PERUBAHAN ENERGI DI DALAM

ALIRAN FLUIDA
HUKUM KONSERVASI ENERGI MENYATAKAN BAHWA ENERGI TOTAL DI
DALAM SUATU SISTEM ADALAH TETAP, WALAUPUN ENERGI TERSEBUT
DAPAT DIUBAH DARI SATU BENTUK KE BENTUK LAINNYA
PERHATIKAN GAMBAR BERIKUT :

SISTEM ALIRAN FLUIDA

ENERGI TOTAL1 = ENERGI TOTAL2 + KEHILANGAN ENERGI[ 4 ~ 1]

ATAU
ENERGI MASUK SISTEM = ENERGI KELUAR SISTEM

JADI DIDAPAT PERSAMAAN YANG DISEBUT BERNOULLI

p1 v12
p2 v22
z1
z2 H l ...........[4 ~ 2]
w 2g
w 2g
DIMANA,
P
W

= ENERGI STATIK/HEAD STATIK

V2
2g

= ENERGI KECEPATAN/HEAD KECEPATAN

= ENERGI POTENSIAL/HEAD POTENSIAL

Hl

= ENERGI KEHILANGAN/HEAD KEHILANGAN

SEHINGGA PERSAMAAN 4 ~ 1 MENJADI

H t1 H t 2 H l .............................[4 ~ 3]

DAN PERSAMAAN 4 ~ 2 MENJADI

H s1 H v1 H z1 H s 2 H v 2 H z 2 H l ..........[4 ~ 4]

DIMANA,
HS = HEAD STATIK
Hv = HEAD KECEPATAN
HZ = HEAD POTENSIAL

SUSUNAN SALURAN UDARA MENDATAR DAN TEGAK

UNTUK POSISI MENDATAR :

H T 1 H S1 H V 1 H Z 1
HT 2 H S 2 HV 2 H Z 2
HT 1 HT 2 H l

DENGAN MENGGUNAKAN TEKANAN ABSOLUT :

( 4 + 407 ) + 1 + 0 = ( 1 + 407 ) + 1 + 0 + 3
412 = 412
DENGAN TEKANAN GAGE :
4+1+0=1+1+0+3
5=5
UNTUK POSISI TEGAK :

HT 1 HT 2 H l
DENGAN TEKANAN ABSOLUT :
( 4 + 407 ) + 1 + 0 = ( 1 + 406 ) + 1 + 1 + 3
412 = 412

DENGAN TEKANAN GAGE :

4+1+0=1+1+1+3
56

PRINSIP PENGALIRAN UDARA

SERTA KEBUTUHAN UDARA
TAMBANG
1. HEAD LOSS
ALIRAN FLUIDA TERJADI KARENA ADANYA PERBEDAAN TEKANAN
YANG DITIMBULKAN ANTARA DUA TITIK DALAM SISTEM. ENERGI
YANG DIBERIKAN UNTUK MENDAPATKAN ALIRAN YANG TUNAK
(STEADY), DIGUNAKAN UNTUK MENIMBULKAN PERBEDAAN TEKANAN
DAN MENGATASI KEHILANGAN ALIRAN (HL).
HEAD LOSS DALAM ALIRAN FLUIDA DIBAGI ATAS DUA KOMPONEN,
YAITU : FRICTION LOSS (Hf) DAN SHOCK LOSS (HX). DENGAN DEMIKIAN
HEAD LOSS ADALAH :

HL = Hf + HX [ 4 ~ 6 ]

FRICTION LOSS MENGGAMBARKAN HEAD LOSS PADA ALIRAN YANG

LINEAR MELALUI SALURAN DENGAN LUAS PENAMPANG YANG TETAP.
SEDANGKAN SHOCK LOSS ADALAH KEHILANGAN YANG DIHASILKAN
DARI PERUBAHAN ALIRAN ATAU LUAS PENAMPANG DARI SALURAN,
JUGA DAPAT TERJADI PADA INLET ATAU TITIK KELUARAN DARI SISTEM,
BELOKAN ATAU PERCABANGAN DAN HALANGAN-HALANGAN YANG
TERDAPAT PADA SALURAN.

2. MINE HEADS
UNTUK MENENTUKAN JUMLAH UDARA YANG HARUS DISEDIAKAN
UNTUK

MENGATASI

MENGHASILKAN

KEHILANGAN

ALIRAN

YANG

HEAD

(HEAD

DIINGINKAN

LOSSES)

DAN

DIPERLUKAN

PENJUMLAHAN DARI SEMUA KEHILANGAN ENERGI ALIRAN.

PADA SUATU SISTEM VENTILASI TAMBANG DENGAN SATU MESIN
ANGIN DAN SATU SALURAN KELUAR, KUMULATIF PEMAKAIAN ENERGI
DISEBUT MINE HEAD, YAITU PERBEDAAN TEKANAN YANG HARUS
DITIMBULKAN UNTUK MENYEDIAKAN SEJUMLAH TERTENTU UDARA
KE DALAM TAMBANG.

(A). MINE STATIC HEAD (MINE HS)

MERUPAKAN ENERGI YANG DIPAKAI DALAM SISTEM VENTILASI

UNTUK MENGATASI SELURUH KEHILANGAN HEAD ALIRAN. HAL INI
SUDAH TERMASUK SEMUA KEHILANGAN DALAM HEAD LOSS YANG
TERJADI ANTARA TITIK MASUK DAN KELUARAN SISTEM.
Mine H S

(H f H X )

(B). MINE VELOCITY HEAD (MINE HV)

VELOCITY HEAD PADA TITIK KELUARAN SISTEM. VELOCITY HEAD
AKAN BERUBAH DENGAN ADANYA LUAS PENAMPANG DAN JUMLAH
SALURAN DAN HANYA MERUPAKAN FUNGSI DARI BOBOT ISI UDARA
DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA.
(C). MINE TOTAL HEAD (MINE HT)
MERUPAKAN JUMLAH SELURUH KEHILANGAN ENERGI DALAM
SISTEM VENTILASI. SECARA MATEMATIS, MERUPAKAN JUMLAH DARI
MINE STATIC (HS) DAN VELOCITY HEAD (HV), YAITU :
mine HT = mine HS + mine HV

GRADIEN TEKANAN UNTUK SISTEM ALIRAN

UDARA SEDERHANA

GRADIEN TEKANAN PADA SISTEM VENTILASI TEKAN

(HARTMAN, 1982)

GRADIEN TEKANAN PADA SISTEM VENTILASI EXHAUST

GRADIEN TEKANAN PADA SISTEM BOOSTER

(HARTMAN, 1982)

10

KEADAAN ALIRAN UDARA

DI DALAM LUBANG BUKAAN
SISTEM ALIRAN FLUIDA : LAMINER, INTERMEDIATE DAN TURBULENT.
BILANGAN REYNOLD (Nre)
UNTUK ALIRAN LAMINER ADALAH 2000 DAN
UNTUK TURBULENT DI ATAS 4.000.
BILANGAN REYNOLD DINYATAKAN DALAM BENTUK :
N Re

DV DV

.......................................[4 ~ 7]

DIMANA,

= RAPAT MASSA FLUIDA (lb.det2/ft4 atau kg/m3)

= VISKOSITAS KINEMATIK (ft2/detik atau m3/detik)
= VISKOSITAS ABSOLUT (= ; lb detik/ft2 atau Pa detik)
D = DIAMETER SALURAN FLUIDA (ft atau m)
V = KECEPATAN ALIRAN FLUIDA (ft/detik)

11

UNTUK UDARA PADA TEMPERATUR NORMAL :

1.6 x10~4 ft 2 / det ik

ATAU
14.8 x 10~6 m2/s.

MAKA
NRe = 6.250 DV

ATAU
NRe = 67.280 DV Untuk satuan SI

12

DENGAN MENGANGGAP BAHWA BATAS BAWAH ALIRAN TURBULENT

DINYATAKAN DENGAN NRe = 4.000, MAKA KECEPATAN KRITIS DARI
SUATU DIMENSI SALURAN FLUIDA DAPAT DITENTUKAN DENGAN :

vc

60 N Re
(60)(4.000) 38, 4

[ fpm]
6.250 D
6.250 D
D

atau kira-kira :
Vc

40
D

ALIRAN TURBULENT HAMPIR SELALU TERJADI PADA LUBANG BUKAAN

TAMBANG BAWAH TANAH.

13

DISTRIBUSI KECEPATAN ALIRAN

DI DALAM LUBANG BULAT

14

PERHITUNGAN HEAD LOSS

HEAD LOSS TERJADI KARENA ADANYA ALIRAN UDARA AKIBAT
KECEPATAN (HV), GESEKAN (Hf) DAN TIKUNGAN SALURAN ATAU
PERUBAHAN UKURAN SALURAN (Hx).

H S Hl

(H f H X )

HV = HV pada keluaran

dan
HT = HS + HV

1. VELOCITY HEAD
15

WALAUPUN BUKAN MERUPAKAN SUATU HEAD LOSS, SECARA TEKNIS

DAPAT DIANGGAP SUATU KEHILANGAN. VELOCITY HEAD MERUPAKAN
FUNGSI DARI KECEPATAN ALIRAN UDARA, YAITU :

V2
HV
...........................................[4 ~ 8]
2g
DIMANA :
HV = VELOCITY HEAD
V = KECEPATAN ALIRAN (fps)
g

= PERCEPATAN GRAVITASI (ft/dt2)

DARI PERSAMAAN DI ATAS, DIPEROLEH TURUNAN BERIKUT :

wV 2
V
HV

(5, 2)(64, 4)(60) 2

1.098

ATAU

V
HV

4.000

2. FRICTION LOSS

16

HEAD LOSS AKIBAT GESEKAN DALAM ALIRAN UDARA MELALUI

LUBANG BUKAAN DI TAMBANG BAWAH TANAH 70 HINGGA 90% DARI
TOTAL KEHILANGAN (HEAD LOSS).
FRICTION LOSS MERUPAKAN FUNGSI DARI KECEPATAN ALIRAN
UDARA, KEKASARAN MUKA LUBANG BUKAAN, KONFIGURASI YANG
ADA DI DALAM LUBANG BUKAAN, KARAKTERISTIK LUBANG BUKAAN
DAN DIMENSI LUBANG BUKAAN.

L V2
Hl f
....................................[4 ~ 9]
D 2g
DIMANA,
L = PANJANG SALURAN (ft)
D = DIAMETER (ft)
V = KECEPATAN (fpm)
f = KOEFISIEN GESEKAN

17

MONOGRAPH UNTUK KONVERSI KECEPATAN DAN HEAD KECEPATAN

(HARTMAN, 1982)

18

UNTUK SALURAN BERBENTUK LINGKARAN, RH ADALAH

2
D
A 4
D
RH

P D
4
DENGAN DEMIKIAN MAKA DIPEROLEH PERSAMAAN :

L V2
Hl f
4 RH 2 g
RUMUS ATKINSON :

f L 0, 075V 2
K L 2
Hf

V
5, 2 4 RH 2 g (60) 2 5, 2 RH
K P LV 2 K S V 2

5, 2 A
5, 2 A

19

KARENA DEBIT, Q = V X A, MAKA PERSAMAAN MENJADI :

K P L Q2
Hf
5, 2 A3
DIMANA,
Hf = FRICTION LOSS (INCH WATER)
V = KECEPATAN ALIRAN (fpm)
K = FAKTOR GESEKAN UNTUK DENSITAS
UDARA STANDAR [lb.men2/ft4]
A = LUAS PENAMPANG SALURAN (ft2)
S = RUBBING SURFACE (ft2) = PL
P = KELILING SALURAN (ft)
L = PANJANG (ft)
Q = DEBIT UDARA (cfm)

20

FAKTOR GESEK K UNTUK LUBANG BUKAAN

TAMBANG BAWAH TANAH BUKAN BATUBARA (HARTMAN, 1982)
Values of K x 1010a

Irregularities

Straight

Type of

of Surfaces,

Airway

Areas, and

(basic

Aligment

value)
10

Smooth lined

Minimum

Clean

Sinuous or Curved
Slightly
Slightly

Moderately
Obstructed
35

Slightly

Moderately

Obstructed

Obstructed

Clean

15

25

20

Obstructed
25

Moderately
Slightly

Moderately

25

Obstructed
30

Obstructed
40

Clean

Clean

High Degree
Slightly
Moderately

35

Obstructed
40

Obstructed
50

Average

15

20

30

25

30

40

30

35

45

40

45

55

Sedimentary

Maximum
Minimum

20
30

25
35

35
45

30
40

35
45

45
55

35
45

40
50

50
60

45
55

50
60

60
70

rock

Average

55

60

70

65

70

80

70

75

85

80

85

95

Timbered

Maximum
Minimum

70
80

75
85

85
95

80
90

85
95

95
105

85
95

95
100

100
110

95
105

100
110

110
120

(5 ft centers)

Average

95

100

110

105

110

120

110

115

125

120

125

135

Igneous rock

Maximum
Minimum

105
90

110
95

120
105

115
100

120
105

130
115

120
105

125
110

135
120

130
115

135
120

145
130

Average

145

150

160

155

160

165

160

165

175

170

175

195

Maximum

195

200

210

205

210

220

210

215

225

220

225

235

Source : McElroy (1935)

To provide correct values of K, the numerical values obtained from the table are multiplied by 10 -10 units of l b min2ft4 attached. K is based on

standard air density (w = 0.075 lb/ft3. Recommended values are in italics. To convert K to SI units (kg/m3, multiple table values by 1.855 x 106.

