BAB I
PENDAHULUAN
Batu gamping adalah batuan sedimen yang sebagian besar disusun oleh
kalsium karbonat yang berasal dari sisa-sisa organisme laut seperti kerang,
siputlaut, dan koral yang sudah mati. Batu gamping terbentuk secara organik,
secara mekanik maupun secara kimia. Batu gamping yang terjadi secara
organik di alam yang merupakan pengendapan cangkang ataupun siput dan
ganggang yang berasal dari kerangka koral. Batu gamping yang terjadi secara
mekanik tidak jauh berbeda dengan jenis batu gamping yang terbentuk secara
organik, perbedaannya yang terjadi diantara keduanya adalah terjadinya
perombakan bahan batu gamping yang kemudian terbawa arus dan biasanya
mengendap tidak jauh dari tempat semula. Batu gamping yang terjadi secara
kimia merupakan jenis dari batu gamping yang terjadi dalam kondisi iklim dan
dalam suasana lingkungan tertentu.
INVESTIGASI GOA DAN SUNGAI BAWAH TANAH WILAYAH TEBING 125 I-1
Pendahuluan
Tebing Citatah 125 terletak pada Gunung kapur yang tertinggi di daerah
Citatah, yaitu Gunung Singgalang, yang memiliki ketinggian tebing 125 meter
sehingga disebut Tebing Citatah 125. Kawasan Tebing Citatah 125 ini menjadi
pusat pendidikan untuk sekolah panjat tebing yang ada di Bandung maupun
Jabodetabek. Lokasinya sangat mudah dijangkau, karena terletak tidak jauh
dari jalan raya Bandung – Cianjur. Secara administrasi, tebing ini tepatnya
berlokasi di Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Penyelidikan goa dan sungai bawah tanah pada kawasan tebing 125 di
latar belakangi oleh kebutuhan air masyarakat sekitar, kondisi geologi pada
kawasan batu gamping yang menyebabkan terjadinya kelangkaan air pada
kawasan tersebut. Sungai bawah tanah merupakan salah satu sumber air pada
kawasan batu gamping yang jika keberadaan dan debitnya cukup besar dapat
di manfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan air dalam
kehidupan sehari – hari.
INVESTIGASI GOA DAN SUNGAI BAWAH TANAH WILAYAH TEBING 125 I-2
Pendahuluan
INVESTIGASI GOA DAN SUNGAI BAWAH TANAH WILAYAH TEBING 125 I-3