Anda di halaman 1dari 21

AL HALLAJ

Kelompok: 7
• Ariani Yuniarti (17106060001)
• Dosep Guritno (17106060013)
• Dicky Bayu Pradana (17106060018)
• M. Thirafi Rabbani (17106060035)
• Hamdan Rahmat F. (17106060048)
• Rizki Julia Fani (18106060003)
• Dikri Ahmad Firdaus (18106060011)
• Veni Jumila Danin (15670032)
Latar Belakang

Biografi

Ajaran & Pemikiran

Karya-Karya

Pendapat Para Ulama


Latar Belakang
Dikalangan Islam, Al-Hallaj adalah ajaran yang
Al-Hallaj menjadi puncak perkembangan
keluar dari Islam (bid’ah). Sebab, mustahil
kaum sufi pada saat pertumbuhan tasawuf.
manusia dapat bersatu dengan Allah (hulul).
Menurut tasawuf, al-Hallaj telah membuat
Inilah yang dianggap oleh penguasa Abbasiyah
kontroversi dunia fiqih karena ajarannya
sebagai justifikasi untuk menjatuhkan hukuman
dipandang merusak kepada pokok
gantung kepada al-Hallaj yang dianggap telah
kepercayaan Islam. konsep tasawuf yang ia
murtad. Riwayat al-Hallaj pada hakikatnya
tawarkan berbeda dengan tradisi tasawuf.
perjuangan antara ulama ahli lahir dan ulama
Ungkapan al-Hallaj mengatakan “Ana al-
ahli batin. Ulama yang mementingkan hukum
Haq” (Akulah Yang Maha Benar) adalah
lahir, putaran pikirannya pada otak. Sedangkan
salah satu nama allah. ditafsirkan para
ulama batin pendapatnya berdasar pada
ulama sebagai sesuatu yang jauh keluar dari
pengalaman batin dan kehalusan perasaan yang
garis-garis ketauhidan. Sehingga polemik
tidak dapat diterima oleh otak. Itu sebabnya,
pemikiran ini berakhir ditiang gantungan
ahli kebatinan kerap dituduh sesat karena
sebagai eksekusi terhadap al-Hallaj.
melenceng dari al-Qur’an dan Hadis.
Biografi
Nama lengkap Abu al-Mughis al-Husain bin Mansur
bin Muhammad al-Baidawi, lebih dikenal al-Hallaj.
dilahirkan pada tahun 244 H/858M di Thus dekat kota
Baidha. Kakeknya, Muhammad seorang penyembah
api pemeluk agama Majusi. Ada yang mengatakan, al-
Hallaj berasal dari keturunan Abu Ayyub, Ia
dibesarkan di Wasith dekat dengan Baghdad. Pada usia
16 tahun, ia mulai meninggalkan kota Wasith untuk
menuntut ilmu di Tustar. Ia belajar kepada seorang sufi
yakni Sahl bin Abdullah al-Tustury (wafat 896 M/ 282
H) di wilayah Ahwaz. kurang lebih 2 tahun belajar di
negeri Ahwaz ia pergi ke Bashrah dan belajar kepada
Amr al-Makki. pada tahun 264 H ia melanjutkan
belajarnya kepada al-Junaid di kota Baghdad, ia telah
menunaikan ibadah Haji sebanyak tiga kali
Ketika tiba di Mekah pada tahun 897 M, ia mulai
memutuskan mencari jalan sendiri untuk bersatu dengan
Tuhan. Namun, ia dianggap sebagai orang gila, diancam
oleh penguasa Mekah untuk dibunuh, akhirnya ancaman
itu membawanya ke Baghdad. Di Baghdad, ia
melakukan pengajian. Pengikutnya semakin bertambah.
10 tahun kemudian ia kembali ke Mekkah menunaikan
ibadah haji kedua kalinya, dan kembali ke Baghdad
menyebarkan ajaran tentang kecintaan Allah, dan
menyampaikan keinginannya untuk mati secara terhina
di tangan kaumnya seraya berkata “Wahai kaum
muslimin, selamatkan aku dari Allah. Karena Allah
telah menghalalkan darahku untukmu. Maka bunuhlah
aku”. Pada saat itu ia mengungkapkan perkataan “Ana
al Haq (Akulah Yang Maha Benar)”. Dengan itu
Masyarakat menuntut khalifah. Akibat itu, maka al-
Hallaj dianggap bertanggung jawab sehingga ditangkap
dan dipenjarakan pada tahun 910 M/ 297 H.
AJARAN & PEMIKIRAN

