOTA PICK UP 144 80 250 2,972 29.000,00 2 86.183,21 172.366,43
12 PANTHER (station) TBR 54F TURBO LM 80 55 250 1,693 29.000,00 1 49.104,01 49.104,01
TOTAL 2.453.076,24
TOTAL PER HARI ( 9 JAM KERJA PER HARI ) 22.077.686,16
TOTAL PER BULAN 684.408.271,02
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir,2016

118
118
119

Untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian minyak

pelumas perlu diketahui terlebih dahulu HP dari setiap alat, dimana HP tersebut

didapat dari masing-masing mesin dari alat tersebut, selain itu perlu diketahui terlebih

dahulu kapasitas tangki dari setiap alat namun dalam hal ini kapasitas tangki yang

diperlukan yaitu dalam satuan gallon sehingga perlu ada konversi dari liter ke gallon,

1 liter sama dengan 0,2642 galon. Untuk mendapatkan biaya penggunaan minyak

pelumas didapat dari :

lb
HP x 0,6 x 0,06 jam Kapasitas Tangki
hp
Jumlah pemakaian : +
7,4 lb/galon Waktu Pemakaian Oli

Biaya Pemakaian : Jumlah Pemakaian (Liter/jam) x Harga (Rp/liter)

Total Biaya Pemakaian Alat : Biaya pemakaian alat x jumlah alat tersedia

Berikut adalah perhitungan untuk mendapatkan biaya pemakaian minyak

pelumas pada setiap alat :

Excavator Komatsu PC-300

lb
260 x 0,6 x 0,06 jam 52,83 galon
hp
Jumlah pemakaian: + = 1,476 galon/jam
7,4 lb/galon 250 jam

= 5,58 liter/jam

Biaya pemakaian :5,58 liter/jam x Rp 29.000 = Rp 162.053,02/jam

Total pemakaian :Rp 162.053,02/jam x 1 unit = Rp 162.053,02/jam

Excavator Komatsu PC-200

lb
116 x 0,6 x 0,06 jam 105,67 galon
hp
Jumlah pemakaian: + = 0,987galon/jam
7,4 lb/galon 250 jam

= 3,74 liter/jam

Biaya pemakaian :3,74 liter/jam x Rp 29.000 = Rp 108.349,81/jam

Total pemakaian :Rp 108.349,81/jam x 1 unit = Rp 108.349,81/jam


120

Excavator Hitachi PC-200

lb
170 x 0,6 x 0,06 jam 105,67 galon
hp
Jumlah pemakaian: + = 1,250galon/jam
7,4 lb/galon 250 jam

= 4,731 liter/jam

Biaya pemakaian :4,731liter/jam x Rp 29.000 = Rp 137.188,52/jam

Total pemakaian :Rp 137.188,52/jam x 1 unit = Rp 137.188,52/jam

BulldozerKomatsu D85ESS

lb
200 x 0,6 x 0,06 jam 54,42 galon
hp
Jumlah pemakaian: + = 1,191 galon/jam
7,4 lb/galon 250 jam

= 4,507 liter/jam

Biaya pemakaian :4,507liter/jam x Rp 29.000 = Rp 130.706,02/jam

Total pemakaian :Rp 130.706,02/jam x 1 unit = Rp 130.706,02/jam

Service Truck Hino FM 260 PS

lb
200 x 0,6 x 0,06 jam 52,83 galon
hp
Jumlah pemakaian: + =1,184 galon/jam
7,4 lb/galon 250 jam

= 4,483 liter/jam

Biaya pemakaian :4,483liter/jam x Rp 29.000 = Rp 130.010,02/jam

Total pemakaian :Rp 130.010,02/jam x 1 unit = Rp 130.010,02/jam

Dump Truck Hino FM 260 PS

lb
260 x 0,6 x 0,06 jam 52,83 galon
hp
Jumlah pemakaian: + =1,476 galon/jam
7,4 lb/galon 250 jam

= 5,588 liter/jam

Biaya pemakaian : 5,588liter/jam x Rp 29.000 = Rp 162.053,02/jam

Total pemakaian :Rp 162.053,02/jam x 1 unit = Rp 162.053,02/jam


121

Dump Truck Hino FM 260 TI

lb
260 x 0,6 x 0,06 jam 52,83 galon
hp
Jumlah pemakaian: + =1,441 galon/jam
7,4 lb/galon 300 jam

