Pengenalan pada Dasar Mekanika Fluida

Fluida adalah Substance yg mempunyai sifat bebas

pergerakannya yang relative terhadap molekul yang satu
dengan yang lainnya. Fluida terdiri dari cairan dan Gas
Didalam Solid (padatan) sebaliknya posisi relativ antara
molekul yang satu dengan yang lainnya adalah tetap
dibawah kondisi temperatur dan tekanan konstan.

Hubungan Antara Volume Aliran,Masa Aliran, dilihat dari

persaman perhitungan density ρ (rapat masa) (kg/m3)

Volume Aliran, Massa Aliran, dan Persamaan Continuitas

1
PERUBAHAN ENERGI DI DALAM ALIRAN FLUIDA

HUKUM KONSERVASI ENERGI MENYATAKAN BAHWA ENERGI TOTAL DI

DALAM SUATU SISTEM ADALAH TETAP, WALAUPUN ENERGI TERSEBUT
DAPAT DIUBAH DARI SATU BENTUK KE BENTUK LAINNYA.
PERHATIKAN GAMBAR BERIKUT :

SISTEM ALIRAN FLUIDA

2
 ENERGI TOTAL1 = ENERGI TOTAL2 + KEHILANGAN ENERGI………[ 4 ~ 1]

ATAU ENERGI MASUK SISTEM = ENERGI KELUAR SISTEM

JADI DIDAPAT PERSAMAAN YANG DISEBUT BERNOULLI

DIMANA, p1 v12 p2 v22

  z1    z2  H ...........[4 ~ 2]
w 2g w 2g
P = ENERGI STATIK/HEAD STATIK
W
V2
2g = ENERGI KECEPATAN/HEAD KECEPATAN

Z = ENERGI POTENSIAL/HEAD POTENSIAL

H = ENERGI KEHILANGAN/HEAD KEHILANGAN

3
SEHINGGA PERSAMAAN 4 ~ 1 MENJADI

Ht1  Ht 2  H .............................[4 ~ 3]
DAN PERSAMAAN 4 ~ 2 MENJADI

H s1  H v1  H z1  H s 2  H v 2  H z 2  H ..........[4 ~ 4]

DIMANA,
HS = HEAD STATIK
Hv = HEAD KECEPATAN
HZ = HEAD POTENSIAL

4
SUSUNAN SALURAN UDARA MENDATAR DAN TEGAK
UNTUK POSISI MENDATAR :

H T 1  H S 1  HV 1  H Z 1
H T 2  H S 2  HV 2  H Z 2
HT 1  HT 2  H

5
PRINSIP PENGALIRAN UDARA
SERTA KEBUTUHAN UDARA
TAMBANG
1. HEAD LOSS

ALIRAN FLUIDA TERJADI KARENA ADANYA PERBEDAAN TEKANAN YANG DITIMBULKAN

ANTARA DUATITIK DALAM SISTEM. ENERGI YANG DIBERIKAN UNTUK MENDAPATKAN
ALIRAN YANG TUNAK (STEADY), DIGUNAKAN UNTUK MENIMBULKAN PERBEDAAN
TEKANAN DAN MENGATASI KEHILANGAN ALIRAN (HL).
HEAD LOSS DALAM ALIRAN FLUIDA DIBAGI ATAS DUA KOMPONEN, YAITU :
FRICTION LOSS (Hf) DAN SHOCK LOSS (HX).
DENGAN DEMIKIAN HEAD LOSS ADALAH :

HL = Hf + HX …………………………………………………………[ 4 ~ 6 ]

6
FRICTION LOSS MENGGAMBARKAN HEAD LOSS PADA ALIRAN YANG
LINEAR MELALUI SALURAN DENGAN LUAS PENAMPANG YANG TETAP.

SEDANGKAN SHOCK LOSS ADALAH KEHILANGAN YANG DIHASILKAN

DARI PERUBAHAN ALIRAN ATAU LUAS PENAMPANG DARI SALURAN,
JUGA DAPAT TERJADI PADA INLET ATAU TITIK KELUARAN DARI
SISTEM, BELOKAN ATAU PERCABANGAN DAN HALANGAN-HALANGAN
YANG TERDAPAT PADA SALURAN.

2. MINE HEADS
UNTUK MENENTUKAN JUMLAH UDARA YANG HARUS DISEDIAKAN
UNTUK MENGATASI KEHILANGAN HEAD (HEAD LOSSES) DAN
MENGHASILKAN ALIRAN YANG DIINGINKAN DIPERLUKAN
PENJUMLAHAN DARI SEMUA KEHILANGAN ENERGI ALIRAN.
PADA SUATU SISTEM VENTILASI TAMBANG DENGAN SATU MESIN
ANGIN DAN SATU SALURAN KELUAR, KUMULATIF PEMAKAIAN ENERGI
DISEBUT “MINE HEAD”, YAITU PERBEDAAN TEKANAN YANG HARUS
DITIMBULKAN UNTUK MENYEDIAKAN SEJUMLAH TERTENTU UDARA KE
DALAM TAMBANG. 7
(MINE STATIC HEAD (MINE HS)

MERUPAKAN ENERGI YANG DIPAKAI DALAM SISTEM VENTILASI UNTUK MENGATASI SELURUH
KEHILANGAN HEAD ALIRAN. HAL INI SUDAH TERMASUK SEMUA KEHILANGAN DALAM HEAD
LOSS YANG TERJADI ANTARA TITIK MASUK DAN KELUARAN SISTEM.

Mine HS   H L   (H f  H X )
(B). MINE VELOCITY HEAD (MINE HV)

VELOCITY HEAD PADA TITIK KELUARAN SISTEM. VELOCITY HEAD AKAN BERUBAH
DENGAN ADANYA LUAS PENAMPANG DAN JUMLAH SALURAN DAN HANYA MERUPAKAN
FUNGSI DARI BOBOT ISI UDARA DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA.

(C). MINE TOTAL HEAD (MINE HT)

MERUPAKAN JUMLAH SELURUH KEHILANGAN ENERGI DALAM SISTEM VENTILASI.
SECARA MATEMATIS, MERUPAKAN JUMLAH DARI MINE STATIC (HS) DAN VELOCITY HEAD
(HV), YAITU :

mine HT = mine HS + mine HV

8
Gradien tekanan untuk sistem aliran udara sederhana

9
Total
Head

Gradien Tekanan pada sistem Ventilasi Tekan (Hartman1982)

10
 Head

Gradient Tekanan pada System Ventilasi Exhaust

11
Gradient Tekanan pada System “Booster”(Hartman, 1982)

12
KEADAAN ALIRAN UDARA DI DALAM LUBANG BUKAAN
SISTEM ALIRAN FLUIDA :LAMINER, INTERMEDIATE DAN TURBULENT.

BILANGAN REYNOLD (Nre)

 UNTUK ALIRAN LAMINER ADALAH ≤ 2000 DAN
 UNTUK TURBULENT DI ATAS 4.000.
BILANGAN REYNOLD DINYATAKAN DALAM BENTUK :

 DV DV
N Re   .......................................[4 ~ 7]
 
DIMANA,

 = RAPAT MASSA FLUIDA (lb.det2/ft4 atau kg/m3)

 = VISKOSITAS KINEMATIK (ft2/detik atau m3/detik)

 = VISKOSITAS ABSOLUT (=  ; lb detik/ft2 atau Pa detik)

D = DIAMETER SALURAN FLUIDA (ft atau m)
V = KECEPATAN ALIRAN FLUIDA (ft/detik)

13
UNTUK UDARA PADA TEMPERATUR NORMAL
:

 = 1.6 x 10~4 ft2/detik

ATAU
NRe = 67.280 DV

MAKA

14.8 x 10~6 m2/s.

ATAU

NRe = 6.250 DV Untuk satuan SI

14
DENGAN MENGANGGAP BAHWA BATAS BAWAH ALIRAN TURBULENT DINYATAKAN DENGAN NRe =
4.000, MAKA KECEPATAN KRITIS DARI SUATU DIMENSI SALURAN FLUIDA DAPAT DITENTUKAN
DENGAN :

60 N Re (60)(4.000) 38, 4
vc    [ fpm]
6.250 D 6.250 D D

atau kira-kira :

40
Vc 
D
ALIRAN TURBULENT HAMPIR SELALU TERJADI
PADA LUBANG BUKAAN TAMBANG BAWAH
TANAH.

15
Distribusi Kecepatan aliran di dalam lubang bulat

16
PERHITUNGAN HEAD LOSS
HEAD LOSS TERJADI KARENA ADANYA ALIRAN UDARA AKIBAT KECEPATAN (HV), GESEKAN (Hf)
DAN TIKUNGAN SALURAN ATAU PERUBAHAN UKURAN SALURAN (Hx).

HS   H
  (H f  H X )

HV = HV pada keluaran

dan

HT = HS + HV

17
 1. VELOCITY HEAD
WALAUPUN BUKAN MERUPAKAN SUATU HEAD LOSS, SECARA TEKNIS DAPAT DIANGGAP
SUATU KEHILANGAN. VELOCITY HEAD MERUPAKAN FUNGSI DARI KECEPATAN ALIRAN
UDARA, YAITU :

V2
HV  ...........................................[4 ~ 8]
2g
DIMANA :
HV = VELOCITY HEAD
V = KECEPATAN ALIRAN (fps)
g = PERCEPATAN GRAVITASI (ft/dt2)
DARI PERSAMAAN DI ATAS, DIPEROLEH TURUNAN BERIKUT :

2
wV 2  V 
HV   w 
 1.098 
2
(5, 2)(64, 4)(60)
ATAU

2
 V 
HV   
 4.000 

18
2. FRICTION LOSS
HEAD LOSS AKIBAT GESEKAN DALAM ALIRAN UDARA MELALUI LUBANG BUKAAN DI TAMBANG
BAWAH TANAH 70 HINGGA 90% DARI TOTAL KEHILANGAN (HEAD LOSS).
FRICTION LOSS MERUPAKAN FUNGSI DARI KECEPATAN ALIRAN UDARA, KEKASARAN MUKA LUBANG
BUKAAN, KONFIGURASI YANG ADA DI DALAM LUBANG BUKAAN, KARAKTERISTIK LUBANG BUKAAN DAN
DIMENSI LUBANG BUKAAN.

L V2
H  f ....................................[4 ~ 9]
D 2g

DIMANA,
L = PANJANG SALURAN (ft) atau (m)
D = DIAMETER (ft) atau (m)
V = KECEPATAN (fpm) atau (m/s)
f = KOEFISIEN GESEKAN

Lihat Mc Pherson Mengenai Darcy & Weisbach

19
 Nomograph untuk Konversi
Kecepatan dan Head
Kecepatan Udara (
Hartman, 1982)

W=0,075
W=0,069

20
Untuk Saluran berbentuk Lingkaran , Hydraulic Radius(Rh)

D2 A = Luas P= Keliling
A 4 D
RH   
P D 4
Dengan Demikian diperoleh Rumus

L V2
H  f
4 RH 2 g
Rumus Atkinson untuk friction Loss dal Ventilasi Tambang
diturunkan dari persamaan Darcy Weisbach dalam MekFlu

f L 0, 075V 2 K L 2 Disederhanakan
Hf  2
 V
5, 2 4 RH 2 g (60) 5, 2 RH
KPLV 2
Hf 
2 2
K P LV K SV
 
5, 2 A 5, 2 A A
21
 Karena Debit Q= V x A Maka Persamaan menjadi:

K P LQ2 KPLQ 2
Hf  Hf 
5, 2 A3 A3

DIMANA,
Hf = FRICTION LOSS (INCH WATER) (Pa)
V = KECEPATAN ALIRAN (fpm) (m/s)
K = FAKTOR GESEKAN UNTUK DENSITAS
UDARA STANDAR [lb.men2/ft4](kg/m3)
A = LUAS PENAMPANG SALURAN (ft2)(m2)
S = RUBBING SURFACE (ft2) = PL (m2)
P = KELILING SALURAN (ft) (m)
L = PANJANG (ft)(m)
Q = DEBIT UDARA (cfm) (m3/menit)

22
 FAKTOR GESEK K UNTUK LUBANG BUKAAN
TAMBANG BAWAH TANAH BUKAN BATUBARA (HARTMAN, 1982 )

Values of K x 1010a

Irregularitie Straight Sinuous or Curved

s of Slightly Moderately High Degree
Type of
Surfaces,
Airway Clean Slightly Moderatel
Areas, and Moderat
Aligment (basic Obstructe y Slightly Moderatel Slightly Moderatel Slightly
ely
value) d Obstructed Clean Obstructe y Clean Obstructe y Clean Obstruct
Obstruct
d Obstructed d Obstructed ed
ed

Smooth Minimum 10 15 25 20 25 35 25 30 40 35 40 50
lined Average 15 20 30 25 30 40 30 35 45 40 45 55
Maximum 20 25 35 30 35 45 35 40 50 45 50 60

Sedimentar Minimum 30 35 45 40 45 55 45 50 60 55 60 70
y rock Average 55 60 70 65 70 80 70 75 85 80 85 95
Maximum 70 75 85 80 85 95 85 95 100 95 100 110

Timbered Minimum 80 85 95 90 95 105 95 100 110 105 110 120

(5 ft Average 95 100 110 105 110 120 110 115 125 120 125 135
centers) Maximum 105 110 120 115 120 130 120 125 135 130 135 145

Igneous Minimum 90 95 105 100 105 115 105 110 120 115 120 130
rock Average 145 150 160 155 160 165 160 165 175 170 175 195
Maximum 195 200 210 205 210 220 210 215 225 220 225 235

Source : McElroy (1935)

aTo provide correct values of K, the numerical values obtained from the table are multiplied by 10-10 units of

lb min2ft4 attached. K is based on standard air density (w = 0.075 lb/ft 3. Recommended values are in italics. To convert K to
SI units (kg/m3, multiple table values by 1.855 x 106.
23
FAKTOR GESEK K DI DALAM SISTEM VENTILASI TAMBANG
BERHUBUNGAN DENGAN KOEFISIEN GESEK DALAM ALIRAN
UMUM FLUIDA. UNTUK BOBOT ISI UDARA STANDARD :
K  (800) (10)~10 f K  0,148 f
BENTUK LUBANG DIBAGI DALAM 2 BAGIAN BESAR, YAITU
LURUS DAN BENGKOK.
TIPE LUBANG BUKAAN PADA TABEL DI ATAS DIBAGI
DALAM 4 KATEGORI :
-TERLAPIS HALUS (SMOTH LINED)
-BATUAN SEDIMEN (SEDIMENTARY ROCKS)
-BERPENYANGGA KAYU DENGAN JARAK 5 ft
(TIMBERED)
-BATUAN BEKU (IGNEOUS ROCKS)
NILAI K DARI TABEL DI ATAS PERLU DIKOREKSI DENGAN
PERSAMAAN:  w 
K kor  Ktabel   .........................................[4 ~ 10]
 0, 075 

 w 
K kor  K tabel   DIMANA W ADALAH BOBOT ISI UDARA
 1,201 
24
 3. SHOCK LOSS
SHOCK LOSS TERJADI SEBAGAI AKIBAT DARI ADANYA PERUBAHAN ARAH ALIRAN DALAM
SALURAN ATAU LUAS PENAMPANG SALURAN UDARA DAN MERUPAKAN TAMBAHAN TERHADAP
FRICTION LOSSES. BESARNYA HANYA SEKITAR 10 ~ 30% DARI HEAD LOSS.
PERHITUNGAN SHOCK LOSS DAPAT DILAKUKAN SECARA :
~ LANGSUNG
~ KENAIKAN FAKTOR GESEK
~ DAN EQUIVALENT LENGTH METHOD.
PERHITUNGAN SHOCK LOSS LANGSUNG
PERHITUNGAN SHOCK LOSS, HX DALAM INCI AIR DAPAT DIHITUNG DARI VELOCITY HEAD, YAITU :

HX = X HV

DIMANA,
HX = SHOCK LOSS
X = FAKTOR SHOCK LOSS

FORMULA UNTUK MENENTUKAN FAKTOR SHOCK LOSS DAPAT DILIHAT PADA TABEL BERIKUT.

