Anda di halaman 1dari 7

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

GANJIL T.A. 2020/2021


NIM : 18410383 Nama Mahasiswa : Tirana Anggun Anugrah
Mata
: Hukum Perusahaan Tanggal Ujian : 15-1-2021
Kuliah
Kelas : A Jam Mulai : 15 . 30 WIB
Dosen : Bapak Ery Arifudin, S.H.,M.H Jam Berakhir : 16 . 45 WIB

1. Jelaskan posisi ketiga Modal Perseroan Terbatas (PT) menurut Ketentuan yang berlaku
jika ditentukan dalam akta pendirian bahwa Modal Dasar sebesar Rp 1 Milyar !
Jawaban:
Dalam pt terdapat 3 macam modal yakni modal dasar, modal disetor, modal ditempatkan
sehingga kika modal dasar sebesar 1M perhitungannya menjadi:
1.) Modal Dasar, yaitu keseluruhan nilai nominal saham yang ada dalam perseroan. Modal
Dasar minimal Rp 50.000.000. sesuai yang ditetapkan dalam ketentuan UUPT.
2.) Modal yang disetor, yaitu sejumlah uang tunai atau bentuk lain yang disetor pendiri
ketika perseroan didirikan. Ditempatkan dan disetor minimal 25% dari modal dasar.
Sehingga berdasarkan perhitungan modal dasar teesebut maka modal yang ditempatkan
yang harus disetor sebesar 250 juta oleh perorangan dan jumlah 25 % tersebut adalah
minimal sehingga boleh apabila ingin lebih dari dari itu.
3.) Modal yang di tempatkan, yaitu modal yang disanggupi para pendiri untuk disetor
ketika perseroan didirikan. Untuk melindungi kepentingan dari perseroan maka dalam
undang undang pt yang terbaru modal di tempat kan harus segera di bayarkan oleh pendiri
sehingga meminimalisir penundaan pembayaran modal tersebut

2. Pembelian kembali saham merupakan salah satu kebijakan PT dalam pengendalian


perusahaan. Jelaskan mengapa tindakan tersebut dapat menyebabkan tanggung jawab
pribadi Direksi !
Jawaban:
Karena jika dalam pengendalian saham ketika dalam perhitungan terjadi kesalahan yang
menyebabkan pt mengalami kerugian maka atas kesalahan tersebut dapat dijadikan
tanggung jawab bagi direksi, direksi diberikan kewenangan yang besar dalam menjalankn
roda perusahaan sekaligus dalam hal mengambil segala tindakan yang berguna bagi
perusahaan sehingga apabila dalam pengendalian modal perusahaan pt justru mengalami
kerugian maka direksi dapat di mintai pertanggung jawaban sampai ke harta pribadi

3. Jelaskan perbedaan tanggung jawab Perseroan, Pendiri, Pribadi dan Kolegial dalam
Perseoan Terbatas
Jawaban:
Tanggung jawab perseroan adalah tanggung jawab yang dimiliki oleh persero sebagai
badan hukum yang sah yang terpisah dari pemiliknya sehingga tanggung jawab perseroan
berkaitan dengan hak yang dimilikinya yaitu perseroan dapat memperoleh, menguasai dan
mengalihkan apa yang menjadi miliknya selain itu perseroan juga dapat menggugat dan
digugat atas namanya sendiri hal ini sesuai dengan pasal 98 ayat 1 UUPT tahun 2007. Dan
tanggung jawab perseroan akan timbul apabila kebijakan atau tindakan diambil dalam
rangka menjalankan tujuan dan maksud dirikan perusahaan sesuai dengan ketentuan dalam
anggaran dasar namun apabila menyebabkan suatu kerugian maka perseroan dapat
bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan. Sedangkan tanggung jawab pendiri
adalah berkewajiban untuk mengambil bagian modal itu dalam bentuk saham dan mereka
mendapat bukti surat saham sebagai bentuk penyertaan modal. Sedangkan Pribadi
bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang
bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab. Misalnya jika direksi melakukan perbuatan ultravires maka apabila atas
perbuatannya menyebabkan kerugian bagi perusahaan maka direksi dapat bertanggung
jawab secara pribadi . Sedangkan Tanggung jawab kolegial adalah tanggung jawab
bersama antar anggota direksi sampai ke harta pribadi, apabila melakukakn
penyalahgunaan wewenang yang melanggar peraturan perundangundangan yang berlaku
Dalam pengurusan, Direksi menjalankan perseroan untuk kepentingan perseroan
sebagaimana maksud dan tujuan Perseroan (Pasal 92 Ayat (1) UUPT). Pengurusan suatu
Perseroan tidak terlepas dari tanggung jawab Kolegial, artinya setiap anggota Direksi
berwenang mengurus Perseroan secara
tanggung renteng (Pasal 97 Ayat (4).

4. Jelaskan perbedaan tindakan PT antara tindakan primer dengan Sekunder dalam Intravires
dan Bagaimana pula perbedaanya denga Ultravires ?
Jawaban:
Tidakan (primer ) Intravires adalah tindakan yang dilkukan berdasarkan landasaan hukum
sesuai dengan kententuan anggaran dasar baik dari segi maksud maupun tujuan dijalankan
PT harus sesuai dengan apa yang tercantum dalam anggaran dasar sehingga direksi harus
melakukan kegiatan penunjang dan tujuan dari PT tersebut sesuai Anggaran dasar
sedangkan
Tindakan (sekunder ) Ultravires adalah tindakan yang dilakukan oleh direksi yang berada
di luar tujuan dan maksud yang tercantum dalam anggaran dasar.
Perbedaan keduanya Apabila pengurus atau Direksi persero melakukan ultra vires atau
melakukan tindakan yang melampaui batas kewenangan dan kapasitas perseroan yang
ditentutakan dalam anggaran dasar maka UU memberi hak kepada setiap pemegang saham
mengajukan gugatan terhadap perseroan ke Pengadilan Negeri (Pasal 61 UU PT) baik ia
merupakan pemegang saham mayoritas maupun pemegang saham minoritas diberikan hak
yang sama dalam hal ini, hak ini timbul dikarenakan adanya ketentuan pasal yang termasuk
dalam Pasal 92 ayat (2) UUPT 2007 menyatakan bahwa “Direksi berwenang menjalankan
pengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kebijakan yang dipandang
tepat, dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang ini dan/atau Anggaran Dasar”.
Hal ini dilakukan karena adanya konsekuensi yang akan ditimbulkan dari perbuatan
ultravires yaitu lewat perbuatan ultra vires tersebut akan menyebabkan perbuatan tersebut
menjadi tidak sah dan batal demi hukum, dan jika ada pihak yang dirugikan, maka pihak
direksilah yang mesti bertanggung jawab secara pribadi.

5. Jelaskan 5 (lima) saja dari seluruh doktrin modern yang berlaku dalam Perseroan Terbatas
dengan penjelasan singkat masing-masing !
Jawaban:
1. Piercing The Corporate Veil sebagai suatu proses untuk membebani tanggungjawab ke
pundak orang atau perusahaan lain, atas perbuatan hukum yang dilakukan oleh suatu
perusahaan pelaku (badan hukum), tanpa melihat kepada fakta bahwa perbuatan
tersebut sebenar-benarnya dilakukan oleh perseroan pelaku tersebut. Teori ini
diterapkan manakala ada kerugian atau tuntutan hukum dari pihak ketiga.
2. Fiduciary Duty terhadap direksi
Tugas fiduciary duty merupakan sebuah amanah di pundak direksi. Berdasarkan arti dari
kata fiduciary yang berarti kerpercayaan, maka direksi memegang kepercayaan yang
diberikan kepadanya oleh perusahaan. Sehingga kepercayaan itu sangat berguna yang
dikait kan dengan pemberian tanggung jawab yang besar bagi seorang direksi dalam
menjalankan roda perusahaan dan mewakili perusahaan dalam berbagai kepentingan
kepada nya.

3. Derivative Action
merupakan suatu penyimpangan dari hukum perseroan yang normal memberikan hak
untuk mewakili kepentingan perseroan kepada pihak pemegang saham tanpa perlu perlu
formalitas legalisasi korporasi, tetapi terjadi demi hukum (by the operation of law). Dalam
hal ini diberikannya hak berupa mengajukan suatu Gugatan derifatif adalah suatu gugatan
yang berdasarkan hak utama (primary rights) dari perseroan, tetapi dilaksanakan oleh
pemegang untuk dan atas nama perseroan, gugatan mana dilakukan karena adanya suatu
keegagalan dalam perseroan.