=5,455 liter/jam

Biaya pemakaian : 5,455liter/jam x Rp 29.000 = Rp 158.186,36/jam

Total pemakaian :Rp 158.186,36/jam x 7 unit = Rp 1.107.304,50/jam

Motor Grader

lb
197x 0,6 x 0,06 jam 60,76 galon
hp
Jumlah pemakaian: + =1,201 galon/jam
7,4 lb/galon 250 jam

= 4,548 liter/jam

Biaya pemakaian : 4,548liter/jam x Rp 29.000 = Rp 131.887,87/jam

Total pemakaian :Rp 131.887,87/jam x 1 unit = Rp 131.887,87/jam

Light Truck Mainhaul Hino dan Dyna

lb
130x 0,6 x 0,06 jam 26,42 galon
hp
Jumlah pemakaian: + =0,738 galon/jam
7,4 lb/galon 250 jam

= 2,794 liter/jam

Biaya pemakaian : 2,794liter/jam x Rp 29.000 = Rp 81.026,51/jam

Total pemakaian :Rp 81.026,51/jam x 1 unit = Rp 81.026,51/jam

Hilux Double Cabin

lb
144x 0,6 x 0,06 jam 21,13 galon
hp
Jumlah pemakaian: + = 0,785 galon/jam
7,4 lb/galon 250 jam

= 2,972 liter/jam

Biaya pemakaian : 2,972liter/jam x Rp 29.000 = Rp 86.183,21/jam

Total pemakaian :Rp 86.183,21/jam x 2 unit = Rp 172.366,43/jam


122

Panther Station

lb
80x 0,6 x 0,06 jam 14,53 galon
hp
Jumlah pemakaian: + = 0,447 galon/jam
7,4 lb/galon 250 jam

= 1,693 liter/jam

Biaya pemakaian : 1,693liter/jam x Rp 29.000 = Rp 49.104,01/jam

Total pemakaian :Rp 49.104,01/jam x 1 unit = Rp 49.104,01/jam


LAMPIRAN J

BIAYA GREASE

Tabel J.1
Ongkos Grease
KEBUTUHAN HARGA Jam Kerja BIAYA
Hari Kerja BIAYA GREASE
NO JENIS ALAT TYPE GREASE GREASE Alat GREASE
(Kg/hari) (Rp/Kg) per Tahun (Jam/Tahun) Rp/Tahun Rp/Jam
1 EXCAVATOR KOMATSU PC 300 3 27.550,00 324 2.132,49 26.778.600,00 12.557,43
2 EXCAVATOR KOMATSU PC 200 1 9.183,33 324 2.132,49 2.975.400,00 1.395,27
3 EXCAVATOR HITACHI ZX 200-5G 2 18.366,67 324 2.132,49 11.901.600,00 5.581,08
4 BULLDOZER KOMATSU D85 ESS 3,5 32.141,67 324 1.699,11 36.448.650,00 21.451,61
5 SERVICE TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 2,5 22.958,33 324 2.286,87 18.596.250,00 8.131,75
6 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 2,5 22.958,33 324 2.286,87 18.596.250,00 8.131,75
7 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 TI 2,5 22.958,33 324 2.286,87 18.596.250,00 8.131,75

8 MOTOR GRADER LIUGONG 1,5 13.775,00 324 1.706,55 6.694.650,00 3.922,91


9 LIGHT TRUCK MAINHAUL DYNA 130 HT 2,5 22.958,33 324 2.325,27 18.596.250,00 7.997,46

10 LIGHT TRUCK MAINHAUL HINO 130 HT 2,5 22.958,33 324 2.325,27 18.596.250,00 7.997,46
Total 85.298,48
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir, 2016

Untuk mendapatkan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk grease didapat dari :

Biaya Grease (tahun) = Kebutuhan grease (kg/hari) x harga grease (Rp/kg) x hari

kerja (tahun)

Biaya Grease (jam) = biaya grease/tahun : jam kerja alat/hari

Biaya grease Excavator komatsu PC-300 = 3 kg/hari x Rp 27.550,00 x 324 hari/tahun

= Rp 26.778.600/tahun = Rp 12.557,43/jam

Biaya grease Excavator komatsu PC-200 = 1 kg/hari x Rp 9.183,33 x 324 hari/tahun

= Rp 2.975.400,00/tahun = Rp 1.395,27/jam

Biaya grease Excavator Hitachi PC-200 = 2 kg/hari x Rp 18.366,67 x 324 hari/tahun

= Rp 11.901.600,00/tahun = Rp 5.581,08/jam

Biaya grease Bulldozer D85ESS = 3,5 kg/hari x Rp 32.141,67 x 324 hari/tahun

= Rp 36.448.650,00/tahun = Rp 21.451,61/jam

123
124

Biaya grease Truck HinoPS & TI = 2,5 kg/hari x Rp 22.958,33 x 324 hari/tahun

= Rp 18.596.250,00/tahun = Rp 8.131,75/jam

Biaya grease Motor Grader = 1,5 kg/hari x Rp 13.775,00 x 324 hari/tahun

= Rp 6.694.650,00/tahun = Rp 3.922,91/jam

Biaya grease Light TruckDyna&Hino = 2,5 kg/hari x Rp 22.958,33 x 324 hari/tahun

= Rp 18.596.250,00/tahun = Rp 7.997,46/jam
LAMPIRAN K

BIAYA FILTER

Tabel K.1
Ongkos Oil Filter
KEBUTUHAN HARGA
BIAYA FILTER (Rp)
NO JENIS ALAT TYPE FILTER FILTER
PER HARI (Rp) PER HARI PER JAM
1 EXCAVATOR KOMATSU PC 300 2 85.000,00 170.000,00 27.196,85
2 EXCAVATOR KOMATSU PC 200 2 85.000,00 170.000,00 27.19685
HITACHI ZX 200-
3 EXCAVATOR 3 85.000,00 255.000,00 40.795,27
5G
KOMATSU D85
4 BULLDOZER 2 85.000,00 170.000,00 27.196,85
ESS
SERVICE TRUCK 10
5 HINO FM 260 PS 3 85.000,00 255.000,00 40.795,27
RODA
DUMP TRUCK 10
6 HINO FM 260 PS 3 85.000,00 255.000,00 40.795,27
RODA
DUMP TRUCK 10
7 HINO FM 260 TI 3 85.000,00 255.000,00 40.795,27
RODA
8 MOTOR GRADER LIUGONG 2 85.000,00 170.000,00 27.196,85
LIGHT TRUCK
9 DYNA 130 HT 3 85.000,00 255.000,00 40.795,27
MAINHAUL
LIGHT TRUCK
10 HINO 130 HT 3 85.000,00 255.000,00 40.795,27
MAINHAUL
11 HILUX (double cabin) TOYOTA PICK UP 0 85.000,00 - -
TBR 54F TURBO
12 PANTHER (station) 0 85.000,00 - -
LM
TOTAL 353.559,05
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir,2016

Untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk oil filter didapat dari

Ongkos Oil Filter = kebutuhan filter x harga filter

Excavator Komatsu PC-300 = 2 buah x Rp 85.000,00 = Rp 170.000,00

Excavator Komatsu PC-200 = 2 buah x Rp 85.000,00 = Rp 170.000,00

Excavator Hitachi PC-200 = 3 buah x Rp 85.000,00 = Rp 255.000,00

Bulldozer D85ESS = 2 buah x Rp 85.000,00 = Rp 170.000,00

Dump Truck Hino PS & TI = 3 buah x Rp 85.000,00 = Rp 255.000,00

Motor Grader = 2 buah x Rp 85.000,00 = Rp 170.000,00

125
126

Tabel K.2
Ongkos Fuel Filter
KEBUTUHAN HARGA
BIAYA FILTER (Rp)
NO JENIS ALAT TYPE FILTER FILTER
PER HARI (Rp) PER HARI PER JAM
KOMATSU PC
1 EXCAVATOR
300 2 95.000,00 190.000,00 30.396,48
KOMATSU PC
2 EXCAVATOR
200 2 95.000,00 190.000,00 30.396,48
HITACHI ZX 200-
3 EXCAVATOR
5G 3 95.000,00 285.000,00 45.594,72
KOMATSU D85
4 BULLDOZER
ESS 1 95.000,00 95.000,00 15.198,24
SERVICE TRUCK 10
5 HINO FM 260 PS
RODA 1 95.000,00 95.000,00 15.198,24
DUMP TRUCK 10
6 HINO FM 260 PS
RODA 1 95.000,00 95.000,00 15.198,24
DUMP TRUCK 10
7 HINO FM 260 TI
RODA 1 95.000,00 95.000,00 15.198,24
8 MOTOR GRADER LIUGONG 2 95.000,00 190.000,00 30.396,48
LIGHT TRUCK
9 DYNA 130 HT
MAINHAUL 3 95.000,00 285.000,00 45.594,72
LIGHT TRUCK
HINO 130 HT
10 MAINHAUL 3 95.000,00 285.000,00 45.594,72
TOYOTA PICK
11 HILUX (double cabin)
UP 1 95.000,00 95.000,00 15.198,24
TBR 54F TURBO
PANTHER (station)
12 LM 1 95.000,00 95.000,00 15.198,24
TOTAL 319.163,03
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir,2016

Untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk fuel filter didapat dari

Ongkos Fuel Filter = kebutuhan filter x harga filter

Excavator Komatsu PC-300 = 2 buah x Rp 95.000,00 = Rp 190.000,00

Excavator Komatsu PC-200 = 2 buah x Rp 95.000,00 = Rp 190.000,00

Excavator Hitachi PC-200 = 3 buah x Rp 95.000,00 = Rp 285.000,00

Bulldozer D85ESS = 1 buah x Rp 95.000,00 = Rp 95.000,00

Dump Truck Hino PS & TI = 1 buah x Rp 95.000,00 = Rp 95.000,00

Motor Grader = 2 buah x Rp 95.000,00 = Rp 190.000,00

Hilux double cabin = 1 buah x Rp 95.000,00 = Rp 95.000,00


127

Panther station = 1 buah x Rp 95.000,00 = Rp 95.000,00

Tabel K.3
Ongkos Air Filter
KEBUTUHAN HARGA
BIAYA FILTER (Rp)
NO JENIS ALAT TYPE FILTER FILTER
PER HARI (Rp) PER HARI PER JAM
1 EXCAVATOR KOMATSU PC 300
2 140.000,00 280.000.00 44.794,81
2 EXCAVATOR KOMATSU PC 200
2 140.000,00 280.000,00 44.794,81
HITACHI ZX 200-
3 EXCAVATOR
5G 3 140.000,00 420.000,00 67.192,22
KOMATSU D85
4 BULLDOZER
ESS 2 140.000,00 280.000,00 44.794,81
SERVICE TRUCK 10
5 HINO FM 260 PS
RODA 1 140.000,00 140.000,00 22.397,41
DUMP TRUCK 10
6 HINO FM 260 PS
RODA 1 140.000,00 140.000,00 22.397,41
DUMP TRUCK 10
7 HINO FM 260 TI
RODA 1 140.000,00 140.000,00 22.397,41
MOTOR GRADER LIUGONG
8 2 140.000,00 280.000,00 44.794,81
LIGHT TRUCK
9 DYNA 130 HT
MAINHAUL 1 140.000,00 140.000,00 22.397,41
LIGHT TRUCK
HINO 130 HT
10 MAINHAUL 1 140.000,00 140.000,00 22.397,41
11 HILUX (double cabin) TOYOTA PICK UP
0 140.000,00 - -
TBR 54F TURBO
PANTHER (station)
12 LM 0 140.000,00 - -
TOTAL 358.358,49
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir,2016

Untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk air filter didapat dari

