Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH EKSPLORASI DAN PENGEMBANGAN

SISTEM PORFIRI Cu – Au
LEPANTO-FAR SOUTHEAST, FILIPINA

Lepanto-Far Southeast (Lepanto FSE) merupakan endapan porfiri Cu-Au yang paling
terkenal di Filipina. Lepanto FSE terdiri dari dua sistem, yaitu Lepanto yang ditemukan
terdahulu dengan sistem sulfidasi tinggi, lalu Far Southeast ditemukan kemudian dengan sistem
porfiri. Kini, endapan tersebut sedang dieksplorasi di bawah Far Southeast Gold Resources Inc.
(FSGRI). FSGRI merupakan joint venture antara Lepanto Consolidated Mining Company
(LCMC) dan Gold Fields Switzerland Holdings AG (Gambar 1).

Gambar 1 Perusahaan yang memegang konsesi Lepanto-Far Southeast (www.google .com diakses 7 September 2020)

Penemuan endapan Lepanto FSE diawali pada tahun 1980 (Gambar 2). Pada era 1970-
an, penemuan diorit termineralisasi pada sikuen piroklastik mendorong timbulnya hipotesis
bahwa sistem porfiri hadir di kedalaman. Pada mulanya survey IP dilakukan pada tahun 1979
untuk mendelineasi anomali. Hasil pengeboran menunjukkan indikasi mineralisasi porfiri yang
memotong lubang bor kedua. Tantangan yang ditemukan pada proses eksplorasi tersebut
adalah masalah logistik dan teknis karena kedalaman endapan Lepanto FSE yang cukup dalam.
Selain masalah teknis, siklus ekonomi dan harga logam turut mempengaruhi eksplorasi.
Lepanto Consolidated Mining Company Ltd. telah melakukan 100 pengeboran sejak
1980 hingga 1994. Sebagian besar bor tersebut berada tepat di atas tubuh endapan Lepanto.
Pada akhir era eksplorasi tersebut, estimasi sumberdaya ditemukan sejumlah 656,5 juta ton
dengan kadar 0,94 gram / ton emas. Cut-off grade tembaga bernilai 0,65 % ~ 0,7 %. Eksplorasi
sempat dihentikan selama 15 tahun karena data yang diperoleh masih kurang meyakinkan.

Gambar 2 Lokasi penemuan Lepanto Far Southeast (Gaibor dkk., 2013)

Pada tahun 2010, eksplorasi dilanjutkan oleh Gold Field dengan LCMC untuk
melakukan projek dalam joint venture FSGRI. Pada tahun 2011 hingga pertengahan 2013,
Lepanto FSE melakukan 96 pengeboran. Eksplorasi yang dilakukan hingga tahun 2012
menyatakan bahwa cadangan berjumlah 892 juta ton yang setara dengan 19,8 juta oz emas dan
4,6 juta ton tembaga. Perkembangan eksplorasi terbaru menyatakan adanya kemajuan melalui
beberapa pendekatan multidisiplin.
Eksploitasi bijih tembaga Lepanto FSE telah sebelumnya dilakukan oleh pedagang
Tiongkok sejak awal Abad ke-14. Perusahaan penambangan yang pertama kali menggerakan
eksplorasi di Lepanto FSE adalah Manila Cantabro-Filipino Company dari pekerjaan
eksploitasi kedalaman dangkal tanpa pengeboran hingga tahun 1874. Eksploitasi Lepanto
dilanjutkan oleh prospektor asal Amerika Serikat yang menjadi cikal bakal LCMC. Pada masa
pendudukan Jepang, Lepanto sempat dikuasai oleh perusahaan asal Jepang, yaitu Mitsui dan
kembali dikuasai oleh LCMC pada tahun 1948.

Penemuan paling menakjubkan memang dimulai pada tahun 1970 ketika diorit
termineralisasi ditemukan sehingga menimbulkan spekulasi keberadaan endapan porfiri di
bawah permukaan. Diorit termineralisasi tersebut hadir sebagai klastik dari sebuah aktivitas
eksplosif freatomagmatik. Alterasi hidrotermal model endapan porfiri mula-mula ditemukan
di Bulalacao, bagian tenggara Lepanto. Sejak mendapatkan izin untuk eksplorasi pada tahun
1978, LCMC melakukan survey IP dengan kedalaman 1400 m sepanjang 300 m ke arah timur
Lepanto FSE. Daerah anomali dari survey IP ini menjadi target pengeboran. Pengeboran yang
dilakukan pada April 1980 berkedalaman 628 m tersebut tidak menemukan bagian mineralisasi
dari prospek tersebut. Lubang bor kedua kemudian dilakukan berkedalaman 1116 m pada
Oktober 1980 dan menemukan mineralisasi Cu-Au pada diorit di kedalaman 200 m. Penemuan
ini kemudian menjadi bukti bahwa endapan porfiri hadir di kedalaman. Pengeboran yang
dilakukan berdasarkan rekomendasi IP kemudian diabaikan karena anomali dari IP tersebut
diduga berasal dari alterasu argilik-pirit yang berasosiasi dengan mineralisasi enargit.

Lubang bor pada Desember 1980 menemukan bukti mineralisasi sebesar 0,46 % Cu
dan 0,41 g / t Au pada kedalaman 475 m. Kadar tersebut bertambah seiring bertambahnya
kedalaman. Bor ini kemudian disebut sebagai discovery hole. Proses pengeboran tersebut
dikenal sebagai first campaign dan mengonfirmasi bahwa Lepanto FSE memiliki sumberdaya
356,6 juta ton. Pada tahun 1994, LCMC kembali melakukan pengeboran kembali dan
mengestimasikan terdapat 656,6 juta ton sumberdaya dengan kadar 0,94 g / t Au dan 0,65 %
Cu. Penemuan ini menyebabkan penurunan harga logam pada saat itu. Eksplorasi sempat tidak
berjalan selama 15 tahun.
Pada tahun 2009, Gold Fields menyatakan kesediaan untuk melanjutkan eksplorasi
bersama LCMC di bawah naungan FSGRI dan melaksanakan 98 pengeboran di antara tahun
2010 hingga 2013. Tujuan program pengeboran ini adalah mendelineasi sistem porfiri untuk
studi prakelayakan. Selain pengeboran, hal lain yang dilakukan adalah untuk resource drilling,
investigasi geologi dan struktur, radiometric dating, stratigrafi, geofisika, geoteknik, dan
metalurgi.

Endapan porfiri FSE berada di sebelah tenggara tubuh bijih enargit dari Lepanto dan
berada di kedalaman yang lebih dalam. Kedalaman paling dangkal yang ditemukan sebagai
manifestasi endapan porfiri tersebut berada di kedalaman 550 m di atas permukaan. Tubuh
mineralisasi intensif ditemukan pada kedalaman 1000 m di bawah permukaan hingga 1800 m.
Endapan porfiri FSE memanjang searah E-W mengikuti zona Sesar Imbanguila yang
diinterpretasikan sebagai struktur utama yang mengontrol kehadiran kompleks intrusi porfiri.
Sesar Imbanguila menunjukkan morfologi splay dari Sesar Mankayan dan menunjukkan
kehadiran sebagai struktur transfer dengan arah NNW-SSE serta pergerakan mengiri (Gambar
3.). Analisis dari metode gravitasi menunjukkan adanya deep rooted basement structures.

Endapan porfiri FSE diperkirakan berumur Pleistosen dan terbentuk bersamaan dengan
Satuan Volkanik Bato (Gambar 4.). Kompleks intrusi Imbanguila terdiri dari dasit porfir dan
diorit kuarsa porfir. Dasit hadir sebagai tubuh besar pada sebelah selatan dan barat kompleks
intrusi. Basalt hadir di bawah endapan FSE yang ditunjukkan dengan kehadirannya sebagai
xenolith. Diorit kuarsa terletak di antara dasit dan Satuan Volkanik Lepanto yang berada di
sebelah timur kompleks serta menjadi host struktur mineralisasi stockwork.

Breksi freatik dan freatomagmatik ditemukan memotong tubuh intrusi porfiri (Gambar
5.). Berdasarkan pengamatan pada pengeboran, tubuh breksi ditemukan berjumlah empat.
Tekstur wispy pada pada breksi ke tiga diinterpretasikan sebagai juvenile magmatic clast yang
masih panas dan plastis ketika emplacement. Breksi ini hadir di tengah tubuh endapan dan
mengandung mineralized clast.
Gambar 3 Peta geologi tersimplifikasi tubuh endapan Lepanto FSE (Gaibor dkk., 2013)

Mineralisasi pada endapan Lepanto FSE hadir pada kompleks intrusi dan menerus ke
country rocks berkomposisi basaltik dari Satuan Volkanik Lepanto. Mineralisasi dicirikan
dengan disseminated sulphides dan set urat sulphide-bearing, yang menunjukkan variasi
temporal dan spasial dari alterasi hidrotermal yang ada.

Gambar 4 Stratigrafi Distrik Mankayan pada endapan Lepanto FSE (Gaibor dkk., 2013)
Alterasi hidrotermal di daerah penelitian ditemukan beberapa di antaranya alterasi
potasik (biotit-magnetit) pada diorit kuarsa dan country rocks basaltik, kemudian alterasi SCC
(serisit – klorit – albit) dan SCC2 (serisit / muskovit – klorit – illit) yang intensif ditemukan
pada stockwork. Selain itu alterasi filik (serisit-kuarsa-anhidrit) ditemukan meng-overprint
SCC2 dan SCC yang sedikit mengandung pirofilit pada bagian atas zona alterasi. Alterasi filik
ditemukan intensif pada breksi freatomagmatik, lalu alterasi propilitik ditemukan pada zona
terluar dari assemblages alterasi sebelumnya. Alterasi kalk-silikat (diopsit – garnet ± garnet)
ditemukan pada batuan basaltik di dekat kontak intrusi. Alterasi selanjutnya adalah alterasi
argilik (smektit-illit-kaolinit-silika) dan argilik lanjut (vuggy silica – alunit – kaolinit – dikit –
diaspor – pirofilit) yang hadir pada bagian atas tubuh endapan serta dipotong oleh sesar.

Gambar 5 Model skematik breksi di tubuh endapan Lepanto FSE (Gaibor dkk., 2013)

Mineralisasi turut dikontrol oleh microfracture sehingga hadir secara disseminated


pada bagian atas tubuh endapan. Studi daerah penelitian menunjukkan adanya enam urat di
daerah penelitian (Gambar 6.).
Gambar 6 Macam-macam urat host mineralisasi di endapan Lepanto FSE (Gaibor dkk., 2013)

Endapan Lepanto FSE memiliki dua campaign drilling yaitu 1980-1984 oleh LCMC
dan 2010-2013 oleh FSGRI (Gambar 7). Campaign pertama masih mengalami kekurangan
pada kepastian data interpretasi sejarah geologi, distribusi kadar, dan kemenerusan antara
lubang bor. Campaign kedua dilakukan pada kedalaman 700 m di bawah permukaan dengan
60 orang pekerja yang beresiko bahaya. Campaign kedua dilaksanakan dengan electric-
hydraullic drill rigs yang mampu mencapai kedalaman 1000 m pada ukuran HQ dan 2000 m
dengan ukuran NQ.

Gambar 7 Ringkasan campaign pengeboran pada endapan Lepanto FSE (Gaibor dkk., 2013)
Hasil pengeboran pada campaign kedua telah menggambarkan kondisi geologi daerah
penelitian lebih jelas, kadar dengan confidence yang lebih tinggi, lokasi kontak, serta dampak
litologi dan alterasi terhadap distribusi kadar. Spasi drilling pada zona mineralisasi dilakukan
pada jarak 200 – 400 m dan 200 m (Gambar 8). Campaign kedua ini sempat ditunda karena
bencana banjir. Operasi pengeboran kembali dilanjutkan pada Maret 2012 sebagai studi
prakelayakan dan klasifikasi sumberdaya.

Gambar 8 Program pengeboran pada campaign 2010-2013 (Gaibor dkk., 2013)

Pengumpulan data yang dilakukan pada data bor yang telah diambil telah divalidasi
dengan sistem quality assesment dan quality control yang rujit. Survey tersebut turut divalidasi
oleh survey magnetik menggunakan EMS (Electronic Multi-Shot) setiap 30 m pada lubang bor.
Survey magnetik tersebut memvalidasi bahwa alterasi pada tubuh batuan dicirikan dengan
melimpahnya kehadiran magnetit. Digital data capture system diimplementasikan dalam
melakukan deskripsi core oleh 20 geologis. Suseptibilitas magnetik dilakukan setiap satu meter
interval core serta identifikasi mineralogi alterasi dilakukan dengan analisis petrografi sayatan
tipis, poles, dan XRD. Analisis geoteknik yang dilakukan pada seluruh core recovery
mencakup RQD, frekuensi rekahan, estimasi kekuatan dan diskontinuitas menggunakan tes
point load pada interval 5 m. Pemodelan tubuh endapan turut dilakukan dengan program
Leapfrog (Gambar 9).
Gambar 9 Pemodelan tubuh endapan Lepanto FSE menggunakan Leapfrog (Gaibor dkk., 2013)

Gambar 10 Evaluasi sumberdaya Lepanto FSE (Gaibor dkk., 2013)


REFERENSI
Galbor, A., Dunkley, P., Wehrle, A., Lesage, G., Boer, D. D., dan Conde, F., 2013. The
Discovery and Understanding of the Far Southeast Copper- Gold Porphyry,
Luzon, Phillippines. Phillippines : Gold Fields Limited

Corbett, J. G., dan Leach, T. M., 1998. Structure of Magmatic Ore Systems. Society of
Economic Geologist Special Publications No. 6. pp.31-68

Anda mungkin juga menyukai