21

FAKTOR

GESEK

DI

DALAM

SISTEM

VENTILASI

TAMBANG

BERHUBUNGAN DENGAN KOEFISIEN GESEK DALAM ALIRAN UMUM

FLUIDA. UNTUK BOBOT ISI UDARA STANDARD :

K %(800) (10) ~10 f

BENTUK LUBANG DIBAGI DALAM 2 BAGIAN BESAR, YAITU LURUS DAN
BENGKOK.
TIPE LUBANG BUKAAN PADA TABEL DI ATAS DIBAGI DALAM

KATEGORI :
TERLAPIS HALUS (SMOTH LINED)
BATUAN SEDIMEN (SEDIMENTARY ROCKS)
BERPENYANGGA KAYU DENGAN JARAK 5 ft (TIMBERED)
BATUAN BEKU (IGNEOUS ROCKS)

NILAI K DARI TABEL DI ATAS PERLU DIKOREKSI DENGAN PERSAMAAN :

w
.........................................[4 ~ 10]
0, 075

K kor K tabel

DIMANA W ADALAH BOBOT ISI UDARA.

22

3. SHOCK LOSS
SHOCK LOSS TERJADI SEBAGAI AKIBAT DARI ADANYA PERUBAHAN
ARAH ALIRAN DALAM SALURAN ATAU LUAS PENAMPANG SALURAN
UDARA DAN MERUPAKAN TAMBAHAN TERHADAP FRICTION LOSSES.
BESARNYA HANYA SEKITAR 10 ~ 30% DARI HEAD LOSS.
PERHITUNGAN SHOCK LOSS DAPAT DILAKUKAN SECARA :
~ LANGSUNG
~ KENAIKAN FAKTOR GESEK
~ DAN EQUIVALENT LENGTH METHOD.
PERHITUNGAN SHOCK LOSS LANGSUNG
PERHITUNGAN SHOCK LOSS, HX DALAM INCI AIR DAPAT DIHITUNG
DARI VELOCITY HEAD, YAITU :
HX = X HV

DIMANA,
HX = SHOCK LOSS
X = FAKTOR SHOCK LOSS
FORMULA UNTUK MENENTUKAN FAKTOR SHOCK LOSS DAPAT DILIHAT
PADA TABEL BERIKUT.

23

FORMULA UNTUK SHOCK LOSS

24

25

26

27

EQUIVALENT LENGTH METHOD

CARA YANG PALING UMUM DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN
SHOCK LOSS ADALAH MENGGAMBARKAN SETIAP KEHILANGAN
DALAM BENTUK PANJANG EKUIVALEN SUATU SALURAN UDARA
LURUS.

SUATU PERSAMAAN UNTUK PANJANG EKIVALEN DARI SALURAN

YANG LURUS AKIBAT SHOCK LOSS DAPAT DIPEROLEH DENGAN
PERSAMAAN YANG MENYATAKAN BAHWA FRICTION LOSS DAN SHOCK
LOSS ADALAH SAMA.

HX H f
KLV 2
XHV
5, 2 RH
wV 2
KLV 2
x

2
(1.098)
5, 2 RH

28

PANJANG EKUIVALEN UNTUK BERBAGAI SUMBER

SHOCK LOSS (FT)

Sumber

Le

Sumber
(m)
(1) Contraction, gradual

Le

Bend, acute, round

ft
3

Bend, acute, sharp

150

(45) Contraction, abrupt

10

(3)

Bend, right, round

(1) Expansion, gradual

(1)

Bend, right, sharp

70

20

(6)

30

(10)

200

(60)

(20) Expansion, abrupt

(1) Splitting, straight branch

ft
1

(m)
(1)

Bend, obtuse, round

Bend, obtuse, sharp

15

Doorway

70

(20) Junction, straight branch

60

(20)

Overcast

65

(20) Junction, deflected branch (90o)

30

(10)

Inlet

20

(6) Mine car or skip (20% of airway area)

100

(30)

Discharge

65

(20) Mine car or skip (40% of airway area)

500

(150)

(5) Splitting, deflected branch (90o)

PANJANG EKIVALEN L DINYATAKAN DENGAN L e (LIHAT TABEL DI ATAS),

MAKA PERSAMAAN MENJADI :

Le

5, 2 wRH X 3.240.RH X

ft
K (1.098) 2
1010 K

DIMANA,
Le = PANJANG EKIVALEN (ft)
RH = HYDRAULIC RADIUS (ft)
K = FAKTOR GESEKAN UNTUK BOBOT ISI UDARA STANDARD
X = FAKTOR SHOCK LOSS

29

4. KOMBINASI FRICTION DAN SHOCK LOSS

HEAD LOSS MERUPAKAN JUMLAH DARI FRICTION LOSS DAN SHOCK
LOSS, MAKA :

HL H f HX
KP( L Le )Q 2

5, 2 A3

DIMANA,
HL = HEAD LOSS (INCI AIR)
K = FAKTOR GESEKAN UNTUK DENSITY UDARA STANDAR
L = PANJANG (ft)
Le = PANJANG EKIVALEN (ft)
Q = DEBIT UDARA (cfm)
A = LUAS PENAMPANG SALURAN (ft2)

30

AIR HORSEPOWER

DAYA YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGATASI KEHILANGAN ENERGI

DALAM ALIRAN UDARA DISEBUT AIR HORSEPOWER. (Pa) :
Pa = pQ = 5,2 H Q / bft / menit

Pa =

5, 2 HQ
HQ

HP
33.000 6.346

31

TEORI PERHITUNGAN JARINGAN

VENTILASI

1. HEAD DAN KUANTITAS

SEPERTI SUDAH DIKETAHUI DARI PERSAMAAN ATKINSON BAHWA
HEAD MERUPAKAN FUNGSI KUANTITAS ALIRAN UDARA

Hl ~ Q2
H S ~ Q2
HV ~ Q 2
HT ~ Q2

PERSAMAAN HEAD LOSS UNTUK VENTILASI TAMBANG :

H ~ Q2

32

DALAM

PEMBUATAN

KURVA, KUANTITAS

DIASUMSIKAN

DAHULU,

KEMUDIAN HEAD DITENTUKAN DENGAN PERSAMAAN.

H1 Q1

H 2 Q2

ATAU

Q
H 2 H1 2
Q1

CONTOH
Q (cfm)
0

Hs (in)
0.0

HT (in)
0.0

200000

0.5

0.8

400000

2.0

3.0

600000

4.5

6.8

800000

8.0

12.0

KURVA KARAKTERISTIK TAMBANG

33

2. TAHANAN

SALURAN

UDARA

TAMBANG

(AIRWAY

RESISTANCE)

HL = R Q 2

R = KONSTANTA PROPORSIONALITAS :

KP( L Le )
5, 2 A3

R KEMUDIAN DISEBUT TAHANAN EKUIVALEN.

34

HUKUM KIRCHHOFF

HUKUM KIRCHHOFF 1
Q1 + Q2 = Q3 + Q4

Q1 + Q2 ~ Q3 ~ Q4 = 0

ATAU

Q 0

APLIKASI HUKUM KIRCHHOFF 1

35

HUKUM KIRCHHOFF 2

Hl Hl a Hl b Hl c ~ Hl d 0

MENURUT ATKINSON
DIBENTUK MENJADI :

PERSAMAAN

TERSEBUT

DI

ATAS

DAPAT

Ra Q1 Q1 Rb Q1 Q1 Rc Q1 Q1 ~ Rd Q2 Q2 0

APLIKASI HUKUM KIRCHHOFF 2

36

JARINGAN SERI

RANGKAIAN JARINGAN VENTILASI SERI

SALURAN ALIRAN UDARA :

(a) HUBUNGAN SERI, (b) SALURAN EKUIVALEN

37

JUMLAH ALIRAN UDARA YANG MENGALIR MELALUI MASING-MASING

SALURAN ADALAH SAMA.

Q = Q1 = Q2 = Q3

DAN

Hl1 Hl 2 Hl 3 ~ Hm 0
Hm = Head Loss (Head Statik)

ATAU

H l H l 1 H l 2 H l 3 .........................

MAKA PERSAMAAN HEAD LOSS DAPAT DITULIS SBB :

H l R1 Q 2 R2 Q 2 R3 Q 2
ATAU

H l ( R1 R2 R3 ......)Q 2 Re q.Q 2

TAHANAN EQUIVALENT HUBUNGAN SERI SALURAN :

R eq

Hl
Q2

38

JARINGAN PARALEL
MENURUT HUKUM KIRCHHOFF 1
Q = Q1 + Q2 + Q3 + ..

MENURUT HUKUM KIRCHHOFF 2

H l H l 1 H l 2 H l 3 ...............

SALURAN ALIRAN UDARA PARALEL DAN SALURAN EKUIVALEN

39

PERSAMAAN ATKINSON UNTUK JUNCTION A :

Hl
Hl
Hl

R1
R2
R3

ATAU

Q Hl

1
1
1

Hl

R1
R2
R3

Req

SEDANGKAN,

1
1
1
1

..................
Req
R1
R2
R3

40

41

ANALISIS JARINGAN KOMPLEKS

SUATU JARINGAN DISEBUT KOMPLEKS JIKA SIRKUIT-SIRKUIT PARALEL
SALING TUMPANG TINDIH DAN TERKAIT. PEMISAHAN SIRKUIT-SIRKUIT
TERSEBUT TIDAK DAPAT DILAKUKAN ATAU DENGAN KATA LAIN
JARINGAN

TERSEBUT

TIDAK

DAPAT

DISEDERHANAKAN

MENJADI

SALURAN EKIVALEN.
A) JUNCTION = SUATU TITIK DIMANA TIGA ATAU LEBIH SALURAN
UDARA BERTEMU
B) BRANCH = SEGMEN SALURAN UDARA DI ANTARA 2 JUNCTION
C) MESH

= SUATU LOOP TERTUTUP

UNTUK HUKUM KIRCHHOFF 1:

JUMLAH PERSAMAAN = NJ ~ 1.
UNTUK HUKUM KIRCHHOFF 2:
JUMLAH MESH ADALAH SBB:

NM = NB ~ NJ + 1

42

JARINGAN KOMPLEKS

43

PERCABANGAN TERKENDALI
SALURAN UDARA DIATUR SECARA PARALEL DAN JUMLAH UDARA YANG
MENGALIR KE SETIAP CABANGNYA DITENTUKAN MAKA DITERAPKAN
PERCABANGAN TERKENDALI (CONTROLLED SPLITTING) DILAKUKAN
DENGAN CARA MEMBUAT TAHANAN BUATAN PADA SALAH SATU
CABANG. CABANG YANG TIDAK DIBERI TAHANAN BUATAN DISEBUT
FREE SPLIT. TAHANAN BUATAN MERUPAKAN SHOCK LOSS YANG
TIMBUL OLEH ALAT YANG DISEBUT REGULATOR.

1. PENENTUAN UKURAN REGULATOR

UNTUK MENENTUKAN UKURAN REGULATOR PERTAMA-TAMA HARUS
DITENTUKAN BESARNYA SHOCK LOSS YANG HARUS DITIMBULKAN.
SHOCK LOSS PADA SETIAP CABANG SAMA DENGAN SELISIH ANTARA
HEAD LOSS PADA FREE SPLIT DENGAN HEAD LOSS CABANG YANG
BERSANGKUTAN.

44

PERKIRAAN UKURAN REGULATOR DITURUNKAN DARI RUMUS SHOCK

LOSS TEORITIS UNTUK SUATU SALURAN BULAT DAN SIMETRIS

(1/ CC ) N
X

DIMANA,
X = FAKTOR SHOCK LOSS
N = NISBAH LUAS REGULATOR/LUAS LUBANG BUKAAN
CC = KOEFISIEN KONTRAKSI

CC

1
Z ZN 2 N 2

SEHINGGA

Z
X 2 X Z

DIMANA Z = FAKTOR KONRAKSI

45

HX
X
HV

DIMANA,
HX = SHOCK LOSS YANG HARUS DITIMBULKAN OLEH REGULATOR
HV = HEAD KECEPATAN
NILAI Z DAPAT DILIHAT PADA TABEL. DAN UNTUK REGULATOR, NILAI Z
= 2,5 ADALAH NILAI YANG UMUM DI TAMBANG BAWAH TANAH.

46

KOEFISIEN KONTRAKSI (BERDASARKAN SALURAN POJOK SIKU, t = 2,50)

N
CC
X

0.1
0.63
217.97

0.2
0.64
46.38

0.3
0.65
17.03

0.4
0.67
7.61

0.5
0.69
3.67

0.6
0.71
1.78

0.7
0.75
0.81

0.8
0.81
0.30

0.9
0.88
0.07

1.0
1.0
0

47