Anda di halaman 1dari 4

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2018

Peraturan ini membahas tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dalam Keadaan


Tertentu. Pada Perpres ini, definisi-definisi terkait kesiapsiagaan bencana seperti Keadaan
Tertentu, Bencana, Keadaan Darurat Bencana, dan Risiko Bencana dibahas secara
komprehensif dan jelas batas-batasnya

Peraturan ini mengatakan bahwa status keadaan darurat bencana diselenggarakan oleh
pemerintah atau pemerintah daerah berdasarkan status bencananya. Kepala BNPB memiliki
wewenang untuk menyelenggarakan penanggulangan bencana termasuk kemudahan akses
penanganan darurat bencana sampai pada batas waktu tertentu dan kondisi tertentu

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2019


Peraturan Presiden ini membahas tentang peranan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Peraturan Presiden ini menyebutkan bahwa BNPB merupakan peraturan nonkementeria
sebagaimana pada UU no 24 Tahun 2007, serta dipimpin oleh Kepala BNPB sebagai
penanggungjawab. BNPB berada di bawah langsung dari bertanggungjawab kepada Presiden.
Peraturan Presiden ini menyebutkan bahwa BNPB memiliki beberapa tugas antara lain :

 Memberikan pedoman dan pengarahan upaya penanggulangan bencana


 Menetapkan standardisasi dan kebutuhan upaya penanggulangan bencana
 Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada masyarakat
 Melaporkan penyelenggaraan upaya penanggulangan bencana
 Menggunakan dan mempertanggungjawabkan bantuan dari pihak nonpemerintah
 Menggunakan APBN
 Menyusun pedoman pembentukan BPBD

BNPB disebutkan memiliki fungsi untuk mermuskan dan menetapkan kebijakan


penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi serta mengoordinasikan secara
menyeluruh. BNPB memiliki fungsi komando dalam penanganan status keadaan darurat
bencana dan keadaan tertentu. BNPB berkoordinasi dengan kementerian yang
menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan penyelenggaraan urusan kementerian dalam
penyelenggaraan pemerintahan di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan. Peraturan
Presiden ini menyebutkan banyak hal mengenai BNPB terkait susunan organisasinya dan
kedudukan, tugas, & fungsi struktural dari BNPB. BNPB memiliki struktural berupa kepala,
unsur pengarah, dan unsur pelaksana. Unsur pengarah bertanggungjawab langsung kepada
Kepala BNPB dan terdiri dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan; Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; Kementerian
Dalam Negeri; Kementerian Keuangan; Kementerian Kesehatan; Kementerian Sosial; .
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat; Kementerian Perhubungan; Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
Tentara Nasional Indonesia. Unsur pelaksana memiliki tugas untuk melaksanakan
penanggulangan bencana secara terintegritas yang meliputi prabencana, keadaan darurat
bencana, dan pascabencana.
Unsur pelaksana dalam BNPB memiliki fungsi untuk berkoordinasi, komando, dan
melaksanakan. Susunan organisasis unsur pelaksana terdiri dari sekretariat utama, deputi
bidang sistem dan strategi, deputi bidang pencegahan, deputi bidang penanganan darurat,
deputi bidang rehabilitasi dan rekonstruksi, deputi bidang logistik dan peralatan, dan
inspektorat utama.

BNPB juga memiliki unsur pusat, unit pelaksana teknis, dan kelompok jabatan fungsional.
Peraturan Presiden ini membahas mengenai bagaimana mengangkat dan memberhentikan
unsur BNPB. Pengangkatan calon anggota dan anggota unsur pengarah yang berasal dari
kalangan masyarakat profesional diusulkan oleh Kepala BNPB kepada Presiden dilakukan oleh
Dewan Perwakilan Rakyat. Pendanaan BNPB dibebankan kepada APBN.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2008


Peraturan Pemerintah ini membahas tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga
Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana. Peraturan Pemerintah ini
mengungkapkan definisi dari lembaga internasional, lembaga asing nonpemerintah,
penyelenggaraan penanggulangan bencana, BNPB, dan instansi / lembaga yang terkait.
Peraturan Pemerintah ini membahas bahwa lembaga nonpemerintah atau lembaga
internasional memiliki peranan dalam penanggulangan bencana dan bertujuan untuk
mendukung penguatan upaya penanggulangan bencana, pengurangan ancaman dan risiko
bencana, pengurangan penderitaan korban bencana, dan mempercepat pemulihan kehidupan
bermasyarakat. Peraturan Pemerintah ini membahas peranan lembaga internasional dan
lembaga asing nonpemerintah dalam membantu penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Lembaga asing harus membuat proposal, nota kesepahaman, dan rencana kerja.

