Seiring mendekati berakhirnya tahun 2017, pemerintah telah merangkum
perkembangan perekonomian dan menyusun strategi alokasi dana yang dimiliki untuk diimplementasikan tahun 2018. Pemerintah telah menemukan tantangan yang akan dihadapi pada usaha mencapai kesejahteraan negara. Tantangan yang kemudian dihadapi pemerintah tersebut dalam cakupan makro antara lain :
• pengurangan kemiskinan dan kesenjangan
• pengurangan pengangguran • peningkatan produktivitas negara • peningkatan kapasitas fiskal, dan • stabilitas makroekonomi
Selain itu permasalahan lain yang muncul dari sisi domestik antara lain :
• frekuensi supply constraints yang tinggi
• penguatan daya saing dan efisiensi sistem logistik dan birokrasi • ketahanan energi, pangan, pengangguran, dan kesenjangan • skill gap antara tenaga kerja yang tersedia dengan tenaga kerja yang dibutuhkan
Tantangan yang dihadapi pemerintah tersebut telah menjadi latar belakang
RAPBN 2018. Pokok-pokok kebijakan fiskal yang disebutkan pada RAPBN 2018 cenderung kepada berbagai kebijakan untuk membenahi pelaksanaan dan pemotongan beberapa sektor subsidi serta pengencangan pembangunan untuk menyelesaikan tantangan tersebut. Dalam bidang subsidi, pemerintah berencana untuk mengurangi beberapa subsidi dan mengalokasikannya kepada bidang lain. Pemerintah berencana untuk membenahi penyaluran subsidi listrik agar lebih tepat sasaran, yaitu dengan memberi subsidi hanya kepada rumah tangga yang memiliki daya 450 VA dan 900 VA bagi rumah tangga yang tergolong miskin dan rentan. Pemerintah juga berusaha untuk meningkatkan efisiensi penyediaan listrik melalui pembangkit listrik bertenaga non-BBM.
Selain listrik, pemerintah juga membenahi agar penyaluran subsidi LPG
lebih tepat sasaran yaitu berupa penyaluran subsidi tabung LPG 3 kg dilakukan secara tertutup menggunakan basis Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin. Harga LPG juga direncanakan untuk disesuaikan menuju keekonomian. Kebijakan subsidi tetap (fixed subsidy) akan direncanakan untuk berlanjut pada tahun 2018 untuk BBM jenis minyak solar dan minyak tanah serta tabung LPG. Pemerintah juga akan berencana untuk melaksanakan pembangunan jaringan gas ke perkotaan dan pembenahan pemerintah daerah untuk melakukan pengawasan keberjalanan subsidi.
Pemotongan subsidi energi yang direncanakan pemerintah tidak serta
merta menghilangkan, tetapi mengalokasikannya untuk pengembangan sumber daya nonenergi. Pemerintah berencana untuk mengembangkan pengelolaan panas bumi dan mengajak pengembang untuk melakukan eksploitasi sumber panas bumi di Indonesia.
Pada bagian subsidi nonenergi, pemerintah berencana untuk memperbaiki
proses penerimaan subsidi melalui penyelaraskan dengan data Nomor Induk Kependudukan. Kemudian, benih subsidi akan dihapuskan serta akan digabungkan dengan program dari kementerian atau lembaga terkait berupa bantuan langsung (BLU) benih unggul. Selain jumlah subsidinya, pemerintah berusaha untuk memperbaiki sinergisasi subsidi dengan bansos, anggaran kementerian / lembaga, dan pemberian dana dari pusat ke daerah. Dalam bidang transportasi, pemerintah berencana untuk memberi subsidi untuk biaya penumpang PT. KAI dan angkutan kapal laut kelas ekonomi. KUR (Kredit Usaha Rakyat) turut serta dalam rencana pemerintah dalam strategi subsidi tahun 2018. KUR akan diprioritaskan pada sektor produktif yaitu industri pengolahan dan pertanian serta pengembangan energi baru terbarukan pada skala UMKM. Sasaran penerimaan KUR akan disempurnakan agar tidak salah sasaran. Lalu, pemerintah berusaha mensubsidi kebutuhan masyarakat agar dapat memenuhi kebutuhan air minum dan subsidi untuk kredit UMKM. Kemajuan UMKM akan sangat menolong negara dari imbas krisis global.
Kebijakan-kebijakan pemerintah yang telah dipaparkan di atas merupakan
serangkaian strategi untuk menyelesaikan tantangan mencapai kesejahteraan. Kebijakan dan keadaan ekonomi negara sedang ramai diperbincangkan karena keadaan ekonomi yang kontroversial, kebijakan subsidi dan anggaran yang bermanuver, serta proyek-proyek negara sebagai usaha pemerataan pembangunan terus dilakukan. Di luar kecurigaan masyarakat mengenai adanya campur tangan politik yang membuat masyarakat heran terhadap kebijakan pemerintah saat ini, suatu kewajaran jika kebijakan pemerintah -- yang digambarkan dalam berbagai grafik menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan dibandingkan kebijakan sebelumnya -- ini menjadi bahan perbincangan. Menurut penulis, pemerintah saat ini sedang begitu memandang pentingnya kemajuan infrastruktur karena pemerintah menemukan banyak kasus penyaluran suplai terhambat. Pemerintah bahkan berani untuk mengambil resiko - - meskipun dalam batas yang sangat aman -- dengan menaikkan rasio hutang negara menjadi sekitar 28.8 % terhadap PDB hingga tahun 2017 untuk memenuhi kebutuhan dana dalam pembangunan proyek dan kebijakan subsidinya. Meski rasio hutang banyak dicibirkan masyarakat dan lawan politik pemerintah, pemerintah berkomitmen untuk menjaga rasio hutang dalam kisaran di bawah 30% terhadap PDB. Pemerintah memang selalu memiliki tantangan mandatory spending seperti anggaran pendidikan, kesehatan, pertahanan, dan pengentasan kemiskinan yang diperlukan dalam jumlah besar sehingga harus diakui APBN yang dianggarkan tidak selalu mendorong pembangunan secara optimal.
Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, pembelanjaan negara
memang terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi. Anggaran negara pada bidang pendidikan, kesehatan, pertahanan, pengentasan kemiskinan, dan lainnya cenderung meningkat. Namun sebagaimana dibicarakan masyarakat, anggaran subsidi banyak dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur. Nilai pembelanjaan negara terus meningkat, pada tahun 2010 bernilai Rp 718.2 T hingga pada tahun 2017 ditargetkan mencapai Rp 2080.5 T. Nilai subsidi terus meningkat sebelum dialokasikan ke bidang infrastruktur, sejak tahun 2010 senilai Rp 82.4 T hingga tahun 2014 mencapai Rp 333.7 T sehingga akhirnya bernilai Rp 160.1 T setelah dialokasikan. Komposisi subsidi tersebut mengalami penurunan di bidang energi dan listrik, namun subsidi nonenergi secara keseluruhan tetap cenderung meningkat.
sumber : Kementerian Keuangan
Kendati demikian, suatu kewajaran bagi masyarakat yang terkena imbas pengurangan subsidi yang dibutuhkannya merasa kurang senang. Menurut penulis pemerintah saat ini sedang mencoba untuk mendobrak dampak APBN terhadap pembangunan negara. Sebab pembangunan infrastruktur -- secara langsung atau tidak langsung -- merupakan salah satu langkah untuk melepaskan APBN dari ikatan mandatory spending dan memperlancar penyaluran suplai. Terlepas dari hal tersebut, fokus pembangunan pemerintah memang perlu diawasi bersama- sama agar tertuju kepada masyarakat banyak, bukan kepada sekelompok pemegang modal saja.
Strategi lain yang direncanakan pemerintah pada tahun 2018 adalah
peningkatan pendapatan negara dari perpajakan. Pemerintah berusaha meningkatkan tax ratio terhadap pendapatan negara melalui reformasi perpajakan. Salah satu bentuk reformasi perpajakan yang marak dibicarakan adalah tax amnesty, kendati tax amnesty masih jauh dari hasil yang diharapkan, namun capaian program tax amnesty ini terasa berpengaruh bagi pendapatan negara. Reformasi perpajakan tersebut mampu meningkatkan tax ratio terhadap PDB sebesar lebih dari 0.9%. Selain nilainya yang begitu berpengaruh bagi pembiayaan pembangunan sekarang, reformasi perpajakan ini mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan meningkatkan jumlah basis-basis perpajakan sehingga memudahkan penerimaan pajak ke depannya
Paparan tersebut adalah cuplikan dari strategi-strategi pemerintah untuk
menangkal tantangan mencapai kesejahteraan negara. Orientasi pemerintah sangat mungkin berbeda-beda dalam mencapai kesejahteraan, namun penting partisipasi masyarakat dalam mengawasi integritas, efisiensi dan penggunaan dana untuk membiayai strategi pemerintah itu sendiri