Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Batu gamping adalah batuan sedimen yang sebagian besar disusun oleh
kalsium karbonat yang berasal dari sisa-sisa organisme laut seperti kerang,
siputlaut, dan koral yang sudah mati. Batu gamping terbentuk secara organik,
secara mekanik maupun secara kimia. Batu gamping yang terjadi secara
organik di alam yang merupakan pengendapan cangkang ataupun siput dan
ganggang yang berasal dari kerangka koral. Batu gamping yang terjadi secara
mekanik tidak jauh berbeda dengan jenis batu gamping yang terbentuk secara
organik, perbedaannya yang terjadi diantara keduanya adalah terjadinya
perombakan bahan batu gamping yang kemudian terbawa arus dan biasanya
mengendap tidak jauh dari tempat semula. Batu gamping yang terjadi secara
kimia merupakan jenis dari batu gamping yang terjadi dalam kondisi iklim dan
dalam suasana lingkungan tertentu.

Sungai Bawah Tanah (SBT) merupakan salah satu hasil bentukan


proses pelarutan. Aliran sungai bawah tanah ini jauh lebih berkembang dari
pada aliran sungai permukaan pada bentang lahan karst. Terbentuknya sungai
bawah tanah tidak terlepas dari terbentuknya gua-gua karst. Palmer (2007)
menyebutkan bahwa gua merupakan bentukan rongga kosong di bawah tanah
hasil pelarutan batuan yang soluble dengan ukuran yang cukup besar sehingga
memungkinkan manusia untuk bisa memasukinya. Keberadaan gua-gua karst
yang saling terhubung satu sama lain menjadikannya sebagai sistem perguaan,
yang kemudian sistem perguaan ini ketika terisi oleh air maka menghasilkan
bentukan sungai bawah tanah dan kadang-kadang keluar ke permukaan
sebagai mata air (Kusumayudha, 2005).

INVESTIGASI GOA DAN SUNGAI BAWAH TANAH WILAYAH TEBING 125 I-1
Pendahuluan

Tebing Citatah 125 terletak pada Gunung kapur yang tertinggi di daerah
Citatah, yaitu Gunung Singgalang, yang memiliki ketinggian tebing 125 meter
sehingga disebut Tebing Citatah 125. Kawasan Tebing Citatah 125 ini menjadi
pusat pendidikan untuk sekolah panjat tebing yang ada di Bandung maupun
Jabodetabek. Lokasinya sangat mudah dijangkau, karena terletak tidak jauh
dari jalan raya Bandung – Cianjur. Secara administrasi, tebing ini tepatnya
berlokasi di Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.

Penyelidikan goa dan sungai bawah tanah pada kawasan tebing 125 di
latar belakangi oleh kebutuhan air masyarakat sekitar, kondisi geologi pada
kawasan batu gamping yang menyebabkan terjadinya kelangkaan air pada
kawasan tersebut. Sungai bawah tanah merupakan salah satu sumber air pada
kawasan batu gamping yang jika keberadaan dan debitnya cukup besar dapat
di manfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan air dalam
kehidupan sehari – hari.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kondisi bawah


permukaan kawasan tebing 125. Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah
untuk mengetahui keberadaan goa dan atau sungai bawah tanah yang berada
di kawasan tebing 125.

1.3. Lokasi dan Kesampaian Daerah kegiatan

Kegiatan Investigasi Goa Dan Sungai Bawah Tanah Menggunakan


Metode Geolistrik 2D dilaksanakan di wilayah tebing 125 yang terletak di Desa
Padalarang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Tebing 125
berjarak kurang lebih 25 Km dari pusat Kota Bandung. Perjalan ke lokasi
kegiatan dapat ditempuh selama 45 menit menggunakan kendaraan roda 4.

INVESTIGASI GOA DAN SUNGAI BAWAH TANAH WILAYAH TEBING 125 I-2
Pendahuluan

Gambar 1.1 Lokasi Kesampaian Daerah Kegiatan

INVESTIGASI GOA DAN SUNGAI BAWAH TANAH WILAYAH TEBING 125 I-3

Anda mungkin juga menyukai