HULLUL

WAHDAH AL NUR
ADYAN MUHAMMAD
HULLUL
(KETUHANAN
) & NASUT
(MANUSIA)
• Menurut orang awam: bertemu Allah harus ikut aturan, ikuti petunjuk, (“melalui
wahyu nabi”)
• Sufi membuat revolusi baru (dipelopori Al-hallaj): setiap orang dapat bertemu
Allah, ngobrol dengan Allah, tak perlu peantara. Syaratnya bersihkan ego,
bersihkan diri, sampai layak Allah datang padamu.
• Dalam hulul, manusia memiliki pendengaran, penglihatan, perasaan, dan sebagai
Allah, walaupun dirinya bukan Allah itu sendiri
• Bukan wahdatul wujud, karena dalam wahdatul wujud, manusia=Tuhan. Dalam
hulul, manusia dan tuhan adalah 2 entitas berbeda yang bersatu

Hulul dibagi 2:
• Alhullul Al-Sayarani, ketik bersatu, yang kelihatan hanya satu, yang lainnya
tiakkelihatan
• Hulul Al-jawari, ketika 2 esensi bersatu maka keduanya akan terlihat
NUR
MUHAMMAD
Al-Haqiqah al-Muhammadiyah (Nur Muhammad)
Menurut al Hallaj Nur Muhammad merupakan sumber dari segala sesuatu,
kejadian, amal perbuatan dan ilmu pengetahuan. dengan perantara Nur Muhammad
alam ini dijadikan. Nur Muhammad diartikan sebagai pusat kesatuan alam dan pusat
kesatuan nubuwwat segala Nabi. nabi-nabi, nubuwwat-nya, ilmu, hanyalah sebagian
dari Nur Muhammad.
Menurut Al Hallaj, Nabi Muhammad terbentuk dari dua rupa. Pertama, rupanya
qadim dan azali, yaitu dia terjadi sebelum terjadinya segala yang ada ini, rupanya
akan tetap ada meliputi alam. Kedua, rupanya sebagai manusia, sebagai seorang
Rasul yang diutus Tuhan, rupanya akan mengalami maut,
Dalam teori kejadian alam dari Nur Muhammad adanya pengaruh ajaran filsafat.
dalam filsafat Islam, teori terjadinya alam semesta diperkenalkan oleh al Farabi
dengan mentransfer teori emanasi Neo Platonisme Plotinus, maka dalam tasawuf
teori ini mula-mula diperkenalkan oleh al Hallaj dengan konsep barunya yang
disebut Nur Muhammad atau Haqiqah Muhammadiyah sebagai sumber dari segala
yang maujud. 
Wahdah al adyan (Kesatuan agama-agama)

Wahdah al adyan adalah nama agama yang berbagai macam,


seperti Islam, Nasrani, Yahudi. Nama berbeda, satu tujuan. Segala
agama adalah agama Allah maksudnya ialah menuju Allah. Orang
memilih suatu agama, atau lahir dalam satu agama, bukanlah atas
kehendaknya, tetapi dikehendaki untuknya.
Cara ibadah bisa berbeda warnanya, namun isinya hanya satu.
Paham Wahdah al-Adyan ini muncul sebagai konsekuensi logis dari
pahamnya tentang Nur Muhammad. Yakni pahamnya al-Hallaj
tentang qadimnya Nur Muhammad telah mendorongnya untuk
berkesimpulan tentang kesatuan agama.
Tidak ada faedahnya seseorang mencela orang yang berlainan
agama dengannya, karena itu adalah takdir Tuhan buat orang itu.
Tidak ada perlunya berselisih dan bertingkah.
Tetapi perdalam agama masing-masing.
KARYA-KARYA
karya-karya al-Hallaj tidak kurang dari 47 • Kitab Madhun Nabi wal Masaul A’laa.
buah banyaknya. Diantaranya adalah: • Kitab ‘Ilmul Baqa dan Fana.
• Al Ahruful muhaddasah, wal azaliyah, • Kitab “Hua, Hua”.
wal asmaul kulliyah.
• Kitab At Thawwasin. 
• Kitab Al Ushul wal Furu’.
• Kitab Sirrul ‘Alam wal mab’uts.
• Kitab Al ‘Adlu wat Tauhid. kitab ini yang terpenting di
antara 47 kitab. Menurut at-
Taftazani, kitab At-Thawasin
merupakan kitab al-Hallaj
lengkap dalam
menggambarkan paham
tasawufnya.
• Terdapat tuduhan tuduhan terhadap al Hallaj
1. Korespondensi secara rahasia dengan qaramithah. Tuduhan ini
sebagai upaya pembuktian bahwa dia penganut syi’ah Qaramithah,
padahal Al-Hallaj dengan tegas menyatakan dirinya aalah sunni
2. Pikiran berlebihan para pengikutnya yang menganggap dirinya
memiliki sifat ketuhanan. Padahal, kecenderungan extreme para
pengikut al-hallaj baru muncul jauh setelah dia dipancung dan itu
pun terbatas pada pengikutnya yang tinggal di daerah Nisyapur saja.
3. Klaim bersatu dengan Allah (Hulul) dengan munculnya
theopanicstatements seperti ana alhaqq, dan semacamnya. Terhadap
tuduhan ketiga ini, pendapat elit ulama dan sufi sangat beragam,
bahkan bertentangan.
penggalan kisah kontroversial eksekusi al-hallaj
Tatkala mereka sampai ke tiang gantungan di Bab at-Taq, Hallaj
mencium panggung itu sebelum naik ke atasnya. “Bagaimana perasaanmu
saat ini?” mereka mengompori Hallaj. “Kenaikan bagi manusia-manusia
sejati adalah berada di puncak tiang gantungan,” jawab Hallaj.
Saat itu, Hallaj mengenakan cawat dan mantel. Dia menghadap kiblat,
mengangkat kedua tangan dan berdoa kepada Allah swt. “Yang diketahui-
Nya tak diketahui oleh siapa pun juga,” kata Hallaj dan naik ke tiang
gantungan.