25
FORMULA UNTUK SHOCK LOSS (Hartman et al. 1982 App. A)

26
27
28
29
 EQUIVALENT LENGTH METHOD
CARA YANG PALING UMUM DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN
SHOCK LOSS ADALAH MENGGAMBARKAN SETIAP KEHILANGAN
DALAM BENTUK PANJANG EKUIVALEN SUATU SALURAN UDARA
LURUS.
SUATU PERSAMAAN UNTUK PANJANG EKIVALEN DARI SALURAN
YANG LURUS AKIBAT SHOCK LOSS DAPAT DIPEROLEH DENGAN
PERSAMAAN YANG MENYATAKAN BAHWA FRICTION LOSS DAN
SHOCK LOSS ADALAH SAMA.

HX  H f
KLV 2
XHV 
5, 2 RH
wV 2 KLV 2
x 2

(1.098) 5, 2 RH

30
 PANJANG EKUIVALEN UNTUK BERBAGAI SUMBER
SHOCK LOSS (FT)
Le Le
Sumber Sumber
ft (m) ft (m)
Bend, acute, round 3 (1) Contraction, gradual 1 (1)
Bend, acute, sharp 150 (45) Contraction, abrupt 10 (3)
Bend, right, round 1 (1) Expansion, gradual 1 (1)
Bend, right, sharp 70 (20) Expansion, abrupt 20 (6)
Bend, obtuse, round 1 (1) Splitting, straight branch 30 (10)
Bend, obtuse, sharp 15 (5) Splitting, deflected branch (90o) 200 (60)
Doorway 70 (20) Junction, straight branch 60 (20)
Overcast 65 (20) Junction, deflected branch (90o) 30 (10)
Inlet 20 (6) Mine car or skip (20% of airway 100 (30)
Discharge 65 (20) area) 500 (150
Mine car or skip (40% of airway )
area)

PANJANG EKIVALEN L DINYATAKAN DENGAN Le (LIHAT TABEL DI

ATAS), MAKA PERSAMAAN MENJADI
5, 2 wRH X 3.240.RH X
Le  2
 10
ft
K (1.098) 10 K
31
PANJANG EKIVALEN L DINYATAKAN DENGAN Le (LIHAT TABEL DI
ATAS), MAKA PERSAMAAN MENJADI

5, 2 wRH X 3.240.RH X
Le  2
 10
ft
K (1.098) 10 K

w Rh X
Le  m
2 gK
DIMANA,
Le = PANJANG EKIVALEN (ft) (m)
RH = HYDRAULIC RADIUS (ft) (m)
K = FAKTOR GESEKAN UNTUK BOBOT ISI UDARA STANDARD
X = FAKTOR SHOCK LOSS

32
4. KOMBINASI FRICTION DAN SHOCK LOSS
HEAD LOSS MERUPAKAN JUMLAH DARI FRICTION LOSS
DAN SHOCK LOSS, MAKA :

HL  H f  H X HL  Hf  H x
KP( L  Le )Q 2 KP(L  Le ) Q3
 HL  ( SatuanSI )
5, 2 A3 A 3

DIMANA,
HL = HEAD LOSS (INCI AIR) (KPa)
K = FAKTOR GESEKAN UNTUK DENSITY UDARA
STANDAR
L = PANJANG (ft) (m)
Le = PANJANG EKIVALEN (ft) (m)
Q = DEBIT UDARA (cfm) (m3/menit)
A = LUAS PENAMPANG SALURAN (ft2) (m2)

33
 AIR HORSEPOWER
DAYA YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGATASI KEHILANGAN
ENERGI DALAM ALIRAN UDARA DISEBUT AIR HORSEPOWER. (Pa)
:
Pa = pQ = 5,2 H Q / bft / menit

5, 2 HQ HQ
Pa =  HP
33.000 6.346

HQ
Pa  KW
1000

34
 Compressibility Effects
 Hal ini Berpengaruh jika udara mempunyai
tekanan yang sangat rendah. Penampakan yang
terlihat adalah pengaruhnya terhadap:
 Volume
 Temperatur ( Heat content)

 Dan terhadap Tekanan (head Loss)

35