Anda di halaman 1dari 11

TASAWWUF

AJARAN
OLEH : NOER ZANNAH
NPM : 21.14.0146
SUFI
DOSEN PENGAMPU : M.ZAINI.M.PD
Ajaran sufi
Pada hakikatnya tasawuf itu mengandung dua prinsip, sebagaimana disampaikan oleh ‘Abd ar-
Rahman Badawi dalam kitabnya Tarikh at-Tashawwuf al-Islami, yakni pengalaman batin dalam
hubungan langsung antara hamba dengan Tuhan dan “kesatuan” Tuhan dengan hamba. Sedangkan
menurut Asep Usman Ismail, inti dari tasawuf adalah kesucian jiwa untuk menghadap Allah dan upaya
mendekatkan diri secara individu kepada-Nya.
Menurut para tokoh sufi dan cendekiawan muslim. Dimana mereka memberikan pendapat bahwa
sumber utama ajaran tasawuf adalah bersumber dari al-Qur’an dan Hadis. Dalam al-Qur’an banyak
ditemukan sejumlah ayat yang berbicara tentang inti ajaran tasawuf seperti khauf, raja’, taubat, zuhud,
tawakkal, syukur, sabar, ridha, fana, mahabbah,dan lain sebagainya. Hal tersebut juga ditemukan
dalam hadis. Dimana juga banyak dijelaskan mengenai kehidupan rohaniah sebagaimana ditekuni
oleh kaum sufi.
Menurut Asep Usman Ismail, ajaran dan pengamalan tasawuf terfokus pada tiga kegiatan
(amaliah), sebagai berikut; Pertama, tazkiyatun nafs, yakni membersihkan diri dari dosa besar
maupun dosa kecil ada empat langkah utama yang biasa dilakukan oleh para sufi dalam hal
tazkiyatun nafs. Keempat kegiatan tersebut adalah:
1. Al-Ibadat,
2. Al-Mujahadat
3. Ar-Riyadat
4. Al-Inqitha’ ilallah
Kedua, yakni taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat-dekatnya).
Ketiga, hudhurul qalbi ma’a Allah, yakni merasakan kehadiran Allah di dalam kalbu.
Ketiga amaliah di atas harus selalu dibarengi dengan landasan akidah yang sesuai dengan
syariat Islam. Sebab di dalam Islam tidak ada tasawuf yang berdiri sendiri, tanpa dipadukan dengan
landasan akidah dan pengamalan syariat.
Tokoh-tokoh dalam ajaran sufi
Kaum sufi sendiri terbagi menjadi dua golongan utama yakni; pertama, para sufi yang berangkat
dari keilmuan untuk menggapai sayap-sayap makrifat. Sedangkan golongan kedua, para sufi yang
menempuh jalan suluk hanya demi mencari rasa (dzauq), ekstase (wajd) dan penyingkapan (kasyf).

Berikut beberapa tokoh dalam dunia sufi :


1. Jalaluddin Rumi
Jalaluddin rumi lahir di Balkh (sekarang Afghanistan) pada tahun 604 H/1207 M.
Rumi berpendapat bahwa seseorang yang ingin memahami kehidupan dan asal usul ketuhanan
dari dirinya, ia dapat melakukannya melalui jalan cinta, tidak semata-mata melalui jalan pengetahuan.
Jalaluddin Rumi wafat pada tahun 1274 M di Konya yang sampai hari ini masih menjadi pusat
ziarah umat manusia 5 dari berbagai aliran agama.
2. Al-Ghazali
Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad bin Muhammad bin Ta’us Ath-Thusi Asy-Syafi’i Al-
Ghazali, yang secara singkat dipanggil Al-Ghazali atau Abu Hamid Al-Ghazali, lahir di kota
bersejarah Ghazlah, Thus Khurusan, sebuah kota di Iran pada tahun 450 H/1058 M.
Setelah memperoleh kebenaran hakiki pada akhir hidupnya, tidak lama kemudian ia
menghembuskan napas terakhirnya di Thus pada tanggal 19 Desember 1111 M, atau pada Senin
14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah, dengan banyak meninggalkan karya tulis. Karya-karya tulis
yang ditinggalkan Al-Ghazali menunjukkan keistimewaannya sebagai seorang pengarang
produktif.
Dalam tasawufnya, Al-Ghazali memilih tasawuf sunni yang berdasarkan Alquran dan As-
Sunnah Nabi Muhammad saw. ditambah dengan doktrin Ahlu As-Sunnah wa Al-Jamaah. Al-
Ghazali menjauhkan tasawufnya dari paham ketuhanan Aristoteles, seperti emanasi dan
penyatuan sehingga dapat dikatakan bahwa tasawuf Al-Ghazali benar-benar bercorak Islam.
3. Hasan Al Bashri
Hasan Al Bashri yang nama lengkapnya Abu Sa’id Al Hasan bin Yasar adalah seorang zahid yang
amat masyhur di kalangan tabi’in. Ia dilahirkan di Madinah pada tahun 21 H (632 M).

4. Abu Yazid Al Bustami


Abu Yazid Al Bustami adalah seorang sufi terkemuka pada abad III H. Ia disebut sebagai seorang
sufi yang memperkenalkan konsep Fana, Baqa, dan Iittihad
Nama lengkapnya adalah Abu Yazid Thaifur bin ‘Isa bin Surusyan Al Bustami, lahir di daerah
Bustam (Persia) tahun 188 H/ 801 M

5. Rabiah Al-'Adawiah
Rabiah Al-‘Adawiyah adalah seorang sufi yang mempelopori dan mengembangkan ajaran tasawuf
mahabbah. Ia lahir di Basrah pada tahun 714 M. Dalam ajaran Tasawuf Mahabbah dikaitkan dengan
ajaran yang disampaikan oleh seorang sufi wanita bernama Rabiah Al-'Adawiah. Mahabbah adalah
paham tasawuf yang menekankan perasaan cinta kepada Tuhan.
1. Khauf dan Raja’
Raja’ adalah harapan yang ditujukan kepada Allah setelah melakukan seluruh sarana kebajikan.
Harapan ini mengandung permohonan agar Allah menerima (maqbul atau mabrur) kebajikan yang
telah dilakukannya. Sebaliknya khauf adalah perasaan cemas, takut dan khawatir manakala sarana
kebajikan yang dilakukan tersebut tidak terima (mardud) oleh Allah.

2. Mahabbah
Pengertian yang diberikan kepada mahabbah adalah kecenderungan hati untuk mencintai Allah.
Ada juga yang mengartikan mahabbah sebagai ketaatan melaksanakan perintah Allah, menjauhi
larangan-larangan-Nya serta ridha terhadap segala ketentuannya

3. Makrifah
Ma’rifah ialah mengetahui rahasia Tuhan dan ajaran-Nya, mengenal segala yang ada. Bagi Al-
Ghazali ma’rifah itu bersifat fitrah yang berpusat di dalam hati.
4. Hulul
Hulul, bisa berarti Tuhan mengambil wadah dalam diri manusia atau dua ruh bertempat dalam
sebuah tubuh. Hulul, merupakan penyatuan kodrat ilahi dengan kodrat manusia.
5. Ittihad
Ittihad adalah kesatuan, ittihad dapat diartikan sebagai tingkatan dalam tasawuf di mana seorang sufi setelah
mencapai tingkat kefanaan, merasa dirinya bersatu dengan Tuhan (al-ittihad).
Al-Ghazali menolak konsep ittihad dan hulul bila kedua paham itu diartikan sebagai bersifat hakiki. Penolakannya
terhadap konsep ini bukan saja didasarkan pada argument- argumen rasional, tetapi juga argument teologis. Singkat
argumen itu, bahwa ittihad dan hulul hakiki itu keberadannya dimustahilkan oleh akal sehat, dan bahkan bertentangan
dengan prinsip tauhid dalam akidah Islam.

6.Wahdatul Wujud
Wahdah al-Wujud, yaitu alam dan Tuhan adalah satu. Wahdat al-Wujud adalah ungkapan yang terdiri dari dua
kata, yaitu wahdat dan al-Wujud. Wahdat berarti sendiri, tunggal atau kesatuan sedangkan al-Wujud artinya ada.
Dengan demikian, Wahdat al-Wujud berarti kesatuan wujud atau bentuk.
Dari pengertian yang hampir sama, ada juga kepercayaan selain perwujudan wahdatul wujud, yaitu wahdatus
syuhud, yaitu kita dan semuanya adalah bagian dari esensi Tuhan. Perwujudan Wahdatul wujud sebenarnya
merupakan ilmu yang tidak disebarluaskan kepada masyarakat awam. Meski begitu, wali-walilah yang memulainya.
Karena sangat ditakutkan jika ilmu Wahdatul Wujud disebarluaskan akan menimbulkan fitnah dan masyarakat awam
akan salah menerimanya.
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat di ambil dari uraian materi di atas adalah :

1. Ajaran sufi atau yang sering di sebut ajaran tasawuf adalah bersumber dari al-Qur’an dan Hadis. Dalam
al-Qur’an banyak ditemukan sejumlah ayat yang berbicara tentang inti ajaran tasawuf seperti khauf, raja’,
taubat, zuhud, tawakkal, syukur, sabar, ridha, fana, mahabbah,dan lain sebagainya. Hal tersebut juga
ditemukan dalam hadis. Dimana juga banyak dijelaskan mengenai kehidupan rohaniah sebagaimana
ditekuni oleh kaum sufi.
2. Tokoh-tokoh dalam ajaran sufi sangat banyak di antaranya adalah : a.Jalaluddin Rumi
b.Al-Gazali
c.Hasan al Bashsri
d.Abu Yazid Al- Busthomi
e.Rabiah Al- Adawiyah
Ada beberapa kandungan penting dalam ajaran sufi di antaranya adalah
1. Khauf dan Raja’: Raja adalah harapan yang ditujukan kepada Allah setelah melakukan seluruh sarana
kebajikan. Sebaliknya khauf adalah perasaan cemas, takut dan khawatir manakala sarana kebajikan yang
dilakukan tersebut tidak terima (mardud) oleh Allah.
2. Mahabbah adalah : kecenderungan hati untuk mencintai Allah.
3. Makrifah adalah : mengetahui rahasia Tuhan dan ajaran-Nya.
4. Hulul, bisa berarti Tuhan mengambil wadah dalam diri manusia atau dua ruh bertempat dalam sebuah tubuh.
5. Ittihad adalah kesatuan, ittihad dapat diartikan sebagai tingkatan dalam tasawuf di mana seorang sufi setelah
mencapai tingkat kefanaan. Al-Ghazali menolak konsep ittihad dan hulul bila kedua paham itu diartikan
sebagai bersifat hakiki,menurut Al-Ghazali ittihad dan hulul hakiki itu keberadannya dimustahilkan oleh akal
sehat, dan bahkan bertentangan dengan prinsip tauhid dalam akidah Islam.
6. Wahdah al-Wujud, yaitu alam dan Tuhan adalah satu. Dari pengertian yang hampir sama, ada juga
kepercayaan selain perwujudan wahdatul wujud, yaitu wahdatus syuhud, yaitu kita dan semuanya adalah
bagian dari esensi Tuhan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai