Anda di halaman 1dari 9

Keyword ini digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan ujian, jadi mesti dipahami lebih dahulu.

Dan
mungkin juga keluar sebagai pertanyaan untuk dijelaskan

Keyword:
 KSO = sebuah istilah mengenai dua perusahaan atau lebih yang melakukan kerjasama operasional
dalam menyelesaikan suatu proyek. Selain itu, KSO dapat berbentuk sebuah badan usaha baru berupa
usaha patungan (joint venture). Dalam bentuk usaha patungan ini, perusahaan gabungan
menggabungkan sumber produksi, pemasaran, keuangan dan atau hal-hal manajerial.

Umumnya sebuah badan usaha melakukan KSO untuk memperluas wilayah usaha atau menguatkan
kualitas produknya. Contohnya, perusahaan telekomunikasi negara yang merangkul perusahaan asing
atau lokal untuk mencapai target pembangunan. Atau, perusahaan asing yang mencoba menjajaki
pasar lokal dengan bekerjasama dengan perusahaan domestik agar diperoleh strategi untuk mencapai
target pasar.

Secara garis besar, terdapat 2 (dua) jenis KSO, yaitu KSO yang terpisah dari anggotanya dan KSO yang
tidak terpisah dari anggotanya. KSO yang terpisah dari anggotanya sering disebut sebagai KSO
Administratif, artinya administrasi usaha sepenuhnya dilakukan atas nama KSO, mulai dari pengajuan
tender PBJ, penandatanganan kontrak kerja hingga penagihan hasil kerja atau penerbitan invoice.

KSO yang kedua sering disebut sebagai KSO Non Administratif. Kontrak kerja dilakukan atas nama
masing-masing anggota KSO dan tanggungjawab kerja ada pada masing-masing anggota KSO. Atau
dengan kata lain, dalam hal ini KSO hanya ditujukan sebagai alat koordinasi para anggotanya saja.

KSO Administratif, KSO Non Administratif, dan Kemitraan Kerjasama Operasi (KSO) dalam
Pengadaan Barang/Jasa

Contoh di Indonesia : PT Pertamina melakukan KSO Produksi dan eksplorasi di beberapa wilayah kerja
dengan perusahaan :

KSO Produksi
1. Lapangan Perlak (NAD) oleh PT Pasific Oil & Gas
2. Lapangan Sungai Lilin (Jambi) oleh PT Geo Corporation
3. Lapangan Tanjung Tiga Timur (Sumsel) oleh PT Formasi Sumatra Energi.
4. Lapangan Ibul Tenggara (Sumsel) oleh PT Geraldo Putra Mandiri
5. Lapangan Sambidoyong (Jabar) oleh PT Elnusa
6. Lapangan Wiriagar (Papua) oleh PT Elnusa
7. Lapangan Bangkudulis (Kaltim) oleh PT Duta Firza

Sedangkan pemenang KSO eksplorasi adalah:


1. Lapangan Suci (Jateng) oleh PT Indelberg Indonesia Perkasa
2. Lapangan Kendal (Jateng) oleh PT Saripari Pertiwi Abadi
3. Lapangan Kamundan (Papua) oleh PT Remaja Bangun Kencana.

 JOB (Joint Operation Body ) = sistem perhitungan bagi hasil antara Pertamina dengan Kontraktor
di lapangan yang “dibiayai bersama” antara kontraktor dan Pertamina, namun biaya yang dikeluarkan
oleh Pertamina merupakan hutang kepada kontraktor yang di-”reimburse” (diganti kembali) dari
bagian produksi Pertamina.
JOB juga merupakan Suatu bentuk (Production Sharing Contract ) PSC yang berlaku untuk
suatu prospective area yang sudah dilakukan eksplorasi. Adapun prinsip-prinsip dari JOB ialah :
1. Pertamina menguasai maximum 50% participating interest;
2. Terhadap participating interest Kontraktor, berlaku syarat-syarat dan split seperti yang
berlaku dalam KPS;
3. Kontraktor bersama-sama Pertamina membiayai eksplorasi dan pengembangan selanjutnya
dari suatu lapangan, umumnya 50% uplift diberlakukan terhadap jumlah pengembalian oleh
Pertamina kepada Kontraktor;
4. Kontribusi Pertamina’s Annual Cash Call dimulai setelah operator’s
expenditures match dengan Pertamina’s sunk cost atau setelah akhir tiga tahun pertama dari
periode Kontrak;
5. Pertamina adalah Operator yang dibantu oleh Kontraktor dalam bentuk suatu Joint Operating
Body (JOB) dan di supervisi oleh suatu Joint Operating Committee (JOC);
6. Pertamina dan Kontraktor membentuk anggota dari JOC, JOC menyetujui Work Program &
Budget (WP&B) dan menetapkan policies.

 WK Migas = daerah tertentu di dalam Wilayah Hukum Pertambangan Indonesia untuk


pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi (menurut UU Nomor 22 Tahun 2001 Tentang
Minyak Dan Gas Bumi)

Pasal 12

 (1) Wilayah Kerja yang akan ditawarkan kepada Badan Usaha atau Bentuk Usaha
Tetap ditetapkan oleh Menteri setelah berkonsultasi dengan Pemerintah Daerah.
 (2) Penawaran Wilayah Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh
Menteri.
 (3) Menteri menetapkan Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap yang diberi
wewenang melakukan kegiatan usaha Eksplorasi dan Eksploitasi pada Wilayah
Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).

Pasal 13

 (1) Kepada setiap Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap hanya diberikan 1 (satu)
Wilayah Kerja.
 (2) Dalam hal Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap mengusahakan beberapa
Wilayah Kerja, harus dibentuk badan hukum yang terpisah untuk setiap Wilayah
Kerja.

 IUP = Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut IUP, adalah izin untuk
melaksanakan usaha pertambangan. (UU No.4 tahun 2009)
Pasal 1 (Permen ESDM No.34 Tahun 2017)
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Izin Usaha Pertambangan yang selanjutnya disingkat IUP, Mineral, Batubara, Penyelidikan Umum,
Eksplorasi, Studi Kelayakan, Konstruksi, Penambangan, Pengangkutan, Penjualan, dan Badan Usaha,
adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara.

2. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi yang selanjutnya disebut IUP Eksplorasi, adalah izin usaha yang
diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan Penyelidikan Umum,Eksplorasi, dan Studi Kelayakan.

3. Izin Usaha Pertambangan Khusus Eksplorasi yang selanjutnya disebut IUPK Eksplorasi, adalah izin
usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan Studi
Kelayakan di wilayah izin usaha pertambangan khusus.

4. Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi yang selanjutnya disebut IUP Operasi Produksi, adalah
izin usaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan IUP Eksplorasi untuk melakukan tahapan
kegiatan operasi produksi.

5. Izin Usaha Pertambangan Khusus Operasi Produksi yang selanjutnya disebut IUPK Operasi Produksi,
adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan IUPK Eksplorasi untuk melakukan
tahapan kegiatan operasi produksi.

6. Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi khusus pengolahan dan/atau pemurnian yang
selanjutnya disebut IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, adalah izin
usaha yang diberikan untuk membeli, mengangkut, mengolah, dan memurnikan termasuk menjual
komoditas tambang Mineral atau Batubara hasil olahannya.

7. Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan, yang
selanjutnya disebut IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan, adalah izin
usaha yang diberikan kepada perusahaan untuk membeli, mengangkut, dan menjual komoditas
tambang Mineral atau Batubara.

 Kontrak (atau perjanjian) = kesepakatan antara dua orang atau lebih mengenai hal tertentu
yang disetujui oleh mereka. Ketentuan umum mengenai kontrak diatur dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata Indonesia.

Pasal 1313 KUHP menerangkan: “Suatu Persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana
seorang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih”

Pasal 1314 : Suatu persetujuan diadakan dengan cuma-cuma atau dengan memberatkan. Suatu
persetujuan cuma-cuma adalah suatu persetujuan, bahwa pihak yang satu akan memberikan suatu
keuntungan kepada pihak yang lain tanpa menerima imbalan. Suatu persetujuan memberatkan adalah
suatu persetujuan yang mewajibkan tiap pihak untuk memberikan sesuatu, melakukan sesuatu atau
tidak melakukan sesuatu
 Hukum material = Pengertian Hukum Materil adalah menerangkan perbuatan-perbuatan apa yang
dapat dihukum serta hukuman-hukuman apa yang dapat dijatuhkan. Hukum materil menentukan isi
sesuatu perjanjian, sesuatu perhubungan atau sesuatu perbuatan.Dalam pengertian hukum materil
perhatian ditujukan kepada isi peraturan.

Sumber hukum material : sumber hukum yang dilihat dari segi isinya, misalnya : KUHP segi materilnya
adalah pidana umum, kejahatan dan pelanggaran. KUHPerdata mengatur masalah orang sebagai
subjek hukum, benda sebagai objek, perikatan, perjanjian, pembuktian dan daluarsa sebagaimana
fungsi hukum menurut para ahli .

Sumber hukum materiil berasal dari perasaan hukum masyarakat pendapat umum, kondisi sosial-
ekonomi, se!arah, sosiologi, hasil penelitian ilmiah, filsafat tradisi, agama, moral, perkembangan
internasional, geografis, politik hukum, dan lain-lain. “dalam kata lain sumber hukum materil adalah
faktor faktor masyarakat yang mempengaruhi pembentukan hukum pengaruh terhadap pembuat
keputusan hakim dan sebagainya.

Sumber hukum materil ini merupakan faktor yang mempengaruhi materi isi dari aturan-aturan hukum
atau tempat dari mana materi hukum itu diambil untuk membantu pembentukan hukum sebagai
contoh hukum yang mendidik . & faktor tersebut adalah faktor idiil dan faktor kemasyarakatan.

1. Faktor idiil

Faktor Idiil adalah patokan-patokan yang tetap mengenai keadilan yang harus ditaati oleh para
pembentuk ataupun para pembentuk hukum yang lain dalam melaksanakan tugasnya.

2. Faktor kemasyarakatan

Faktor kemasyarakatan adalah hal-hal yang benar-benar hidup dalam masyarakat dan tunduk pada
aturan aturan yang berlaku sebagai petun!uk hidup masyarakat yang bersangkutan. Contohnya
struktur ekonomi, kebiasaan, adat istiadat, dan lain-lain. faktor-faktor kemasyarakatan yang
mempengaruhi pembentukan hukum yaitu:

 Stuktural ekonomi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat antara lain: kekayaan alam,


susunan geologi, perkembangan-perkembangan perusahaan, dan pembagian kerja.
 Kebiasaan yang telah membaku dalam masyarakat yang telah berkembang dan pada tingkat
tertentu ditaati sebagai aturan tingkah laku yang tetap.
 Hukum yang berlaku.
 Tata hukum negara-negara lain.
 Keyakinan tentang agama dan kesusilaan.
 Kesadaran hukum

 Hukum formal = Sedangkan pengertian Hukum Formil menunjukkan cara mempertahankan atau
menjalankan peraturan-peraturan itu dan dalam perselisihan maka hukum formil itu menunjukkan
cara menyelesaikan di muka hakim sebagai contoh hukum kebiasaan .

Sumber hukum formal = sumber hukum yang menentukan bentuk dan sebab terjadinya suatu
peraturan (kaidah hukum). Peraturan perundang-undangan ini memiliki dua fungsi utama yaitu
sebagai legalisasi dan legislasi. Yang dimaksud dengan legalisasi adalah mengesahkan fenomena yang
telah ada di dalam masyarakat, sedangkan yang dimaksud dengan legislasi adalah proses untuk
melakukan pembaruan hukum sebagaiman juga tujuan hukum acara pidana .

Faktor yang dapat memengaruhi proses pembentukan peraturan perundang-undangan ini dibedakan
menjadi dua hal. Pertama, struktur sosial yang mencakup aspek (unsur sosial baku) sebagai dasar
eksistensi masyarakat, seperti stratifikasi sosial, lembaga sosial, kebudayaan, serta kekuasaan dan
wewenang. Kedua, sistem nilai-nilai mengenai apa yang baik dan yang tidak baik (buruk) yang
merupakan pasangan nilai-nilai yang harus diselaraskan (diserasikan). Pasangan nilai-nilai inilah yang
seharusnya tercermin di dalam peraturan perundang-undangan agar memiliki makna komprehensip
sebagai asas hukum pidana , antara lain kebebasan dengan ketertiban, umum dan khusus,
perlindungan dengan pembatasan, kebebasan dan ketertiban, dan lain sebagainya.

Faktor yang menjadi sumber hukum formil merupakan sumber hukum dalam bentuknya yang
tertentu, yang menjadi dasar sah dan berlakunya hukum secara formal. Ia menjadi dasar kekuatan
yang dilihat dari bentuknya, mengikat baik itu bagi warga masyarakat maupun para pelaksana hukum
(penegak hukum) itu sendiri. Sumber hukum formil yang dikenal di dalam ilmu hukum berasal dari
enam jenis, yaitu Undang-undang, kebiasaan, yurisprudensi, traktrat, doktrin.

1. Undang-undang

Undang-Undang/Perundang-undangan (UU) adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk


oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan persetujuan bersama Presiden. Undang-undang memiliki
kedudukan sebagai aturan main bagi rakyat untuk konsolidasi posisi politik dan hukum, untuk
mengatur kehidupan bersama dalam rangka mewujudkan tujuan dalam bentuk negara. Undang-
undang dapat pula dikatakan sebagai kumpulan-kumpulan prinsip yang mengatur kekuasaan
pemerintah,

2. Hukum Kebiasaan

Kebiasaan adalah salah satu hal yang menjadi sumber hukum menurut sistem hukum di Indonesia.
Kebiasaan dapat diartikan sebagai suatu perbuatan yang dilakukan berulang-ulang, menurut tingkah
laku yang tetap, lazim, dan normal sehingga orang banyak menyukai perbuatan tersebut.

3. Traktat

Traktat (Treaty) adalah perjanjian yang dibuat antarnegara yang dituangkan dalam bentuk tertentu.
Pasal 11 UUD menentukan: “Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.”

4. Yurisprudensi

Yurisprudensi adalah keputusan-keputusan dari hakim terdahulu untuk menghadapi suatu perkara
yang tidak diatur di dalam UU dan dijadikan sebagai pedoman bagi para hakim yang lain untuk
menyelesaian suatu perkara yang sama. Lahirnya Yurisprudensi karena adanya peraturan peraturan
UU yang tidak jelas atau masih kabur, sehingga menyulitkan hakim dalam membuat keputusan
mengenai suatu perkara. Hakim dalam hal ini membuat suatu hukum baru dengan mempelajari
putusan hakim yang terdahulu untuk mengatasi perkara yang sedang dihadapi. Jadi, putusan dari
hakim terdahulu ini yang disebut dengan yurisprudensi.

5. Doktrin

Doktrin hukum adalah Suatu pernyataan yang dituangkan kedalam bahasa oleh semua ahli hukum.
dan hasil pernyataannyapun disepakati oleh seluruh pihak.
6. Hukum Agama

Hukum Agama adalah hukum yang mengatur keseluruhan persoalan dalam kehidupan berdasarkan
atas ketentuan agama tertentu. Jika seseorang tidak memiliki iman atau kepercayaan yang kuat maka
dapat dikatakan bahwa orang tersebut telah melanggar norma atau hukum agama.

 Hierarki hukum (Indonesia)


Hierarki atau tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia merujuk ke Pasal 7 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan terdiri atas:

Pasal 7
(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
(2) Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan hierarki sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).

Pasal 8
(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa
Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang
dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota,
Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.
(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan
mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan
yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.

Pasal 9
(1) Dalam hal suatu Undang-Undang diduga bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi.
(2) Dalam hal suatu Peraturan Perundang-undangan di bawah Undang-Undang diduga bertentangan
dengan Undang-Undang, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Agung.
 Kontrak karya = Kontrak karya menurut Erman Rajagukguk (Salim, 2008:63) adalah “kerja sama
modal asing dalam bentuk kontrak karya (contract of work) terjadi apabila penanaman modal asing
membentuk satu badan hukum Indonesia dan badan hukum ini mengadakan kerjasama dengan
satu badan hukum yang mempergunakan modal nasional”.

Sedangkan Sri Woelan Aziz (dalam Salim, 2008:63) menyatakan bahwa kontrak karya adalah “suatu
kerja sama di mana pihak asing membentuk suatu badan hukum Indonesia ini bekerjasama
dengan badan hukum Indonesia yang menggunakan hukum nasional”.

Pengertian kontrak karya yang tercantum dalam Pasal 1 Butir (1) Keputusan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 1614 Tahun 2004 tentang Pedoman Pemrosesan Permohonan Kontrak
Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara dalam rangka Penanaman Modal
Asing adalah “Perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia dengan perusahaan hukum
Indonesia dalam rangka penanaman modal asing untuk melaksanakan usaha pertambangan bahan
galian tidak termasuk minyak bumi, gas alam, panas bumi, radio aktif dan batubara”.

Pada kerjasama jenis ini, pemegang kuasa pertambangan adalah perusahaan Negara (PERTAMINA)
sedangkan pihak perusahaan saing hanya bertindak sebagai kontraktor. Namun perusahaan Negara
masih belum diberi wewenang manajemen untuk mengarahkan dan menentukan kegiatan kontraktor.
Ada tiga perusahaan yang pernah terikat dengan kontrak ini yaitu PT CPI, PT SI,DAN PT Calasiatic &
Topco(c&t). kontrak karya ini milai diberlakukan setelah disahkannya Undang-Undanag nomor 4 Prp
tahun 1960. bentuk kerjasama perjanjian kontrak karya ini hanya berlaku sampai dengan tahun 1963,
selanjutnya dipergunakan Contract Production Sharing (Kontrak bagi Hasil). Dalam kontrak karya ini
terdapat hal-hal yang bersifat unik yaitu :

 Perusahaan Negara sebagai pemegang kuasa pertambangan sedangkan perusahaan swasta


bertindak sebagai kontraktor;
 Manajemen dilaksanakan sepenuhnya oleh kontraktor dan semua kerugian yang mungkin
terjadi akan ditanggung oleh kontraktor;
 Pembagian hasil dalam bentuk uang atas dasar perbandingan 60% untuk perusahaan Negara
dan 40% bagi kontraktor, akan tetapi penghasilan pemerintah tidak boleh kurang dari 20%
hasil kotor minyak bumi;
 Jangka waktu kontrak adalah 30 tahun untuk daerah yang baru dan 20 tahun untuk daerah
lama;
 Penyisihan wilayah dilakukan dua atau tiga kali setelah jangka waktu tertentu;
 Kontraktor wajib ikut serta menyediakan minnyak untuk keperluan dalam negeri atas dasar
proposional dan tidak melebihi 25% dari produksi areal dan atas dasar Cost ditambah Free
$0,20/BBl.

 Cost recovery = merupakan biaya operasi yang dimintakan penggantiannya yang terdiri atas biaya
eksplorasi, biaya produksi (termasukpenyusutan), dan biaya administrasi (termasuk interest
recovery) (menurut Rita Nugraheni dalam Cost Recovery dalam Kontrak Production sharing Migas
dan Gas Bumi di Indonesia)

Konsep Penggantian atau pengembalian biaya operasi perminyakan yang dilakukan oleh negara
terhadap kontraktor, besar kecilnya akan mempengaruhi besar/kecilnya bagian pemerintah ataupun
kontraktor. Biaya yang dibebankan kepada cost recovery terdiri dari : biaya non kapital tahun
berjalan dari kegiatan eksplorasi, pengembangan operasi produksi, dan biaya administrasi, serta
unrecovered cost. (dari skripsi Yuliana P.S., FH UI, 2010)

 Cadangan (reserve) = Jumlah Minyak Bumi atau Gas Bumi yang ditemukan di dalam batuan
Reservoir dan dapat diproduksi. (menurut PTK POD SKK MIGAS 2018).

Bagian dari Sumberdaya Mineral Terukur dan/atau Tertunjuk yang dapat ditambang secara ekonomis.
Cadangan termasuk material dilusi dan mempertimbangkan mineral atau bijih hilang, yang mungkin
terjadi ketika material tersebut ditambang atau diekstraksi, dan ditentukan berdasarkan studi-studi
yang berada pada tingkat Pra-Kelayakan atau Kelayakan termasuk penerapan Faktor Pengubah.
(menurut Kode Pelaporan Hasil Eksplorasi, Sumberdaya Mineral dan Cadangan Mineral Indonesia
Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI) , 2019)

Cadangan batubara adalah bagian dari sumber daya batu bara yang telah diketahui dimensi, sebaran
kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat pengkajian kelayakan di nyatakan layak untuk ditambang.
(menurut SNI BSN)

 Sumberdaya (resource) = sesuatu yang dipandang memiliki nilai ekonomi. (Ensiklopedia Webster)
Suatu konsentrasi atau keterjadian dari material yang memiliki nilai ekonomi pada atau di atas kerak
bumi, dengan bentuk, kualitas dan kuantitas tertentu yang memiliki keprospekan yang beralasan
untuk pada akhirnya dapat diekstraksi secara ekonomis. (menurut Kode Pelaporan Hasil Eksplorasi,
Sumberdaya Mineral dan Cadangan Mineral Indonesia Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI) ,
2019)

Keberadaan konsentrasi unsur-unsur atau logam tertentu yang belum dapat dipertimbangkan secara
komersial (PPT Metode Eksplorasi Pak Pri dan Endapan Mineral Pak Uki)

Sumber daya batu bara adalah bagian dari endapan batu bara yang diharapkan dapat dimanfaatkan.
Sumber daya batu bara ini dibagi dalam kelaskelas sumber daya berdasarkan tingkat keyakinan geologi
yang ditentukan secara kualitatif oleh kondisi geologi/tingkat kompleksitas dan secara kuantitatif oleh
jarak titik informasi. Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi cadangan apabila setelah dilakukan
kajian kelayakan dinyatakan layak. (menurut SNI BSN)

Anda mungkin juga menyukai