Dalam sistem aliran fluida akan selalu ditemui keadaan aliran : laminer,
entermediate dan turbulent. Kriteria yang dipakai untuk menentukan keadaan
aliran adalah bilangan Reynold (NRe). Bilangan Reynold untuk aliran laminer
adalah £2000 dan untuk turbulent di atas 4000.
Dimana:
Maka:
Atau kira-kira Vc @ 40 / D
Aliran turbulen hampir selalu terjadi pada lubang bukaan tambang bawah tanah.
Pipa saluran udara dengan diameter lebih kecil 1 ft jarang dipakai di tambang,
oleh karena itu kecepatan di atas 40 fpm selalu menghasilkan aliran turbulent.
Head loss terjadi karena adanya aliran udara akibat kecepatan (Hv), gesekan (Hf)
dan tikungan saluran atau perubahan ukuran saluran (Hx).
Jadi dalam suatu sistem ventilasi distribusi head loss dapat disederhanakan
sebagai berikut :
Hs = å HL
= å (Hf + Hx)
Hv = Hv pada keluaran
Dan
Ht = Hs + Hv
a. Velocity head
Walaupun bukan merupakan suatu head loss, secara teknis dapat dianggap suatu
kehilangan. Velocity head merupakan fungsi dari kecepatan aliran udara, yakni:
Hv = (V2)/(2g)
Dimana:
Hv = velocity head
Atau :
Hv = ((V)/(4.000))2
Besarnya head loss akibat gesekan dalam aliran udara melalui lubang bukaan di
tambang bawah tanah sekitar 70 % hingga 90 % dari total kehilangan (head loss).
Friction loss merupakan fungsi dari kecepatan aliran udara, kekasaran muka
lubang bukaan, konfigurasi yang ada di dalam lubang bukaan, karakteristik
lubang bukaan dan dimensi lubang bukaan.
Persamaan mekanika fluida untuk friction loss pada saluran berbentuk lingkaran
adalah:
HL = f (L/D)(V2/2g)
Dimana:
L = panjang saluran
V = kecepatan (fpm)
F = koefisien gesekan
HL = f (L/4 RH)(V2/2g)
Untuk friction loss pada ventilasi tambang (dikenal sebagai rumus Atkinson)
didapat sebagai berikut :
Hf = (f/5,2)(l/4RH)(0,075V2/2g(60)2) = (K/5,2)(L/RH)(V2)
Dimana :
V = kecepatan aliran
K » (800)(10)-10 f
Sebenarnya di dalam aliran turbulen nilai f berubah sesuai dengan NRe. Tetapi
pada ventilasi tambang K dianggap konstan dan besarnya untuk berbagai kondisi
lubang bukaan tambang bawah tanah bukan batubara dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 1
Faktor Gesek K untuk Lubang Bukaan Tambang Bawah Tanak Bukan Batubara
c. Shock Loss
Shock loss terjadi sebagai akibat dari adanya perubahan arah aliran dalam saluran
atau luas penampang saluran udara dan merupakan tambahan terhadap friction
losses. Walaupun besarnya hanya sekitar 10 % - 30 % dari head loss total di
dalam ventilasi tambang, tetapi tetap harus diperhatikan.
Perhitungan shock loss, Hx dalam inci air dapat dihitung dari velocity head,
yakni
Hx = X Hv
Dimana;
Hx = shock loss
Formula untuk menentukan faktor shock loss ter lihat pada tabel 6.
Tabel 6
Head loss merupakan jumlah dari friction loss dan shock loss, maka ;
HL = Hf + Hx
dimana ;