4. Ultra Vires
Adalah tindakan perseroan yang melebihi kekuasaannya sebagaimana diberikan oleh
anggaran dasarnya atau oleh peraturan yang melandasi pembentukan perseroan tersebut.
Konsekuensi selanjutnya dari pentingnya maksud dan tujuan dari perseroan, maka
pelanggarannya, seperti lewat perbuatan ultra vires tersebut akan menyebabkan perbuatan
tersebut menjadi tidak sah dan batal demi hukum, dan jika ada pihak yang dirugikan, maka
pihak direksilah yang mesti bertanggung jawab secara pribadi.
5. Liability of Promotors
Liability of Promotors merupakan tanggung jawab yang dimiliki oleh promotor perseroan.
Secara umum umum dapat dikatakan bahwa promotor adalah setiap mereka yang
melakukan formalitas yang diperlukan terhadap registrasi perseroan, mendapatkan direksi
(dan komisaris) serta pemegang saham untuk perseroan baru, mendapatkan asset bisnis
untuk digunakan oleh perseroan, melakukan negosiasi kontrak untuk dan atas nama
perseroan baru, dan melakukan pekerjaan-pekerjaan lain yang serupa dengan itu.

6. Jelaskan perbedaan Penggabungan, Peleburan, pengambilalihan dan Pemisahan, Serta


bagaimana langkah awal perusahaan yang terlibat di dalamnya !
Jawaban:
Penggabungan merupakan perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau lebih
untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan
yang menggabungkan diri menjadi bubar.
Peleburan merupakan Perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan atau lebih
untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan baru dan masing-masing
perseroan yang meleburkan diri menjadi bubar.
Pengambilalihan merupakan perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau
orang perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh ataupun sebagian besar saham
perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.
Pemisahan merupakan Perbuatan hukum yang dilakukan oleh perseroan untuk
memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva perseroan beralih karena
hukum kepada dua perseroan atau lebih atau sebagian aktiva dan pasiva beralih karena
hukum kepada satu perseroan atau lebih
Dalam melakukan tindakan penggabunga, peleburan, pengambilalihan, pemisaha sebagai
langkah awal perusahaan wajib memperhatikan 3 kepentingan yakni perusahaan wajib
memperhatikan kepentingan dari perseroan, pemegang saham minoritas dan karyawan nya
setelah itu perusahaan juga wajib mempertimbangkan kepentingan dari kreditor dan mitra
usaha lainnya sehingga apabila tindakan tersebut dilakukan tidak merugikan pihak lain dan
kewajiban akan tetap terpenuhi, setelah itu perusahaan wajib mempertimbangkan
kepentingan dari masyarakat dan perusahaan juga wajib memikirkan bagaimana
melakukan persaingan yang sehat dalam melakukan usaha tersebut.
7. Terdapat 6 (enam) penyebab Prrseroan Terbatas dapat Bubar, jelaskan masing-masing
dasar pembubaran PT tersebut.
Jawaban:
Penyebab bubarnya peseroan terbatas tercantum dalam ketentuan undang-undang No. 40
tahun 2007 terdaapat pada pasal 142 yaitu

• berdasarkan keputusan RUPS atau karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam
anggaran dasar telah berakhir Direksi, Dewan Komisaris atau 1 (satu) pemegang saham
atau lebih yang mewakili paling sedikit 1/10 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara. Pelaksanaan RUPS yang salah satu agenda rapatnya adalah pembubaran Perseroan
dilakukan dengan kuorum kehadiran sebesar ¾ bagian saham dan persetujuan pengambilan
keputusan oleh minimal ¾ bagian saham dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.
Pembubaran Perseroan yang didasarkan oleh keputusan RUPS dimulai sejak saat
ditetapkannya keputusan RUPS.

• karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir,
Pembubaran Perseroan akibat berakhirnya jangka waktu berdirinya telah habis di dalam
anggaran dasar terjadi karena hukum, dalam jangka waktu paling lambat 30 hari setelah
jangka waktu berdirinya Perseroan berakhir RUPS menetapkan penunjukan likuidator.

• berdasarkan penetapan pengadilan, adapun pihak-pihak yang dapat melakukan


permohonan dikarenakan misalnya perseroan telah melanggar kepentingan umum atau
telah melakukan perbuatan yang melanggar hukum

• dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang telah


mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit Perseroan tidak cukup untuk membayar
biaya kepailitan;
• karena harta pailit Perseroan yang telah dinyatakan pailit berada dalam keadaan insolvensi
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang; atau

• karena dicabutnya izin usaha Perseroan sehingga mewajibkan Perseroan melakukan


likuidasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai