PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pada era modern saat ini dimana perkembangan terjadi hamper di seluruh
bidang dan sektor, salah satunya yang terus mengalami perkembangan adalah dunia
usaha. Oleh karena itu berbagai pihak melakukan pengkajian terhadap dunia usaha
lebih komprehensif, baik dari sudut pandang praktik maupun pemikiran secara teoritis.
Pemikiran dalam teori maupun praktik harus dilakukan, karena apabila membahas
mengenai sektor usaha cakupannya sangat luas. Hal ini dikarenakan perkembangan
dunia bisnis terjadi dengan sangat cepat. Oleh karena itu, setiap orang yang akan
khususnya yang berkaitan dengan badan usaha, salah satunya yaitu Perseroan
Terbatas.
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham
dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya. 1
Terbatas salah satu kendaraan bisnis yang memberikan kontribusi pada hampir
1
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Perseroan Terbatas
1
semua bidang kehidupan manusia. Pada prinsipnya Perseroan Terbatas sebagai
badan hukum yang dapat memiliki segala hak dan kewajiban yang dapat dimiliki oleh
setiap orang. Guna melaksanakan segala hak dan kewajiban yang dimilikinya tersebut,
ilmu hukum telah merumuskan fungsi dan tugas dari masing-masing organ Perseroan
yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Organ-organ tersebut dikenal
Direksi. 2
suatu kemampuan untuk menjadi subjek hukum dari hubungan hukum. 3 Walaupun
dalam bidang harta kekayaan. Setiap keuntungan yang diperoleh oleh dari
Begitu juga apabila terjadi kerugian, kerugian tersebut menjadi beban Perseroan
tanpa melibatkan orang-orang yang ada dalam perseroan tersebut baik para
pendiri maupun para pengurusnya. Kontruksi badan hukum semacam itulah yang
menurut Commen law dinamakan separate legal entity. 4 Kerugian yang dialami
oleh Perseroan Terbatas dapat berakibat pada kepailitan, yang mana kepailitan ini tentu
mengakibatkan timbulnya akibat hukum dan tanggung jawab dari organ Perseroan
Terbatas. Oleh karena itu, dalam makalah ini saya tertarik untuk membahas mengenai
b. Rumusan Masalah
2
Erna Widjajati, “TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS YANG DINYATAKAN PAILIT”,
SELISISK, Volume 3, Nomor 5, Juni 2017, hal. 19.
3
Chidir Ali, Badan Hukum, Alumni, Bandung, 1987, hlm. 24
4
Rudhi Prasetya, Perseroan Teori dan Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hlm. 5
2
1. Apa Akibat Hukum dari Perseroan Terbatas yang dinyatakan Pailit?
2. Bagaimana Tanggung Jawab dari Organ Perseroan Terbatas dalam hal Perseroan
c. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum
normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka,
baik data primer maupun sekunder. Hal ini berdasarkan pendapat Peter Mahmud
5
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 60.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pengadilan, dalam hal ini Pengadilan Niaga, dikarenakan debitur tidak dapat
Kepailitan), yang dimaksud dengan Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan
Debitur Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah
Debitur sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (1) adalah Debitur, yaitu orang yang
Akibat hukum bagi debitur setelah dinyatakan pailit adalah bahwa ia tidak boleh
lagi mengurus harta kekayaannya yang dinyatakan pailit, dan selanjutnya yang akan
mengurus harta kekayaan atau perusahaan debitur pailit tersebut adalah Kurator.
Pasal 1 angka 1 UU K mengatur tentang kepailitan adalah sita umum atas keseluruhan
harta yang dimiliki oleh debitor yang pailit kemudian curator bertugas dalam
ke dalam harta pailit. Dalam hal kepailitan Perseroan Terbatas, permasalahannya adalah
6
Imran Nating, Peranan dan Tanggung Jawab Kurator dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta
Pailit, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009, hlm. 2.
4
Berjalannya suatu Perseroan Terbatas pasca putusan pailit diucapkan bergantung pada
usaha Debitor yang dinyatakan pailit walaupun putusan pernyataan pailit tersenut
2) Apabila dalam kepailitan tidak diangkat panitia kreditor, Kreditor memerlukan izin
Hakim Pengawas untuk melanjutkan usaha sebagaimana dimaksud pada Pasal 104 ayat
(01) UU K. 7
kepailitan pada Perseroan Terbatas tidak menghilangkan hak untuk mengurus serta
menguasai harta pada Perseroan Terbatas. Dikarenakan kepailitan yang dialami oleh
Terbatas tersebut. Namun dalam Perseroan Terbatas yang dilanjutkan tidak memberikan
PT maka kurator menjual harta yang ditinggalkan tanpa adanya persetujuan dari debitur
pailit. Tentang keberadaan kedudukan Perseroan Terbatas yang telah bubar, maka
perbuatan hukum yang dapat dilakukan hanyalah proses likuidasi jika diperlukan (Pasal
142 ayat (2) Undang-Undang Kepailitan). Dalam hal kepailitan, ketentuan pada Pasal
16, Pasal 69 ayat (1) dan Pasal 104 Undang-Undang Kepailitan mengatur bahwa yang
7
Ni Komang Nea Adiningsih, Marwanto, Tanggung Jawab Organ PT Dalam Hal Kepailitan, Universitas
Udayana, hlm. 13.
5
2. Tanggung Jawab dari Organ Perseroan Terbatas yang Dinyatakan Pailit
bahwa ketentuan mengenai separate legal entity dan limited liability tidak berlaku
apabila tabir Perseroan terkoyak (piercing the corporate viel). Piercing the
corporate viel akan menghapus tanggung jawab terbatas dari pengurus dan pendiri
Perseroan.8 Jadi dari paparan isi Undang-Undang di atas, prinsip separate legal entity
dan limited liability tidak berlaku jika organ PT bertindak atas nama PT yang
Berikut adalah Organ Perseroan Terbatas dan Tanggung Jawabnya apabila Perseoan
Terbatas Pailit:
tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang
ditentukan dalam undang-undang ini dan/atau anggaran dasar. RUPS dalam hal
ini terdiri dari para pemegang saham yang menanamkan modalnya di Perseroan
kerugian yang dialami oleh perseroan yang melampaui nilai sahamnya sesuai Pasal
8
I. G. Rai Widjaya, Berbagai Peraturandan Pelaksanaan Undang-undang di Bidang Usaha
Hukum Perusahaan Pemakaian Nama PT, Tata Cara Mendirikan PT, Pendaftaran Perusahaan, TDUP & SIUP,
Kesaint Blanc, Jakarta, 2003, hlm. 146.
6
3 ayat (1) UU PT. Hal ini memiliki tujuan untuk melindungi pemegang saham dari
Namun tidak selamanya limited liability dapat menjadi perisai bagi para
pemegang saham berbuat dengan iktikad tidak baik atau tindakan dari
ditembus dengan mengoyak tabir Perseroan atas perisai limited liability tersebut
jawab (limited liability) tersebut terkoyak dan perisai dapat tertembus maka
hukum yang dilakukan oleh Perseroan atau pemegang saham yang bersangkutan
piercing the corporate veil ini sangat membantu karena tidak jarang
9
Gunawan Widjaja, Tanggung Jawab Direksi atas Kepailitan, Cetakan Kedua, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2004, h. 19.
7
pemegang saham menyalahgunakan tanggung jawab terbatas (limited liability)
terjadi pencampuran harta kekayaan pribadi pemegang saham dan harta kekayaan
disebut fiduciary dutiy. Fiduciary duty dijalankan oleh direksi dengan cara:
discretion).
8
d. Tidak memiliki benturan kepentingan (conflict of duty and interest).10
terlebih dahulu dari aset-aset perseroan. Apabila aset perseroan tidak memenuhi
dalam hal kepailitanterjadi karena kesalahan atau kelalaian Direksi dan harta
jawab atas seluruh kewajiban yang tidak terlunasi dari harta pailit tersebut. Pasal
104 ayat (2) Undang-Undang Perseroan Terbatas jelas mengakui bahwa Direksi
Apabila hasil penjualan harta perseroan tidak cukup untuk menutup semua
sampai kepada harta pribadi Direksi yang bersangkutan. Direksi juga dapat
10
Ridwan Khairandy, Perseroan Terbatas, Edisi Revisi, Total Media Yogyakarta, Jogjakarta, hlm.209
11
Munir Fuady, Doktrin-doktrin Modern dalam Corporate Law dan Eksistensinya dalam Hukum
Indonesia, Cetakan Kedua, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2010, hlm. 24.
9
dikenakan dengan pasal 1365 dan 1366 KUHPerdata.Kedua pasal tersebut
seseorang yang melanggar hukum dalam hal ini Undang-Undang Perseron Terbatas
dari direksi tersebut dapat juga dikenakan dengan ketentuan pidana melalui Pasal
398 dan Pasal 399 KUHP. Secara singkat, Pasal 398 KUHP menjelaskan bahwa
direksi maupun komisaris dapat ditutut pidana penjara selama satu tahun empat
bagi Perseroan maupun pihak lain. Sedangkan menurut Pasal 399 KUHP direksi
maupun komisaris dapat dikenakan dengan pidana penjara selama tujuh tahun (7
hak para kreditor dan lalai dalam membuat pembukuan sebagaimana diwajibkan
secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi
10
pelanggaran fiduciary duty juga berakibat pada penerapan prinsip piercing the
pribadi atas kerugian PT jika terbukti lalai dan bersalah dalam menjalankan
Komisaris dalam hal kepailitan diatur dalam Pasal 115 ayat (1) dan ayat (2)
atas kewajibannya yang harus dilunasi dan berlaku juga bagi anggota Dewan
11
Komisaris yang sudah tidak menjabat 5 (lima) tahun sebelum putusan pailit
dilontarkan.
kepailitan juga dapat dikenai pada Pasal 1365 dan 1366 KUHPerdata. Pasal
12
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
tidak dapat menjalankan kegiatan usahanya dan perseroan berada pada kekuasaan
kurator.
2. Tanggungjawab organ Perseroan Terbatas dalam hal kepailitan adalah yang terbukti
ketiga dapat dimintai tanggungjawab secara pribadi. Hal tersebut berkaitan dengan
the corporate viel). Begitu juga pelanggaran terhadap fiduciary duty akan
b. Saran
1. Hendaknya organ Perseroan Terbatas selalu beritikad baik dalam menjalankan tugas
tujuan PT. Karena pelanggaran prinsip fiduciary duty akan berakibat pada pelepasan
13
nantinya dapat secara jelas ditentukan mana yang menjadi tanggung jawab RUPS,
Direksi dan Komisaris sehingga kejelasan mengenai batasan sampai sejauh mana
14
DAFTAR PUSTAKA
BUKU-BUKU
Gunawan Widjaja, Tanggung Jawab Direksi atas Kepailitan, Cetakan Kedua, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2004.
Imran Nating, Peranan dan Tanggung Jawab Kurator dalam Pengurusan dan Pemberesan
Harta Pailit, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009.
Munir Fuady, Doktrin-doktrin Modern dalam Corporate Law dan Eksistensinya dalam
Hukum Indonesia, Cetakan Kedua, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2010.
Ridwan Khairandy, Perseroan Terbatas, Edisi Revisi, Total Media Yogyakarta, Jogjakarta.
Rudhi Prasetya, Perseroan Teori dan Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2011.
JURNAL
MAKALAH
Ni Komang Nea Adiningsih, Marwanto, Tanggung Jawab Organ PT Dalam Hal Kepailitan,
Universitas Udayana.
Peraturan Perundang-Undangan
15