Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No.

2, Juli 2013

POTENSI NIKEL SULPHIDA


DAERAH IUP HARITA DI PULAU OBI
KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, PROVINSI MALUKU UTARA

Boyke Muhammad Khadafi, C. Danisworo & Heru Sigit Purwanto


Program Pascasarjana Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

ABSTRAK
Study ini berisi tentang eksplorasi potensi nikel sulfida di IUP PT. Harita Nickel yang
berada di pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara.
Berdasarkan studi ini ada empat area prospek untuk nikel sulfida dan dua untuk
mineralisasi lainnya. Potensi Nikel sulfida berada di daerah Laiwui, Fluk, Babo, Loji
dan Kawasi terkait dengan adanya sesar normal dan sesar geser yang memotong
daerah batuan ultramafic, sedangkan di Bobo dan Laiwui, intrusi Diorite dan gabro
memiliki prospek mineralisasi lain disamping nikel sulfida.

DASAR TEORI
Sejumlah penelitian tentang batuan ultramafic telah menunjukkan bahwa nikel
banyak terdapat pada mineral olivine. Pada mineral olivine kandungan Nikel
biasanya berisi hingga 0,5% NiO. Ketika mengalami proses serpentinisasi di air,
kumpulan Serpentine + brucite menjadi stabil dengan reaksi 2Mg2SiO4 + 3H2O
Mg3Si2O5 + Mg(OH)2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Johannes
(1968) dan Martin & Fyfe (1970) menentukan stabilitas mineral olivine lebih rendah
jika berada dalam air atau tererosi dengan air dan merupakan salah satu reaksi
hidrasi Dunite. Penelitian mereka menunjukkan bidang stabilitas pengadaan
0
Serpentine + brucite yang berada di bawah suhu 400 C.
Kehadiran hydrous silikat dan sulfida banyak terdapat di batuan ultramafic yang
mengalami proses serpentinisasi yang diindikasikan dari kehadiran kandungan
kristal air dan sulfur. Serpentinisasi Mg-Fe-Ni olivine dengan adanya kehadiran
sulfur telah diselidiki di bawah batas stabilitas mineral olivine + air di suhu 350 5
o
C dan 2000 50 bar. Serpentinisasi dan kadar sulfur rendah kemungkinan akan
menghasilkan Heazlewoodite dan kaya Ni, magnetit dan sulfur tinggi kemungkinan
akan menghasilkan kumpulan magnetit Millerite Pyrit yang miskin Ni.
Hidrasi Mg-Fe-Ni olivine dan adanya kandungan sulfur/sulfur akan mengkonversi
beberapa besi dan nikel ke magnetit dan mineral sulfida. Mineral sulfida yang
meliputi Heazlewoodite, Pentlandite, dan kumpulan Millerite, Bravoite, pirit,
menunjukan adanya kemungkinan peningkatkan rasio sulfur atau S /(Fe Ni).
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013

GEOLOGI PULAU OBI


Obi pulau disusun oleh sembilan lithological unit, yang terdiri dari batuan ultramafic
(pTum), formasi Loeobaso (Js), formasi Bacan (Tomb), formasi Fluk (Tomf), formasi
Woi (Tmpw), formasi Anggai (Tmpa), Intrution (Tmd, Tmg), batuan karbonat (Ql)
dan Aluvium (Qa) (gambar 1).

Gambar 1. Peta Geologi Pulau Obi

Bagian utama dari pulau di bagian utara - barat memiliki batuan dasar ultramafic
yang berumur Mesozoik terdiri dari serpentinit, Pyroxenite, dan Hazburgite. Batuan
ultramafic tersebut telah mengalami proses lateritisasi/pelapukan dan serpentinisasi,
memiliki urat kuarsa dan kalsit yang terjadi secara local pada intrusi batuan gabro.
Ini menjadi ketidakselarasan antara batuan ultramafic dengan metasandstone,
metaclaystone, slate dari formasi Loleobasso di tanjung Loleo basso dan Selatan
Danau Karu.
Di tengah pulau Obi didominasi dengan pembentukan Formasi Bacan yang terdiri
dari polymic breccia dan lava andesit yang minunjukkan adanya intercallated oleh
batu pasir tuffaceous dan claystone. Fragmen batuan Breccia ini terdiri dari andesit,
basalt, dan chert merah. Bagian atas Formasi ini interfinger dengan pembentukan
Fluk yang berada di desa Fluk dan Bobo dan menutupi batuan ultramafic.
Pembentukan Formasi Fluk terdiri dari sedimen batu pasir, claystone dan serpih
tersisip oleh konglomerat dan batuan karbonat. Batuan Konglomerat terdiri dari
batuan ultramafic, fragmen Andesit dan batu karbonat. Formasi ini berumur oligosen
- awal miocen dan tersebar di tengah Pulau Obi dan terendapkan secara
unconformably oleh Formasi Anggai, Woi dan pembentukan Formasi Obit.
Pada selatan Pulau Obi batuan Ultramafic dan Formasi Bacan terjadi
ketidakselarasan dengan Formasi Woi yang terdiri dari batu pasir, konglomerat dan
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013

marl. Formasi Woi berumur diatas Miosen - Pliosen pada lingkungan pengendapan
sublitoral - bathyal. Di bagian utara Pulau Obi, Formasi Woi interfinger/menjari
dengan Formasi Obit yang terdiri dari material volcanic, yaitu breccia dan lava
intercallated oleh tuff dan tuffaceius claystone. Batuan karbonat dan batuan
karbonat pasiran dari Formasi Anggai membentuk struktur menjari dengan Formasi
Obit di utara - wilayah timur Pulau Obi.
Formasi Bacan mengganggu oleh Stake dan Dike dari diorite di daerah Lauwie
sedangkan di Tanjung Woi kecil, Formasi Bacan diterobos oleh gabro. Batu intrusif
ini berumur Miosen. Material yang termuda adalah sedimen quarter, seperti aluvial
dan batuan karbonat yang berada disekitar Pulau obi.
Pulau Obi dikelilingi oleh dua sesar besar, sesar Utara-Sorong-Sula di bagian
selatan dan sesar Sorong-Maluku di bagian utara (Hamilton, 1978). Sesar normal,
flip, dan lineament dapat ditemukan di daerah ini. Umumnya sesar normal adalah
kontak antara batuan ultramafic dan batuan lain. Sesar tersebut berarah W-E, NW-
SE dan NE-SW. Danau Karu di bagian barat pulau Obi mungkin terjadi oleh depresi
sesar tersebut.
Aktivitas tektonik mungkin berawal pada masa pra-Jurassic, ini dibuktikan dengan
meningkatnya batuan metamorf ultramafic, diikuti oleh subsidence selama jurasic
yang mengakibatkan pengendapan Formasi Laleobasso. Selama Cretaceous -
Eosen daerah tersebut mengalami pengangkatan, disertai dengan metamorphism
formasi Lalebasso. Selama Oligocen hingga Miosen terdapat pada Formasi Fluk
dan Formasi Bacan yang kemudian terangkat, disertai dengan meningkatnya
akitivitas gunung berapi dan intrusi diorite dan gabro, dilanjutkan dengan
pembentukan Formasi Woi, Obit dan Formasi Anggai. Dan proses ini terus berlanjut
hingga saat ini, terbukti dengan pembentukan teras pantai dan pertumbuhan
batugamping terumbu, disertai oleh aktivitas vulkanik.

DAERAH PROSPEK
Pembentukan nikel sulfida diperlukan litologi nikel yang mengandung sebagai
sumber nikel yang mengalami proses hidrothermal dengan sulfur. Cairan
hydrothermal ini terbentuk dari hasil intrusi atau Sesar besar. Berdasarkan dari
kriteria tersebut terdapat minimal empat daerah prospek di Pulau Obi, yaitu:
1. Daerah prospek Laiwui. Laiwui terletak di utara Obi, terdapat sesar normal
kontak antara ultramafic dan intrusi Formasi Bacan dan diorite di Timur dari IUP
Harita di Laiwui. Nikel dapat berasal dari batuan ultramafic, dan sulfur dapat
berasal dari gunung berapi clastic dari formasi Bacan sedangkan hydrothermal
dapat datang dari intrusi diorite atau kontak sesar antara batuan ultramafic dan
Formasi Bacan. Kehadiran intrusi diorite ditandai dari aktivitas gunung berapi
yang dapat membawa mineral logam lain selain nikel (gambar 2).
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013

Gambar 2. Prospek Nikel Sulpida di Laiuwi (IUP Harita)

2. Prospek Fluk dan Babo, Fluk dan Babo terletak di Selatan Obi. IUP Harita di
daerah Fluk. Kemungkinan adanya nikel sulfide didaerah ini karena adanya
sesar diantara kontak antara batuan ultramafic dan Formasi Bacan. Di area
Bobo batuan ultramafic sepanjang sesar (sesar geser kanan) prospek untuk
nikel sulfida. Batuan Ultramafic sumber nikel, berada di sekitar Formasi Fluk di
daerah Selatan dan Formasi Bacan di utara dapat mengandung sulfur. Ada
bukit terisolasi dengan pola radial drainase di Timur IUP Bobo yang dicurigai
sebagai intrusi. Mineralisasi lain dapat ditemukan di area Babo yang
berhubungan dengan intrusi ini (gambar 3).

3. Prospek daerah Loji dan Kawasi, Loji dan Kawasi terletak di Barat Pulau Obi,
daerah ini didominasi batuan peridotit serpentinisasi yang dipotong oleh struktur
yang berarah N-S dan NE-SW. Intrusi Diorite telah direkam dalam geologi loji di
Timur Kawasan Loji. Intrusi ini merupakan sumber hydrothermal yang dapat
menjadi potensi nikel sulfida jika hydrothermal memasuki batu ultramafic. NE-
SW sesar sepanjang Kawasan Loji juga prospek untuk terjadi pembentukan
nikel sulfida. Di Kawasi, hubungan antara ultramafic dan metasediment di
Danau Selatan Karu memiliki potensi terjadi dari nikel sulfida. Sesar yang
kontak antara ultramafic dan metasediment adalah sumber cairan hydrothermal
sedangkan sulfur dapat datang dari metasediment dan nikel berasal dari
ultramafic. Di Tanjung Tanah merah yang berarah NE memiliki potensi nikel
sulfida juga, dari morfologi dapat menjadi sesar yang memotong batuan
ultramafic (gambar 4).
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013

Gambar 3. Prospek Nikel Sulphida di Fluk (IUP Harita)

Gambar 4. Prospek Nikel sulphida pada daerah Loji dan Kawasi (IUP Harita)
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013

Beberapa contoh batuan dasar dari pengeboran di Loji dan Kawasi masih
menunjukkan analisa kimia seperti limonite dengan kandungan besi tinggi (gambar
5). Sampel dengan kadar kobalt tinggi diatas 0,1%, kandungan besi rendah dan
kandungan nikel lebih besar dari 0,5% kemungkinan bebas-laterit atau bukan
produk dari pengayaan supergene (gambar 6).

Gambar 5. Triplot diagram Fe-MgO-SiO2 from Kawasi and Loji Bedrock, some sample
showing limonite chemistry with high Fe and low MgO and SiO2

Gambar 6. Cobalt and Magnesium Ratio from Loji and Kawasi Bedrock
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013

KESIMPULAN
Pemetaan geologi yang dilakukan adalah sebagai upaya department Eksplorasi
untuk menemukan potensi kandungan mineral nikel sulphida yang kemungkinan
terdapat pada IUP milik Harita, dan pemetaan ini dilakukan berdasarkan daerah
yang mengalami proses alterasi. Jenis alterasi yang ditentukan berdasarkan
klasifikasi eastern metal untuk alterasi batuan ultramafic seperti tabel dibawah ini
dan hasil dari pemetaan geologi dapat digunakan untuk langkah eksplorasi lebih
lanjut.

DAFTAR PUSTAKA
Allnorth Consulting Limited, Geological and Geochemical Report, Hoof Nickel-
Magnesium Property, British Columbia, Canada, December 10, 2007
Anestis Filippidis, Experimental Study of The Serpentinization of Mg-Fe-Ni Olivine in
The Presence of Sulfur, Department of Mineralogy and Petrology, Institute
of Geology, University of Uppsala, 1982
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013

D. Sudana, A. Yasin, K. Sutisna, Geological Map of The Obi Sheet, Maluku,


Geological Research and Development Center, 1994
Golden Hope Mines Limited, Serpentinites in Southern Quebec, Exploration
Program 2008, May 2008
J. D. Charlton, P.Geo, Technical Report on the Eastern Metal Property, Charlton
Mining Exploration Inc, November 5, 2007

Anda mungkin juga menyukai