Ongkos air Filter = kebutuhan filter x harga filter

Excavator Komatsu PC-300 = 2 buah x Rp 140.000,00 = Rp 2800.000,00

Excavator Komatsu PC-200 = 2 buah x Rp 140.000,00 = Rp 280.000,00

Excavator Hitachi PC-200 = 3 buah x Rp 140.000,00 = Rp 420.000,00

Bulldozer D85ESS = 2 buah x Rp 140.000,00 = Rp 280.000,00

Dump Truck Hino PS & TI = 1 buah x Rp 140.000,00 = Rp 140.000,00


128

Motor Grader = 2 buah x Rp 140.000,00 = Rp 280.000,00

Sehingga total biaya filter yang harus dikeluarkan yaitu Rp 1.031.080,58/jam


LAMPIRAN L

BIAYA REPARASI

Tabel L.1
Ongkos Reparasi
BIAYA SERVICE (Rp)
NO JENIS ALAT TYPE PER
PER BULAN JAM/BULAN
1 EXCAVATOR KOMATSU PC 300 4.000.000,00 20.642,77
2 EXCAVATOR KOMATSU PC 200 4.000.000,00 20.642,77
HITACHI ZX 200-
3 EXCAVATOR 4.000.000,00 20.642,77
5G
KOMATSU D85
4 BULLDOZER 3.000.000,00 15.482,08
ESS
SERVICE TRUCK 10
5 HINO FM 260 PS 1.500.000,00 7.741,04
RODA
6 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 1.500.000,00 7.741,04
7 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 TI 1.500.000,00 7.741,04
8 MOTOR GRADER LIUGONG 1.700.000,00 8.773,18
LIGHT TRUCK
9 DYNA 130 HT 1.500.000,00 7.741,04
MAINHAUL
LIGHT TRUCK
HINO 130 HT 1.500.000,00 7.741,04
10 MAINHAUL
11 HILUX (double cabin) TOYOTA PICK UP 600.000,00 3.096,42
TBR 54F TURBO
PANTHER (station) 600.000,00 3.096,42
12 LM
TOTAL 131.081,59
Sumber : PT Sinar Karya Mustika,2016

129
LAMPIRAN M

OPERATOR WAGE

Tabel M.1
Operator Wage PT SKM
N Jm
Jabatan Gaji (Rp) Gaji/Bulan (Rp)
o l
1 Deputy Project Manager 1 15.000.000,00 15.000.000,00
2 Project Manager 1 12.000.000,00 12.000.000,00
Daftar tenaga kerja technical & Adm
Superintendent Geologi.
1 1 9.000.000,00 9.000.000,00
Survey&Planing
2 Superintendent Tambang 1 9.000.000,00 9.000.000,00
3 Superintendent HRD. Adm&Humas 1 6.000.000,00 6.000.000,00
4 Supervisor Tambang 1 7.500.000,00 7.500.000,00
5 Supervisor HRGA 1 6.000.000,00 6.000.000,00
6 Surveyor 2 6.500.000,00 13.000.000,00
7 Safety Officer 1 5.000.000,00 5.000.000,00
8 Tukang Masak 4 1.200.000,00 4.800.000,00
9 Satpam 2 2.000.00,00 4.000.000,00
Daftar Tenaga KerjaOpersai.Produksi&Suport
1 Superintendent Bengkel dan Gudang 2 6.500.000,00 13.000.000,00
2 Checker Pabrik 1 2.000.000,00 2.000.000,00
3 Mekanik 2 2.500.000,00 5.000.000,00
4 Helper 3 1.900.000,00 5.700.000,00
Operator & Supir
1 PC 300 - 8 Komatsu 5 2.500.000,00 12.500.000,00
2 PC 200 - 8 Komatsu 4 2.500.000,00 10.000.000,00
3 ZX 200-5G Hitachi 3 2.200.000,00 6.600.000,00
4 Dozer D85 ESS Komatsu 1 2.000.000,00 2.000.000,00
5 260 FM Hino 8 2.300.000,00 18.400.000,00
6 260 TI Hino 7 2.300.000,00 16.100.000,00
7 Grader CLG418III Liugong 1 2.000.000,00 2.000.000,00
8 Water Tank 1 1.900.000,00 1.900.000,00
9 Fuel Tank 1 1.900.000,00 1.900.000,00
TOTAL 55 188.400.000,00
Sumber : PT Sinar Karya Mustika, 2016

130
LAMPIRAN N

BIAYA BAHAN BAKAR

Tabel N.1
Ongkos Bahan Bakar
Effisiensi JUMLAH PEMAKAIAN
Hagra BBM Biaya Pemakaian
No Jenis Alat Model Type Kerja Mesin
(GALLON/JAM) (LITER/JAM) (Rp/Liter) BBM/ Jam (Rp)
Desimal % Desimal %
1 EXCAVATOR KOMATSU PC 200 0,62 62 0,40 40,4 25,4 96,23 9.973,45 959.743,80
2 EXCAVATOR KOMATSU PC 300 0,62 62 0,40 40,4 25,4 96,23 9.973,45 959.743,80
3 EXCAVATOR HITACHI ZX 200-5G 0,62 62 0,40 40,4 25,4 96,23 9.973,45 959.743,80
4 BULLDOZER KOMATSU D85 ESS 0,62 62 0,44 43,7 23,5 89,07 9.973,45 888.366,03
5 SERVICE TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 0,66 66 0,52 51,8 18,7 70,82 9.973,45 706.360,35
6 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 PS 0,66 66 0,52 51,8 18,7 70,82 9.973,45 706.360,35
7 DUMP TRUCK 10 RODA HINO FM 260 TI 0,66 66 0,52 51,8 18,7 70,82 9.973,45 706.360,35
8 MOTOR GRADER LIUGONG 0,62 62 0,33 32,8 31,4 118,72 9.973,45 1.184.017,63
9 LIGHT TRUCK MAINHAUL DYNA 130 HT 0,66 66 0,42 41,8 1,1 4 9.973,45 39.893,80
10 LIGHT TRUCK MAINHAUL HINO 130 HT 0,66 66 0,37 37,0 1,1 4 9.973,45 39.893,80
TOTAL BIAYA PENGGUNAAN BBM / JAM (Rp) 7.150.483,69
TOTAL BIAYA PENGGUNAAN BBM / HARI (Rp) 64.354.353,17
TOTAL BIAYA PENGGUNAAN BBM / BULAN (Rp) 1.994.984.948,21
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tugas Akhir, 2016

131
130
132

Untuk mendapatkan biaya penggunaan bahan bakar didapat dari :

Biaya Bahan Bakar : Keb.bahan bakar/jam x Harga bahan bakar/liter

100 100
Jumlah pemakaian : x x 6,4
efisiensi kerja efisiensi mekanik

Berikut adalah perhitungan untuk mengetahui biaya bahan bakar yang harus

dikeluarkan pada setiap alat :

Excavator Komatsu PC-300

100 100
Jumlah pemakaian = x x 6,4
62 40,4

= 25,4 Galon/jam = 96,23 Liter/jam

Biaya Pemakaian = 96,23 Liter/jam x Rp 9.973,45

= Rp 959.744 liter/jam

Excavator Komatsu PC-200

100 100
Jumlah pemakaian = x x 6,4
62 40,4

= 25,4 Galon/jam = 96,23 Liter/jam

Biaya Pemakaian = 96,23 Liter/jam x Rp 9.973,45

= Rp 959.744 liter/jam

Excavator Hitachi PC-200

100 100
Jumlah pemakaian = x x 6,4
62 40,4

= 25,4 Galon/jam = 96,23 Liter/jam

Biaya Pemakaian = 96,23 Liter/jam x Rp 9.973,45 = Rp 959.744 liter/jam


133

Bulldozer

100 100
Jumlah pemakaian = x x 6,4
62 43,7

= 23,5 Galon/jam = 89,07 Liter/jam

Biaya Pemakaian = 89,07Liter/jam x Rp 9.973,45 = Rp 888.366 liter/jam

Dump Truck

100 100
Jumlah pemakaian = x x 6,4
62 51,8

= 18,7 Galon/jam = 70,82 Liter/jam

Biaya Pemakaian = 70,82 Liter/jam x Rp 9.973,45 = Rp 706.360 liter/jam

Motor Grader

100 100
Jumlah pemakaian = x x 6,4
62 32,8

= 31,4 Galon/jam = 118,72 Liter/jam

Biaya Pemakaian = 118,72 Liter/jam x Rp 9.973,45 = Rp 1.184.018 liter/jam


LAMPIRAN O

PRESENT WORTH COST

Tabel O.1
Tingkat Suku Bunga
Bank Persero Bank Pemerintah Daerah Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Bank Campuran Bank Umum
Periode BI Rate
Modal Modal Modal Modal Modal
Investasi Konsumsi Investasi Konsumsi Investasi Konsumsi Investasi Konsumsi Investasi Konsumsi
Kerja Kerja Kerja Kerja Kerja
2015
Januari 7.75 12.52 11.47 12.64 13.56 12.25 13.40 13.31 13.02 13.45 10.39 10.59 28.46 12.76 12.29 13.62
Februari 7.50 12.55 11.45 12.68 13.38 12.13 13.47 13.29 13.03 13.51 10.26 10.51 28.59 12.74 12.27 13.68
Maret 7.50 12.65 11.49 12.67 13.71 12.37 13.49 13.36 13.06 13.52 10.26 10.47 28.62 12.82 12.32 13.68
April 7.50 12.64 11.45 12.72 13.71 12.36 13.48 13.25 13.06 13.58 10.23 10.77 28.79 12.75 12.32 13.73
Mei 7.50 12.61 11.45 12.74 13.72 12.38 13.49 13.20 13.02 13.62 10.21 10.75 28.97 12.72 12.30 13.76
Juni 7.50 12.60 11.46 12.84 13.74 12.39 13.49 13.17 13.02 13.67 10.18 10.60 29.13 12.70 12.29 13.82
Juli 7.50 12.59 11.45 12.99 13.47 12.45 13.50 13.03 12.87 13.56 10.30 10.67 28.95 12.63 12.21 13.82
Agustus 7.50
September
Sumber : BI Rate dan suku bunga kredit rupiah menurut kelompok bank, 2014-2015

Sesuai dengan tabel O.1 mengenai tingkat suku bunga yang akan digunakan, pada penelitian ini digunakan tingkat suku bunga

sebesar 12%, dimana angka tersebut di dapat dari rata-rata perolehan tingkat suku Bungan di tahun 2015 dengan berpatok pada bank

umum.

134
134
135

Tabel O.2
Tingkat Inflasi
2015 2016
Bulan
IHK Inflasi IHK Inflasi
Januari 118,71 -0,24 123,62 0,51
Februari 118,28 -0,36 123,51 -0,09

Maret 118,48 0,17 123,75 0,19

April 118,91 0,36 123,19 -0,45

Mei 119,50 0,50

Juni 120,14 0,54

Juli 121,26 0,93

Agustus 121,73 0,39

September 121,67 -0,05

Oktober 121,57 -0,08

November 121,82 0,21

Desember 122,99 0,96

Tingkat Inflasi 3,35 0,16

Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2016

Inflasi yang digunakan untuk mengetahui besarnya biaya yang harus di

investasikan yaitu dengan tingkat inflasi 3,35%. Nilai tersebut merupakan nilai tingkat

inflasi pada tahun 2015, hal ini dikarenakan tingkat inflasi pada tahun 2016 belum

sesuai dengan kriteria pengambilan tingkat inflasi yang akan digunakan.

Tabel O.3
Biaya Produksi
Biaya Produksi
No Tahun
Rp/Tahun
1 55.993.032.590,94
2016
2 57.868.799.182,74
2017
3 59.807.403.955,36
2018
4 61.810.951.987,87
2019
5 63.881.618.879,46
2020
6 66.021.653.111,92
2021
7 68.233.378.491,17
2022
8 70.519.196.670,62
2023
9 72.881.589.759,09
2024
10 75.323.123.016,02
2025
Sumber : Pengolahan Data Tugas Akhir,2016

Berikut adalah diagram waktu untuk dapat mengetahui nilai dari present worth cost :
136

PWC = [(0 + 55.993.032.590,94)(P/F12%.1)] + 57.868.799.182,74 (P/F12%.2) +

59.807.403.955,36 (P/F12%.3) + 61.810.951.987,87 (P/F12%.4) +

63.881.618.879,46 (P/F12%.5) + 66.021.653.111,92 (P/F12%.6) +

68.233.378.491,17 (P/F12%.7) + 70.519.196.670,62 (P/F12%.8) +

72.881.589.759,09 (P/F12%.9) + [(75.323.123.016,02 – 5.796.866,87)

(P/F12%.10)

PWC = [(0 + 55.993.032.590,94)(0,8929)] + 57.868.799.182,74 (0,7972) +

59.807.403.955,36 (0,7118) + 61.810.951.987,87 (0,6355) +

63.881.618.879,46 (0,5674) + 66.021.653.111,92 (0,5066) +

68.233.378.491,17 (0,4523) + 70.519.196.670,62 (0,4039) +

72.881.589.759,09 (0,3606) + [(75.323.123.016,02 - 5.796.866,87)

(0,3220)

PWC = 357.551.896.565,33

Anda mungkin juga menyukai