Syibli datang dan berdiri di depan Hallaj. “Apakah sufisme itu, Hallaj?”
“Bagian terendah dari sufisme adalah hal yang dapat kau saksikan ini,”
jawab Hallaj.
“Lantas, bagian yang lebih tinggi?” tanya Syibli.
“Bagian itu tidak akan terjangkau olehmu,” jawab Hallaj.
Kemudian semua penonton mulai melempari Hallaj dengan batu.
Agar sesuai dengan perbuatan orang halai-balai, Syibli melontarkan
sekepal tanah dan Hallaj mengaduh. “Engkau tidak mengeluh ketika
dilempari batu,” tanya orang. “Namun mengaduh karena kepalan
tanah?” Hallaj menjawab, “Karena orang-orang yang merajamku
dengan batu tidak menyadari perbuatan mereka. Mereka dapat
dimaafkan. Akan tetapi, tanah yang dilemparkan ke tubuhku itu
sungguh menyakitkan, karena ia tahu bahwa seharusnya ia tidak
melakukan hal ihwal itu.”
Lalu, kedua tangan Hallaj dipotong, tetapi dia tertawa dan berkata,
“Memotong tangan seseorang yang terbelenggu adalah mudah”.
Menurut Hallaj, seorang manusia sejati adalah orang yang memotong
tangan yang memindahkan mahkota aspirasi dari dahi Singgasana.
Kemudian kedua kakinya dipotong. Hallaj tersenyum.
• “Dengan kedua kaki ini aku berjalan di muka bumi. Aku masih
mempunyai dua kaki lain, dua kaki yang saat ini sedang berjalan
menuju surga. Jika kalian sanggup, putuskanlah kedua kakiku yang
itu!” tantangnya.
• Lantas kedua tangannya yang buntung disapukannya ke muka,
sehingga wajah dan lengannya basah oleh darah. ”Mengapa engkau
membasahi lenganmu dengan darah?” tanya orang-orang. “Aku
sedang berwudhu. Jika seseorang hendak sembahyang sunah dua
rakaat karena cinta kepada Allah, berwudhunya tidak cukup sempurna
jika tidak menggunakan darah,” yakin Hallaj.
• Kemudian kedua bola matanya dicungkil. Kehebohan terjadi. Sebagian
menangis dan sebagian lagi terus melemparinya dengan batu. Kemudian,
telinga dan hidungnya dipotong. Saat lidahnya akan dipotong, muncullah
seorang perempuan berida yang sedang membawa kendi. Melihat keadaan
Hallaj, si kamitua berseru, “Pukullah keras-keras. Apakah hak si pencukur
domba ini berbicara mengenai Allah?”
• Kata-kata terakhir yang diucapkan Hallaj ialah, “Cinta kepada Yang Maha Esa
adalah melebur ke dalam Yang Esa.” Selanjutnya dia menyenandungkan ayat
“Orang-orang yang tidak memercayai-Nya ingin segera mendapatkan-Nya,
tetapi orang-orang yang memercayai-Nya takut kepada-Nya, sedang mereka
mengetahui kebenaran-Nya”. Itulah ucapannya yang pamungkas.
• Arkian, mereka memotong lidahnya. Tatkala tiba saatnya sembahyang, barulah
mereka memenggal kepala al-Hallaj. Setelah disembelih, Hallaj masih nampak
tersenyum. Sesaat kemudian dia pun mati.
Pendapat ulama
• Al Gazhali ketika ditanyai bagaimana pendapatnya tentang perkataan
ana alhaqq. Beliau menjawab, “perkataan demikian yang keluar dari
mulutnya adalah karena sangat cintanya kepada Allah. Apabila cinta
sudah demikian mendalamnya, tidak ada lagi rasa berpisah antara diri
seseorang dengan seseorang yang dicintainya.
• Fariduddin Attar: “saya heran bahwa kita bisa menerima semak
belukar terbakar (percakapan Allah dengan nabi Musa AS) yang
menyatakan Aku adalah Allah, serta meyakini bahwa kata kata itu
adalah kata-kata Allah, tapi kita tidak bisa menerima ucapan Alhajj,
“akulah kebenaran”, padahal itu kata kata Allah sendiri!”
M A K
I A
R S
E

I
H
T

Anda mungkin juga menyukai