Lembaga asing yang memberi bantuan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana


mendapat jaminan perlindungan dari pemerintah. Lembaga asing tersebut dapat berkolaborasi
secara bersama-sama dengan lembaga pemerintah yang lain, mitra kerja, dan lain sebagainya.
BNPB melakukan pengawasan dan pelaporan terhadap lembaga asing yang memberi bantuan
kepada penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Peraturan Presiden Republik Indonesia no 83 Tahun 2005 yang diamandemen oleh


Perpres no 3 Tahun 2007
Peraturan Presiden ini membahas tentang koordinasi nasional daam penanganan bencana.
Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana disebut juga sebagai BAKORNAS PB.
BAKORNAS PB merupakan lembaga nonstruktural yang berkedudukan di bawah dan
bertanggungjawab langsung ke Presiden. BAKORNAS PB memiliki tugas membantu Presiden
dalam hal koordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan
pelaksanaan penanganan bencana & keadaan darurat. BAKORNAS PB memiliki fungsi
merumuskan dan menetapkan kebijakan nasional, koordinasi kegiatan dan anggaran lintas
sektor dan fungsuni pelaksanaan tugas di bidang penanganan bencana dan kedaruratan,
pemberian pedoman dan arahan terhadap upaya penanganan bencana dan kedaruratan, serta
pemberian dukunganm bantuan, dan pelayanan di bidang sosial, kesehatan, sarpras, dll.
BAKORNAS PB memiliki struktural yang diketuai oleh Wakil Presiden, wakil ketua
Menkokesra dan Mendagri dengan anggota Menteri Keuangan, ESDM, Perhubungan, PU,
Kesehatan, Sosial, Kominfo, Pertahanan, Kehutanan, Pertanian, Lingkungan Hidup, Ristek,
Kepolisian, Panglima TNI, dan Palang Merah Indonesia. BAKORNAS PB memiliki target
dalam menangani teknis penanganan bencana.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2008


Peraturan Pemerintah ini membahas tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana.
Peraturan Pemerintah ini mengungkapkan bahwa dana penanggulangan bencana adalah dana
yang digunakan bagi penanggulangan bencana untuk tahap prabencana, tanggap darurat, dan
pasca bencana. Pendanaan ini berasal dari APBN, APBD, dan masyarakat. Pengelolaan dana
tersebut meliputi identifikasi sumber, penggunaan dana, pengelolaan, dan pengawasan-
pelaporannya.

Dana yang dipakai dalam pengelolaan bencana berupa dana kontijensi bencana untuk kegiatan
kesiapsiagaan pada tahap prabencana, dana siap pakai adalah dana yang disisihkan APBN
untuk kegiatan tanggap darurat, dana siap pakai daerah yang berasal dari BNPB, dan dana
bantuan sosial yang berpola hibah dan dipakai untuk pascabencana. Pemerintah mendorong
masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengadaan dana penanggulangan bencana, dan
pemerintah daerah hanya mendapat bantuan dana dari dalam negeri terlebih dahulu. Dana yang
dimiliki digunakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan BNPB-BPBD.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008


Peraturan Pemerintah ini membahas lebih banyak mengenai definisi bencana, penyelenggaraan
penanggulangan bencana, pencegahan bencana, kesiapsiagaan, peringatan dini, mitigasi, risiko
bencana, tanggap darurat, korban bencana, rehabilitasi, rekonstruksi, wilayah bencana,
masyarakat, pengungsi, dlsb. Peraturan Pemerintah ini menunjuk BNPB untuk
menyelenggarakan berbagai kegiatan berkaitan dengan mitigasi bencana ketika prabencana
(situasi tidak terjadi bencana), pencegahan, pemaduan, pelaksanaan dan penegakan rencana
tata ruang. Hal-hal terkait perencanaan mitigasi bencana seperti mitigasi, peringatan dini,
kesiapsiagaan, dan lain sebagainya dibahas di Peraturan Pemerintah ini.

PELAKSANAAN PERATURAN
Peraturan yang paling diprioritaskan dalam meregulasi UU no 24 Tahun 2007 adalah Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008. Hal ini disebabkan karena peraturan
ini secara langsung menginstruksikan BNPB dan tahapan yang perlu diambil dalam
melaksanakan penanggulangan bencana. Peraturan Pemerintah ini merupakan peraturan yang
paling awal dihasilkan setelah UU no 24 Tahun 2007 disusun.

Secara kasar, peraturan yang paling kuat dalam meregulasikan UU no 24 Tahun 2007 antara
lain :
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008
Perpres no 17 Tahun 2018
Perpres no 1 Tahun 2019
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
Peraturan Presiden Republik Indonesia no 83 Tahun 2005 yang diamandemen oleh Perpres no
3 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008
Secara umum seluruh peraturan tersebut telah dijalankan hingga saat ini namun kami melihat
seluruh peraturan ini terdapat beberapa overlapping terhadap peraturan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai