KELOMPOK 6:
B R I G I T TA M E L I N D A – 2 0 0 6 5 4 9 5 3 2
MIKA ANABELLE - 2006497251
D E S Y N ATA L I A - 2 0 0 6 5 4 9 5 6 4
JESSICA PRISCILLA S – 2006497176
LUCY KARENINA - 2006549936
R AY M O N D A R I S T Y O – 2 0 0 6 4 9 7 4 3 4
F. S E K A R W I D I A R I N I - 2 0 0 6 5 4 9 6 6 5
J O V I TA E L I Z A B E T H – 2 0 0 6 5 4 9 8 7 3
FA I RU Z A R I DA L FA Z A – 2 0 0 6 5 4 9 6 7 1
KASUS POSISI
SYARAT KEPAILITAN
1. Mempunyai minimal 2 kreditor atau lebih
– PT. Bali Turtle Island Development (PT.BTID) adalah suatu perusahaan pengembang (developer) yang bermaksud
melakukan proyek pengembangan di Pulau Serangan, Bali;
– Penta Ocean Co, Ltd (POC) adalah perusahaan asing yang mengikuti tender, namun karena peraturan perundang-
undangan mengenai jasa konstruksi mewajibkan untuk perusahaan asing menggandeng perusahaan nasional dalam pengerjaan
suatu proyek, POC menggandeng PT. Surya Prasudi Utama (PT. SPU) dalam bentuk badan usaha Joint Operation.
– Penta-SPU Joint Operation, dalam Perjanjian Operasi Gabungan antara POC dan PT. SPU, tanggal 30 November 1995.
2. Tidak membayar lunas sedikitnya satu orang.
– Utang Termohon kepada Pemohon timbul karena perjanjian dari seluruh bukti yang diajukan Termohon tidak terdapat bukti
perjanjian atau bukti perlunasan utang Termohon kepada Pemohon yaitu sebesar US $ 16,158,683.00 dan Rp.
796.695.684,- karenanya Termohon masih tetap berhutang kepada Pemohon dan PT. SPU;
– Majelis Hakim berpendapat Permohonan pernyataan pailit Pemohon dalam perkara ini sesuai dengan ketentuan Pasal 8 ayat
(4) UU Kepailitan dan PKPU dan karenanya harus dikabulkan karena terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara
sederhana persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 2 ayat (1) UU Kepailitan dan
PKPU telah terpenuhi.
3. Utang telah jatuh tempo dan dapat ditagih.
– Menurut Perjanjian Kerjasama Pengerukan dan Reklamasi Zona 11 Pulau Serangan Bali, tanggal 24
November 1995, antara PT.BTID dan Penta-SPU Joint Operation, PT.BID mempunyai
kewajiban untuk membayar utang tersebut yang jatuh tempo pada tanggal 1 Mei 1998 dan dapat
ditagih.
– termohon gagal (default) membayar termin kemajuan (progress) nilai pekerjaan kepada Pemohon
selama 5 (lima) kuartal.
4. Permohonan pailit dapat dimohonkan oleh debitor itu sendiri atau satu atau lebih kreditornya.
– Permohonan pailit diajukan oleh POC yang merupakan salah satu perusahaan yang menjadi kreditor
dari PT.BTID
Majelis Hakim berpendapat Permohonan pernyataan pailit Pemohon dalam perkara ini telah sesuai
dengan ketentuan Pasal 8 ayat (4) UU Kepailitan dan PKPU dan dapat dibukti secara sederhana
persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 2 ayat (1) UU Kepailitan
dan PKPU telah terpenuhi.
SUBJEK DALAM KEPAILITAN
SUBJEK KEPAILITAN DEBITOR
KREDITOR
Kesimpulan: Saran:
1. Bentuk badan usaha Joint Operation dapat 1. Perlu dibentuknya suatu peraturan khusus
dikategorikan sebagai Firma, yang diatur yang mengatur mengenai Joint Operation,
dalam Kitab Undang-undang Hukum baik dari segi definisi, hubungan hukum,
Dagang. aturan pajak, dsb. Hal ini ditujukan untuk
2. Joint Operation adalah satu kesatuan memberikan kepastian hukum atas bentuk
entitas, oleh karenanya hubungan hukum badan usaha Joint Operation, yang mana
yang terjadi dengan pihak ketiga. dewasa ini betuk badan usaha Joint
Operation banyak digunakan oleh pelaku
3. Joint Operation tidak memenuhi syarat ekonomi khususnya dalam bidang
pailit dalam mengajukan permohonan konstruksi.
terhadap debiturnya.
SEKIAN & TERIMA KASIH