Kelompok: 7
• Ariani Yuniarti (17106060001)
• Dosep Guritno (17106060013)
• Dicky Bayu Pradana (17106060018)
• M. Thirafi Rabbani (17106060035)
• Hamdan Rahmat F. (17106060048)
• Rizki Julia Fani (18106060003)
• Dikri Ahmad Firdaus (18106060011)
• Veni Jumila Danin (15670032)
Latar Belakang
Biografi
Karya-Karya
HULLUL
WAHDAH AL NUR
ADYAN MUHAMMAD
HULLUL
(KETUHANAN
) & NASUT
(MANUSIA)
• Menurut orang awam: bertemu Allah harus ikut aturan, ikuti petunjuk, (“melalui
wahyu nabi”)
• Sufi membuat revolusi baru (dipelopori Al-hallaj): setiap orang dapat bertemu
Allah, ngobrol dengan Allah, tak perlu peantara. Syaratnya bersihkan ego,
bersihkan diri, sampai layak Allah datang padamu.
• Dalam hulul, manusia memiliki pendengaran, penglihatan, perasaan, dan sebagai
Allah, walaupun dirinya bukan Allah itu sendiri
• Bukan wahdatul wujud, karena dalam wahdatul wujud, manusia=Tuhan. Dalam
hulul, manusia dan tuhan adalah 2 entitas berbeda yang bersatu
Hulul dibagi 2:
• Alhullul Al-Sayarani, ketik bersatu, yang kelihatan hanya satu, yang lainnya
tiakkelihatan
• Hulul Al-jawari, ketika 2 esensi bersatu maka keduanya akan terlihat
NUR
MUHAMMAD
Al-Haqiqah al-Muhammadiyah (Nur Muhammad)
Menurut al Hallaj Nur Muhammad merupakan sumber dari segala sesuatu,
kejadian, amal perbuatan dan ilmu pengetahuan. dengan perantara Nur Muhammad
alam ini dijadikan. Nur Muhammad diartikan sebagai pusat kesatuan alam dan pusat
kesatuan nubuwwat segala Nabi. nabi-nabi, nubuwwat-nya, ilmu, hanyalah sebagian
dari Nur Muhammad.
Menurut Al Hallaj, Nabi Muhammad terbentuk dari dua rupa. Pertama, rupanya
qadim dan azali, yaitu dia terjadi sebelum terjadinya segala yang ada ini, rupanya
akan tetap ada meliputi alam. Kedua, rupanya sebagai manusia, sebagai seorang
Rasul yang diutus Tuhan, rupanya akan mengalami maut,
Dalam teori kejadian alam dari Nur Muhammad adanya pengaruh ajaran filsafat.
dalam filsafat Islam, teori terjadinya alam semesta diperkenalkan oleh al Farabi
dengan mentransfer teori emanasi Neo Platonisme Plotinus, maka dalam tasawuf
teori ini mula-mula diperkenalkan oleh al Hallaj dengan konsep barunya yang
disebut Nur Muhammad atau Haqiqah Muhammadiyah sebagai sumber dari segala
yang maujud.
Wahdah al adyan (Kesatuan agama-agama)
Syibli datang dan berdiri di depan Hallaj. “Apakah sufisme itu, Hallaj?”
“Bagian terendah dari sufisme adalah hal yang dapat kau saksikan ini,”
jawab Hallaj.
“Lantas, bagian yang lebih tinggi?” tanya Syibli.
“Bagian itu tidak akan terjangkau olehmu,” jawab Hallaj.
Kemudian semua penonton mulai melempari Hallaj dengan batu.
Agar sesuai dengan perbuatan orang halai-balai, Syibli melontarkan
sekepal tanah dan Hallaj mengaduh. “Engkau tidak mengeluh ketika
dilempari batu,” tanya orang. “Namun mengaduh karena kepalan
tanah?” Hallaj menjawab, “Karena orang-orang yang merajamku
dengan batu tidak menyadari perbuatan mereka. Mereka dapat
dimaafkan. Akan tetapi, tanah yang dilemparkan ke tubuhku itu
sungguh menyakitkan, karena ia tahu bahwa seharusnya ia tidak
melakukan hal ihwal itu.”
Lalu, kedua tangan Hallaj dipotong, tetapi dia tertawa dan berkata,
“Memotong tangan seseorang yang terbelenggu adalah mudah”.
Menurut Hallaj, seorang manusia sejati adalah orang yang memotong
tangan yang memindahkan mahkota aspirasi dari dahi Singgasana.
Kemudian kedua kakinya dipotong. Hallaj tersenyum.
• “Dengan kedua kaki ini aku berjalan di muka bumi. Aku masih
mempunyai dua kaki lain, dua kaki yang saat ini sedang berjalan
menuju surga. Jika kalian sanggup, putuskanlah kedua kakiku yang
itu!” tantangnya.
• Lantas kedua tangannya yang buntung disapukannya ke muka,
sehingga wajah dan lengannya basah oleh darah. ”Mengapa engkau
membasahi lenganmu dengan darah?” tanya orang-orang. “Aku
sedang berwudhu. Jika seseorang hendak sembahyang sunah dua
rakaat karena cinta kepada Allah, berwudhunya tidak cukup sempurna
jika tidak menggunakan darah,” yakin Hallaj.
• Kemudian kedua bola matanya dicungkil. Kehebohan terjadi. Sebagian
menangis dan sebagian lagi terus melemparinya dengan batu. Kemudian,
telinga dan hidungnya dipotong. Saat lidahnya akan dipotong, muncullah
seorang perempuan berida yang sedang membawa kendi. Melihat keadaan
Hallaj, si kamitua berseru, “Pukullah keras-keras. Apakah hak si pencukur
domba ini berbicara mengenai Allah?”
• Kata-kata terakhir yang diucapkan Hallaj ialah, “Cinta kepada Yang Maha Esa
adalah melebur ke dalam Yang Esa.” Selanjutnya dia menyenandungkan ayat
“Orang-orang yang tidak memercayai-Nya ingin segera mendapatkan-Nya,
tetapi orang-orang yang memercayai-Nya takut kepada-Nya, sedang mereka
mengetahui kebenaran-Nya”. Itulah ucapannya yang pamungkas.
• Arkian, mereka memotong lidahnya. Tatkala tiba saatnya sembahyang, barulah
mereka memenggal kepala al-Hallaj. Setelah disembelih, Hallaj masih nampak
tersenyum. Sesaat kemudian dia pun mati.
Pendapat ulama
• Al Gazhali ketika ditanyai bagaimana pendapatnya tentang perkataan
ana alhaqq. Beliau menjawab, “perkataan demikian yang keluar dari
mulutnya adalah karena sangat cintanya kepada Allah. Apabila cinta
sudah demikian mendalamnya, tidak ada lagi rasa berpisah antara diri
seseorang dengan seseorang yang dicintainya.
• Fariduddin Attar: “saya heran bahwa kita bisa menerima semak
belukar terbakar (percakapan Allah dengan nabi Musa AS) yang
menyatakan Aku adalah Allah, serta meyakini bahwa kata kata itu
adalah kata-kata Allah, tapi kita tidak bisa menerima ucapan Alhajj,
“akulah kebenaran”, padahal itu kata kata Allah sendiri!”
M A K
I A
R S
E
I
H
T